120 likes | 685 Views
BAB XII . GAYA ANTAR MOLEKUL 12.1. ANTARAKSI ANTAR MOLEKUL Molekul-molekul dalam wujud gas, cair dan padat saling berantaraksi satu dengan yang lainnya. Antaraksi ini berpengaruh terhadap sifat-sifat fisika senyawa tersebut, misalnya titik leleh, titik didih, kelenturan, kekerasan dll.
E N D
BAB XII.GAYA ANTAR MOLEKUL 12.1. ANTARAKSI ANTAR MOLEKUL Molekul-molekul dalam wujud gas, cair dan padat saling berantaraksi satu dengan yang lainnya. Antaraksi ini berpengaruh terhadap sifat-sifat fisika senyawa tersebut, misalnya titik leleh, titik didih, kelenturan, kekerasan dll. Secara garis besar, antaraksi antar molekul dapat digolongkan menjadi : 1. Gaya van der Waals 2. Ikatan hidrogen 3. Ikatan kimia antar molekul 4. Gaya antar ion.
12.2. GAYA VAN DER WAALS 12.2.1. Gaya Dispersi (gaya London) • Gaya ini terjadi di antara molekul-molekul non-polar. • Pada senyawa non-polar, pada saat-saat tertentu, secara kebetulan, elektron-elektron terkonsentrasi pada suatu tempat tertentu dalam molekul. • Perpindahan elektron ini menyebabkan molekul yang nor-malnya non-polar menjadi polar. Maka terbentuklah dwikutub sesaat. Kemudian elektron-elektron molekul tetangganya bergeser sehingga menjadi dwikutub pula. • Proses ini disebut induksi dan dwikutub yang baru saja terbentuk disebut dwikutub terinduksi. Sebagai akibatnya, terjadilah gaya tarik antar molekul, yaitu gaya tarik antara dwikutub sesaat dengan dwikutub terinduksi yang dikenal sebagai gaya dispersi atau gaya London (penafsiran secara mekanika kuantum oleh Fritz London (1930).
Terjadinya gaya dispersi (gaya London)Uraian :1.Sebuah molekul non-polar2.Molekul non-polar itu menjadi dwikutub sesaat3.Dwikutub sesaat menginduksi molekul tetangganya4.Molekul tetangga menjadi dwikutub terinduksi dan terjadilah gaya tarik.
12.2.2. Antaraksi dwikutub-dwikutub • Pada senyawa polar, molekul-molekul cenderung menyusun diri dengan cara ujung ujung positif suatu molekul mengarah kepada ujung negatif molekul yang lain, gambar berikut ini :
-Gaya ini berhubungan dengan dwikutub permanen, yang lebih melibatkan pergeseran pasangan elektron dalam ikatan daripada elektron dalam keseluruhan molekul. -Gaya ini hanya terdapat pada substansi dengan momen dwikutub > 0. Gaya ini menambah pengaruh gaya dispersi yang ada.
IKATAN HIDROGEN • Ikatan hidrogen terbentuk jika satu atom H yang terikat kepada salah satu dari atom yang sangat elektronegatif (F, O atau N). • Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antar molekul yang cukup kuat, dengan energi ikatan berkisar antara 15 - 40 kJ/mol. • Dalam pembentukan ikatan hidrogen, atom yang sangat elekronegatif yang mengikat atom H secara kovalen, menarik elektron atom H tersebut menjauhi inti atomnya yang berupa suatu proton. Hal ini menyebabkan proton tersebut terpapar (terbuka) sehingga tertarik oleh suatu pasangan elektron bebas atom tetangganya yang sangat elektronegatif pula.
12.3.1. Ikatan hidrogen dalam air • Air adalah senyawa yang paling umum yang di dalamnya terdapat ikatan hidrogen. • Gambar 12.5. Ikatan hidrogen dalam air
ANOMALI (KEANEHAN) AIR -Pada titik lelehnya, molekul-molekul air tersusun lebih rapat daripada dalam es, sehingga air lebih berat daripada es. -Bila pemanasan diteruskan di atas titik lelehnya, molekul-molekul air menjadi semakin rapat, dan berat jenis air mencapai maksimum pada temperatur 3,98oC. -Di atas temperatur itu, air bersifat seperti cairan yang lain, yaitu berat jenisnya berkurang dengan naiknya temperatur. Inilah penjelasan mengenai anomali (keanehan) air.
12.3.2. Ikatan hidrogen pada senyawa-senyawa lain. • Ikatan hidrogen dapat menyebabkan terjadinya dimerisasi (penggabungan dua molekul menjadi satu molekul yang lebih besar) asam asetat. • Gambar 12.6. Dimer asam asetat
Ikatan hidrogen juga dapat menerangkan terjadinya kenaikan kekentalan pada senyawa2 tertentu,mis. Alkohol dan sorbitol. • sorbitol lebih kental karena kemampuan senyawa sorbitol (polihidroksi) dalam membentuk ikatan hidrogen lebih banyak. • Walaupun sebagian besar ikatan hidrogen melibatkan senyawa-senyawa N, O dan F yang mengikat hidrogen, tetapi ikatan hidrogen yang lemah juga terdapat pada senyawa-senyawa Cl dan S yang mengikat hidrogen.