520 likes | 641 Views
Bab 10. Struktur Sekor. ----------------------------------------------------------------------- Struktur Sekor -----------------------------------------------------------------------. Bab 10 Struktur Sekor A. Komponen Sekor Responden 1. Komponen Dasar
E N D
Bab 10 Struktur Sekor
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- Bab 10 Struktur Sekor A. Komponen Sekor Responden 1. Komponen Dasar Pada tahun 1910, Spearman mengemukakan bahwaamatan (dalam hal ini, sekor responden A) terdiri atas komponen • Sekor tulen T • Sekor keliru K sehingga pada satu sekor responden, komponen sekor adalah A = T + K A diketahui T tidak diketahui K tidak diketahui
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- Jika responden sama diukur melalui dua pengukuran (setara) 1 dan 2, maka T adalah sama untuk dua pengukuran itu A1 = T + K1 A2 = T + K2 A1 dan K1 adalah sekor amatan dan sekor keliru pada pengukuran 1 A2 dan K2 adalah sekor amatan dan sekor keliru pada pengukuran 2 Hal yang sama juga terjadi jika pengukuran lebih dari dua kali dan, secara teoretis, dapat diteruskan sampai tak hingga kali
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 2. Sumber Kekeliruan Kekeliruan terdiri atas kekeliruan sistematik dan kekeliruan acak Kekeliruan sistematik sudah sedapatnya dihilangkan (melalui validasi) pada validitas pengukuran Kekeliruan acak (tidak sistematis) di sini mencakup • Pemilihan butir alat ukur Ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan responden tertentu • Kondisi pengukuran Kondisi tempat, kondisi waktu, kondisi fisik responden mempengarhi hasil ukur • Pensekoran Bila sekor diberikan oleh penilai maka subyektivitas penilai berpengaruh pada hasil ukur
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ 3. Asumsi (a) Komponen Sekor Sekor amatan terdiri atas sekor tulen dan sekor keliru A = T + K Untuk sekor amatan A1 dan A2, masing-masing memiliki komponen A1 = T1 + K1 A2 = T2 + K2 Dengan A = sekor amatan T = komponen tulen K = komponen keliru
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- (b) Rerata Kekeliruan Untuk satu responden dengan tak hingga pengukuran atau satu pengukuran untuk tak hingga responden K = 0 A = T
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- (c) Hubungan Komponen Tulen dan Keliru Untuk satu responden dengan tak hingga pengukuran atau satu pengukuran dengan tak hingga responden, tidak ada korelasi di antara komponen tulen dan komponen keliru TK = 0 (d) Hubungan di antara Komponen Keliru Pada pengukuran 1 dan 2 untuk tak hingga responden, tidak ada korelasi di antara komponen keliru K1K2 = 0 (e) Hubungan di antara dua sekor Pada pengukuran 1 dan 2 untuk tak hingga responden, tidak ada korelasi di antara komponen tulen dan komponen keliru T1K2 = 0 T2K1 = 0
------------------------------------------------------------------------------Sturktur Sekor----------------------------------------------------------------------------- (f) Sekor ujian paralel atau setara Ujian 1 dan ujian 2 adalah paralel atau setara jika sekor A1 dan A2 memenuhi asumsi (a) sampai (e) serta untuk setiap populasi responden, T1 = T2 dan 2K1 = 2K2 (g) Sekor ujian dasarnya ekivalen (essentially equivalent) Ujian 1 dan ujian 2 adalah dasarnya ekivalen , jika sekor A1 dan A2 memenuhi asumsi (a) sampai (e) serta untuk setiap responden T1 = T2 + c12 dengan c12 adalah konstanta
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- Pengukuran 1 Pengukuran 2 T1 T2 T1K1 = 0 T2K2 = 0 K2 K1 K1K2 = 0
