110 likes | 530 Views
TELADAN RASUL (1 TES 2:1-12). Lesson 5 for August 4, 2012. GARIS BESAR 1 TESALONIKA 2:1-12. Keberanian para rasul ( v. 1-2) Karakter para rasul ( v. 3) Tidak ada kesesatan Tidak ada maksud yang tidak murni Tidak ada tipu daya Cara menyajikan pekabaran ( v. 4-6)
E N D
TELADAN RASUL (1 TES 2:1-12) Lesson 5 for August 4, 2012
GARIS BESAR 1 TESALONIKA 2:1-12 • Keberanianpararasul(v. 1-2) • Karakterpararasul(v. 3) • Tidakadakesesatan • Tidakadamaksud yang tidakmurni • Tidakadatipudaya • Cara menyajikanpekabaran(v. 4-6) • Disetujui / dilayakkanolehAllah • Tidakmencobauntukmenyenangkanmanusia • Tidakmenggunakan kata-kata manis, menyanjungataumenjilat • Tidakmencarikemuliaanataupujianpribadi • Perasaan (emosi) yang mendorongmereka(v. 7-8) • Bekerjatidakkenallelah (v. 9-10) • Siang dan malam • Suatuperilakusehat, benardantakbercela • Nasihat dan penghiburan (v. 11-12)
“Kamusendiri pun memangtahu, saudara-saudara, bahwakedatangankamidiantaramutidaklahsia-sia. Tetapisungguhpunkamisebelumnya, sepertikamutahu, telahdianiayadandihinadiFilipi, namundenganpertolongan Allah kita, kamiberolehkeberanianuntukmemberitakanInjil Allah kepadakamudalamperjuangan yang berat.”(1 Tesalonika 2:1-2) KEBERANIAN PARA RASUL (v. 1-2) Paulusdan Silas bisamenggunakanbanyakalasanuntuktidakberkhotbahdiTesalonika. BeberapaharisebelumnyamerekatelahdicambukdandiperlakukansebagaipenjahatmeskipunmerekawarganegaraRomawi. Merekaperluberistirahat, untukmenyembukanlukamerekadanuntukmenghindarimasalahlebihbanyak. Namundemikian, merekadidorongolehjanji-janjiTuhan – Dia yang telahmempercayakanmerekadenganpelayanankhotbah – danpunyakeberaniandankekuatandari Allah.
KARAKTER PARA RASUL (v. 3) “Sebabnasihatkamitidaklahirdarikesesatanataudarimaksud yang tidakmurnidanjugatidakdisertaitipudaya.” (1 Tesalonika 2:3)
KARAKTER PARA RASUL (v. 3) Para rasul tidak dipimpin oleh kesalahan, ketidakmurnianatau tipudayaketika mereka berkhotbah. Lalu, apa yang memotivasi mereka dan seharusnyajugamemotivasi kita? Paulus dan Silas adalah pengkhotbah yang luar biasa dan didengarkarena karakter mereka selaras dengan pernyataan mereka. Kita juga dapat memiliki karakter seperti mereka dengan bantuan Tuhan dan mengikuti nasihat Alkitab:
CARA MENYAJIKAN PEKABARAN (v. 4-6) “Sebaliknya, karenaAllahtelahmengganggapkamilayakuntukmempercayakanInjilkepadakami, karenaitulahkamiberbicara, bukanuntukmenyukakanmanusia, melainkanuntukmenyukakanAllah yang mengujihatikita. Karenakamitidakpernahbermulutmanis – halitukamuketahui – dan tidakpernahmempunyaimaksud loba yang tersembunyi – Allahadalahsaksi – juga tidakpernahkamimencaripujiandarimanusia, baikdarikamu, maupundariorang-oranglain, sekalipunkamidapatberbuatdemikiansebagairasul-rasulKristus.”(1 Tesalonika 2:4-6) Pekabaran tersebut tidak disajikan dengan menggunakan kata-kata sangat menarik yang bisa membawa tepuk tangan dari penonton. Mengapa mereka perlu persetujuan dari manusiajika mereka memiliki persetujuan dari Tuhan? “Kebutuhanterbesarduniainiadalahkebutuhanakanmanusia-manusia yang tidakdapatdiperjualbelikan, manusia yang dalamsanubarinyasetiadanjujur, manusia yang tidakseganmenyebutdosasebagaidosa, manusia yang angan-anganhatinyasetiakepadatugassepertijarummenunjukkekutub, manusia yang mauberdiridemikebenaranwalaulangitruntuhsekalipun.” E.G.W. (Education, “Illustrations”, cp. 7, “Lives of great men” pg. 57)
