350 likes | 599 Views
REPUBLIK KE-V DI PRANCIS. Seri Bahan Kuliah ke-2 Transformasi Masyarakat Prancis Semester Genap 2009-2010. PERAN DE GAULLE DALAM PEMERINTAHAN PASCA PERANG DUNIA II.
E N D
REPUBLIK KE-V DI PRANCIS Seri Bahan Kuliah ke-2 Transformasi Masyarakat Prancis Semester Genap 2009-2010
PERAN DE GAULLE DALAM PEMERINTAHAN PASCA PERANG DUNIA II a. Ketika perang Dunia ke-II usai, tidak seorang Prancis pun yang menghendaki sistem pemerintahan kembali kepada sistem tahun 1940-an (Pemerintahan Vichy). b. Rakyat sangat mengagungkan kaum Résistance yang didominasi oleh partai kiri. Saat itu kelompok ini sangat berpengaruh, khususnya kaum komunis, yang menguasai 30% suara dalam pemilihan umum. c. Pemimpin Gouvernement Provisoire de la République Française, Jenderal de Gaulle yang memiliki kharisma sangat tinggi, tidak sependapat dengan partai kiri karena de Gaulle menganggap bahwa kekuasaan legislatif terlampau kuat sehingga perlu dilakukan pembaharuan konstitusi
d. Akhirnya de Gaulle mengundurkan diri (pemerintahan menjadi demisioner) dan ia tidak bersedia bergabung dengan kelompok kiri. Setelah dilaksanakan referendum, warga Prancis masih tetap memilih konstitusi yang mirip dengan konstitusi pada Republik Ketiga (sistem parlementer). Dengan demikian berdirilah Republik Keempat di Prancis tanpa campur tangan Jenderal de Gaulle.
REPUBLIK KE-IV • Republik Keempat dimulai dengan beberapa permasalahan besar, yaitu: • Pertama: ketidakstabilan pemerintahan yang diakibatkan oleh konflik antara kaum komunis dan kaum gaullist (pengikut de Gaulle). Bahkan pemerintah yang sangat populer saat itu, yang dipimpin Pinay dan Mendes-France, hanya bertahan tidak lebih dari 10 bulan. • Kedua, Pemerintahan Republik Keempat menghadapi kesulitan finansial akibat dari Perang Dunia II (nilai mata uang franc hanya 1/100 dari nilai tahun 1914). Anggaran pembangunan sedikit stabil menjelang tahun 1952. Maka dalam melaksanakan pembangunan negerinya, Prancis sangat tergantung pada hutang luar negeri, terutama dari Amerika Serikat.
ketiga, pemerintah Prancis menghadapi masalah dengan wilayah koloninya di Pasifik, Afrika Hitam (Afrique Noire), Maroko, Tunisia, Indocina, dan Aljazair. Di Indocina, perang berlangsung mulai tahun 1946 (setelah pasukan Prancis terpukul di Dien Bien Phu)hingga tahun 1954. Prancis meninggalkan Indocina, namun wilayah ini tetap menjadi kancah peperangan setelah terjadinya intervensi Amerika tahun 1966 -- 1972. • keempat, masalah Aljazair. Prancis tidak bermaksud meninggalkan Aljazair, karena wilayah ini diatur sebagai layaknya département yang ada di Prancis metropolitaine dan 1/10 penduduknya adalah warga Prancis. Gerakan kemerdekaan Aljazair dimulai tahun 1954 dan menyebar ke seluruh negeri. Pemerintah Republik IV mengirimkan pasukan wajib militer dengan masa tugas kurang lebih 2 tahun.
