660 likes | 979 Views
KARYA ILMIAH ARTIKEL DAN RAGAM ILMIAH. Penulisan Artikel (Pokok-pokok Pikiran). Tahap prapenulisan Tahap penulisan Tahap revisi. A. Tahap Prapenulisan. Pemilihan topik Pembatasan topik Perumusan judul Perumusan tesis Penyusunan kerangka. Pemilihan Topik. Sumber topik :
E N D
Penulisan Artikel(Pokok-pokok Pikiran) Tahap prapenulisan Tahap penulisan Tahap revisi
A. Tahap Prapenulisan • Pemilihan topik • Pembatasan topik • Perumusan judul • Perumusan tesis • Penyusunan kerangka
Pemilihan Topik Sumber topik: • Hasil penelitian • Hasil berpikir • Pengalaman penulis • Kejadian aktual • Buku-buku pustaka dan tulisan lain
Kriteria pemilihan topik • Dikuasai dengan baik • Menarik (baru, aktual) • Tersedia bahan-bahannya • Bermanfaat Cara membatasi topik menggunakan Diagram Pohon
Keluarga Berencana Tujuan Peranan Perkembangan Pengendalian pertumbuhan penduduk Peningkatan Kualitas Hidup Penduduk kota Penduduk Desa Desa Tertinggal Desa Maju
Perumusan Judul • Sesuai dengan topik • Singkat • Bentuk Frasa • Lugas • Menggunakan unsur pembatasan topik
Manakah judul yang paling tepat? • Program Keluarga Berencana dapat Berperan Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal • Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal dengan Keluarga Berencana • Keluarga Berencana Peranannya dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal • Peran Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal
Perumusan Tesis • Mengidentifikasi variabel dan masalah. • Mengidentifikasi jawaban masalah. • Merumuskan tesis dengan merangkaikan seluruh jawaban dalam satu paragraf. Tesis merupakan pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam tulisan
Penyusunan Kerangka • Menginventarisasi gagasan dalam tesis • Mengklarifikasikan gagasan Kerangka: • Nonformal: sederhana, kasar, global • Formal: rinci dan rumit
Sistematika Artikel Artikel Hasil Penelitian • Judul • Nama Penulis • Abstrak dan Kata Kunci • Pendahuluan • Metode • Hasil • Pembahasan • Penutup: Simpulan dan Saran • Daftar Pustaka
TEN COMMON METHODS OF RESEARCH Design research Historical research Correlational research Descriptive research PROBLEM Causal-Comparative or ex-post facto Developmental research True experimental research Quasi experimental research Case & Field research Classroom Action research Source: Isaac & Michael, 1989
Judul • Sesuai dengan topik • Singkat • Bentuk frasa • Lugas • Menggunakan unsur pembatasan topik • Tidak terlalu panjang (maksimal … kata)
Nama Penulis • Hanya nama orang yang terlibat langsung dalam proses penulisan artikel. Dapat lebih dari satu orang dan harus ditulis lengkap • Penulisan nama tanpa pangkat, kedudukan, dan gelar akademis
Abstrak • Abstrak merupakan kependekan yang lengkap, komprehensif. • Disusun dalam satu paragraf. • Tidak lebih dari 200 kata. • Berisi masalah, tujuan penelitian, metode, hasil penelitian. • Diketik dengan spasi tunggal dengan format lebih sempit dari teks utama.
Kata Kunci • Kata-kata pokok yang menggambarkan daerah masalah penelitian atau istilah yang merupakan dasar pemikiran tulisan. • Sumbernya dari judul, abstrak, tubuh teks, tesaurus disiplin ilmu. • Fungsinya untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.
Pendahuluan • Berisi latar belakang atau rasional penelitian, masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian (tujuan penelitian harus sesuai dengan masalah). • Inklusif kajian pustaka ringkas dengan rujukan mutakhir (maksimal 10 tahun). Kajian Pustaka berisi penelitian sebelumnya yang relevan serta hal-hal yang terkait dengan judul dan rumusan masalah.
