540 likes | 831 Views
Pajak penghasilan final. Pengalihan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan. KETENTUAN YANG MENGATUR. PP Nomor 27 Tahun 1996 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 392/KMK.04/1996 Nomor 635/KMK.04/1994 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-04/PJ.33/1996. Pengalihan Hak.
E N D
KETENTUAN YANG MENGATUR • PP Nomor 27 Tahun 1996 • Keputusan Menteri Keuangan Nomor 392/KMK.04/1996 • Nomor 635/KMK.04/1994 • Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-04/PJ.33/1996
Pengalihan Hak Penjualan, tukar-menukaratauruislag, perjanjianpemindahanhak, pelepasanhak, penyerahanhak, lelang, hibah,ataucara lain yang disepakatiolehpihak-pihak yang bersangkutan. Termasukdidalamnyaadalah : Warisan,sewagunausahadenganhakopsi, sale and lease back, penyetoran modal sahamdalambentuktanahdan/ataubangunan, pengalihanhaksehubungandenganBangunGunaSerah,penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, danpengambil-alihanusaha,pembubaranbadanhukum,putusanpengadilan yang telahmemperolehkekuatanhukumtetap
TARIF 5 % dari nilai yang tertinggi antara NilaiPengalihanHakatas Tanah dan/atauBangunan denganNilaiJualObyekPajak (NJOP) atas Tanah dan/atauBangunantersebut
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN • PPhTB wajib untuk dilunasi sebelum Akte Jual Beli ditanda-tangani oleh PPAT/Pejabat berwenang • PPAT/Pejabat yang berwenang baru diperkenankan menanda-tangani akta setelah terbukti wajib pajak tersebut melunasi PPh yang terutang dengan menyerahkan lembar ke-5 SSP atau fotokopi SSP (dengan menunjukkan asli SSP yang bersangkutan), atau lembar ke-2 SKB PPh.
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN • SSP lembar ke-3 wajibdisampaikanolehwajibpajak yang melakukanpengalihanhakatastanahdan/ataubangunanke KPP tempatwajibpajakterdaftar, paling lambat 20 harisetelahbulandilakukanpengalihanhak • PPAT/Pejabat yang berwenangwajibmenyampaikanlaporanbulananmengenaipenerbitanakta, keputusan, perjanjian, kesepakatanpengalihanhakatastanahdan/ataubangunankepadaKepala KPP danKepala KPPBB setempatselambat-lambatnyatanggal 20 bulanberikutnyasetelahbulandilakukannyapenanda-tangananakta
PENGECUALIAN • OrangPribadi yang melakukanpengalihanhakatastanahdan/ataubangunan yang jumlahbrutonyakurangdariRp 60.000.000,- (danbukanmerupakanjumlah yang dipecah-pecah) • OrangPribadi yang melakukanpengalihanhakatastanahdan/ataubangunankepadapemerintahuntukkepentinganumum • OrangPribadiatauBadan yang melakukanpengalihanhakatastanahdan/ataubangunansehubungandenganhibah yang diberikankepadakeluargasedarahdalamgarisketurunanlurussatuderajad, dankepadabadankeagamaanataubadanpendidikanataubadan social ataupengusahakeciltermasukkoperasi yang ditetapkanMenteriKeuangan, sepanjanghibahtersebuttidakadahubungannyadenganusaha
PENGECUALIAN • Lelangatastanahdan/ataubangunan yang dirampasuntuknegaraberdasarkanKeputusanPengadilanNegeri • Penghasilandaripengalihanhakatastanahdan/ataubangunandalamrangkapenggabungan, peleburanataupemekaranusaha • Penghasilandaripengalihanhakatastanahdan/ataubangunanmilikpemerintahdengancaralelang
KETENTUAN YANG MENGATUR • Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh • Peraturan Pememerintah No. 51 tahun 2008 • Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 2009
OBYEK PPh • Atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi : • pelaksanaan konstruksi • perencanaan konstruksi • pengawasan konstruksi
TARIF • 2% (dua persen) ntuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil; • 4% (empat persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha; • 3% (tiga persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia jasa selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b; • 4% (empat persen) untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha; dan • 6% (enam persen) untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha.
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN • PPh Final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi dipotong oleh Pengguna Jasa pada saat pembayaran, dalam hal Pengguna Jasa merupakan pemotong pajak; atau • Disetor sendiri oleh Penyedia Jasa, dalam hal pengguna jasa bukan merupakan pemotong pajak.
