110 likes | 424 Views
DISUSUN OLEH : Anggi Oktaviani Putri Moch. Rizal Sugema Rena Susanti Rina Sukmawati. PROSEDUR. KESEHATAN & KESELAMATAN. KERJA KONSTRUKSI. FAKULTAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA 201 1. Latar Belakang.
E N D
DISUSUN OLEH :Anggi Oktaviani PutriMoch. Rizal SugemaRena SusantiRina Sukmawati PROSEDUR KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI FAKULTAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA 2011
Latar Belakang • Pembangunan struktural di setiap lokasi, pada setiap tempat ataupun kota menitik beratkan pada bidang kerja konstruksi. Transportasi sebagai tulang punggung semua kegiatan sosial dan bisnis dunia pun memerlukan konstruksi sebagai pendukungnya. • Sesuai dengan tuntutan standar keselamatan kerja skala internasional, maka diciptakan prosedur keselamatan kerja konstruksi. Yang mengatur segala tahap persiapan, pelaksanaan, tindakan pencegahan serta penyelesaian atau koreksi.
Alat Analisa Analisa bahaya dipersiapkan sebelum melakukan pekerjaan; dikenal sebagai JHA (Job Hazards Analyzed) atau JSA (Job Standard Analyzed). JHA digunakan untuk jenis kerja berlevel lebih tinggi resiko bahayanya (high risk).
Standar Prosedur Kerja Standar prosedur kerja adalah penelitian panjang terhadap langkah-langkah kerja seluruh bidang. Semisal, bidang kelistrikan, proses dan produksi, mekanikal, mesin dan mekanik, pengecatan, konstruksi, dan lain-lain. Penelitian tersebut melahirkan prosedur kerja yakni Standard Task Procedure (STP) digunakan pada prosedur keselamatan kerja konstruksi.
Alat Perlindungan Diri Alat pelindung diri (APD) dengan istilah internasional Personal Protective Equipment (PPE) adalah hirarki terakhir dari sistim keselamatan kerja. Artinya APD alat terakhir yang dipakai sebagai pelindung keselamatan, setelah seorang pekerja mentaati serangkaian panjang prosedur keselamatan kerja lewat JHA dan STP tadi. Ingatlah! Bahwa APD buan yang pertama tapi pelindung terakhir dalam sistem keselamatan.
Eliminasi Bahaya Setelah sumber/penyebab bahaya diketahui maka dilakukan investigasi. Mencari sebab kecelakaan (accident) atau peristiwa (incident). Antara lain kecerobohan atau kurangnya pengetahuan pekerja, kurangnya pengawasan (leak of supervising) atau karena peralatan yang tak layak. Bisa juga tidak memadainya suatu JHA dan STP yang dipakai. Semua dugaan kecelakaan tadi harus dieliminasi setelah tahu penyebabnya.
Hubungan K3 dengan HIP (Hubungan Industrial Pancasila) • Menciptakan ketenganan kerja dan memebrikan motivasi kerja secara produktif sehingga produktivitas dapat meningkat. • Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis sehingga menumbuhkan partisipasi aktif dalam meningkatkan produktivitas. • Meningkatkan harkat dan martabat pegawai sehingga mendorong diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan produktivitas.
Kesimpulan • Kesimpulannya bahwa prosedur keselamatan kerja benar-benar bukan hal yang main-main. Jangan pula melakukannya jalan pintas (short cut). Asosiasi Keselamatan Kerja Dunia (ASPAC) sangat mengecam segala tindakan jalan pintas. Karena membahayakan diri sendiri juga orang lain. • Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui dalam prosedur keselamatan kerja konstruksi. Sekalipun bidang kerja Anda bukan di konstruksi namun semua prinsip dan konsep kesehatan keselamatan kerja yang ada pada prosedur keselamatan kerja konstruksi tetap berkorelasi dengan prosedur keselamatan kerja umum.
Sekian terimakasih