571 likes | 1.17k Views
KONSELOR SEORANG PRIBADI SEORANG PROFESIONAL. SEBAGAI PRIBADI. Integritasnya dapat dipercaya. SEBAGAI PROFESIONAL. Mampu menyelenggarakan Pelayanan BK secara profesional. Pemahaman mendasar dan komprehensif : esensi dan urgensi kepribadian konselor dalam konseling
E N D
KONSELOR • SEORANG PRIBADI • SEORANG PROFESIONAL
SEBAGAI PRIBADI Integritasnya dapat dipercaya
SEBAGAI PROFESIONAL Mampu menyelenggarakan Pelayanan BK secara profesional
Pemahaman mendasar dan komprehensif : esensi dan urgensi kepribadian konselor dalam konseling • Komitmen sepenuh hati untuk mengembangkan pribadi konselor : kewibawaan terapetik
Salah satu isu Konseptual : • Keterampilan/Teknik Vs Kepribadian Pendekatan modern pun mengakui pentingnya kepribadian Konselor
Isu Regulasi • UUNPN • PP SPN • UU Guru Dosen
UUSPN : UU No. 20/2003 • Pasal 1 ayat 6 : pendidik adalah tenaga kependidikan yg berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yg sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”
Kompetensi Konselor, meliputi: • Kompetensi Pedagogik • Kompetensi Kepribadian • Kompetensi Profesional • Kompetensi Sosial
Kompetensi kepribadian adalah memiliki kepribadian yg : • Mantap (K1) • Stabil (K2) • Dewasa (K3) • Arif (K4) • Berwibawa (K5) • menjadi teladan bagi peserta didik (K6) • ahklak mulia (K7)
Kompetensi profesional Penguasaan pengetahuan dan keterampilan BK secara luas dan mendalam : • konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang koheren dengan materi bimbingan • Materi BK yang sesuai dengan standar kompetensi • Hubungan konsep antara materi BK
Hubungan konsep antara materi BK • Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari • Kompetisi profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai-nilai dan budaya nasional
TINGKATAN KUALITAS KEPRIBADIAN 1. Reactive Personality 2. Proactive personality 3. Interdependent Personality 4. Spiritual Personality
1. Reactive Personality • Perilakunya cenderung dikendalikan oleh gejolak emosional yang menuntut kepuasannya sendirisedikit atau bahkan tidak ada timbangan-timbangan moral. • Periakunya cenderung reaktif : merespon stimulus secara spontan untuk kepentingan diri
Beberapa Karakteristik : • Untuk kepentingan sosial seperti bersifat pasif, kurang insiatif, bersifat menunggu, pasrah, menanti belas kasihan, ingin diperhatikan, emosional, tidak peduli dengan risiko, dan cenderung berpandangan sempit dalam melihat kehidupan.
Bahasa yang sering digunakan : • ”Tidak ada yang dapat saya lakukan” • ”Memang sudah begitulah saya” • ”Ia membuat saya begitu marah”, • ”Mereka pasti tidak akan mengizinkan saya” • ”Saya terpaksa melakukan hal itu” • ”Saya tidak bisa” • ”Saya harus.....”, • ”Seandaianya saya......”
2. Proactive personality • ditandai kemampuan melakukan hubungan timbal balik dengan kendali emosi yang mantap. • Mampu mewujudkan perilaku aktif dan terarah sesuai dengan tuntutan dirinya sendiri dan lingkungan.
Tindakan yang diambil didasarkan atas timbanghan risiko minimal dan keuntungan maksimal dalam mencapai tujuannya • Menghadapi masalah : Banyak berinteraksi dengan dirinya sendiri dengan pertimbangan emosional yang mantap serta memperhatikan berbagai alternatif dan risiko yang mungkin rimbul.
Karakterikstik : • mengenali emosi diri • mengelola emosi diri • memotivasi diri • mengenali emosi orang lain • membina hubungan dengan orang lain.
Bahasa yang biasa diguanakan : • ”Mari mempertimbangkan alternatif yang kita miliki” • ”Saya dapat memilih alternatif yang berbeda” • ”Saya mengendalikan perasaan saya sendiri” • ”Saya akan memilih respon yang sesuai” • ”Saya memilih...” • ”Saya lebih suka.....”, • ”Saya akan.......”
3. Interdependent Personality • Mampu melakukan hubungan timbal balik secara sehat antara dirinya dengan orang lain dan lingkungan yang lebih luas. • Perilaku individu dikendalikan timbangan moral yang matang. • Individu dalam tingkatan ini memahami, menghayati, dan mampu mengamalkan nilai-nilai moral secara utuh dalam keseluruhanh perilakunya sehingga mencerminkan kepribadian yang mantap.
