1 / 45

Etika Kedokteran & Teori Etika

Etika Kedokteran & Teori Etika. Pembahasan . Pengertian Umum Etika & Moralitas  sistem nilai/norma. Pengertian Etika. Etika merupakan bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat baik dan menginginkan hal baik dalam hidup. ETHICS.

isi
Download Presentation

Etika Kedokteran & Teori Etika

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Etika Kedokteran & Teori Etika

  2. Pembahasan • Pengertian Umum Etika & Moralitas  sistem nilai/norma

  3. Pengertian Etika • Etika merupakan bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat baik dan menginginkan hal baik dalam hidup.

  4. ETHICS • THE DISCIPLINE DEALING WITH WHAT IS GOOD AND BAD AND WITH MORAL DUTY AND OBLIGATION (Webster’s). • ETHICS OFFERS CONCEPTUAL TOOLS TO EVALUATE AND GUIDE MORAL DECISION MAKING • MEDICAL ETHICS IS A DISCIPLINE / METHODOLOGY FOR CONSIDERING THE IMPLICATIONS OF MEDICAL TECHNOLOGY / TREATMENT AND WHAT OUGHT TO BE (Univ of Washington School of Medicine)

  5. Bioetika (F. Abel) • studi interdisipliner tentang problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran

  6. Moralitas • pandangan tentang kebaikan/kebenaran dalam masyarakat • Hukum dasar paling hakiki & amat kuat • Perbuatan benar ec maxim (prinsip) • Permusyawaratan (-)

  7. Ciri khusus moralitas • Norma sangat penting (prinsipiil) : nilai > “segala pertimbangan”. • Hukum universal (berlaku prinsip "Coca Cola") . • Norma rasional & obyektif • Menyangkut (kebahagiaan) orang lain mis : Golden Rule. • Semua orang punya.

  8. Etika Dokter RI nKemurnian niat nKesungguhan kerja nKerendahan hati nIntegritas ilmiah & sosial

  9. Nilai - Norma Nilai • tidak konkrit (bukan fakta observasional empiris) • subyektif • (dasar/motivasi keinginan, cita-cita, harapan dan pertimbangan internal/batiniah manusia secara sadar/nirsadar ketika bersikap-tindak-perilaku). Norma • Konkrit • Obyektivasi nilai

  10. Nilai • Trias : Choosing, Prizing, Acting • Tak bisa diajarkan, tp dirasakan/dihayati Sering alasan mendasar konflik • Jenis : • Nilai Pada dirinya sendiri • Nikmat • Kebahagiaan • Nilai Instrumental • Baik bila tujuan tercapai

  11. JENIS NORMA (:modernitas) • etika (dalam arti sempit) • tujuan kebaikan hidup pribadi atau kebersihan/kemurnian hati nurani/akhlak (kaidah intra-pribadi). • hukum • tujuan kedamaian hidup bersama (kaidah antar-pribadi). • kesopanan • tujuan kesedapan atau keelokan hidup bersama (kaidah antar-pribadi). • agama/kepercayaan • tujuan kesucian akhlak & keselamatan dunia & akhirat (kaidah intra-pribadi)

  12. Etika (ethics) • normatif (etika reflektif, deontologis, das sollen, etika sbg ilmu, filsafat moral) • "apa yang harus saya lakukan ?“ = “ought” • consicence • praksis (etika teleologis, das sein, etika sbg tindakan/tingkah laku). • "baik atau burukkah tindakanku ini ?” = “is” • rights

  13. Ethical justification Claims of rights (goal oriented) Claims of conscience (process oriented) Distinguishing morality & ethics

  14. Rights = justified claims that a person can make on others or on society often controversy : individual vs society, individual vs individual; society vs society

  15. Conscience = self-reflection + judgment about whether an action is right or wrong = build a sense of wholeness or integrity & responsibility, not to feel ashamed & guilty

  16. etika medik = kedokteran/keperawatan • etika terapan (applied ethics). • matra normatif-reflektif  tuntunan utk bertanggung-jawab • matra praksis  tuntutan rasionalitas tindakan • etika khusus (profesional) • peer review (otokritik tindakan sejawat = disiplin • kode etik (isi tuntunan etikolegal  pemurnian n penyesuaian)

  17. KAIDAH DASAR BIOETIK • PRINSIP DASAR: • BENEFICENCE • Providing benefit, Balancing the benefit and harms • NON MALEFICENCE • Primum non nocere • JUSTICE : fairness • Equal treatment of equals, Unequal treatment of unequals • AUTONOMY : • Self determination, Truth telling, Confidentiality, Privacy

  18. PRINSIP BENEFICENCE • TERDIRI DUA PRINSIP: • PRINSIP POSITIVE BENEFICENCE • PREVENT EVIL OR HARM • REMOVE EVIL OR HARM • DO OR PROMOTE GOOD • PRINSIP BALANCING OF UTILITY / PROPORTIONALITY • BALANCING OF BENEFIT AND HARM