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ Contoh 1 Jika sekor amatan A = 10 dan sekor keliru K = 2, maka sekor tulen T adalah T = A – K = 10 – 2 = 8 Contoh 2 Jika sekor tulen T = 7 dan sekor keliru K = 2, maka hitunglah sekor amatan A Contoh 3 Jika sekor amatan A = 15 dan sekor tulen T = 12 maka hitunglah sekor keliru K Contoh 4 Jika sekor amatan A = 25 dan sekor keliru K = 22 maka hitunglah sekor tulen T
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- B. Ciri Komponen Sekor 1. Parameter Ciri Parameter ciri yang dibahas meliputi • Rerata • Simpangan • Variansi • Kovariansi Dapat dilakukan pada dua keadaan • Satu responden untuk tak hingga kali pengukura • Satu pengukuran untuk tak hingga responden Di sini digunakan keadaan • Satu pengukuran untuk M responden(diesktrapolasi ke tak hingga responden
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 2. Rerata Sekor Rumus rerata Hubungan di antara rerata Sehingga A = T
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 3. Sekor Simpangan Rumus simpangan a = A – A A = a + A t = T – T atau T = t + T k = K – K K = k + K Hubungan di antara sekor simpangan A = T + K a + A = (t + T) + (k + K) = t + T + k + 0 = t + T + k sehingga a = t + k
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 4. Variansi Sekor Rumus variansi Hubungan di antara variansi sehingga
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ Contoh 5 Variansi sekor tulen 2T = 5 dan variansi sekor amatan 2A = 10 maka variansi sekor keliru adalah 2K = 2A – 2T = 10 – 5 = 5 Contoh 6 Variansi sekor keliru adalah 8 dan variansi sekor amatan adalah 20, hitunglah variansi sekor tulen Contoh 7 Variansi sekor tulen adalah 6 dan variansi sekor keliru adalah 5, hitunglah variansi sekor amatan Contoh 8 Variansi sekor tulen adalah 7 dan variansi sekor amatan adalah 15, hitunglah variansi sekor keliru
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 5. Kovariansi Sekor Kovariansi TK TK = TK T K = 0 sehingga TK = 0 6. Kovariansi AT dan Korelasi AT AT = AT A T sehingga
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- Perhitungan lebih lanjut sehingga Dikenal sebagai indeks reliabilitas (reliabilitas akan dibahas di Bab 11)
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ Contoh 9 Variansi sekor tulen 2T = 3 dan variansi sekor amatan 2A = 9 maka indeks reliabilitas kuadrat 2AT adalah 2AT = 2T / 2A = 3 / 9 = 0,33 Contoh 10 Variansi sekor keliru adalah 1 dan variansi sekor amatan adalah 4, hitunglah indeks reliabilitas kuadrat Contoh 11 Indeks reliabilitas kuadrat adalah 16 sedangkan variansi sekor keliru adalah 8, hitunglah variansi sekor amatan
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- C. Ciri Komponen Sekor pada Dua Pengukuran Setara 1. Kondisi Pengukuran • Pengukuran dilakukan terhadap M responden • Diekstrpolasikan ke tak hingga responden 2. Sekor Responden Pada pengukuran 1 dan 2, sekor responden adalah A1 = T1 + K1 A2 = T2 + K2 dengan simpangan a1 = t1 + k1 a2 = t2 + k2
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 3. Kovariansi di antara Sekor Dari asumsi T1K2 = 0 T2K1 = 0 K1K2 = 0 maka diperoleh A1A2 = T1T2
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 4. Kovariansi di antara Sekor Setara Kedua sekor itu setara T1 = T2 = T A1 = A2 = A t1 = t2 = t A1 = A2 = A A1A2 = AA Karena itu sehingga T1T2 = T2
