140 likes | 766 Views
MORFOLOGI. Pengertian Morfologi secara umum. Matakuliah : N0672/ Fonologi dan Morfologi Jepang Tahun : 2005/ 2006. The course. Kata dan unsur-unsur pembentuknya Pembentukan kata Gramatika yang berhubungan dengan pembentukan kata
E N D
MORFOLOGI Pengertian Morfologi secara umum Matakuliah : N0672/ Fonologi dan Morfologi Jepang Tahun : 2005/ 2006
The course • Kata dan unsur-unsur pembentuknya • Pembentukan kata • Gramatika yang berhubungan dengan pembentukan kata • Pembentukan kata bahasa Jepang juga berhubungan erat dengan fonologinya. Oleh karena itu, Anda diminta menerapkan pelafalan kata bahasa tersebut dalam pembentukannya • Ketidakhadiran 2 kali dalam bahasan ini akan mempengaruhi penilaian.
Definisi • Bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya. • Bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yakni morfem. • Morfem adalah kata kuncinya • Pahami dahulu apa yang dimaksud dengan morfem. • Setelah memahaminya, Anda dapat memahami kombinasi morfem.
Morfem とは何か • Satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabildan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. (Kridalaksana, 1993) • Satuan gramatika yang terkecil. Sebagai satuan terkecil, membentuk satuan yang lebih besar dan memiliki makna. (Djoko Kentjono, 2005)
具体的に話そう • Diambil di + ambil (2 morfem) • Dibawa di + bawa (2 morfem) • Dicuri di + curi (2 morfem) • Didukung di + dukung (2 morfem) • “di” dianggap sebuah kata, sekaligus sebagai satuan gramatika (hadir sebagai awalan/prefiks) yang berfungsi membuat pasif. Walaupun dianggap sebuah kata, “di” tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus menempel sehingga dapat menemukan maknanya. morfem terikat. • Kata “ambil”, “bawa”, dan “curi” merupakan sebuah kata yang tidak dapat dipecah lagi menjadi satuan yang lebih kecil. Oleh karena itu dihitung sebagai 1 morfem.
具体的に話そう • Di Jakarta “di” dan “Jakarta” • Di kampus “di” dan “kampus” • “di” dianggap sebuah kata yang memiliki makna “penunjuk tempat”. Morfem ini dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu disebut morfem bebas • “Jakarta” dan “kampus” dianggap sebagai kata yang memiliki makna. Tidak dapat dipecah lagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi.
Morfem dan Alomorf • Memandang me + pandang (2 morfem) • Menyandang me + sandang (2 morfem) • Menolong me + tolong (2 morfem) • Merasa me + rasa (2 morfem) • Mengikat me + rasa (2 morfem) • Mengetahui me + tahu + i (3 morfem) • Awalan (prefiks) “me” hadir sebagai morfem terikat. Dalam realisasi pengucapannya/wujud fonologis, morfem{me} mempunyai bagian me~, men~, meny~, meng~, menge~, dan mem~.
と言うのは。。。、 Morfem{me} Alomorf /me/ /men/ /meny/ /meng/ /menge/ /mem/ Morf
Jenis Morfem • Morfem terikat • Morfem bebas • Morfem segmental. Morfem yang dibentuk dari jumlah fonemnya • Morfem supra-segmental. Morfem terikat yang bersifat aspek menunjukkan kala verba (pasa, presenta, futura, dll.) • Morfem segmental supra-segmental. Morfem yang terbentuk dari segmen yang sama, tetapi mempunyai makna dan irama yang berbeda.
Kasus • I have a book • I have two books • I have a sheep • I have two sheep • They cut the grass every Sunday • They cut the grass last Sunday
Morfem dan Makna Gramatikal • Jumlah (muslimun, muslima:ni) • Jenis (feminin, maskulin – la, le) • Milik (bukuku, bukunya) • Kala (aruku, arukimashita) • Aspek (yomu, yondeiru) • Diatesis (yomu, yomareru) • Pronomina (kita, itta 来た、行った) • Modus (yonde, yonde kudasai)