DAMPAK PERANG ALJAZAIR Ditinjau dari segi finansial maupun dari kemanusiaan, perang Aljazair ini sangat mahal. Di satu pihak masyarakat Prancis yang antikolonial menghendaki Prancis segera mengakhiri peperangan dengan memerdekakan Aljazair, sementara itu di lain pihak ada yang tetap menginginkan menggunakan politik kekuatan, yaitu menyelesaikannya dengan aksi militer. Pada tahun 1958 terjadi penggulingan kekuasaan militer di Aljir yang menentang Republik IV. Untuk memperoleh solusi dari krisis itu, Presiden Republik IV saat itu (yang akhirnya menjadi presiden terakhir Republik IV) Guy Mollet memanggil Jenderal Charles de Gaulle. Perang di Aljazair berakhir pada tahun 1962 setelah negara itu memproklamasikan kemerdekaannya.
Aljazair Sebagai Koloni Prancis Prancis menyerang Aljazair pertama kali pada tahun 1830; Pada tahun 1834 Prancis berhasil menguasai wilayah Aljazair; Pada masa itu sebagian warga Prancis, Italia, Spanyol dan Malta pindah ke Aljazair untuk bertani di daratan Aljazair; Banyak terjadi pernikahan campuran dan keturunannya disebut le pied noir; Mereka mendapatkan keuntungan dari penyitaan tanah yang dilakukan oleh pemerintah Prancis pada masa pendudukan itu.
Aljazair Sebagai Koloni Prancis Pada masa penjajahan Prancis di Aljazair, terjadi diskriminasi misalnya kaum muslim Aljazair tidak mendapatkan kekuatan hukum, tidak diakui sebagai warga negara dan tidak memiliki hak suara; Prancis mengambil hasil bumi dan kekayaan alam Aljazair. Pada masa kolonisasi itu, perekonomian Prancis sangat maju karena kebutuhan pangan dan kebutuhan hasil alam Prancis dapat terpenuhi dari eksploitasi SDA tersebut; Tokoh terkenal Aljazair yang memberontak pada masa kolonisasi Prancis adalah Abd Al-Qadir.
Aljazair Sebagai Koloni Prancis Abd al-Qadir membentuk dan memperkuat pasukannya untuk melawan pasukan Prancis Namun setelah terjadi pemberontakan yang merusak sebagian besar wilayah Aljazair, Abd al-Qadir akhirnya kalah dan ditangkap oleh Prancis. Ia kemudian diasingkan ke Damaskus, Siria. Prancis ingin mengubah karakter wanita Aljazair dan menjadikan mereka bagian dari masyarakat Prancis dengan melarang mereka menggunakan atribut keagamaan (dalam hal ini jilbab)
Perang Aljazair (1) Latar Belakang Terjadinya Perang • Prancis menjadikan Aljazair sebagai Département yang sama dengan Département di wilayah Prancis metropolitan dan ini ditentang rakyat Aljazair; • Pada bulan Mei 1945, terjadi pembunuhan 40 ribu orang muslim oleh otoritas kristen di Setif, Aljazair; • Pada tahun 1949, terjadi teror bagi masyarakat Prancis di kota di Oran; • Naiknya jumlah populasi Aljazair; • Eksploitasi alam yang dilakukan Prancis, yang sangat merugikan penduduk Aljazair; • Angka pengangguran yang tinggi di Aljazair.
Perang Aljazair Perang Aljazair terjadi pada tahun 1954-1962; 24 Oktober 1954, Komunitas Muslim Aljazair memberi peringatan kepada pemerintah Prancis bahwa mereka akan melakukan penyerangan; 1 November 1954, terjadi penyerangan terhadap Prancis di 70 wilayah di Aljazair. Penyerangan ini menghancurkan jembatan, pabrik dan sarana publik. Barak militer Prancis di Batna diserang yang menyebabkan jatuhnya korban di pihak militer baik militer Prancis maupun penyerang. Pemerintah Prancis kemudian mengumumkan keadaan darurat yang disusul dengan pengiriman 400 ribu pasukan Prancis ke Aljazair.
