530 likes | 1.31k Views
P roduktivitas Hortikultura 2013 Bawang M erah dan Cabai Merah. Oleh : Subdirektorat Stat. Hortikultura Direktorat STPHP-BPS. www. bps . go.id. Disampaikan pada video conference “ Penjelasan Teknis Pengukuran Produktivitas Hortikultura “ --7 Juni 201 3. BAB I. Pendahuluan.
E N D
Produktivitas Hortikultura 2013Bawang Merah dan Cabai Merah Oleh : Subdirektorat Stat. Hortikultura Direktorat STPHP-BPS www.bps.go.id Disampaikanpadavideo conference “PenjelasanTeknisPengukuranProduktivitasHortikultura“ --7Juni 2013
BAB I Pendahuluan www.bps.go.id
Latar Belakang (1) Metode pengumpulan data tanaman hortikultura selama ini masih berdasarkan metode pelaporan. Pengukuran langsung produktivitas tanaman hortikultura perlu dilakukan untuk meningkatkan akurasi data.
Latar Belakang (2) Pelaksanaan Survei Produktivitas Hortikultura • Studi Produktivitas (pemilihan metode ubinan) • Provinsi: • Sumatera Utara • Jawa Tengah • Bali • Kalbar • Sulut • Studi Produktivitas (Cabe: 5x kunjungan) • Provinsi: • Sumatera Barat • Jawa Barat • NTT • Kalteng • Sultra • Studi Produktivitas (pemilihan metode ubinan) • Provinsi: • Sumatera Barat • Jawa Tengah • DIY • Kalsel • Sulsel • ImplementasiSurvei Produktivitas • Provinsi: • Sumatera Utara • Jawa Barat • Jawa Tengah • DIY • Jawa Timur • Implementasi Survei Produktivitas • Provinsi: • Sumatera Utara • Jawa Barat • Jawa Tengah • DIY • Jawa Timur • ImplementasiSurvei Produktivitas (Cabe: 5x kunjungan) • Provinsi: • Sumatera Utara • Jawa Barat • Jawa Tengah • DIY • Jawa Timur • Implementasi Survei Produktivitas (Cabe: 5x kunjungan) • Provinsi: • Sumatera Utara • Jawa Barat • Jawa Tengah • DIY • Jawa Timur • Bali • Sulawesi Utara 2013 2012 2011 2009 2007 2008 2010
Maksud dan Tujuan • Mengoreksi range produktivitas SPH. • Menyempurnakan faktor estimasi untuk penghitungan produksi cabai merah level kabupaten.
Ruang Lingkup dan Cakupan • RuangLingkup: • Semuarumahtanggahortikultura yang mengusahakantanamanbawangmerahdancabaimerahpada Blok Sensusterpilih, akan melakukan panen pada periode Juli-September 2013, dan untuk cabai merah akan panen lebih dari 5x. • Cakupanwilayah: • Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, JawaTimur, Bali, dan Sulawesi Utara.
Jenis Dokumen yang digunakan (1) DaftarSampel Blok SensusterpilihPengukuran Data ProduktivitasHortikultura. 1 • Daftar VPRH13-DSBS • Sketsa Peta Blok Sensus Digunakan sebagai petunjuk lokasi bagi petugas pencacah ke lapangan. 2 Digunakan untuk mendaftar seluruh bangunan dan rumah tangga di dalam satu Blok Sensus terpilih. 3 • Daftar VPRH13-L 4 Daftarrekapitulasi jumlah petak/bidang hasil listing setiap pemeriksa/pengawas sampel. • Daftar VPRH13-R Daftarrekapitulasi jumlah petak/bidang hasil listing setiap kabupaten/kota. 5 • Daftar VPRH13-RKAB Daftarrekapitulasi jumlah petak/bidang serta alokasi sampel setiap NKS dan jenis tanaman dalam satu provinsi. 6 • Daftar VPRH13-RPROV dariProgram AlokasiSampel Plot www.bps.go.id
