810 likes | 2.66k Views
Pengujian Benih. Sri Wilarso Budi R Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB E-mail: wilarso62@yahoo.com. Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. Isi Kuliah. I. Pentingnya Pengujian Benih II. Istilah-istilah (Terminologi) III. Konsep Kualitas Benih
E N D
Pengujian Benih Sri Wilarso Budi R Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB E-mail: wilarso62@yahoo.com
Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Isi Kuliah I. Pentingnya Pengujian Benih II. Istilah-istilah (Terminologi) III. Konsep Kualitas Benih IV. Faktor yang mempengaruhi Kualitas Benih V. Pengujian Kualitas Benih
Pentingnya Pengujian Benih • Sebagai pengontrol parameter kualitas benih selama penanganan dan hasilnya dapat diberikan kepada pengguna sebagai dokumen kualitas benih • Uiji kualitas dapat dilakukan pada interval waktu sejak benih dikeluarkan dari tempat penyimpanan sampai disebar atau ditabur dipersemaian • Pengujian benih dapat dilakukan secara sederhana maupun dengan standar ISTA. Pengujian sederhana hanya untuk kepentingan praktis
Istilah-istilah (Terminologi-1) • ISTA : International Seed Testing Association • Mutu Benih: Gambaran dan karakteristik menyeluruh dari suatu jenis benih yang menunjukkan kemampuannya untuk mempertahankan/melanjutkan keturunannya • Mutu Fisik : Mutu benih yang berkenaan dengan fisik benih, seperti dimensi, berat, kadar air. Kemurnian • Mutu Genetik: Mutu benih yang berkaitan dengan sususnan gen yang menentukan karakter benih dan berkaitan dengan sifat pertumbuhan dan riap pohon, kualitas kayu, ketahanan terhadap kekeringan, serangan hama dll • Kelompok/Lot benih (Seed lot) : Sekumpulan benih yang homogen baik dalam varitas, fenotype maupun genotype yang berasal dari areal sumber benih, mur tegakan, waktu panen serta cara-cara pengelolannya yang seragam • Seed lot beratnya tidak boleh lebih dari berat maksimum yang ditentukan oleh ISTA
Istilah-istilah (Terminologi-2) • Contoh primer : Contoh yang diperoleh dari setiap kali penarikan contoh dengan menggunakan alat atau tangan • Contoh komposit: Contoh yang didapat dengan jalan mencampurkan seluruh contoh primer yang diambil dari kelompok benih • Contoh kiriman: Contoh yang dikirim untuk pengujian di laboratoriu yang jumlahnya sesuai dengan ketentuan ISTA • Contoh Kerja : Sub contoh yang diperoleh dari contoh kiriman di laboratorium untuk suatu pengujian tertentu • Sub sampel : Bagian dari contoh yang diperoleh dengan jalan pengurangan bertahap sesuai dengan metode yang ditetakan ISTA • Benih murni: Segala macam benih yang berasal dari satu jenis yang sedang diuji dan dikategorikan atas kategori baik, mengerucut terbelah atau rusak • Benih tanaman lain: Semua benih yang tidak sedang diuji
Istilah-istilah (Terminologi-3) • Kotoran benih (innert matter): Semua bahan yang bukan benih, termasuk biji pecah, kulit biji, pasir dll • Perkecambahan: Pertumbuhan dan perkembangan dari biji menuju pada tahap tanaman untuk tumbuh norma
Konsep Kualitas Benih-1 • Prosentase perkecambahan tidak cukup menggambarkan kualitas benih karena ada faktor genetis • Hilangnya kemampuan berkecambah diawali dengan proses detereorasi yang lama di dalam benih yang memperlemah performan benih tersebut
Tidak mungkin untuk mendefinisikan kualitas benih sebagai nilai numerik tunggal mengingat satu komponen kualitas tidak dapat dijumlah dengan komponen kualitas lainnya. Contoh: Kerusakan membran tidak dapat dijumlahkan dengan kecepatan perkecambahan Pengujian tidak hanya untuk mengukur prosentase perkecambahan tapi juga mengukur proses deterioratif sebelum akhirnya kehilangan kemampuan untuk berkecambah Konsep Kualitas Benih-2
Faktor yang mempengaruhi Kualitas Benih • Pelepasan dormansi yang tidak sempurna • Metode perlakuan pendahuluan • Susunan genetik benih • Umur, kondisi dan perawatan tegakan benih • Iklim dan kondisi pohon induk selama proses pematangan pada saat pengumpulan • Pengolahan benih • Serangan patologis selama pengumpulan • Pembersihan dan ekstraksi • Pengeringan • penyimpanan
PENGUJIAN BENIH • Parameter Fisik • Kemurnian • Berat per 1000 butir Benih • Kadar Air • Parameter Fisiologis • Perkecambahan