Perang Aljazair Pada Juni 1955, Jacques Soustelle mengusahakan adanya perdamaian, tetapi gagal; Pada Agustus 1955, tentara muslim menyerang Philippeville dan menewaskan 123 orang. Penyerangan ini kemudian dibalas oleh Prancis yang menewaskan 4000 kaum penyerang; 29 Mei 1958, Prancis mengalami krisis politik yang menuntut De Gaulle sebagai presiden Prancis saat itu untuk membentuk pemerintahan baru, karena pemerintahan Republik IV dinilai sangat lamban menangani masalah yang terjadi.
Republik Kelima Republik Kelima terbentuk karena terjadinya krisis Aljazair yang berakibat Republik Keempat Prancis Pada Repubik Kelima, sistem pemerintahan yang tadinya parlementer menjadi presidensial sekaligus parlementer (Ada Président de la République dan ada Premier Ministre) Presiden tidak lagi hanya simbol tapi memilki kekuasaan yang lebih besar, yaitu hak untuk mengangkat Premier Ministre dan kewenangan untuk membubarkan Assemblée Nationale. Ada pembagian kekuasaan: Premier Ministre sebagai Chef du Gouvernement dan Président de la République sebagai Chef de l’État
Proses Lepasnya Aljazair Setelah terbentuknya Republik V Prancis, De Gaulle selaku presiden Prancis memberikan hak pengakuan sebagai warga negara Prancis kepada rakyat Aljazair; De Gaulle berjanji untuk membangun sarana pendidikan dan kesehatan di Aljazair serta menciptakan lapangan kerja bagi rakyat Aljazair; Usulan yang diajukan De Gaulle tidak mampu mendamaikan pemberontakan dan perang yang terjadi di Aljazair. De Gaulle akhirnya memberikan 3 opsi (auto determination) kepada Aljazair, yakni: - Berintegrasi dengan Prancis; - Merdeka tetapi tetap berada dalam ikatan dengan Prancis; - Merdeka sepenuhnya.
Proses Lepasnya Aljazair Mei 1961, dilakukan negosiasi antara Prancis dan pemerintah republik Aljazair (Gouvernement Provisoire de la République d’Algiérienne); Namun negosiasi tersebut tertunda karena pergantian kepemimpinan Aljazair dari Abbas menjadi Youssef Ben Khedda; Maret 1962, melalui perjanjian Evian, disepakati bahwa kemerdekaan Aljazair diputuskan melalui referendum yang akan diselenggarakan di dua negara tersebut yakni di Prancis dan di Aljazair;
Proses Lepasnya Aljazair Pada tanggal 8 April 1962, diadakan referendum di Prancis hasilnya adalah: 91% menyetujui kemerdekaan Aljazair, namun kaum nasionalis Prancis tidak menyetujui hasil tersebut. Pada tanggal 1 Juli 1962, referendum diadakan di Aljazair. Hasilnya sebanyak 99,7% rakyat Aljazair memilih untuk merdeka. Pada tanggal 5 Juli 1962, kemerdekaan Aljazair diproklamasikan. Terjadi emigrasi besar ke Eropa dan hanya tersisa buruh-buruh miskin di Aljazair; Terhitung selama masa perang Aljazair melawan Prancis (tahun 1954-1962) jumlah korban yang jatuh sebanyak 100 ribu orang Prancis dan 1 juta orang Aljazair.
