280 likes | 904 Views
ALOHA Products. Kelompok 5 Hermawan Susilo Istiyana Ulta K Karenita. THE COFFEE INDUSTRY. Bahan dasar kopi adalah green coffee, yaitu biji kopi yang dipetik dari pohon kopi Terdapat 2 macam biji kopi, yaitu Arabica dan Robusta
E N D
ALOHA Products Kelompok 5 • HermawanSusilo • IstiyanaUlta K • Karenita
THE COFFEE INDUSTRY • Bahandasar kopi adalah green coffee, yaitubiji kopi yang dipetikdaripohon kopi • Terdapat 2 macambiji kopi, yaitu Arabica dan Robusta • Robusta memiliki aroma yang lebihtajamdanbanyakdigunakanuntukpembuatan kopi instan • Supplier terbesar kopi yaitu Brazil, mensupply 20-30% biji kopi di dunia. Supplier lain : Colombia, Indonesia, Ivory Coast, Mexico • Pembeli kopi ada 2 macam: Roaster & broker
TREND KONSUMSI KOPI • Konsumsi kopi mengalamipenurunansejaktahun1965. Ketikakonsumsi kopi secaraumummengalamipenurunan, gourmet kopi justrumengalamipeningkatan. Kondisiinidimanfaatkanolehperusahaan – perusahaanminuman kopi, salahsatunya Starbucks (end of Okt 1994 generate $284 million of sales)
ALOHA PRODUCT • Aloha Products merupakanperusahaanpengolahankopi sepertihalnya Nestle dan P&G. • Aloha berdirisejak 1910 danberkantorpusat di Colombus, Ohio • Memiliki 3 pabrik di Midwest, dimanasetiappabrikbertanggungjawablaba & rugimasing– masingdan bonus manager ditentukan gross margin yang dihasilkan
Sistemoperasionaldilakukansecarasentralisasi, pabriksebagai profit centre
Metodeiniberlangsunghinggatahun 1990an, sampai manager pabrikmenyampaikankekecewaannyaterhadapperhitunganbonus & pengelolaanoperasionalnya “ I’m completely fed up. How am I supposed to run a profitable plant when I don’t have any control over the price of my input and none over the volume, price or mix of my output?”Lisa AndersonAloha Products Plant Manager
AnalisaKasus • Evaluasisistemkontrolsaatini, untukDepartemenManufaktur, Marketing dan Purchasing pada Aloha Products • Denganmempertimbangkan Competitive Strategy, Jelaskanperubahan, jikaada, yang harusdilakukanpadasistemkontrolketigaDeaprteementersebut
MCS • Controlling : • Planning • Coordinating • Communicating • Evaluating • Deciding • Influencing
Framework for Strategy Implementation PERFORMANCE STRATEGY
Internal Analysis • Manufacturing Manufacturing di AP terdiridari 3 plant, yang memilikimasing-masingmanajerdan proses produksimulaidarijadwalproduksi, budget sampaipengadaan di aturoleh HQ. Setiap plant bertanggungjawabatas profit dan loss yang akanmempengaruhinonus Strenght : • Memiliki 3 Plant, kapasitasproduksi yang cukupbesar • Setiap plant memilikmanajer plant masing-masing Weakness : • Manajer plant tidakmemilikikewenanganuntukmengaturoperasional plant-nya • Tidakadakesempatanmanajer plant untukmengimplementasikanevaluasi-nyaatas proses produksi • Karenaperencaan yang tersentralisasimakaakanmenyebabkankekuranganataukelebihan inventory yang akanmenyebabkan loss
Sales Sales bertanggungjawabatas advertising dan promotion danjugamembuat budget yang akan di gunakanolehPuchasinguntukmelakukanpengadaan. Sales jugabertanggungjawabuntukmenentukanhargadarisetiappengadaanbiji kopi yang akhirnyamenentukan profit atau loss darisebuahtransaksi Strenght : • Berada di HQ sehingga advertising dan promotion berupa strategy corporate • Memilikikewenanganuntukmengadakan survey mengenaikonsumendanmenentukanstartegipasar Weakness : - Penentuanharga yang didasariolehsetiap contract daripengadaan purchasing menyebabkansetiapkontrakharus di analisasisatu per satu Internal Analysis
Internal Analysis • Purchasing Purchasing memilikitanggungjawabuntukmelakukanpengadaanatasbahanproduksidenganmembelinyamelalui broker denganmelakukanproyeksi trend pasar. Hubunganakrab, komptensidanpengalaman yang tinggisangatdiperlukan di pasar kopi. Purchasing akanmelakukanpemesanandenganproyeksi 3-12 bulan, yang akandibagikedalambeberapakontrakdenganwaktuberbedadanmenyebabkanhargapengiriman yang berbeda Strenght : • Hubunganbaikdengan broker • Kompetensikaryawan yang baik • Mendapat supply variasi kopi yang dibutuhkan Weakness : • Perbedaanwaktuantarajadwalpengadaandan actual kebutuhanmenyebabkan inventory berlebih • Seluruh proses pengadaandilakukansendirisehinggaakuntabilitasdiragukan
Environmental Analysis • Competitor • Pabrikprodusen kopi besar • Retail penjual kopi Opportunities : • Trend pasar yang mengedepankan personal touch (rasa, pelayanan, dll) • Pabrikbesarumumnya mass product Threats : • Pabrikbesarmemilikiharga yang kompetitif • Variasi kopi banyak • Teknologi, infrasturktur, brand equity, distibutiondan network yang baik
