10 likes | 294 Views
51 Seseorang tidak memisahkan ibadah dan hidup, moral dan ekonomi, pribadi dan kemasyarakatan. Hidup adalah satu kesatuan dan diatur menurut norma yaitu iman. Keimanan yang begitu mendalam pada hati manusia akan menimbulkan
E N D
51 Seseorang tidak memisahkan ibadah dan hidup, moral dan ekonomi, pribadi dan kemasyarakatan. Hidup adalah satu kesatuan dan diatur menurut norma yaitu iman. Keimanan yang begitu mendalam pada hati manusia akan menimbulkan rasa percaya diri, optimis dan ketenangan kalbu (Syafriani, 2000). Hal ini dikarenakan agama mengajarkan manusia untuk selalu berprasangka baik. Oleh sebab itu, seseorang akan mampu bersabar dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi cobaan hidup, bahkan optimis dan percaya bahwa dirinya akan mampu menghadapi ujian-ujian hidupnya. Sebab Tuhan tidak akan membebani manusia, melainkan sesuai dengan kesanggupannya ( Q.S.2 : 286). Dengan demikian, adanya intemalisasi ajaran agama ke dalam diri remaja akan membuatnya lebih bisa menerima keadaan dirinya dan memandang segala sesuatu secara positif. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Puspasari (Syafriani, 2000) yang menemukan hubungan yang sangat signifikan antara religiusitas dengan berpikir positif. Artinya, keberagamaan yang dimiliki seseorang merupakan faktor penting dalam menentukan cara berpikir seseorang. Semakin baik agamanya, maka akan lebih mudah baginya untuk menerima keadaan dirinya, selalu berprasangka baik dan mensyukuri apa adanya. Individu yang berorientasi religius intrinsik akan melakukan atau menjalankan ajaran agama dengan sungguh-sungguh baik lahir maupun batin dalam suka dan duka. Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dipandang bernilai pada dirinya sendiri, yang menuntut keterlibatan dan mengatasi kepentingan diri. Individu yang berorientasi religius intrinsik membuang