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN • DalamhalPPh Final dipotongolehpenggunajasa, makapenggunajasawajibmelakukansetoranpajakkekasnegaraatasnamapemotong paling lambat 10 harisetelahmasapajakberakhir. • KemudianmelaporkanpemotongandanpenyetoranPPh Final tersebutkepada KPP dimanapemotongterdaftar paling lambat 20 harisetelahmasapajakberakhir • AdapunjikaPPh Final disetorsendiriolehpenyediajasa, paling lambatdisetorkantanggal 15 bulanberikutnyadandilaporkan paling lambattanggal 20 bulanberikutnya
KETENTUAN YANG MENGATUR • Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh • PP Nomor 132 Tahun 2000 • Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep-395/PJ/2001 • Surat Edaran Dirjen Pajak SE-19/PJ.43/2001
OBYEK PPh Penghasilan berupa hadiah undian dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dalam bentuk natura
TARIF 25 % dari Nilai Undian (Jika diberikan dalam bentuk natura maka nilai hadiah undian tersebut menggunakan nilai pasar atau nilai wajar)
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN • Dipotongsaatpenyerahanhadiahundiantersebutolehpihakpenyelenggaraundian • PPh yang telahdipotongolehpenyelenggarakemudiandisetorkekasnegara paling lambattanggl 10 bulanberikutnyaatasnamapemotong • Penyelenggarasebagaipemotongakanmelaporkanpemotongandanpenyetorantersebutke KPP dimanapenyelenggaraterdaftar paling lambattanggal 20 bulanberikutnya
KETENTUAN YANG MENGATUR • Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh • PP Nomor 29 Tahun 1996 sebagaimana telah disempurnakan dengan PP Nomor 5 Tahun 2002 • Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996 sebagaimana telah disempurnakan dengan Nomor 120/KMK.03/2002 • Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-22/PJ.4/1996
OBYEK PPh • Ataspenghasilandarisewatanahdan/ataubangunanberupa: • Tanah, rumah, rumahsusun, apartemen, kondomonium, gedungperkantoran, pertokoan, ataupertemuantermasukbagiannya
TARIF 10 % dari jumlah bruto nilai persewaan
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN • Dipotongsaatterjadinyapembayarannilaisewatersebutolehpihakpenggunajasa (penyewa) • PPh yang telahdipotongolehpenggunajasakemudiandisetorkekasnegara paling lambattanggl 10 bulanberikutnyaatasnamapemotong • Penggunajasasebagaipemotongakanmelaporkanpemotongandanpenyetorantersebutke KPP dimanapenyelenggaraterdaftar paling lambattanggal 20 bulanberikutnya
PPh Final AtasBungaDeposito, Tabungan, Dan Sertifikat Bank Indonesia
KETENTUAN YANG MENGATUR • Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh • PP Nomor 131 Tahun 2000 • Keputusan Menteri Keuangan Nomor 51/KMK.04/2001 • Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-19/PJ.43/2001
OBYEK PPh Penghasilan berupa bunga dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima/diperoleh dari Deposito, Tabungan, dan Diskonto SBI (termasuk bunga yang diterima/diperoleh dari Deposito dan Tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia)
TARIF • 20 % darijumlahbruto (bersifat final) terhadapWajibPajakDalamNegeridan BUT • 20 % atautarifsebagaimana P3B terhadapWajibPajakLuarNegeri
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN • Bank dan Bank Indonesia wajib memotong PPh atas Bunga Deposito dan Bunga Tabungan • Menyetor PPh tersebut dengan SSP atas nama bank ke Kantor Penerima Pembayaran, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya • Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh dimaksud ke KPP (di mana pemotong terdaftar) dengan SPT Masa PPh Ps. ayat (2), selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir.
PENGECUALIAN • Terhadap Orang Pribadi Subyek Pajak Dalam Negeri yang seluruh penghasilannya (termasuk bunga dan diskonto) tidak melebihi PTKP. • Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah Deposito dan Tabungan serta SBI tidak melebihi Rp 7.500.000,- • Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia
PENGECUALIAN • Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, sepanjang dana yang diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud Pasal 29 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun • Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikanRumahSederhanadanRumahSangatSederhana, KavelingSiapBangununtukRumahSederhanadanRumahSangatSederhana, atauRumahSusunSederhanauntukdihunisendiri.
