241 likes | 685 Views
ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH. DESENTRALISASI, DEKONSENTRASI DAN TUGAS PERBANTUAN. SEJARAH DESENTRALISASI.
E N D
ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DESENTRALISASI, DEKONSENTRASI DAN TUGAS PERBANTUAN
SEJARAH DESENTRALISASI • Desentralisasi, terutama desentralisasi politiktelahmenjadi tren global.MenurutCatatan Manor (1998) negara-negara demokrasi, besar atau kecil, kaya atau miskin, telah melakukan devolusi politik, desentralisasi fiskal, dan desentralisasiadministratif ke daerah-daerah • di Indonesia konsep desentralisasisebenarnya bukanlah hal baru. Ekspedisi Harian Kompas 2009 menemukan bahwa desentralisasi, yang dalam hal ini swatantra – telah dipraktikkan di beberapa tempat di Indonesia jauh sebelum negeri ini merdeka. Artinya, negeri ini memiliki pengalaman historis dalam berdesentralisasi.
Rezimorbadengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tidak “memperkenankan” adanya pemerintahan daerah, tetapi pemerintahan “di” daerah. Kata “di” dapat ditafsirkan sebgaipraktekhegemonik-eksploitatif pusat terhadap daerah. Untuk memperhalus hegemoni itu, pemerintah pusat mengkampanyekancitra: Pusat adalah pusatnya Daerah; Daerah adalah daerahnya Pusat.
“Politikdesentralisasidanotoda“ rezimorba telah membuat pemerintah daerah sangat tergantung kepada pemerintah pusat; sebuah kondisi yang paradoks dengan makna konsep otonomi daerah. Selain ketergantungan, banyak daerah, khususnya “pemilik” sumberdaya alam, seperti hutan dan tambang, tidak puas terhadap pusat,akibatketimpanganpembagiankeuanganantarapusatdandaerah. Gerakan reformasi membantu bangsa ini untuk memahami konsep desentralisasi dengan lebih sehatdanadil, meskiterusberusahamenyempurnakankonsep yang ideal dalampolahubunganantarapusatdandaerah
PadamasapenerapanUU No. 5/1974 (UU pokok-pokokpemerintahan) dinamika hubungan pusat-daerah didominasi oleh dinamika sentripetal (kekuasaanterpusat) Eforiareformasimelahirkan UU No. 22/1999. UU ini bergerak ke pendulum yang sangat ekstrim. Tata-kelola pemerintahan daerah di negeri ini mengalami lompatan kuantum dari yang serba-sentralistik menuju ke yang serba-desentralistik (sentrifugal) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 mencoba merevisi (membagisecaraproporsional) dlmpola hub. Pusatdandaerah.
PENGERTIAN DESENTRALISASI Desentralisasimenurut UU No. 32 tahun 2004 adalahpenyerahanwewenangpemerintahanolehPemerintahkepadadaerahotonomuntukmengaturdanmengurusurusanpemerintahandalamsistem Negara KesatuanRepublik Indonesia. Menurut Bird danVallaicort (2000) ada 3 variasaidesentralisasidalamkaitannyadenganderajatkemandirianpengambilankeputusankeputusan yang dilakukandaerah Pertama, desentralisasiberartipelepasantanggungjawab yang beradadalamlingkunganpemerintahpusatkeinstansivertikaldidaerah
Kedua, delegasiberhubungandengansuatusituasi, yaitudaerahbertindaksebagaiwakilpemerintahuntukmlaksanakan fungsi2 tertentuatasnamapemerintah. Ketiga, Devolusi (pelimpahan) berhubungan dg suatusituasi yang bukansajaimplementasitetapijugakewenanganuntukmemutuskanapa yang perludikerjakandidaerah.
14 alasanperlunyadesentralisasipemerintahandalamsebuah Negara (RondinelidanCheema) Alatutkmengatasihambatanbawaanakibatperencanaannasionalygterpusat. Memotongrantaipanjangprosedurbirokrasi. Meningkatkankepekaanparapejabatttgmasalahdankebutuhanmasyarakatdaerah. MemberipeluanglebihbaikpadaPemerintahPusatutkmelakukancampurtanganpolitikdanadministrasi. Memberipeluanglebihbesarkpdperwakilankelompokpolitik, agama, etnik, dlldalammembuatkeputusanutkpembangunan.
MeningkatkankemampuanPemdadanLembagaSwasta Daerah. Efisiensi pemerintahan, krn tugas rutin dilaksanakan oleh aparat di lapangan. Koordinasilintasdepartemenmenjadiefektif. Partisipasimasyarakatdapatdilembagakansecaraefektif. Melibatkanelitlokal. Administrasimenjadilebihluwes, inovatif, dankreatif. Penempatanpelayanandanfasilitaskedalamkomunitaslebihefektif. Meningkatkanstabilitaspolitikdanpersatuannasional. Efisiensimanajemenbarangdanjasapublik.