Dalam menghadapi masalah : mampu membuat tindakan atas dasar timbangan moral secara utuh sehingga tidak hanya menghasilkan kondisi sehat bagi dirinya sendiri akan tetapi juga bagi kepentingan orang lain dan lingkungannya. • Mampu bertindak secara cermat, tenang, kepala dingin, penuh keyakinan dan optimis, sehingga mampu menghasilan sesuatu yang bermakna, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
4. Spiritual Personality • Mampu melakukan hubungan timbal balik paling besar di luar dirinya, yaitu ”Tuhan Yang Maha Esa”, di samping kemampuannya berhubungan timbal balik dengan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungannya. • Landasan utama kepribadian tingkat ini adalah kualitas keimanan dan kertaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Menghadapi situasi kritis : mampu mengendalikan dirinya dan menjaga keseimbangan dengan lingkungan atas dasar keyakinan spiritual yang kuat terhadap kuasa Tuhan Yang Maha Esa. • Semua pikiran, sikap, dan tindakan mencerminkan kondisi kepribadian yang sehat dan utuh, sehingga memberikan makna yang sangat luas bagi dirinya sendiri dan umat disekitarnya.
PERILAKU VERBAL YANG TIDAK EFEKTIF MEMBERI NASIHAT MENCERAMAHI BERSIFAT MENENTRAMKAN KLIEN MENYALAHKAN KLIEN MENILAI KLIEN MEMBUJUK KLIEN MENDESAK KLIEN TERUS-TERUSAN MENGGALI DAN BERTANYA TERUTAMA DENGAN BERTANYA MENGAPA
SELALU MENGARAHKAN KLIEN • SERING MENUNTUT/MEMINTA KEPADA KLIEN • SIKAP MERENDAHKAN KLIEN • PENAFSIRAN YANG BERLEBIHAN • MENGGUNAKAN KATA-KATA YANG TIDAK DIMENGERTI • MENYIMPANG DARI TOPIK • SOK INTELEKTUAL • ANALISIS YANG BERLEBIHAN • BERCERITA MENGENAI DIRI TERLALU BANYAK
PERILAKU NONVERBAL YANG TIDAK EFEKTIF • MEMBUANG PANDANGAN/MELENGAH • DUDUK MENJAUH DARI KLIEN • SENYUM MENYERINGAI/SENYUM SINIS • MENGGERAKKAN DAHI • CEMBERUT
MERAPATKAN MULUT • MENGGOYANG-GOYANGKAN JARI • GERAK-GERAK ISYARAT YANG MENGACAUKAN • MENGUAP • MENUTUP MATA, ATAU MENGANTUK • NADA SUARA TIDAK MENYENANGKAN • TERLALU TERLALU CEPAT CEPAT ATAU PERLAHAN, ARTIKULASI TIDAK JELAS
MENGEMBANGKAN PRIBADI • Kesadaran bahwa pengembangan kualitas kepribadian merupakan konsekuensi logis dari pilihan karirnya : konselor
Menghayati, “menikmati” kebersamaannya dengan klien, didasari niat baik dan ketulusan membantu • Mengembangkan pandangan yang positif dan dinamis tentang manusia sebagai mahluk bio-psiko-sos-spi
Berupaya Mengembangkan aspek-aspek : • Berorientasi kemauan yang baik • Kemampuan yang tinggi untuk hadir bagi orang lain • Mengenal dan menerima pribadi klien (KTPS) • Mengembangkan diri menjadi konselor yang otonom
Respek dan apresiasi terhadap diri sendiri • Berusaha untuk menjadi teladan bagi kliennya • Berani menghadapi risiko • Berorientasi untuk tumbuh dan berkembang
KETERAMPILAN DASAR KONSELING Antar Pribadi Intervensi Integrasi
Antar Pribadi Verbal Non-verbal Mengamati lien
Intervensi • Mengkondisikan klien bertanggung jawab thp pemecahan masalah Integrasi : • Mengintegrasikan dengan konteks sosio-budaya klien
Keterampilan Verbal • Kualitas vokal • Tanggapan verbal P araphrase (parafrase) R efleksiting feeling (refleksi perasaan) I nterpretation (penafsiran) S ummarization (peringkasan) C larification (penajaman) O pen questions (pertanyaan terbuka)
Keterampilan Non-verbal S quarely (menghadapi klien secara langsung) O pen posture (memperlihatkan sikap tubuh terbuka) L earning forward (posisi tubuh ke depan) E ye contact (mempertahankan kontak mata) R elaxed (bersikap rileks)
Isu BK : Berada dalam konstalasi yang memerlukan pemahaman, tindakan nyata, sadar, sistematik, tekun, dan terus menerus tanpa memikirkan hasil seketika. Ia berada pada perspektif the future tense kualitas diri dan kehidupan anak bangsa.