  19. PRINSIP BENEFICENCE-2 • PRINSIP OF UTILITY = BALANCING OF COST-RISK-BENEFIT • COST BENEFIT ANALYSIS: • DIPERHITUNGKAN DALAM HITUNGAN UANG • COST EFFECTIVENESS ANALYSIS: • DIPERHITUNGKAN BUKAN DALAM UANG • RISK ASSESSMENT • PROBABILITAS DAN BESARNYA RISIKO

  20. Sikap/berbuat baik (beneficence) • Utamakan altruisme • Menjamin nilai pokok harkat & martabat manusia  “apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya” (apalagi ada yg hidup). • Memandang pasien / keluarga / sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter • Maksimalisasi akibat baik > buruk • Minimalisasi akibat buruk • Banyak dianut di Timur (termasuk RI), paternalisme nyata dan prinsip musyawarah mufakat.

  21. Beneficence • General beneficence • melindungi & mempertahankan hak yang lain • mencegah terjadi kerugian pada yang lain • menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain • Specific beneficence • menolong orang cacat • menyelamatkan orang dari bahaya

  22. PRINSIP NON MALEFICENCE • PRIMUM NON NOCERE • ABOVE ALL DO NO HARM • SATU CONTINUUM DG BENEFICENCE • NOT TO INFLICT EVIL OR HARM • PREVENT EVIL OR HARM • REMOVE EVIL OR HARM • DO OR PROMOTE GOOD

  23. Tidak merugikan (non-maleficence) ·Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien Minimalisasi akibat buruk Kewajiban nonmaleficence : “One ought not to inflict evil or harm”. • Sisi komplementer beneficence • primum non nocere (pertama jangan menyakiti).

  24. Kewajiban (non-maleficence) • Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting • Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut • Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif • Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal).

  25. PRINSIP NON MALEFICENCE-2 • PRINSIP DOUBLE EFFECT TINDAKAN YG MERUGIKAN TIDAK SELALU DIANGGAP TINDAKAN YG BURUK

  26. PRINSIP DOUBLE EFFECT • TINDAKAN TSB SECARA INTRINSIK TIDAK SALAH (SETIDAKNYA NETRAL) • NIATNYA MEMPEROLEH AKIBAT BAIK TAK BOLEH DR SEBAB BURUK (AKIBAT BURUK TAK BOLEH FORESEEN & TOLERATED JADI SARANA) • AKIBAT BURUK BUKAN CARA UNTUK MENCAPAI TUJUAN POKOK/AKIBAT BAIK • PERIMBANGAN YG LAYAK (TAK ADA CARA LAIN > TEPAT) : AKIBAT BAIK MSH > AKIBAT BURUK

  27. PRINSIP NON MALEFICENCE-3 CONTOH KASUS • TINDAKAN PENGHENTIAN KEHAMILAN PADA KEHAMILAN EKTOPIK • PEMBERIAN MORFIN KEPADA PASIEN TERMINAL DENGAN NYERI YANG BERLEBIHAN • MENGHENTIKAN ALAT BANTU PADA PASIEN TERMINAL (Futility issue)

  28. PRINSIP JUSTICE • TERDAPAT DUA ISTILAH: • JUSTICE ; FAIRNESS • SESEORANG MENERIMA YANG SELAYAKNYA DIA TERIMA • DISTRIBUTIVE JUSTICE • DISTRIBUSI SUMBER DAYA DALAM MASYARAKAT

  29. PRINSIP JUSTICE-2 TEORI TENTANG JUSTICE • EGALITARIAN: • EQUAL ACCESS TO THE GOODS • LIBERTARIAN: • RIGHTS TO SOCIAL AND ECONOMIC LIBERTY (fair procedure and system) • UTILITARIAN: • KOMBINASI KEDUA DI ATAS • MEMAKSIMALKAN PUBLIC UTILITY

  30. Keadilan Treat similar cases in a similar way = justice within morality Memberi perlakuan sama kpd pasien utk kebahagiaan pasien & umat manusia • Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga dari setiap mahluk (pasien) yang berakal budi (aspek sosial).

  31. Keadilan • Memberi sumbangan relatif sama Ø kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien) • Menuntut pengorbanan mereka secara relatif sama Ø kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien).