Jenis Dokumen yang digunakan (2) Digunakanuntukmenyalinidentitasdannamakepalarumahtanggausahatanamanhortikultura yang terpilihsebagaisampel. 7 • Daftar VPRH13-DSRT Digunakanuntukmencatathasilpengukuranproduktivitaspadarumahtanggausahatanamanhortikulturaterpilih yang tercantumpadadaftar VPRH13-DSRT. 8 • Daftar VPRH13-S1 Khusus untuk Cabai Merah Daftarinibertujuanuntukmembuat sketsalengkaphasilsalinan dari daftar VPRH13-S 1 Blok IV padasaat kunjungan yang ke 2. 9 • Daftar VPRH13-S2 Daftar ini digunakan responden danpetugasuntuk mencatat keterangan rinci mengenai waktu pemanenan serta hasil berat ubinan (buah/gram) dan jumlah tanaman cabai merah selama periode Juli -September 2013. 10 • Daftar VPRH13-KENDALI • Buku Pedoman Pengukuran Produktivitas Hortikultura 2013 Buku ini memuat tentang konsep dan definisi, metodologi, tata cara pengisian dan pemeriksaan Daftar VPRH 2013. 11
Kuesioner dan buku pedoman sudah dikirimkan dengan surat Nomor 05120,023 tanggal 27 Mei 2013 dengan rincian, sbb:
Alat ubinan (timbangan, meteran, dan penggaris siku) untuk Provinsi Bali dan Sulawesi Utara sudah dikirim dengan surat pengantar No. 05120.024, dengan rekanan CV. Putra Dua Satu Dua. Total alat ubinan untuk Provinsi Bali sebanyak 12 set, dan Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 15 set. Alat ubinan untuk Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur, menggunakan alat ubinan tahun 2012. Alat ubinan yang digunakan daerah dengan anggaran biaya operasional BPS Provinsi adalah patok, tali, dan plastik.
BAB III Metodologi www.bps.go.id
Konsep dan Definisi Tanaman Tunggal (Mono Culture) Tumpang sari Blok Sensus Jarak tanam Cara Tanam Terpencar Segmen Kepala Rumah Tangga Rumpun Bangunan Fisik Merencanakan panen pada triwulan yang bersangkutan Mengusahakan tanaman hortikultura dan memenuhi BMU Rumah Tangga Contents Tanaman campuran Umur pertama kali panen Bidang Benih bersertifikat Frekuensi panen Petak Perkiraan tanggal dan bulan panen Cara Tanam Teratur Bangunan Sensus
Metode Pengukuran Sampel Produktivitas (2) Penarikan Sampel Plot Per Blok Sensus Dilakukan dengan Program Alokasi Sampel Produktivitas 2013 Contoh Output VPRH13-RKPROV
Metode Pengukuran Sampel Produktivitas (3) • Pengukuran produksi tanaman bawang merah dilakukan 1x kunjungan. • Pengukuranproduksitanaman cabai merah dilakukandengan 5xkunjungan: • Kunjunganpertama, • Mengisi Daftar VPRH13-S1 dan Daftar VPRH13-KENDALI. • Memberikan Daftar VPRH13-KENDALI kepada responden. • Kunjungankeduas.d kelima, • Melakukan pengukuran produksi sesuai perjanjian dengan responden. • Mengisi Daftar VPRH13-S I dan Daftar VPRH13-KENDALI. • Pada kunjungan kedua petugas melengkapi gambar sketsa petak/bidang terpilih pada daftar VPRH13-S1 Blok IV ke Daftar VPRH13-S2 Blok III. • Diantara lima kunjungan yang dilakukan oleh petugas, diharapkan responden melakukan melakukanpengukuranbanyaknya jumlah buah cabai merah yang dipanen dan dituliskan ke dalam Daftar VPRH13-KENDALI. • Kunjungankelima, melakukan ubinan dan petugas mengambilDaftar VPRH13-KENDALI.
Tata Cara PengukuranProduktivitas (1) Menentukan Titik (O) pada Petak Terpilih Tentukan titik (O) pada petak terpilih dengan menentukan ujung Barat Daya pada petak lahan yang akan dilakukan panen. Menentukan Titik Pusat P (pangkal plot ubinan) • Hitung jumlah rumpun/tanaman searah B-T (sisi barat-timur) petak lahan, kemudian kurangi dengan 4 rumpun/tanaman. • Hitung jumlah rumpun/tanaman searah U-S (sisi utara-selatan) petak lahan, kemudian kurangi dengan 4 rumpun/tanaman. • Gambarkan sketsa ubinan pada kuesioner beserta jumlah rumpun/tanaman arah B-T dan U-S petak lahan. • Siapkan Tabel Angka Random dan pilihangka random dengancara : “Picing Mata“. • Meletakkan patok pada titik P.
