481 likes | 915 Views
Standarisasi Umur. Latar Belakang. Tingkat kematian di suatu daerah dipengaruhi oleh komposisi demografi penduduknya. Komposisi umur dari suatu populasi merupakan faktor kunci dalam menentukan angka kematian kasar dari suatu populasi. Latar Belakang.
E N D
LatarBelakang • Tingkat kematian di suatu daerah dipengaruhi oleh komposisi demografi penduduknya. • Komposisi umur dari suatu populasi merupakan faktor kunci dalam menentukan angka kematian kasar dari suatu populasi.
LatarBelakang • Angka kematian kasar di suatu daerah mungkin relatif tinggi disebabkan karena di daerah tersebut mempunyai proporsi penduduk lansia yang besar. • Sedangkan di daerah lain, mungkin angka kematian kasarnya rendah karena di daerah tersebut mempunyai proporsi penduduk muda yang besar. • Angka kematian kasar di suatu daerah mungkin akan meningkat walaupun angka kematian pada tiap2 kelompok umurnya tetap, jika populasinya mengalami penuaan (ageing population).
LatarBelakang • Untuk dapat membandingkan angka kematian antar waktu atau antar daerah, kita harus mengasumsikan bahwa kedua populasi tersebut memiliki komposisi umur yang sama. • Prosedur penyesuaian/penyamaan ini disebut standarisasi. • Selain berdasarkan komposisi umur, biasanya standarisasi dilakukan berdasarkan komposisi jenis kelamin, ras, desa-kota, dll.
Pengertian • Standarisasi umur dapat diartikan sebagai angka hipotetik yang timbul jika angka spesifik umur diasosiasikan dengan suatu populasi yang distribusi umurnya sama dengan populasi standar. • Penduduk yang dipakai sebagai penduduk (populasi) standar dapat diambil dari salah satu kelompok yang diperbandingkan atau penduduk dari populasi lain.
Pengertian • Standarisasi umur tidak mempunyai arti secara khusus. • Standarisasi umur ini hanya berguna untuk membandingkan antar kelompok populasi.
Metode untuk Standarisasi • Metode Langsung (direct method) • Metode Tidak Langsung (indirect method) • Indeks Keterbandingan Mortalitas (comparative mortality index) • Angka Kematian Tabel kematian (life table death rate)
Standarisasi Langsung(Direct Standarization) • Standarisasilangsunguntuk CDR meliputipenentuanpendudukstandardanpenghitunganrata-rata tertimbang ASDRdalamwilayahtertentudenganmenggunakandistribusiumurpadapendudukstandarsebagaipenimbang.
Standarisasi Langsung Tingkat Kematian Kerala & Uttar Pradesh, India 1971
Langkah Penghitungan • Catat populasi penduduk standar (dalam contoh: India) • Catat ASDR populasi observasi (dalam contoh: Kerala & Uttar Pradesh) • Kalikan 1 & 2. Kemudian hitung jumlah kumulatifnya • Bagi hasil 3 dengan jumlah populasi standar
Standarisasi Langsung Tingkat Kematian Kerala & Uttar Pradesh, India 1971
Standarisasi Tidak Langsung(Indirect Standarization) • Ketikaage specific death rate (tingkatkematianspesifikumur) populasi observasi tidaktersedia, indekskematiandapatdiperolehdenganmenggunakanmetodetidaklangsung.
Standarisasi Tidak Langsung Tingkat Kematian Kerala & Uttar Pradesh, India 1971
Langkah Penghitungan • Catat ASDR penduduk standar (dalam contoh: India) • Catat penduduk populasi observasi berdasarkan kelompok umur (dalam contoh: Kerala & Uttar Pradesh) • Kalikan 1 & 2. Kemudian hitung jumlah kumulatifnya. Angka ini merupakan jumlah kematian yang diharapkan berdasarkan ASDR penduduk standar & populasi observasi • Bagi jumlah kematian populasi observasi dengan hasil 3 • Kalikan hasil 4 dengan CDR penduduk standar
Standarisasi Tidak Langsung Tingkat Kematian Kerala & Uttar Pradesh, India 1971
Indeks Keterbandingan MortalitasComparative Mortality Index (CMI) • CMI adalah suatu ukuran mortalitas untuk menunjukkan perubahan dalam seluruh level mortalitas atau penduduk. Hal ini berkaitan dengan pengaruh pada komposisi umur dan jenis kelamin penduduk saat sekarang maupun penduduk pada awal tahun. • CMI didefinisikan sebagai rasio jumlah tertimbang ASDR dalam masing-masing tahun ke jumlah tertimbang ASDR yang sama pada awal tahun. Penimbang-penimbangnya adalah rata-rata pada (a) proporsi penduduk total menurut kelompok umur pada awal tahun dan (b) proporsi penduduk dalam tahun yang terkait.