  32. Jenis Keadilan • Tukar menukar : kebajikan (kebiasaan etis) selalu memberikan hak pasien/yg semestinya hrs diterima • Distributif (Membagi) : kebajikan DR/sarkes selalu membagikan kenikmatan/beban bersama, rata dan merata Ø keselarasan sifat dan tkt perbedaan jasmani dan rohani. • Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bersama • Hukum (umum) : bagi Ø hkm (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum

  33. Keadilan Prosedural • RAWLS: • PRINCIPLE OF JUSTICE: • THE PRINCIPLE OF EQUAL LIBERTY • PERMITS INEQUALITIES IN THE DISTRIBUTION OF RESOURCES IF THE INEQUALITIES WILL BENEFIT EVERYONE, ESPECIALLY THE LEAST ADVANTAGED • THE PRINCIPLE OF FAIR EQUALITY OF OPPORTUNITY

  34. The Scope of ethics in Medicine Macro level Politics of Health Meso level Health services delivery Macho level Health care teams Micro level Clinical medicine

  35. Otonomi (self-determination) • Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri (sebagai mahluk bermartabat). • Pasien sebagai mahluk berakal budi tidak boleh dijadikan semata-mata alat tetapi tujuan. • Kewajiban menghormati manusia sebagai mahluk/pribadi yang otonom • Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggi. • Erat terkait dengan informed-consent.

  36. Otonomi • Kant : otonomi kehendak = otonomi moral • kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri Ø kesadaran terbaik bagi dirinya • tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar (heteronomi) • motivasi berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari manusia. • Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu • kemampuan lakukan pemikiran & tindakan (realisasi keputusan dan kemampuan melaksanakannya), • hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.

  37. PRINSIP AUTONOMY • SELF GOVERNANCE, LIBERTY RIGHTS, INDIVIDUAL CHOICES • KANT : TIAP ORANG MEMILIKI KAPASITAS UNTUK MEMUTUSKAN NASIBNYA SENDIRI • MILLS : KONTROL SOSIAL ATAS INDIVIDU HANYA SAH APABILA TERPAKSA UNTUK MELINDUNGI HAK ORANG LAIN

  38. PRINSIP AUTONOMY-2 • PRINSIP AUTONOMY ADALAH DASAR DARI DOKTRIN INFORMED CONSENT • TINDAKAN MEDIS TERHADAP PASIEN HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN (OTORISASI) DARI PASIEN TERSEBUT, SETELAH IA DIBERI INFORMASI DAN MEMAHAMINYA. • A PATIENT WITH SUBSTANTIAL UNDERSTANDING AND IN SUBSTANTIAL ABSENCE OF CONTROL BY OTHERS, INTENTIONALLY AUTHORIZES A PROFESSIONAL TO DO SOMETHING.

  39. PRINSIP AUTONOMY-3 INFORMED CONSENT • THRESHOLD ELEMENT • COMPETENCE • INFORMATION ELEMENTS • DISCLOSURE OF INFORMATION • UNDERSTANDING OF INFORMATION • CONSENT ELEMENTS • VOLUNTARINESS • AUTHORIZATION

  40. PRINSIP AUTONOMY-4 COMPETENCE: • KAPASITAS MEMBUAT KEPUTUSAN • LEBIH KE ARAH SYARAT DAPAT MEMBERIKAN CONSENT DARIPADA SEKEDAR ELEMEN • KOMPETENSI ADALAH SUATU KONTINUUM • DARI KOMPETEN PENUH HINGGA TIDAK KOMPETEN SAMA SEKALI • ADA SATU TITIK YG SESUAI KHUSUS UNTUK KOMPETENSI INI, YAITU BILA BISA MEMBUAT KEPUTUSAN YG REASONABLE BERDASARKAN ALASAN YG REASONABLE

  41. PRINSIP AUTONOMY-5 DISCLOSURE: ADEKUAT ATAU TIDAKNYA DITENTUKAN: • TRADISI PRAKTEK PROFESIONAL • KEBUTUHAN INFORMASI PADA INDIVIDU PASIEN TERSEBUT • KEBUTUHAN INFORMASI BAGI REASONABLE PERSON TAK PERLU DISCLOSURE: GAWAT DARURAT, TAK KOMPETEN, WAIVER

  42. PRINSIP AUTONOMY-6 • UNDERSTANDING: • DIPENGARUHI OLEH: • ILLNESS, IRRATIONALITY, IMMATURITY • MASALAH: • NONACCEPTANCE : Menolak informasi sebagai suatu kebenaran • FALSE BELIEF: Keyakinan yang salah atau irrasional • BAHASA atau ISTILAH • WAIVER

  43. PRINSIP AUTONOMY-7 • VOLUNTARINESS: • BEBAS DARI TIPUAN DAN PAKSAAN • BEBAS DARI ANCAMAN UNTUK “DIBIARKAN” • PERSUASI MASIH DIBOLEHKAN

  44. Kaidah "turunan” • Kejujuran (veracity) • Kesetiaan (fidelity) • Privacy • Konfidensialitas. • Menghormati kontrak (perjanjian) • Ketulusan (honesty) • Menghindari membunuh Beauchamp & Childress (1994), lihat pula Veatch

  45. Terima Kasih

More Related