Tata Cara PengukuranProduktivitas (2) • Menentukan plot • Ambil sampel sebanyak 25 rumpun/tanaman, tentukan 5 rumpun/tanaman searah B-T, kemudian 5 rumpun/tanaman lagi searah U-S. • Meletakkan patok pada setiap sudut mulai dari titik P dilanjutkan pada sudut-sudut terluar yang mengelilingi rumpun terluar. • Membatasi plot dengan tali rafia, sehingga membentuk persegi yang siku pada setiap sudutnya dan saling tegak lurus dengan menggunakan penggaris siku yang telah disediakan. • Mengukur panjang sisi plot terpilih searah B-T dan U-S dengan meteran masing-masing sebanyak tiga kali.
Tata Cara PengukuranProduktivitas (3) • MengukurHasil Produksi • Lakukan panen sesuai kebiasaan petani dan masukkan kedalam kantong plastik. • Lakukanpenimbangandenganteliti, menggunakanalatpenimbangan yang telahdisediakan. • Lakukan pencatatan hasil penimbangan pada kuesioner yang telah disediakan. • “Pengukuran produksi dilakukan pada setiap kunjungan dan pastikan pengukuran dilakukan pada tanaman yang telah dibatasi dengan tali rafia.” • Melakukanwawancaradenganrespondenuntukpetakterpilih
Contoh:angka TAR yang terpilih 4 Contoh: BT-US = 6.5 Contoh:angka TAR yang terpilih 3 Pemilihan TAR dengan PICING MATA U 9 US=9 8 Angka TAR maks US: (9-4) = 5 7 Plot terpilih 6 5 Baris ke-28 Kolom ke-21 HalamanGanjil (1) 4 Cek TAR Halaman 1 Baris ke-28 Kolom ke-21 dengan2 digit dimanadigit pertamamenyatakanbariske-sekiandengannilaimaksimum 6 DAN digit keduamenyatakanbariske-sekiandengannilaimaksimum 5. 3 Angka TAR maks BT: (10-4) = 6 2 BT=10 1 PARIT PARIT PARIT PARIT Misal: TAR terpilih 0304 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 Titik O
BAB III OrganisasiLapangan www.bps.go.id
Organisasi • Pusat : Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura • dan Perkebunan • Daerah : Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi/ • Kepala BPS Kabupaten Penanggungjawab • Petugas Pencacah : Koordinator Statistik Kecamatan/KSK • Petugas Pengawas (PMS) : Kasie/Staf Statistik ProduksiBPS Kabupaten/kota PetugasLapang www.bps.go.id
AlurDokumen dan Alat Ubinandari BPS RI kePetugas(1) BPS RI BPS Prov • VPRH13-DSBS • VPRH13-R • VPRH13-RKAB • VPRH13-RPROV (CD) • VPRH13-DSRT • VPRH13-S 1 • VPRH13-S 2 • VPRH13-KENDALI • BUKU PEDOMAN BPS Kab/Kota • VPRH13-DSBS • VPRH13-L • VPRH13-R • VPRH13-RKAB • VPRH13-RPROV (CD) • VPRH13-DSRT • VPRH13-S 1 • VPRH13-S 2 • VPRH13-KENDALI • BUKU PEDOMAN • VPRH13-DSBS • SketsaPetaBS • VPRH13-L • VPRH13-R • VPRH13-RKAB • VPRH13-DSRT • VPRH13-S 1 • VPRH13-S 2 • VPRH13-KENDALI • BUKU PEDOMAN PMS Pencacah • SketsaPeta BS • VPRH13-L • VPRH13-R • VPRH13-DSRT • VPRH13-S 1 • VPRH13-S 2 • VPRH13-KENDALI • BUKU PEDOMAN • SketsaPetaBS • VPRH13-L • VPRH13-DSRT • VPRH13-S 1 • VPRH13-S 2 • VPRH13-KENDALI • BUKU PEDOMAN Timbangan, meteran, dan penggaris siku Timbangan, meteran, penggaris siku, patok, tali rafia, dan plastik Timbangan, meteran, penggaris siku, patok, tali rafia, dan plastik Timbangan, meteran, penggaris siku, patok, tali rafia, dan plastik Timbangan, meteran, penggaris siku, patok, tali rafia, dan plastik www.bps.go.id