Metode • Isinya bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber data, bagaimana data dianalisis (populasi dan sampel, instrumen penelitian, rancangan penelitian, teknik analisis data). • Uraikan pokok-pokoknya saja.
Hasil • Bagian utama artikel. • Menyajikan hasil analisis data. • Yang disajikan hasil analisis yang matang. • Dapat diperjelas dengan tabel, grafik, atau gambar yang dibahas secara kualitatif/kuantitatif, lengkap, dan memadai.
Pembahasan • Menjawab masalah penelitian. • Menafsirkan temuan. • Mengintegrasikan temuan ke dalam kumpulan pengetahuan yang mapan. • Menyusun teori baru atau memodifikasi teori baru.
PenutupA. Simpulan • Ringkasan dari hasil dan pembahasan. • Dalam bentuk esai dan bukan numerik. • Merupakan jawaban dari rumusan masalah B. SARAN • Disusun berdasarkan simpulan. • Mengacu pada tindakan praktis, atau pengembangan teoretis
Daftar Pustaka • Hanya pustaka yang dirujuk (ada dalam catatan pustaka) yang dicantumkan. • Penulisannya harus konsisten. • Unsur yang harus ada: nama, judul, tahun terbit, tempat terbit, dan penerbit.
Artikel Nonpenelitian • Judul • Nama Penulis • Abstrak dan Kata kunci • Pendahuluan • Bagian inti • Penutup • Daftar pustaka
Abstrak • Berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara padat. • Bukan berisi kata pengantar atau komentar penyuting. Kata kunci (lihat artikel hasil penelitian)
Pendahuluan • Mengantarkan pembaca pada topik yang akan dibahas. • Mampu menarik pembaca; mengiring pembaca. • Diakhiri dengan rumusan singkat hal-hal pokok yang akan dibahas.
Bagian Inti • Sangat bervariasi, bergantung pada topik yang dibahas. • Yang perlu diperhatikan: • Identifikasi isi yang akan dideskripsikan (konsep, prosedur, prinsip) • Penetapan struktur isi. • Penataan isi ke dalam struktur. • Penataan urutan isi. • Pendeskripsian isi mengikuti urutan yang telah ditetapkan.
Penutup • Berisi simpulan pembahasan. • Berisi saran (jika ada). Daftar Pustaka (lihat artikel hasil penelitian)
B. Tahap Penulisan Pengembangan gagasan dalam paragraf • Paragraf pembuka • Paragraf isi • Paragraf penutup Pengutipan: langsung atau tidak langsung
C. Tahap Revisi • Revisi Isi • Revisi Organisasi • Revisi Bahasa • Revisi Pengetikan
BAHASA DALAM KARYA ILMIAH • Formal> bahasa baku (ragam bahasa ilmiah) untuk karya ilmiah, berita, wawancara resmi, dll. • Nonformal> bahasa subbaku, bahasa gaul untuk iringan lagu, acara untuk remaja, dll.
Sebulan sebelum akhirnya mereka mulai dengan perjalanan dinas merangkap bulan madu mereka, Claire dengan diantar Eko pergi ke dokter untuk konsultasi. Sesudah memeriksa dengan cukup teliti, dokter menyatakan kandungan Claire oke. Manakah ragam ilmiah? 2. Menjelang pelaksanaan Kongres ke-6 Bahasa Indonesia tahun 1993 di Jakarta, saya teringat pada apa yang telah dimunculkan dalam Kongres ke-5 Bahasa Indonesia tahun 1988. Saat itu merupakan kemunculan buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia…. Pada kedua buku itu tampak beberapa pembaharuan (usaha penyempurnaan), baik dalam bidang tata bahasa maupun kosakata.