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- Selanjutnya A1A2 = A1A2 A1 A2 = AA A2 Dari hubungan A1A2 = T1T2 kita peroleh AA A2 = T2 atau Dikenal sebagai koefisien reliabilitas (reliabilitas akan dibahas di Bab 11)
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ Contoh 12 Koefisien reliabilitas AA = 0,8 dan variansi sekor amatan 2A = 25, maka 2T / 2A = AA = 0,8 2K / 2A = (2A– 2T) / 2A = 1 – 2T / 2A = 1 – AA = 1 – 0,8 = 0,2 2AT = 2T / 2A = 0,8 Contoh 13 Koefisien reliabilitas adalah 0,6 dan variansi sekor amatan adalah 25, hitunglah variansi sekor tulen dan variansi sekor keliru
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 5. Indeks Reliabilitas dan Koefisien Reliabilitas Indeks reliabilitas adalah korelasi di antara sekor amatan dan sekor tulen Indeks reliabilitas A T K Indeks reliabilitas
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- Koefisien reliabilitas adalah korelasi di antara dua pengukuran setara (pengukuran ulang) Koefisien reliabilitas A T K Koefisien reliabilitas A K T
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- D. Komposisi Sekor Responden 1. Sekor Responden Sekor responden merupakan gabungan dari sejumlah sekor-satuan Untuk responden ke-g, sekor responden Ag adalah Ag = Xg1 + Xg2 + Xg3 + . . . + XgN dengan Xgi = sekor-satuan N = banyaknya butir Ag = sekor responden ke-g
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 2. Rerata Sekor Pada M responden, rerata pada sekor responden dan pada sekor-satuan adalah Dari A = X1 + X2 + X3 + . . . + XN diperoleh yakni A = X1 + X2 + X3 + . . . + XN
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 3. Sekor Simpangan x1 = X1– X1 atau X1 = x1 + X1 x2 = X2– X2 atau X2 = x2 + X2 x3 = X3– X3 atau X3 = x3 + X3 xN = XN– XNatau XN = xN + XN a = A – A atau A = a + A sehingga dari A = X1 + X2 + X3 + . . . + XN diperoleh a + A = (x1 + X1) + (x2 + X2) + (x3 + X3) + . . . + (xN + XN) = (x1 + x2 + x3 + . . . + xN) + (X1 + X2 + X3 + . . . + XN) Karena A = X1 + X2 + X3 + . . . + XN maka a = x1 + x2 + x3 + . . . + xN
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 4. Variansi pada Dua Sekor-satuan Pada dua sekor-satuan (dua butir), sekor responden adalah A = X1 + X2 Dengan variansi 12 = 12 1 2 sebagai kovariansi di antara X1 dan X2
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 5. Variansi pada Tiga Sekor-satuan Pada tiga sekor-satuan (tiga butir), sekor responden adalah A = X1 + X2 + X3 Dengan variansi dengan 12 = 12 1 2 kovariansi X1 dengan X2 12 = 13 1 3 kovariansi X1 dengan X3 23 = 23 2 3 kovariansi X2 dengan X3
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 6. Variansi pada N Sekor-satuan (N butir) Dalam bentuk matriks 1 2 3 4 . . . N 1 12 12 13 14 . . . 1N 2 22 23 24 . . . 2N 3 32 34 . . . 3N 4 42 . . . 4N . . . . . . N N2
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- Contoh 14 Suatu matriks variansi kovariansi adalah 1 2 3 4 5 1 0,25 0,10 0,00 0,00 – 0,05 2 0,24 0,06 – 0,08 0,02 3 0,24 0,08 0,08 4 0,16 0,06 5 0,21 Σi2 = 0,25 + 0,24 + . . . + 0,21 = 1,10 Σij = 0,10 + 0,00 + . . . + 0,06 = 0,27 A2 = Σi2 + 2Σij = 1,10 + 2 (0,27) = 1,64
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ Contoh 15 Suatu matriks sekor berbentuk sebagai berikut Respon- Butir Jum- den 1 2 3 4 lah 1 5 2 4 3 14 2 5 3 4 4 16 3 3 1 5 2 11 4 4 2 5 3 14 5 5 2 4 2 13 2i0,64 0,40 0,24 0,56 I 0,80 0,63 0,49 0,75 2A = 2,64 XY = XY X Y 12 = 0,79 12 = 0,040 24 = 0,85 24 = 0,080 13 = –0,92 13 = 0,049 34 = –1,00 34 = –0,240 14 = 0,47 14 = –0,080 23 = –0,65 23 = –0,080
