130 likes | 341 Views
L 1. d. L 2. h. x. Ukuran cacat cukup besar kedua sinyal terpisah/dapat dibedakan. t. d. L 1. L 2. h. x. Ukuran cacat terlalu kecil kedua sinyal saling tumpang tindih. t = ?. Untuk menanggulangi masalah ini dapat dilakukan analisis frekuensi :. Spektroskopi ultrasonik.
E N D
L1 d L2 h x Ukuran cacat cukup besar kedua sinyal terpisah/dapat dibedakan t
d L1 L2 h x Ukuran cacat terlalu kecil kedua sinyal saling tumpang tindih t = ? Untuk menanggulangi masalah ini dapat dilakukan analisis frekuensi : • Spektroskopi ultrasonik
SPEKTROSKOPIULTRASONIK • Pengukuran selang waktu tempuh antara dua buah sinyal dapat juga dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan analisis frekuensi • Menggunakan Fast Fourier Transform (FFT) • Menentukan selang frekuensi antara dua maksimum/minimum yang berdekatan • Selang waktu tempuh (t) adalah kebalikan dari selang frekuensi f • Selang waktu tempuh masih dapat ditentukan meskipun kedua sinyal saling tumpang tindih
Sinyal tunggal Frekuensi tengah 10 MHz Sinyal ganda identik t = 0,5 S f = 2 MHz
Sinyal ganda tidak identik A1/A2 = 0,5 t = 0,4 S Sinyal ganda tidak identik A1/A2 = 0,25 t = 0,3 S
Soal No. 1 Dalam suatu pemeriksaan pada suatu pelat baja setebal 50 mm telah dapat dideteksi adanya sebuah retakan permukaan. Retakan tersebut terletak 120 mm dari posisi transduser pada sisi yang berlawanan. Sinyal-sinyal yang diterima oleh transduser adalah seperti terlihat di samping ini. Oleh karena sinyal-sinyal tersebut saling tumpang tindih, maka selisih waktu tempuhnya tidak dapat ditentukan. Gunakan analisis frekuensi untuk menentukan kedalaman retakan tersebut. Kecepatan dalam bahan baja adalah 3,23 km/s.
Program psuno1 : Soal No.1 Pemrosesan Sinyal Ultrasonik clear all clf d=[ ]; t=d(:,1); % Data waktu (dalam mikrodetik) x=d(:,2); % Data amplituda dt=0.025e-6; % Beda waktu tempuh df=1/dt; % beda frekuensi = kebalikan beda waktu tempuh f=df*(0:511)/512; % Menyiapkan frekuensi untuk menggambar spektrum ff=f/1e6; % Frekuensi dalam megahertz Y=fft(x,512); % Transformasi Fourier Pyy=Y.*conj(Y)/512; % Power Spectral Density (psd) Pyy=Pyy/max(Pyy); % Normalisasi
subplot(2,1,1) % Menyiapkan gambar dua baris 1 kolom : baris 1 plot(t,x) % Menggambar sinyal waktu xlabel('Waktu - mikrodetik') % Memberi label absis (sumbu-x) ylabel('Amplituda Relatip') % Memberi label ordinat (sumbu-y) subplot(2,1,2) % Menyiapkan gambar dua baris 1 kolom : baris 2 plot(ff,Pyy) % Menggambar psd xlabel('Frekuensi - MHz') ylabel('Amplituda Relatip') axis([0 10 0 1.2]) % Mengatur daerah/range sumbu-x dan sumbu-y [ff' Pyy] % Menampilkan spektrum sinyal untuk menentukan beda frekuensi
2.5000 0.2383 2.5781 0.2502 2.6563 0.2542 2.7344 0.2493 2.8125 0.2355 2.8906 0.2139 2.9688 0.1864 3.0469 0.1562 3.1250 0.1274 3.2031 0.1046 3.2813 0.0925 3.3594 0.0957 3.4375 0.1176 3.5156 0.1604 3.5938 0.2243 3.6719 0.3078 3.7500 0.4071 3.8281 0.5169 3.9063 0.6303 3.9844 0.7398 4.0625 0.8378 4.1406 0.9172 4.2188 0.9726 4.2969 1.0000 4.3750 0.9979 4.4531 0.9670 4.5313 0.9101 4.6094 0.8317 4.6875 0.7375 4.7656 0.6340 4.8438 0.5277 4.9219 0.4244 5.0000 0.3292
Soal No. 2 Dalam suatu pemeriksaan pada suatu pelat baja setebal 50 mm telah dapat dideteksi adanya sebuah retakan permukaan, meskipun demikian retakan tersebut belum diketahui posisinya. Oleh karena itu untuk menentukan kedalaman retakan tersebut perlu dilakukan pengukuran dari dua posisi transduser. Kedua transduser ini diletakkan pada sisi yang berlawanan dengan posisi retakan. Sinyal-sinyal yang diterima oleh kedua transduser adalah seperti terlihat di samping ini. Bila jarak antar kedua transduser adalah 50 mm, perkirakan kedalaman retakan dengan menggunakan analisis frekuensi. Kecepatan dalam bahan baja 3,23 km/s.