3. Wanagalih, sesudah sekian puluh tahun, masih nampak bertahan sebagai ibu kota kabupaten. Tetapi mungkin tidak juga. Memang agak banyak juga perubahan pada wajahnya. Mobil, baik yang dinas maupun pribadi, lebih banyak yang bersliweran di jalan-jalan. 4. Keterampilan berbahasa pada hakikatnya terdiri atas empat subketerampilan, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Harris, 1977). Keterampilan menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang sangat penting bagi anak yang sedang belajar bahasa pada tahap permulaan. Hampir seluruh kehidupan mereka dalam berbahasa didominasi oleh menyimak dan berbicara (Oller, 1981; Omaggio, 1986).
Contoh A:1. Organisasi intra sekolah, biasanya oleh bapak dan ibu guru diadakan pemilihan atau pengurus-pengurus organisasi intra sekolah di antara kelas satu, dua atau kelas tiga, serta diadakan pemilihan untuk membimbing dengan kata lain Bapak Pembimbing organisasi intra sekolah oleh Bapak dan Ibu guru. Ciri-ciri Ragam Ilmiah 2. Kemampuan mengerahkan tenaga anaerobik maksimal seseorang disebut kapasitas anaerobik, yaitu kemampuan mengerahkan tenaga maksimal sampai batas maksimal anaerobik ini juga merupakan suatu penentu penting kemampuan olahragawan untuk melakukan aktifitas tinggi dan terus menerus.
3. Anak-anak cacat adalah anak-anak yang perlu mendapatkan perhatian dengan penuh kasih sayang. Mereka mungkin sudah terlahir dalam keadaan cacat yang tidak pernah mereka minta. Kita prihatin dan meneteskan air mata bila melihat mereka dengan deritanya. Anak-anak yang cacat kaki, misalnya, berjalan tertatih-tatih, mereka yang buta berjalan dalam gelap, dunia serba hitam dan kelam. Serasa dunia ini hanya satu warna, hitam, hitam, dan hitam. Seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maka Belas Kasih karena kita dikaruniai tubuh yang indah dan sempurna, lahir dan batin.
4. Lantas, yang pada datang melihat lukisan Mandra dan menyatakan “beh, beh, beh, ...“ itu, siapakah mereka? Yang tua, yang muda, yang anak-anak, yang guru, yang petani? Merekalah warga Kamasan. Waktu saya menanyakan apakah dia justru tidak mendidik rekannya itu dengan menolong menyelesaikan lukisannya, dengan tersenyum, terbengong dia ganti bertanya pada saya, “Mendidik? Wah apa artinya itu, Pak?’ Tentu saya jadi tertegun, segera menyadari bahwa konteks pertanyaan saya tidak relevan sama sekali.
5. Lantas, yang pada datang melihat lukisan Mandra dan menyatakan “beh, beh, beh, ...“ itu, siapakah mereka? Yang tua, yang muda, yang anak-anak, yang guru, yang petani? Merekalah warga Kamasan. Waktu saya menanyakan apakah dia justru tidak mendidik rekannya itu dengan menolong menyelesaikan lukisannya, dengan tersenyum, terbengong dia ganti bertanya pada saya, “Mendidik? Wah apa artinya itu, Pak?’ Tentu saya jadi tertegun, segera menyadari bahwa konteks pertanyaan saya tidak relevan sama sekali. (Ciri 1: ragam bahasa ilmiah lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan)
Contoh B: a. Tujuan penelitian ini saya rumuskan sebagai berikut.b. Seperti telah peneliti kemukakan pembelajaran bahasa asing harus diberikan sejak dini karena pada usia dini otak anak masih sangat lentur.c. Saran-saran yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut. Contoh-contoh di atas tidak disarankan penggunannya dalam ragam (bahasa) ilmiah. Bentuk yang disarankan sebagai berikut. a. Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. b.Seperti telah dikemukakan, pembelajaran bahasa harus dilakukan sejak dini karena otak anak masih sangat lentur. c. Saran-saran yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut. (Ciri 2: ragam ilmiah bersifat objektif)
Contoh C: Dalam bidang fisika, misalnya, dikenal istilah baur ‘difluens’ kanta ‘lensa’ dalam bidang kedokteran dikenal istilah benak ‘otak, sumsum’, biring ‘penyakit kulit berbintik dan gatal’ peloh ‘impoten’ cagu ‘penyakit kuku jari bernanah’, gasang ‘sangat suka bersetubuh’, sengkenit ‘kutu pada binatang’, (Ciri 3: istilah bersifat monosemantis dan bebas konteks).
