10 likes | 197 Views
remajanya bebas bergaul dan menerima informasi kapan saja dan dari mana saja, sehingga peluang terjadinya hal-hal negatif cenderung lebih besar. Sekolah sebagai rumah kedua bagi remaja akan menentukan perilaku
E N D
remajanya bebas bergaul dan menerima informasi kapan saja dan dari mana saja, sehingga peluang terjadinya hal-hal negatif cenderung lebih besar. Sekolah sebagai rumah kedua bagi remaja akan menentukan perilaku remaja tersebut. Lingkungan sekolah yang menerapkan agama sebagai pedoman dalam mendidik remaja secara seimbang dengan tugas perkembangan remaja, akan menanamkan nilai-nilai luhur dalam jivva remaja sehingga menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan melakukan nilai-nilai luhur tersebut akan berpengaruh positif bagi j i w a dan mental remaja sehingga hati nurani mereka menjadi kuat. Jika hati nurani kuat, maka akan ada pengontrol yang penuh dengan sifat terpuji baik secara vertikal (Allah) maupun horizontal (masyarakat). Dengan demikian akibat yang lebih jauh remaja tidak akan mudah terperosok dalam i perbuatan yang melanggar hukum, sosial, susila dan agama meskipun mengalami krisis identitas. D. Hipotesis Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ada perbedaan krisis identitas pada remaja yang beragama Islam ditinjau dari jenis pendidikannya. Remaja yang bersekolah di sekolah umum (SMU) mengalami krisis identitas yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang tinggal di pondok pesantren.