230 likes | 1.03k Views
TEORI PERILAKU MENYIMPANG KONTEMPORER (Teori Labeling & Konflik). Perilaku Menyimpang (SOS 311). http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/. TEORI LABELING. Disebut juga teori pemberian cap atau teori reaksi masyarakat CIRI-CIRI :
E N D
TEORI PERILAKU MENYIMPANG KONTEMPORER (Teori Labeling & Konflik) Perilaku Menyimpang (SOS 311) http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
TEORI LABELING • Disebut juga teori pemberian cap atau teori reaksi masyarakat • CIRI-CIRI : • Menjelaskan proses terjadinya/melekatnya cap menyimpang pada seseorang • Merupakan teori prosesual (menjelaskan sebab-sebab melekatnya cap menyimpang pada tingkat individu atau kelompok kecil memanfaatkan teori psikologi sosial /behaviorisme dan sosiologi mikro interaksionisme) • Tidak berusaha menjelaskan mengapa seseorang tertarik untuk berperilaku menyimpang, tetapi lebih menggalipadaterjadinya definisi dan sanksi sosial negatif yang menekan individu sehingga ia terlibat lebih dalam pada suatu tindakan menyimpang. • Analisisnya pada proses pemberian cap yang dilakukan oleh orang lain (penonton sosial) definers/labelers
KOMPONEN ANALISISNYA: • konsepsi atau definisi khusus tentang penyimpangan (konsepsi reaktivis); • proses terjadinya penyimpangan sekunder (sebagai akibat dari usaha kontrol sosial yang berlebih) • DEFINISI: (menurut Howard S. Becker): • Penyimpangan adalah “suatu konsekuensi dari penerapan aturan-aturan atau sanksi oleh orang lain kepada seorang pelanggar” dengan demikian: • “menyimpang adalah tindakan yang dilabelkan kepada seseorang atau pada siapa label itu secara khusus telah ditetapkan” Jadi: • Menyimpang bukan dilihat dari kualitas tindakannya tetapi pada adanya reaksi masyarakat bukan ditetapkan berdasarkan norma-norma sosial yang dogmatis/absolut tetapi melalui reaksi atau sanksi penonton sosialnya.
Proses terjadinyan penyimpangan (sekunder) • pemberi label (agen kontrol sosial polisi, jaksa, hakim) akan memperberat tindakan menyimpang pada seseorang • setelah mendapat label menyebabkan seseorang mengembangkan “peran menyimpang” (penyimpangan sekunder) • “peran menyimpang” itu sebagai bagian dari pengembangan konsep diri (reorganisasi psikologis) dan kemungkinan akan menjadikan seseorang memilih karir sebagai penyimpang. • Reorganisasi psikologis tersebut membutuhkan waktu yang panjang dan mungkin tak disadari
Tahap-tahap melekatnya cap/label • Ada penonton sosial yang mengetahui terjadinya pelanggaran atau penyimpangan oleh seseorang. • Penonton sosial itu kemudian berhubungan dengan agen kontrol sosial untuk melakukan penangkapan atau penahanan terhadap orang ybs. • Setelah ditahan kemudian diproses hukum masuk kurungan/penjara, atau masuk rumah sakit jiwa bagian dari vonis atau penjatuhan sanksi. • Pemberian sanksi itu merupakan salah satu cara menempelkan cap pada seseorang. • Cap yang menempel dan hukuman/sanksi yang diterima akan menjadikan ia lebih memilih untuk berkarir menyimpang
Lanjutan… • Cap/label dapat hilang dengan usaha (aktif) dari si penyimpang untuk mengembalikan harga dirinya penyimpangan tersier (tertiary deviant) • Bedanya dengan penyimpangan sekunder: penerima cap cenderung bersikap pasif (tidak kuasa melawan sanksi dan cap yang diberikan masyarakat)
TEORI KONFLIK • Lebih melihat pada asal-usul dibuatnya aturan normatif dan penerapannya dilakukan oleh siapa kepada siapa (bukan pada terjadinya perilaku menyimpang) • Perspektif ini lebih melihat sifat pluralistik dari masyarakat dan terjadinya distribusi kekuasaan yang berbeda/timpang di antara kelompok-kelompok sosial • masyarakat dipahami sebagai kelompok-kelompok dengan kepentingan yang saling bersaing/berkonflik yang berkuasa dapat menciptakan hukum dan aturan-aturan yang menjamin kepentingan kelompoknya.
Penyimpangan representasi dari pertentang atau konflik antar lapisan masyarakat bawah dengan kelompok masyarakat yang berkuasa; & • penguasa dapat menciptakan/membentuk opini publik yang dapat mempengaruhi kebijakan sosialataupenjatuhansanksihukuman.
Asumsi-asumsi teori konflik (akarpemikiran Karl Marx) • Masyarakat tidak dicirikan melalui suatu konsensus terhadap nilai-nilai, tetapi melaluiperjuangan klas dan konflik klas di antara kelompok penguasa dan yang dikuasai. • Perjuangan atau konflik itu pertama-tama karena pertentangan kepentingan ekonomi (ekonomideterministik) • Negara bukan pihak yang netral, karena negara melayani penguasa (pemilik modal) melaluipembuatankebijakan-kebijakan yang menguntungkan kelompok penguasa
Lanjutan (asumsi teori konflik) • Kapitalisme cenderungdidukung oleh hukum-hukum yang memelihara kepentingan mereka (Termasuk hukum-hukum kriminal). • Hukum-hukum kriminal: mendefinisikan perilaku tertentu sebagai ilegal, terutama perilaku yang dapat mengancam kepentingan para pemilik modal/kapitalis. hukum kriminal adalah produk yang dibuat oleh kelompok/klas atas untuk melawan klas bawah. • Agen kontrol sosial pun berpihak pada para penguasa/kapitalis kekuatan mereka digunakan untuk melawan orang-orang yang dianggap menentang kelompok penguasa. • Oleh karena itu catatan resmi tentang tingkat/angka kejahatan lebih banyak dialamioleh kelompok kelas bawah.
Perspektif/pandangan teori konflik terhadap kejahatan/penyimpangan • KEJAHATAN (sesungguhnya) SEBAGAI SUATU TINDAKAN (yang) RASIONAL (juga) • karena kondisi sosial yang disebabkan oleh tidak meratanya distribusi kekayaan, dan perlakuan yang diskriminasi terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang tidak memiliki kekuasaan.
Buktinya: • Kejahatan kerah putih atau kejahatanyang dilakukansecaraterorganisir fungsinya adalah melindungi atau memperbesar keuntungan dari para pemilik modal (memenuhi kebutuhan ilegal parakelompokmasyarakat kapitalis). • Kejahatan yang dilakukan oleh kelas bawah (kriminalitas jalanan): terjadi karena tekanan ekonomi dari masyarakat kelas bawah, dan karena proses alienasi yang mengendorkan ikatan-ikatan sosial di antara para anggotanya. • Akses atau kesempatan untuk bertindak kriminal, berbeda-beda berdasarkan kelas sosialnya kelompok masyarakat bawah jarang terlibat dalam kejahatan yang terorganisir atau kejahatan perusahaan; mereka lebih banyak terlibat dalam kejahatan konvensional/jalanan (perampokan, pembegalan, pencurian, dll).