Dampak Krisis Aljazair Terhadap Prancis Dampak Politik Krisis Aljazair menjatuhkan Republik Keempat dan mengantarkan Prancis untuk memasuki bentuk pemerintahan baru Republik Kelima Dampak Ekonomi Prancis mengalami defisit karena biaya perang yang sangat tinggi Dampak Sosial Terjadi rasisme di Prancis (Xenophobie) dan peningkatan penduduk muslim di Prancis
Sejarah Awal Dekolonisasi Prancis • Sejak akhir abad ke-18, bangsa Eropa yang mendominasi dunia saling berbagi wilayah kekuasaan. Meskipun demikian, pada abad ke-20 dominasi mereka semakin sulit untuk dipertahankan. • Perang tahun 1914-1918 merupakan asal mula mundurnyakolonialisme. • Setelah tahun 1918, penduduk wilayah koloni menginginkan kebebasan dan kemerdekaan wilayahnya dan berjuang untuk merdeka; • Perang Dunia II turut memberi andil pada munculnya aksi kemerdekaan di berbagai wilayah koloni
Penyebab Dekolonisasi A. Kelesuan dari daerah-daerah métropoles • Akibat dari dua perang dunia Kekuatan-kekuatan besar Eropa (Prancis, Inggris, Belanda, dan Belgia) tidak akan memenangi perang dunia tanpa bantuan Amerika Serikat. • Selama perang, Inggris dan Prancis memperbanyak janji-janji mereka untuk memberikan kemerdekaan pada koloni-koloni mereka. Untuk menggabungkan Afrique Noire di bawah Prancis Merdeka, De Gaulle dalam pidatonya di Brazzaville tahun 1944, menjanjikan kemerdekaan dan mengumumkan partisipasi koloni dalam menjalankan urusan pemerintahan ini. • Sejak tahun 1945, koloni-koloni Prancis menyatakan kemandirian seperti apa yang dijanjikan.
Penyebab Dekolonisasi • Negara-negara di daratan Eropa tidak lagi memiliki cara untuk menjaga wilayah koloni mereka. • Dominasi militer juga merupakan suatu masalah karena hanya berpusat pada kota-kota penting dan titik-titik strategis, tidak secara keseluruhan. Negara-negara tersebut dengan demikian tidak mampu lagi menjaga keutuhan dari jajahan mereka.
Penyebab Dekolonisasi B. Perjuangan daerah-daerah koloni untuk merdeka • Dampak eksploitasi koloni Kolonisasi merupakan sebuah cara eksploitasi ekonomi demi keuntungan negara-negara Eropa. Hal ini menghancurkan sistem ekonomi tradisional karena menggantikan sebagian besar kebudayaan asli dengan perkebunan-perkebunan yang diperuntukkan kepentingan komoditi ekspor. Penduduk setempat merasa tereksploitasi oleh tujuan memperkaya negara negara Eropa, karena mereka sendiri hidup dalam kemiskinan. Perasaan ini muncul sedemikian besar sehingga mendorong penduduk setempat untuk melakukan perlawanan.
Penyebab Dekolonisasi • Gerakan nasionalisme Nasionalisme didorong oleh sebuah gerakan revolusioner. Sejak Kongres Bakou pada tahun 1920, Komintern (Sosialis Internasional ke-3) mendukung emansipasi rakyat di wilayah koloni. Uni Sovyet setelah 1945 sangat populer. Perkembangan sosialisme di negara-negara koloni, dan solidaritas yang menyatukan mereka berkontribusi besar terhadap tumbuh suburnya paham nasionalis dan komunis.
Penyebab Runtuhnya Kekuasaan Kolonial C. Pendapat Internasional • Pendapat internasional, setelah 1945, memihak pada dekolonisasi. Piagam Atlantik 1941 oleh Roosevelt dan Churchill yang memuat hak-hak asasi manusia memberi pengaruh yang sangat besar pada seluruh dunia. Piagam ini kemudian dimasukkan dalam Piagam Persatuan Bangsa Bangsa pada tahun 1945, lalu pada Déclaration Universelle des Droits de l’Homme pada tahun 1948. PBB kemudian menjadi fondasi internasional yang mendorong dekolonisasi.
Penyebab Runtuhnya Kekuasaan Kolonial • Gereja Katolik menerapkan sebuah evolusi besar dengan menyatakan gagasan universalismenya. Gereja, memberikan simpati pada kelompok penduduk asli. Selain itu, Commission des Eglises Protestantes pour les Affaires Internationales juga menyatakan dukungan mereka terhadap proses dekolonisasi pada tahun 1946.