PERASAAN (EMOSI) YANG MENDORONG MEREKA (v. 7-8) “Tetapikamiberlakuramahdiantarakamu, sama sepertiseorangibumengasuh dan merawatianaknya. Demikianlahkami, dalamkasihsayang yang besar akankamu, bukan saja relamembagiInjilAllahdengankamu, tetapi jugahidupkamisendiridengankamu, karenakamutelahkamikasihi.” (1 Tesalonika 2:7-8) Dipenuhi dengan penuh perasaan, Paulus membandingkanperasaannya dengan perasaan seorang ibupengasuh yang merawat anak-anak, dia menyusui merekaseperti anak-anaknyasendiri. Ini adalah contoh indah dari perasaan yang harus mengikatkitabersama-sama dengan orang-orang yang kitaberitahukantentangInjil (KabarBaik). Tanggapan jemaatTesalonika terhadapkasih bisa dilihat dalam komentar Paulusberikut: “Saudara-saudara, kamihendakmemberitahukankepadakamutentangkasihkarunia yang dianugerahkankepadajemaat-jemaatdiMakedonia. Selagidicobaidenganberatdalampelbagaipenderitaan, sukacitamerekameluapdanmeskipunmerekasangatmiskin, namunmerekakayadalamkemurahan. Akubersaksi, bahwamerekatelahmemberikanmenurutkemampuanmereka, bahkanmelampauikemampuanmereka. Merekamemberikanlebihbanyakdaripada yang kamiharapkan. Merekamemberikandirimereka, pertama-tama kepada Allah, kemudianolehkarenakehendak Allah jugakepadakami.”(2 Korintus 8:1-3,5)
BEKERJA TIDAK KENAL LELAH (v. 9-10) “Sebabkamumasihingat, saudara-saudara, akanusahadanjerihlelahkami. Sementarakamibekerjasiangmalam, supayajanganmenjadibebanbagisiapa pun jugadiantarakamu, kamimemberitakanInjil Allah kepadakamu. Kamuadalahsaksi, demikianjuga Allah, betapasaleh, adildantakbercacatnyakamiberlakudiantarakamu, yang percaya.”(1 Tesalonika 2:1-2) “Dia yang mengharapkan untuk menerangiorang-orang yang tertipu harus mendekati mereka dan bekerjabagi mereka dalam kasih. Dia harus menjadi pusat pengaruh kekudusan” E.G.W. (Evangelism, section IX,” ClinchingtheInterest”, “Meeting Prejudice and Opposition”, pg. 305)
NASIHAT DAN PENGHIBURAN (v. 11-12) “Kamutahu, betapakami, sepertibapaterhadapanak-anaknya, telahmenasihatikamudanmenguatkanhatimuseorangdemiseorang, danmemintadengansangat, supayakamuhidupsesuaidengankehendak Allah, yang memanggilkamukedalamKerajaandankemuliaan-Nya.”(1 Tesalonika 2:11-12) Cinta Paulus bagi jemaat Tesalonika bukanlahcinta buta. Seperti seorangayah, Paulus khawatir tentang masasekarang dan masa depan anak-anaknya. Dia menasihati, menghibur, menghardikdan mengajar "anak-anak"nyaagar mereka bisa berperilaku layak untukAllah.
Sebuah keinginan yang tulus untuk menyenangkan Tuhan dan mengasihi orang lain adalah motivasi yang cukup untuk menghidupkansuatuhidup yang benar-benar akan menjadi saksi yang efektif bagi Kristus.