AlurDokumendan Alat Ubinan dariPetugaske BPS RI (1) BPS RI BPS Prov • VPRH13-L • VPRH13-RPROV • VPRH13-DSRT • VPRH13-S 1 • VPRH13-S 2 • VPRH13-KENDALI BPS Kab/Kota • VPRH13-L • VPRH13-RKAB • VPRH13-DSRT • VPRH13-S 1 • VPRH13-S 2 • VPRH13-KENDALI PMS • SketsaPeta BS • VPRH13-L • VPRH13-R • VPRH13-DSRT • VPRH13-S 1 • VPRH13-S 2 • VPRH13-KENDALI • SketsaPeta BS • VPRH13-L • VPRH13-R • VPRH13-DSRT • VPRH13-S 1 • VPRH13-S 2 • VPRH13-KENDALI Pencacah • SketsaPetaBS • VPRH13-L • VPRH13-DSRT • VPRH13-S 1 • VPRH13-S 2 • VPRH13-KENDALI • BUKU PEDOMAN Timbangan, meteran, dan penggaris siku Inventaris BPS Kabupaten Timbangan, meteran, dan penggaris siku Timbangan, meteran, penggaris siku, patok, tali rafia, dan plastik www.bps.go.id
BAB IV Tata Cara Pengisian Daftar www.bps.go.id
Umum (1) • Semuapengisiandaftarharusdenganmenggunakanpensilhitam. • Kata-kataharusdituliskandalamhurufbalokdenganjelasdantidakbolehdisingkat agar mudahdibaca. Contoh : PengisianDaftar VPRH13-L Blok I Rinc. 1 Provinsi : Jabar Provinsi : JAWA BARAT Nama Kepala Rumah tangga : DADANG Blok VI Kol (5) Nama Kepala Rumah tangga Dadang Benar Salah • Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahan-kesalahan di dalam pengisian, sebelum diserahkan kepada pengawas. • Konsep dan definisi serta cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipegang teguh dan tidak boleh diubah. www.bps.go.id
Umum (2) Cara pengisiandaftardilakukandenganbeberapa cara yaitu : 1. Mengisikanketerangan/jawaban pada tempat yang tersedia dantuliskode yang sesuai pada kotak yang tersedia.Untuk penulisan angka rata kanan. Contoh : Daftar VPRH12-S1 Blok VII Rincian 2 2. Melingkarisalahsatukodejawaban yang sesuai, kemudianpindahkankodejawabannyakedalamkotak yang tersedia Contoh : Daftar VPRH12-S1 Blok VII Rincian 5
PengisianDaftar VPRH13-L Blok I : PengenalanTempat BlokII : Keteranganpetugas BlokIII : Ringkasan www.bps.go.id
PengisianDaftar VPRH13-L Blok IV : Lembarkerjapemilihansampelplot Blok V : Catatan www.bps.go.id
PengisianDaftar VPRH13-L BlokVI : Pendaftaranbangunan dan rumahtangga CONTOH PENGISIAN VPRH13-L www.bps.go.id
PengisianDaftar VPRH13-R Kolom (1) : Nomor • kolom (7) dan (13) : RandomStart(R1) • kolom(3) dan (9) : Jumlahpetak yang akanpanenhasillisting • kolom (4) dan (10) : Alokasisampel • kolom (6) dan (12) : AngkaRandom (AR) • kolom (5) dan (11) : Interval Kolom (2) : NomorKodeSampel (NKS) • kolom (8) dan (14) : Angkarandomterpilihke-i(Ri) CONTOH PENGISIAN VPRH13-R www.bps.go.id
PengisianDaftar VPRH13-RPROV • kolom (9) dan (15) : Randomterpilihke-i(Ri) • kolom (5) dan (11) : Alokasisampel • kolom (7) dan (13) : AngkaRandom (AR) kolom (1),(2) dan (3) : Nomorurut, Namakabupaten dan NomorKodeSampel (NKS) 0 • kolom (4) dan (10) : Jumlahpetak yang akanpanenhasillisting • kolom (8) dan (14) : RandomStart(R1) • kolom (6) dan (12) : Interval CONTOH PENGISIAN VPRH13-RPROV www.bps.go.id
PengenalanTempat RencanaPelaksanaanPengukuranproduktivitas PengisianDaftar VPRH13-DSRT Daftar VPRH13-DSRT terdiridariduablok, yaitu : CONTOH PENGISIAN VPRH13-DSRT www.bps.go.id
PengisianDaftar VPRH13-S 1 Daftar VPRH13-S 1terdiridari 7 blokyaitu : Blok I : PengenalanTempat Blok II : KeteranganPetugas Blok III : Catatan Blok IV : Sketsa Petak/Bidang Terpilih yangDipanen Blok V : Pemilihan Plot Ubinan Blok VI.A : Keterangan Plot Pengukuran**) Blok VI.B :Pengukuran Tanaman Cabai Merah Blok VII : Keterangan Petak/Bidang Terpilih **) Kode jenis tanaman : Bawang merah -1 dan Cabai merah -2 • Daftar VPRH13-S1 www.bps.go.id