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ Matriks variansi-kovariansi menjadi 1 2 3 4 1 0,64 0,40 0,36 0,28 2 0,40 –0,20 0,40 3 0,24 –0,12 4 0,56 2i = 0,64 + 0,40 + 0,24 + 0,56 = 1,84 ij = 0,40 0,36 + 0,28 – 0,20 + 0,40 – 0,12 = 0,40 2A = 2i + 2ij = 1,84 + (2)(0,40) = 2,64 Cocok dengan perhitungan di depan
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ Contoh 16 Suatu matriks sekor adalah sebagai berikut Respon- Butir den 1 2 3 4 1 7 6 3 1 2 8 5 4 3 3 8 7 3 2 4 9 5 5 2 5 7 6 2 4 6 7 5 4 3 7 8 6 3 2 8 6 7 3 1 9 6 5 2 3 10 8 6 4 2 Susunlah matriks variansi-kovariansi serta hitung variansi sekor responden
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- 7. Variansi Sekor Responden dengan Variansi dan Kovariansi Sekor Butir Variansi pada sekor responden terkait dengan kovariansi pada sekor butir, dalam bentuk dengan A2 = variansi pada sekor responden untuk M responden i2 = variansi pada sekor-satuan pada satu butir untuk M responden ij = kovariansi di antar setiap dua sekor- satuan untuk M responden sehingga
-----------------------------------------------------------------------Struktur Sekor----------------------------------------------------------------------- Variansi dan kovariansi tampak pada matriks sekor sebagai berikut Res- pon- den 1 2 3 . . . i . . . N 1 2 3 . . . g . . . M 12 22 32 i2 N2 A2 Butir A
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ 8. Hubungan Perangkat Ujian • Ujian setara atau paralel (Setara-tau) Ini telah kita bicarakan di depan Dua ujian i dan j adalah setara atau paralel, apabila Ti = TjKi = Kj Karena sekor tulen dikenal juga sebagai (tau) maka ujian setara atau paralel dikenal juga sebagai ujian setara-tau (tau-equivalent) • Ujian dasarnya setara-tau (essentially tau-equivalent) Dua ujian i dan j adalah dasarnya setara-tau, apabila Ti = Tj + cij dengan cii = konstanta
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ • Ujian Kongenerik (Congeneric tests) Dua ujian i dan j adalah kongenerik, apabila sekor tulen i berhubungan secara linier dengan sekor tulen j Ti = mij Tj + nij Ditulis juga dalam bentuk Ti = miT + ni Tj = mjT + nj Pada ujian kongenerik, variansi dan kovariansi menjadi variansi 2i = m2i + 2K1 kovariansi ij = mimj Berlaku juga untuk lebih dari dua ujian atau subujian (pilahan) kongenerik
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ E. Kekeliruan Baku Pengukuran 1. Kekeliruan Sekor • Sekor terdiri atas sekor tulen dan sekor keliru. • Pada distribusi sekor, sekor keliru tersebar di sekitar sekor tulen • Simpangan baku dari sekor keliru merupakan kekeliruan baku pengukuran • Kekeliruan biasanya terletak sekitar 3 kekeliruan baku di sebelah menyebelah sekor tulen Sekor Sekor tulen
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ 2. Kekeliruan Baku Pengukuran Dari variansi sekor diketahui bahwa 2A = 2T + 2K, sehingga dengan AA sebagai koefisien reliabilitas Selanjutnya diperoleh kekeliruan baku pengukuran
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ 3. Peranan Kekeliruan Baku Pengukuran • Kekeliruan baku pengukuran dapat digunakan untuk menaksir sekor tulen responden dengan probabilitas keyakinan tertentu • Misalkan simpangan baku sekor responden adalah A = 10 serta koefisien reliabilitas pengukuran adalah AA = 0,91, maka kekeliruan baku pengukuran adalah • Dari distribusi probabilitas di statistika, diketahui bahwa terdapat probabilitas keyakinan sekitar 68% bahwa sekor tulen responden terletak pada T ± K dan probabilitas keyakinan sekitar 95% bahwa sekor tulen responden terletak pada T ± 1,96 K