Environmental Analysis • Customer • Direct customer • Retail customer Opportunities : • Konsumenmembutuhkan personal touch • Konsumenmembutuhkan kopi dengankualitas yang baikdanharga yang kompetitifmelaluiefisiensidaridistribusidanadv&promotion Threats : • Kecenderungankonsumenmenjadikanhargasebagaipertimbanganmengkonsumsi kopi • Polahidupkonsumen yang mulaimeninggalkan kopi denganalasankesehatan
Environmental Analysis • Supplier • Broker • Company on the spot market Opportunities : • Hubungan yang baikdenganpara broker • Komunikasi yang baikdenganprodusenlainnya Threats : • Faktorcuacadanhamasangatmempengaruhiproduksi kopi • Harga, kuantitas, kualitasbiji kopi yang tidakpasti
ASSESSOR Comparison with standard Control Device KERANGKA REKOMENDASI:Basic Elements of Control System DETECTOR What is happening? EFFECTOR Behavior alteration if needed Entity COMMUNIATION NETWORK
Kerangka Perubahan Sistem Pengendalian • Membangun akuntabilitas dan komunikasi efektif lintas departemen • Membuat key measures untuk mengukur kinerja dari pencapaian target masing-masing manajer departemen
Rekomendasi untuk Departemen Manufaktur Problem: • Sebagai pusat laba, pabrik tidak memiliki kontrol terhadap biaya dari biji kopi mentah. Analisis: • Fokus perhatian dari departemen manufaktur adalah efisiensi; seberapa efektif pengendalian mereka terhadap biaya dan pengolahan biji kopi • Tidak adil mengevaluasi manufaktur sebagai pusat laba, ketika kenyataannya tidak memiliki kontrol terhadap biaya produksi dan penjualan. Rekomendasi: • Pengukuran kinerja dari departemen manufaktur harus didasarkan pada roasting, grinding, dan packaging. • Dilakukan assessment berdasarkan controllable factors, yatu biaya. • Manajer manufaktur harus memastikan biaya yang dikeluarkannya tidak melampaui standard yang ditetapkan.
Rekomendasi untuk Departemen Purchasing Problem: • Biaya departemen purchasing dibebankan pada kantor pusat. Dengan demikian departemen purchasing tidak bisa diukur akuntabilitasnya Analisis: • Fokus perhatian departemen purchasing seharusnya biaya aktual kontrak. Rekomendasi: • Akuntabilitas departemen purchasing diukur dari perbedaan biaya pada setiap kontrak yang ditandandatangani dengan standar bahan baku biaya biji kopi mentah. • Biaya kontrak yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan pada pasar spot seharusnya bukan didasarkan pada harga per kantong. Standar biaya yang rasional dari kontrak biji kopi mentah harus ditetapkan. Standar biaya bisa didasarkan pada rata-rata harga spot selama 6 bulan terakhir. Kami merekomendasikan biaya standar ini di-update setiap kuartal, untuk menjaga akurasi standar biaya dari bahan abku biji kopi mentah. • Merestrukturisasi unit purchasing sebagai kepanjangan tangan dari ketiga pabrik. Departemen purchasing harus mendapatkan kriteria dan jumlah pasokan yang tepat dari setiap pabrik. Hal ini lebih menghemat biaya dari pada pembelian bulk purchasing.
Rekomendasi untuk Departemen Marketing Problem: • Departemen marketing tidak bertanggungjawab terhadap biaya yang dikeluarkannya atau akurasi sales forecasts/budjet yang mereka tetapkan. • Terdapat penyimpangan biaya yang signifikan antara perkiraan dan biaya aktual. Contoh biji kopi mentah cenderung biayanya lebih mahal (ketika harus menggunakan biaya kontrak forward) Analisis: • Fokus perhatian departemen marketing adalah pada iklan dan promosi. Rekomendasi: • Volume penjualan aktual harus dibandingkan dengan volume penjualan yang telah diperkirakan. Hal ini tidak hanya akan membuat departemen marketing semakin akuntabel, juga memberikan masukan pada metodologi perkiraan biaya penjualan dan untuk continuous improvement.
Rekomendasi Akhir • Perlu membangun goal congcruence antar departemen. Hal ini bisa diwujudkan dengan adanya komunikasi yang efektif. Dengan demikian perkiraan pembelian dan penjualan akan semakin akurat. • Untuk mewujudkan goal congcruence dan komunikasi, setiap departemen juga direkomendasikan untuk melakukan evaluasi berdasarkan pengukuran menyeluruh perusahaan. Bisa dengan economic value added (EVA). • Dengan EVA, manajer berfokus pada profitabilitas keseluruhan perusahaan. • Dengan struktur organisasi yang sama,dengan hanya mengubah cara bagaimana setiap departemen dievaluasi, niscaya incentive plan dari setiap departemen akan lebih akurat, dan menggambarkan mekanisme kontrol dari masing-masing departemen