PengenalanTempat Sketsa Petak/ Bidang terpilih yang dipanen Keterangan Petugas PengisianDaftar VPRH13-S 2 Daftar VPRH13-S2 www.bps.go.id
PengisianDaftar VPRH13-Kendali Pengenalantempat KeteranganPetugas Catatan PengukuranTanamanCabai Merah Daftar VPRH13-SKendali www.bps.go.id
BAB V Pengolahandan Pelaporan www.bps.go.id
PengolahandanPelaporan PenerimaandanPemeriksaanDokumen Setiap dokumen harus dilakukan pemeriksaan danpengecekan terhadap kelengkapan, konsistensi dan kewajaran isian masing-masing kolom/baris pada setiap jenjangnya • Entry Data • Entry rekap hasil listing (VPRH13-RKAB), untuk alokasi sampel dilakukan di provinsi. • Entry data dokumen VPRH13-S dilakukan di BPS RI dengan menggunakan program komputer yang telah disediakan. • PenerimaandanPemeriksaanDokumen • Pelaporan data dari tingkat kabupaten maupun provinsi dibuat seragam, baik bentuk tabel, satuan berat, bentuk hasil, maupun waktu dan wilayah • Hasil pengukuran produktivitas yang digunakan untuk penghitungan produktivitas adalah hasil pengukuran produktivitas yang metodologinya sesuai dengan metodologi survei pengukuran produktivitas yang digunakan secara nasional. • Penghitunganproduksiadalahdenganmengalikanluaspanendenganproduktivitasnya. www.bps.go.id
PenerimaandanPemeriksaanDokumen (lanjutan) • Tanggung jawab penghitungan produksi di BPS/BPS Provinsi. Kebijakan penghitungan produksi ke BPS Kabupaten/Kota diserahkan ke BPS Provinsi, sesuai dengan kondisi di masing-masing daerah dengan syarat bahwa jumlah ubinan di kabupaten/kota tersebut mencukupi untuk estimasi level kabupaten/kota. • Pembahasan data produksi dilakukan secara berjenjang dimulai dari tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi dan tingkat nasional. Jika ada perbaikan data hasil pembahasan, updating data dilakukan di BPS Provinsi/Kabupaten/Kota. Hasil perbaikan ditandatangani oleh Kepala BPS, selanjutnya dikirim ke BPS RI oleh BPS Provinsi. • Arus pelaporan dokumen pengumpulan data produktivitas hortikultura 2013 dapat dilihat pada gambar 6. www.bps.go.id
Gambar 6. PETUGAS PELAKSANA PENGUMPULAN DATA PRODUKTIVITAS HORTIKULTURA 2013 www.bps.go.id
Catatan VPRH 2012 • Sketsa petak tidak jelas →sketsa berguna untuk validasi penghitungan produktivitas. • Daftar VPRH12-S1 Blok IV.B dan Daftar VPRH12-KENDALI Blok IV hanya terisi untuk 5 hasil pengukuran petugas→agar disampaikan ke responden untuk mencatat hasil panen pada plot ubinan di kartu kendali. • Total produksi perkiraan petani untuk petak/bidang terpilih kebanyakan terisi nilai produksi untuk semua bidang/petak yang diusahakan oleh petani, sehingga tidak sesuai dengan luasan petak/bidang terpilih. Seharusnya total produksi yang ada plot ubinannya saja →berguna sebagai data pembanding data produktivitas hasil pengukuran dengan hasil wawancara. www.bps.go.id
Hasil Pengukuran Produktivitas Keterangan: Satuan Kuintal/Ha per siklus tanam. www.bps.go.id
TerimaKasih www.bps.go.id Disampaikanpadavideo conference “PenjelasanTeknisPengukuranProduktivitasHortikultura“ --7Juni 2013