Tujuan dasar penghitungan CMI adalah untuk membandingkan relatif mortalitas suatu wilayah pada dua titik waktu. • CMI pertama diperkenalkan pada tahun 1941 di Inggris dan Wales, tetapi kemudian tidak dipakai lagi karena sangat sulit untuk menjelaskan CMI secara umum.
STANDARISASI TINGKAT KELAHIRAN • Tinggi rendahnya tingkat fertilitas di suatu negara di pengaruhi oleh beberapa variabel misalnya umur, status perkawinan, atau karakteristik yang lain. • Seperti halnya dengan mortalitas, kalau kita ingin memperbandingkan tingkat fertilitas di beberapa negara, maka pengaruh variable-variabel tersebut perlu dinetralisir dengan menggunakan teknik standarisasi yang digunakan untuk pengukuran mortalitas. • Jika diketahui tingkat fertilitas menurut umur di Negara A dan B, dan ingin dibandingkan tingkat kelahiran umum di kedua negara tersebut, maka tingkat fertilitas menurut umur dikalikan dengan jumlah penduduk standar dari masing-masing kelompok umur.
STANDARISASI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TINGKAT KELAHIRAN General Fertility Rate (GFR) dapat juga distandarisasi sebagai berikut: • Direct Age Standardized GFR • Indirect Age Standardized GFR • Dimana fx adalah Age Spesific Fertility Rate (ASFR) pada umur x per wanita.
Sebagai contoh di bawah ini dibuat penghitungan Tingkat Fertilitas Umum untuk Negara India, Swedia, dan Philipina dengan menggunakan penduduk perempuan di Swedia tahun 1960 sebagai standar.
Tingkat Fertilitas Umum Negara India, Swedia, Philipina dengan Penduduk Perempuan Swedia Sebagai Standar
Tingkat Fertilitas Umum Negara India, Swedia, Philipina dengan Penduduk Perempuan Swedia Sebagai Standar
United Nation telah menemukan metode lain standarisasi tidak langsung tingkat kelahiran untuk umur dan jenis kelamin dimana hanya jumlah kelahiran dan distribusi umur wanita dalam kelompok umur 15-44 (lima tahunan masa reproduksi) yang tersedia. • Formulasi Sex Age Adjusted Birth Rate (SAABR) oleh UN sebagai berikut:
Dimana wi, adalah penimbang standaruntuk kelompok umur i (i = 1, 2, ...6, dimulai dari kelompok umur 15-19) dalam masa reproduksi, dan Wiadalah jumlah wanita dalam kelompok umur i tahun. • SAABR adalah jumlah kelahiran per 1.000 wanita tertimbang dalam kelompok umur 15-44 tahun. • Standar penimbang telah terseleksi berdasarkan distribusi rata-rata persentase ASFR dari 52 negara yang mewakili tingkat fertilitas rendah maupun tinggi di negara-negara tersebut yang menyajikan tingkat fertilitas relatif menurut umur. • Nilai penimbang tersebut adalah 1, 7, 7, 6, 4, 1 berturut-turut untuk kelompok umur 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, dan 40-44.
Penghitungan ASFR, GFR, SAABR, Standarisasi Tingkat Kelahiran & TFR Negara A dan B, Tahun 1971 Tabel berikut merupakan contoh prosedur penghitungan standarisasi tingkat kelahiran dengan metode standarisasi langsung dan tidak langsung. Jumlah penduduk Negara A = 439 juta dan jumlah penduduk Negara B = 34,7 juta, pada tahun 1971.
Penghitungan ASFR, GFR, SAABR, Standarisasi Tingkat Kelahiran & TFR Negara A dan B, Tahun 1971 Tabel berikut merupakan contoh prosedur penghitungan standarisasi tingkat kelahiran dengan metode standarisasi langsung dan tidak langsung. Jumlah penduduk Negara A = 439 juta dan jumlah penduduk Negara B = 34,7 juta, pada tahun 1971.
dimana:∑ wi . WiA = (1 x 17.263.000) + (7 x 16.799.000) + … + (1 x 8.584.000)
Standarisasi Birth Rate Langsunguntuk Negara B denganpenduduk Negara A sebagaistandar = JumlahKolom (8)/Penduduk Negara A = (15.521.278/439.000.000) x 1.000 =35,356 StandarisasiBirth Rate TidakLangsunguntuk Negara B = {(B) x CBRA}/JumlahKol.(9) = (1.239.000 x 39,396)/1.383.029,8 = 35,293