PPhatasBungadanDiskontoObligasiyang diperdagangkandan/ataudilaporkanperdagangannyadi Bursa Efek
KETENTUAN YANG MENGATUR • Pasal 4 ayat (2) Undang-UndangPPh • PP Nomor 6 Tahun 2002 • KeputusanMenteriKeuanganNomor 121/KMK.03/2002 • KeputusanDirjenPajakNomor Kep-241/PJ/2002 berikutralatnya
OBYEK PPh • Ataspenghasilanberupabungadandiskontoobligasi yang diperdagangkanataudilaporkanperdagangannyadi Bursa Efek
TARIF • Atasbungaobligasidengankupon (interest bearing bond) : • 20 %, bagiWajibPajakDalamNegeridan BUT • 20 % atautarif P3B, bagiWajibPajakLuarNegeri darijumlahbrutobungasesuaidenganmasakepemilikan (holding period) obligasi • Atasdiskontoobligasidengankupon : • 20 %, bagiWajibPajakDalamNegeridan BUT • 20 % atautarif P3B, bagiWajibPajakLuarNegeri dari selisih lebih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi diatashargaperolehanobligasitidaktermasukbungaberjalan (accured interest)
TARIF • Atas diskonto obligasi tanpa bunga (zero Coupon bond) • 20 %, bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan BUT • 20 % atau tarif P3B, bagi Wajib Pajak Luar Negeri dari selisih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN • MemotongPPhpadasaatdilakukanpembayaran (kepadawajibpajak yang memperolehbungadandiskontoobligasi) denganmemberikanbuktipemotongan • MenyetorPPh yang dipotongtersebutdengan SSP atasnamapemotongke Kantor PenerimaPembayaran paling lambattanggal 10 bulanberikutnya • MelaporkanpemotongandanpenyetoranPPhdimaksudke KPP (dimanapemotongterdaftar) dengan SPT MasaPPh Ps.4 ayat (2), paling lambattanggal 20 bulanberikutnya
PENGECUALIAN Atasbungadandiskontoobligasi yang diperoleh: • Bank yang didirikandi Indonesia ataucabang bank luarnegeridi Indonesia • Dana pensiun yang pendirian/pembentukannyatelahdisahkanMenteriKeuangan • Reksadana (yang terdaftarpadaBapepam) selama 5 tahunpertamasejakpendirian/pemberianijinusaha • WajibPajakOrangPribadi yang penghasilankeseluruhannya (termasukbungadandiskontoobligasi) dalam 1 tahunpajaktidakmelebihi PTKP
KETENTUAN YANG MENGATUR • Pasal 4 ayat (2) Undang Undang PPh • PP Nomor 41 Tahun 1994 sebagaimana disempurnakan dengan PP Nomor 14 Tahun 1997 • Keputusan Menteri Keuangan Nomor 282/KMK.04/1997
OBYEK PPh DAN TARIF • Atas penghasilan dari penjualan saham di bursa efek • 0,1 % dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan • Atas penjualan saham pendiri • 0,5 % dari nilai saham pada saat penutupan bursa di akhir 1996, 31-12-1996 (jika telah diperdagangkan dalam tahun 1996 atau sebelumnya) • 0,5 % dari nilai saham pada saat Initial Public Offering (jika diperdagangkan pada atau setelah 01-01-1997)
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN • Memotong PPh pada saat pelunasan transaksi penjualan saham denganmemberikanbuktipemotongan • MenyetorPPh yang dipotongtersebutke Kantor PenerimaPembayarandengan SSP atasnamaperantarapedagangefek paling lambattanggal 20 setiapbulan, atastransaksi yang dilakukandalambulansebelumnya • MelaporkanpemotongandanpenyetoranPPhdimaksudke KPP (dimanapemotongterdaftar) paling lambattanggal 25 padabulan yang samadenganbulanpenyetoran
KETENTUAN YANG MENGATUR • Pasal 4 ayat (1) Undang Undang PPh • Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2009
Obyek PPh dan Tarif • Penghasilanberupadividen yang diterimaolehWajibPajakOrangPribadiDalamNegeri • TarifPPhsebasar 10 % darinilaibrutodividen
TATA CARA PELUNASAN DAN PELAPORAN • Memotong PPh pada saat pembayaran dividen denganmemberikanbuktipemotongan • MenyetorPPh yang dipotongtersebutke Kantor PenerimaPembayarandengan SSP atasnamapemotong paling lambattanggal 10 setiapbulan, atastransaksi yang dilakukandalambulansebelumnya • MelaporkanpemotongandanpenyetoranPPhdimaksudke KPP (dimanapemotongterdaftar) paling lambattanggal 20 padabulan yang samadenganbulanpenyetoran
PPh Final AtasBungaSimpanan yang DibayarkanKoperasiKepadaAnggotanya
KETENTUAN YANG MENGATUR • Pasal 4 ayat (1) Undang Undang PPh • Surat Edaran Dirjen Pajak SE-20/PJ/2009
OBYEK PPh dan TARIF • Ataspenghasilandaribungasimpanan yang dibayarkanolehkoperasikepadaanggotanya • 10 % darijumlahbrutobungasimpanan