Jalan Menuju Kemerdekaan • Kemerdekaan melalui kekuatan militer • Perang Indochine Pada tanggal 2 September 1945 Vietnam memproklamasikan kemerdekaan Republik Demokratis Vietnam dengan sebuah pemerintahan perwakilan yang dipimpin Ho Chi Minh. Namun kemudian, Prancis menduduki kembali dan menempati Saigon. Pada tahun 1946, sebuah piagam ditandatangani oleh Prancis yang mengakui kemerdekaan ini.
Perang Aljazair Revolusi Kemerdekaan Algérie dilakukan karena negosiasi selalunya dihalangi oleh oposisi (pieds-noirs) (pemberontakan barikade pada Januari 1960 terhadap rakyat Aljazair) dan juga tentara pada April 1961 yang melancarkan coup d’Etat. Kedua oposisi ini kemudian membentuk O.A.S. (Organisation de l’Armée Secrète) yang melancarkan beberapa kali usaha untuk membunuh De Gaulle. Negosiasi pada akhirnya berlangsung tanggal 12 Maret 1962, dengan penandatanganan Accords d’Evian: Algérie merdeka (Termasuk Sahara), dengan referendum yang dilakukan di Prancis dan Algérie.
Dekolonisasi B. Kemerdekaaan melalui negosiasi • Maroko dan Tunisia Setelah Perang Dunia II, Prancis mencari solusi yang lebih elegan dengan wilayah koloninya tanpa melalui aksi militer. Hal ini dituntut oleh pergerakan-pergerakan nasionalis: di Tunisia, bagian dari Néo Destour yang terbentuk pada tahun 1944 dipimpin oleh Habib Bourguiba, dan bagian dari Istiqlal di Maroko, yang dibentuk pada tahun 1944 oleh Mohammed Ben Youssef (Mohammed V). Mereka melancarkan perang revolusi kemerdekaan melawan dominasi Prancis melalui pemberontakan dan aksi terorisme.
Dekolonisasi Pada tahun 1950, Bourguiba dipenjara. Tahun 1953 giliran Sultan Maroko yang dibuang ke Madagaskar. Dengan kepemimpinan Pierre Mendès France, Prancis pada masa pemerintahan tahun 1954, berhasil melakukan negosiasi dengan kaum nasionalis Maroko. Mereka berthasil menandatangani Accords de La Celle-Saint-Cloud yang mengakui kemerdekaaan Maroko yang diproklamasirkan pada tanggal 2 Maret 1956. Sejak tahun 1954, pemerintahan Mendès-France sepakat dengan otonomi dalam negeri Tunisia yang memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 2 Maret 1956.
Dekolonisasi 2. Afrique Noir Mereka memperoleh kemerdekaan tanpa banyak konflik. : AEF (Afrique Equatoriale Francaises) , dan Madagaskar. Sejak tahun 1946, koloni-koloni PRancis di Afrique Noir merupakan bagian dari Union Française sehingga mereka dianggap sebagai territoires d’outre-mer. Beberapa perwakilan Afrika duduk di parlemen Prancis, tetapi administrasi kolonial tetap berlangsung. Hal tersebut tidak memuaskan kelompok pergerakan nasionalis yang moderat dan menekan secara kuat, seperti di Madagaskar pada tahun 1947. Dengan kembalinya kekuasaan De Gaulle pada tahun 1958, Union Française berubah menjadi Communauté Française mengikuti konstitusi baru.
Dekolonisasi Kebijakan memberikan kemerdekaan dilakukan dengan referendum secara cepat: cukup dengan koloni-koloni memilih NON pada pertanyaan yang diselenggarakan pada 28 September 1958, dengan menolak masuk dalam komunitas yang ditawarkan. Semua wilayah koloni memilih untuk bergabung dengan Communauté, kecuali Guinée Conakry yang tidak lama kemudian merdeka. Namun, pada tahun 1960, Sénégal menuntut kemerdekaan yang telah disepakati. Sejak saat itu, wilayah-wilayah koloni yang lain melakukan hal yang sama. Mereka menjaga hubungan kerjasama dengan Prancis. Hanya Djibouti yang memperoleh kemerdekaan pada tahun 1977.