Contoh D:analisa > analisis sintesa > sintesis hipotesa > hipotesis legalisir > legalisasiteoritis > teoretisbirahi > berahihakekat > hakikatpropinsi > provinsi kerja > bekerja kekecilan > terlalu kecil merubah > mengubah menyolok > mencolok
Di Surabaya telah mengadakan penelitian awal dampak banjir. b. Dan untuk mencapai prestasi, memerlukan berbagai macam persiapan.c. Dari latar belakang yang salah inilah,mengakibatkan hasil dari kegiatan tersebut sangat memprihatinkan.d. Di Propinsi DIY memiliki jumlah SD 29 dengan jumlah guru 19.718 dan jumlah siswa 295.883. (subjek kalimat tidak jelas)
Kegagalan pengajaran bahasa Indonesia karena kesalahan metode.b. Kegagalan panen itu karena kemarau terlalu panjang.c. Kesulitan itu karena tingkah lakunya sendiri.(fungsi predikat tidak jelas) Sebaiknya: Pengajaran bahasa Indonesia gagal karena kesalahan metode. Kegagalan pengajaran bahasa Indonesia disebabkan oleh kesalahan metode. b.Kegagalan panen itu disebabkan oleh kemarau yang terlalu panjang. Panen itu gagal karena kemarau terlalu panjang. c.Kesulitan itu disebabkan oleh tingkah lakunya sendiri. Kesulitan itu muncul karena tingkah lakunya sendiri.
demi untuk, • sangat ... sekali, • adalah merupakan, • hasil dari penelitian ini, • pembahasan daripada peneliti, • jawaban daripada responden. • (boros)
Kendaraan harap turun.b.Terbungkus rapi setebal dua puluh sentimeter, Laksamana Sudomo menyebutkan berkas perkara tersebut baru merupakan hasil pemeriksaan intelejen.c. Di Tasikmalaya ada 60 orang korban meninggal, tetapi tidak melapor.(penalaran tidak baik/ tidak masuk akal) a. Perahu itu isinya orang lima. b. Alat-alat itu dipasang di belakang sendiri. c. Ibu bajunya bagus. (interferensi)
(Ciri 4: ragam bahasa ilmiah adalah ragam baku) Ciri kalimat baku adalah fungsi kalimat jelas, hemat, bernalar, dan bebas dari pengaruh struktur bahasa lain (bahasa daerah maupun bahasa asing).
Pengunaan istilah “pria” dalam suatu pembicaraan ilmiah yang kadang-kadang digantikan dengan istilah “laki-laki” untuk merujuk pada hal yang sama atau penggunaan istilah “wanita” yang kadang-kadang digantikan dengan “perempuan” untuk merujuk hal yang sama merupakan pencerminanan dari ketidakkonsistenan/tidak taat asas. (Ciri 5: ragam ilmiah bersifat taat asas)
Ciri-Ciri Ragam Bahasa Ilmiah 1. lugas, eksak, tidak samar dan tidak taksa; 2. objektif; 3. istilah yang digunakan bersifat monosemantis dan bebas konteks; 4. baku; 5. taat asas.
Karakter Penulisan karya ilmiah seharusnya menjunjung tinggi karakter: • jujur (bertanggung jawab); • cerdas; • tangguh; • peduli
Sistem Huruf dan Angka Subbab … … … … … … … … … … … … Subbab … … a. … b. … 1) … 2) … a) … b) … (1) … (2) … (a) … (b) … Sistematika Penulisan
BAB I … 1.1 … 1.2 … 1.3 … 1.4 … 1.5 … BAB II … 2.1 … 2.1.1 … 2.1.2 … 2.2 … 2.2.1 … 2.2.2 … 2.2.3 … Sistem Digit