280 likes | 934 Views
KEKUASAAN KEHAKIMAN pada UU NO. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Heru Susetyo.
E N D
KEKUASAAN KEHAKIMANpadaUU NO. 48 tahun 2009 tentangKekuasaanKehakiman HeruSusetyo
KekuasaanKehakimanadalahkekuasaannegara yang merdekauntukmenyelenggarakanperadilangunamenegakkanhukumdankeadilanberdasarkanPancasiladanUndang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demiterselenggaranya Negara HukumRepublik Indonesia.
ASAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN KEHAKIMAN Pasal 2 (1) Peradilandilakukan "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA". (2) PeradilannegaramenerapkandanmenegakkanhukumdankeadilanberdasarkanPancasila. (3) SemuaperadilandiseluruhwilayahnegaraRepublik Indonesia adalahperadilannegara yang diaturdengan undang-undang. (4) Peradilandilakukandengansederhana, cepat, danbiayaringan.
LEGALITAS DAN PRADUGA TAK BERSALAH Pasal 7 Tidakseorang pun dapatdikenakanpenangkapan, penahanan, penggeledahan, danpenyitaan, kecualiatasperintahtertulisdarikekuasaan yang sahdalamhaldanmenurutcara yang diaturdalamundang-undang. Pasal 8 (1) Setiaporang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, ataudihadapkandidepanpengadilanwajibdianggaptidakbersalahsebelumadaputusanpengadilan yang menyatakankesalahannyadantelahmemperolehkekuatanhukumtetap.
TindakPidanaKoneksitas Tindakpidana yang dilakukanbersama-samaolehmereka yang termasuklingkunganperadilanumumdanlingkunganperadilanmiliter, diperiksadandiadiliolehpengadilandalamlingkunganperadilanumum, kecualidalamkeadaantertentu menurutkeputusanKetuaMahkamahAgungperkaraituharusdiperiksadandiadiliolehpengadilandalamlingkunganperadilanmiliter.
Pasal 18 KekuasaankehakimandilakukanolehsebuahMahkamahAgungdanbadanperadilan yang beradadibawahnyadalamlingkunganperadilanumum, lingkunganperadilan agama, lingkunganperadilanmiliter, lingkunganperadilantatausahanegara, danolehsebuahMahkamahKonstitusi
KEDUDUKAN MAHKAMAH AGUNG Pasal 20 (1) MahkamahAgungmerupakanpengadilannegaratertinggi daribadanperadilan yang beradadidalamkeempatlingkunganperadilan
Wewenang MA Pasal18 (2) MahkamahAgungberwenang: a. mengadilipadatingkatkasasiterhadapputusanyang diberikanpadatingkatterakhirolehpengadilandisemualingkunganperadilan yang beradadibawahMahkamahAgung, kecualiundang-undangmenentukan lain; b. mengujiperaturanperundang-undangandibawah undang-undangterhadapundang-undang; dan c. kewenanganlainnya yang diberikanundang-undang
JenisPeradilan Peradilanumumsebagaimanadimaksudpadaayat (1) berwenangmemeriksa, mengadili, danmemutusperkarapidanadanperdatasesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan. (3) Peradilan agama sebagaimanadimaksudpadaayat (1) berwenangmemeriksa, mengadili, memutus, danmenyelesaikanperkaraantaraorang-orang yang beragama Islam sesuaidenganketentuanperaturanerundangundangan.
4) Peradilanmilitersebagaimanadimaksudpadaayat (1) berwenangmemeriksa, mengadili, danmemutusperkaratindakpidanamilitersesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan. (5) Peradilantatausahanegarasebagaimanadimaksudpadaayat(1) berwenangmemeriksa, mengadili, memutus, danmenyelesaikansengketatatausahanegarasesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.
Putusanpengadilantingkatpertamadapatdimintakan banding kepadapengadilantinggiolehpihak-pihak yang bersangkutan, kecualiundang-undangmenentukan lain. (2) Putusanpengadilantingkatpertama, yang tidakmerupakanpembebasandaridakwaanatauputusanlepasdarisegalatuntutanhukum, dapatdimintakan banding kepadapengadilantinggiolehpihak-pihak yang bersangkutan, kecualiundang-undangmenentukan lain
KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Pasal 29 (1) MahkamahKonstitusiberwenangmengadilipadatingkatpertamadanterakhir yang putusannyabersifat final untuk: a. mengujiundang-undangterhadapUndang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. memutussengketakewenanganlembaganegara yang kewenangannyadiberikanolehUndang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; c. memutuspembubaranpartaipolitik; d. memutusperselisihantentanghasilpemilihanumum; dan e. kewenangan lain yang diberikanolehundang-undang.