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ F. Transformasi Sekor 1. Pendahuluan • Ada bermacam sekor, meliputi Sekor ordinal Sekor interval Sekor kiraan (dengan skala kiraan) Sekor peringkat • Sekor dapat disusun ke dalam sejumlah bentuk, seperti Proporsi Berdistribusi normal Berdistribusi seragam • Ada kalanya diperlukan transformasi dari satu bentuk sekor ke bentuk lainnya
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ 2. Tranformasi ke Distribusi Normal Baku • Dilakukan untuk mengubah distribusi sekor dari tidak normal menjadi normal • Dilakukan dengan bantuan tabel fungsi bawah pada distribusi probabilitas normal baku • Sudah dibahas di Bab 7 3. Transformsi Arc Sinus • Dilakukan untuk menstabilkan variansi pada proporsi (p) • Rumus transformsi X = 2 arcsin √p sehingga variansi tidak banyak berfluktuasi
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ Contoh 17 Transformasikan arc sinus pada sekor berikut ke dalam X Sekor Frek Proporsi X 1 3 0,06 ……….. 2 6 0,12 ……….. 3 8 0,16 ……….. 4 12 0,24 29,33 5 9 0,18 ……….. 6 7 0,14 ……….. 7 5 0,10 ……….. X = arcsin √ 0,24 = 29,33 Hitung X lainnya
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ 4. Transformasi Sekor Peringkat ke Proporsi • Dilakukan untuk mengubah sekor peringkat ke proporsi • Rumus transformasi N = banyaknya sekor yang diperingkat R = peringkat sekor tertentu p = proporsi Contoh 18 Sepuluh sekor diperintkat, maka peringkat ke-2 memiliki proporsi (N = 10, R = 2) 1 – (2 – 0,5) / 10 = 0,85
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ 5. Transformasi di Antara Sekor Kiraan • Dilakukan untuk mentransfer suatu sekor kiraan ke sekor kiraan lainnya • Rumus tranformasi dari sekor kiraan X ke Y XA = nilai teratas pada X XB = nilai terbawah pada X YA = nilai teratas pada Y YB = nilai terbawah pada Y Contoh 19 Sekor 4 pada kiraan 1 sampai 5 ditransfer ke kiraan 1 sampai 7 (XA = 5, XB = 1, YA = 7, YB = 1) Y = 1 + (4 – 1)(7 – 1) / (5 – 1) = 5,5
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ 6. Transformasi Sekor Kiraan ke Distribusi Dinormalkan dan ke Satuan Asal • Dilakukan untuk mengubah sekor kiraan agar menyebar secara distribusi normal • Dilakukan dalam dua tahap, pertama, dari sekor kiraan ke distribusi dinormalkan dan, kedua, dari sekor dinormalkan ke sekor kiraan dengan satuan asal z = nilai baku dinormalkan A = nilai teratas pada kiraan B = nilai terbawah pada kiraan
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ Contoh 20 Sekor kiraan dengan skala 1 sampai 7 ditransformasikan sehingga berdistribusi normal Kiraan Frek Kum frek TPP(%) z Y 1 3 3 3 –1,88 2,12 2 6 9 12 –1,18 2,82 3 8 17 26 –0,64 3,36 4 12 29 46 –0,10 3,90 5 9 38 67 0,44 4,44 6 7 45 83 0,95 4,95 7 5 50 95 1,64 5,64 z dihitung melalui tabel fungsi distribusi pada distribusi normal baku Di sini A = 7 B = 1 (A – B) / 6 = 1 (A + B) / 2 = 4
------------------------------------------------------------------------------Struktur Sekor------------------------------------------------------------------------------ 7. Transformasi Sekor Kiraan ke Distribusi Seragam • Dilakukan untuk mengubah sekor kiraan agar memiliki frekuensi seragam (distribusi seragam) • Rumus transformasi • Jika B = 1, rumus dapat disederhanakan menjadi Dengan C = banyaknya kategori sekor kiraan R = peringkat tertentu B = nilai terbawah pada kiraan Nb = jumlah frekuensi di bawah peringkat R NR = frekuensi pada peringkat R N = frekuensi total