DesentralisasidanOtonomi Daerah Isuotonomidaerahtidakbisadipisahkandarikonsepdesentralisasi Otonomidaerahlahirdarikebijakan, implementasidankomitmenmendesentralisasikankebijakanpusatkepadadaerah
IPLEMENTASI DESENTRALISASI DALAM PENYELENGGARAAN OTODA DI INDONESIA ImplementasiAsasDesentralisasidalampenyelenggaraanpemerintahandanpolahubunganantarapusatdandaerahsejatinyasudahberlangsungsejak lama Penyelenggaraanotonomidaerahsebagaibuktipenerapanasasdesentralisasidi Indonesia sudahadasejaktahun 1957. Beberapasistem yang sudahditerpkandapatdiiraikansebagaiberikut :
I. Model Tigatingkat dg otonomiluaspada unit dasar. • UU No 22 Th 1948, UU No 1 Th 1957, dan UU No 18 Th 1965. • Pemdaterdiri 3 tingkat : PemdaTk I, PemdaTk II, danPemdaTk III.
II. Model Dua Tingkat dg otonomisangatterbatas. • UU No 5 Th 1974. • Dati I (otonom) sekaliguswilayahProvinsi (wilayahadministrasi) danDati II sekaliguswilayahkaupaten/kota (wilayahadministrasi) • Asasdekonsentrasidandesentralisasipadasemuatingkat
III. Model Semi Dua Tingkat dg Otonomiluaspada unit dasar • UU No 22 Th 1999 jo UU 32 Th 2004. • PemdaterbagiatasProvinsidanKabupaten/Kota. • ProvinsimenganutasasDekonsentrasidanDesentralisasiterbatas. • Kabupaten/Kota menganut asas desentralisasi. • Provinsimerupakanwilayahadministrasisekaligusdaerahotonom (terbatas). • Kabupaten/Kota merupakandaerahotonompenuh (luas).
KESIMPULAN PELAKSANAAN DESENTRALISASI INDONESIA Dalam era reformasikebijakandesentralisasilebihberpihakpadakemandiriandaerahdalampenyelenggaraanpemerintahan, ataupenyelenggaraanpemerintahancenderungbersifatdesentralis. Hal iniditandaidenganberlakunya UU Nomor 22 tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah yang kemudiandirevisimenjadi UU Nomor 32 tahun 2004. Kebijakaninitentunyasejalandengansemangatreformasi, meskipundemikiandalamimplementasinyaternyatabelumbenar-benardapatmewujudkanotonomidaerah.
Sebagianbesarurusanpemerintahantelahdiserahkankepadadaerahdisertaidengandukunganfiskalnya, tetapipengelolaannyabelumberdampaksignifikanterhadappeningkatankualitaspelayanandankesejahteraanmasyarakat. Hal inidiantaranyaterlihatdari: fenomenatingginyapolitical cost yang harusdikeluarkanuntukmembiayaiprosesdemokrasididaerah, sementaradi lain pihakterdapatfenomenamasihrendahnyatingkatpendidikanpadasebagianbesarlapisanmasyarakat, tingginyaangkakemiskinandidaerah-daerah, masihrendahnyaindekspembangunanmanusia, danterbatasnyapenyediaansaranadanprasaranapembangunandiberbagaidaerah.
Sumber tulisan : • UU No. 32 Tahun 2004 tentangPemda • UU No. 12 Tahun 2008 tentangperubahan ke-2 pemda • Crook, R.C. dan J. Manor. 1998. Democracy and Decentralization in South-East Asia and West Africa: Participation, Accountability, and Performance. Cambridge University Press, Cambridge. • Sadu Wasistiono,2003. Kapita Selecta MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH, Fokusmedia Bandung
Tugasmandiri 1. Baca :PeraturanPemerintah RI Nomor 79 Tahun2005 tentangPedomanPembinaandanPengawasanPenyelenggaraanPemerintahanDaerah 2. Caridariberbagaisumber (UU,PP dan literature) tentangkonsep, prinsip, dancontohimplementasipelaksanaanasasdekonsentrasidantugasperbantuandalamsistempenyelenggaraanpemerinthandiindonesia • Nimgenapmembahastemadekonsentrasi • Nimganjilmengerjakantematugasperbantuan • Tugasharusselesaiplinglambatharirabu jam 09.00 • Hasildijadikansatu folder oleh PK