Pengambilan Contoh Benih-1 • Tujuan : untuk memperoleh contoh benih dalam jumlah cukup untuk eperluan pengujian dan dapat mewakili suatu kelompok benih (seed lot) • Pengambilan contoh harus memenuhi intensitas sampling dan dapat dikelompokan berdasarkan wadah yang digunakan : A. Benih dalam wadah-wadah karung atau kaleng yang beratnya kurang lebih seragam : • Menurut ISTA : • 1 – 5 wadah : Contoh diambil dari setiap wadah, paling sedikit 5 contoh primer • 6 – 30 wadah : Contoh diambil paling sedikit dari 5 wadah, atau diambil dari setiap 3 wadah, pilih angka yang paling lebih besar • 31 – 400 wadah : Contoh diambil paling sedikit dari 10 wadah, atau diambil dari setiap 5 wadah, pilih angka yang peling lebih besar • > 400 wadah : Contoh diambil paling sedikit dari 80 wadah atau diambil dari setiap 7 wadah, pilih angka yang paling besar
Pengambilan Contoh Benih-1 B. Benih dalam satu wadah yang besar atau hamparan : 2. Menurut AOSA (Association of Official Seed Analysis) • 1 Wadah : Contoh diambil dari berbagai sudut wadah tersebut • 2 – 6 Wadah : Contoh diambil dari setiap wadah • > 6 Wadah : Menggunakan rumus Y = 5 + 0,1 X • Y = Jumlah wadah yang harus diambil contohnya • X = Jumlah seluruh wadah
Analisis kemurnian fisik yang memisahkan benih murni dan kotoran dan benih tanaman lain Analisis Kemurnian
Analisis Kemurnian • Ketentuan Penulisan Berat Komponen • Dihitung prosentase tiap komponen benih • % Benih murni • % Benih tanaman lain • % Kotoran benih
Penentuan Berat 1000 butir • Untuk mengetahui berat setiap kelompok benih per 1000 butir benih • Dapat dipergunakan untuk menegtahui jumlah benih per kg dari suatu jenis yang dapat dijadikan standar dalam perencanaan kebutuhan benih untuk persemaian maupun penanaman • Penghitungan dapat dilakukan melalui 2 cara (ISTA) • Menghitung seluruh benih • Seluruh benih murni dari analisis kemurnan dihitung (= x butir) • Benih tersebut ditimbang (= Y g) • Berat 1000 butir = Z = 1000 x Y/x • Menghitung 1000 butir benih berdasarkan ulangan-ulangan, menjadi 8 ulangan kemudian dicari koefisien keragamannya. • Bila CV > 4 maka pengujian harus diulang
Untuk mengetahui KA benih sebelum disimpan Dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung Cara langsung dengan Oven Temperatur Tinggi atau Rendah Temperatur Rendah : Suhu (103+/-1)0C selama 17 +/- 1 jam, desikator 30-45 min Temperatur Tinggi : Suhu (130 +/-3)0C selama 17 +/- 1 jam, desikator 30-45 min Pengujian KA Benih
Pengujian KA Benih • Pengujian KA dilakukan sebanak 2 ulangan, diratakan dan bandingkan dengan nilai toleransi • Benih Besar : jml/kg > 5000 butir • Benih Kecil : jml/kg < 5000 butir
Uji Daya Kecambah • Untuk mengetahui potensi daya berkecambah maksimum dari suatu kelompok benih, yang dapat digunakan untuk membandingkan dengan kelompok benih lain dan untuk menentukan kebutuhan benih di lapangan • Uji daya kecambah dilakukan terhadap benih murni hasil uji kemurnian. Benih yang digunakan sebanyak 100 butir x 4 ulangan. • Sebelum dilakukan pengujian dilakukan perlakuan pendahuluan bagi benih yang mempunyai dormansi • Benih yang berkecambah baik yang normal maupun abnormal dan benih tidak tumbuh dihitung prosentasenya • Benih tidak tumbuh : benih yang tidak tumbuh sampai akhir masa pengujian ; benih keras, benih segar, benih mati
Kecambah normal : memperlihatkan potensi untuk perkembangan selanjutnya menjadi tanaman normal dalam lingkungan yang sesuai : Panjang akar > 2x panjang benihnya dan dalam keadaan sehat Kecambah abnormal : tidak memperlihatkan potensi untuk tumbuh menjadi tanaman normal meskipun dalam kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya Uji Daya Kecambah
Kecambah abnormal • Kecambah yang rusak : • Cacat, belah, patah, luka-luka • Tanpa akar primer • Kecambah yang lemah • Plumula membelit, belah • Plumula keluar tanpa ada akar • Akar membengkok pendek • Kecambah tidak bersisi • Tidak menunjukkan titik tumbuh diantara kedua kotiledonnya • Tidak mencapai ukuran normal • Kecambah yang busuk
Metode Pengujian • Metode Langsung Dengan media : Tanah, Pasir, Kertas : UDK, UAK, UKD • Metode Tidak Langsung Cara Biokimia : Tetrazolium test, H2O2 • Lama Pengujian, tergantung jenis