KEWENANGAN MK (2) 2) Selainkewenangansebagaimanadimaksudpadaayat (1), MahkamahKonstitusiwajibmemberikanputusanataspendapatDewanPerwakilan Rakyat bahwaPresidendan/atauWakilPresidendidugatelahmelakukanpelanggaranhukumberupapengkhianatanterhadapnegara, korupsi, penyuapan, tindakpidanaberatlainnyaatauperbuatantercela, dan/atautidaklagimemenuhisyaratsebagaiPresidendan/atauWakilPresiden
PENGANGKATAN HAKIM AGUNG Pasal 30 (1) Pengangkatan hakim agungberasaldari hakim karierdannonkarier. (2) Pengangkatan hakim agungsebagaimanadimaksudpadaayat(1) dipiliholehDewanPerwakilan Rakyat darinamacalonyang diusulkanolehKomisiYudisial.
Pasal 39 (1) Pengawasantertinggiterhadappenyelenggaraanperadilanpadasemuabadanperadilan yang beradadibawahMahkamahAgungdalammenyelenggarakankekuasaankehakimandilakukanolehMahkamahAgung. (2) Selainpengawasansebagaimanadimaksudpadaayat (1), MahkamahAgungmelakukanpengawasantertinggiterhadappelaksanaantugasadministrasidankeuangan. (3) Pengawasan internal atastingkahlaku hakim dilakukanolehMahkamahAgung.
Tugas KOMISI YUDISIAL 4) Pengawasandankewenangansebagaimanadimaksud padaayat (1), ayat (2), danayat (3) tidakbolehmengurangi kebebasan Hakim dalammemeriksadanmemutus perkara. Pasal40 (1) Dalamrangkamenjagadanmenegakkankehormatan, keluhuranmartabat, sertaperilaku hakim dilakukan pengawasaneksternalolehKomisiYudisial. (2) Dalammelakukanpengawasansebagaimanadimaksud padaayat (1), KomisiYudisialmempunyaitugas melakukanpengawasanterhadapperilaku hakim berdasarkanKodeEtikdanPedomanPerilaku Hakim.
EKSEKUSI PUTUSAN PENGADILAN Pasal 54 (1) Pelaksanaanputusanpengadilandalamperkarapidanadilakukanolehjaksa. (2) Pelaksanaanputusanpengadilandalamperkaraperdatadilakukanolehpaniteradanjurusitadipimpinolehketuapengadilan. (3) Putusanpengadilandilaksanakandenganmemperhatikannilaikemanusiaandankeadilan
BANTUAN HUKUM Pasal56 (1) Setiaporang yang tersangkutperkaraberhakmemperoleh bantuanhukum. (2) Negara menanggungbiayaperkarabagipencarikeadilan yang tidakmampu. Pasal57 (1) Padasetiappengadilannegeridibentuk pos bantuan hukumkepadapencarikeadilan yang tidakmampudalam memperolehbantuanhukum. (2) Bantuanhukumsebagaimanadimaksudpadaayat (1), diberikansecaracuma-cumapadasemuatingkat peradilansampaiputusanterhadapperkaratersebuttelah memperolehkekuatanhukumtetap. (3) Bantuanhukumdan pos bantuanhukumsebagaimana
PENYELESAIAN DI LUAR SIDANG Pasal 58 Upayapenyelesaiansengketaperdatadapatdilakukandiluarpengadilannegaramelaluiarbitraseataualternatifpenyelesaiansengketa.
Pasal 59 (1) Arbitrasemerupakancarapenyelesaiansuatusengketa perdatadiluarpengadilan yang didasarkanpada perjanjianarbitrase yang dibuatsecaratertulisolehpara pihak yang bersengketa. (2) Putusanarbitrasebersifat final danmempunyaikekuatan hukumtetapdanmengikatparapihak. (3) Dalamhalparapihaktidakmelaksanakanputusan arbitrasesecarasukarela, putusandilaksanakan berdasarkanperintahketuapengadilannegeriatas permohonansalahsatupihak yang bersengketa.
Pasal 60 (1) Alternatifpenyelesaiansengketamerupakanlembaga penyelesaiansengketaataubedapendapatmelalui prosedur yang disepakatiparapihak, yaknipenyelesaian diluarpengadilandengancarakonsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, ataupenilaianahli. (2) Penyelesaiansengketamelaluialternatifpenyelesaian sengketasebagaimanadimaksudpadaayat (1) hasilnya dituangkandalamkesepakatantertulis. (3) Kesepakatansecaratertulissebagaimanadimaksudpadaayat(2) bersifat final danmengikatparapihakuntuk dilaksanakandenganitikadbaik.