480 likes | 1.3k Views
HUBUNGAN STRUKTUR, KELARUTAN, SIFAT KIMIA FISIKA, AKTIVITAS TERMODINAMIK DAN AKTIVITAS BIOLOGIS OBAT. Oleh : Hendri Wasito, S. Farm., Apt. JURUSAN FARMASI FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. FASE FARMAKOKINETIK - FARMAKODINAMIK. KETERSEDIAAN FARMASETIK. PO INHALASI
E N D
HUBUNGAN STRUKTUR, KELARUTAN, SIFAT KIMIA FISIKA, AKTIVITAS TERMODINAMIK DAN AKTIVITAS BIOLOGIS OBAT Oleh : Hendri Wasito, S. Farm., Apt. JURUSAN FARMASI FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FASE FARMAKOKINETIK - FARMAKODINAMIK KETERSEDIAAN FARMASETIK PO INHALASI TRANSDERMAL (EFEK SISTEMIK) MATA (EFEK SISTEMIK) ABSORBSI PEREDARAN DARAH IM IV DEPO PENYIMPANAN OBAT BEBAS (KETERSIDAAN HAYATI) bioinaktivasi EKSKRESI METABOLISME bioktivasi RESEPTOR RESPON BIOLOGIS
OBAT DAN KERJANYA • SENYAWA OBAT BERSTRUKTUR SPESIFIK • Aktivitas biologis bergantung pada struktur kimianya • Bekerja dengan mengikat reseptor atau asepror yang sepesifik • SENYAWA OBAT BERSTRUKTUR TIDAK SPESIFIK • Struktur kimia bervariasi • Tidak berinteraksi dengan reseptor spesifik • Sifat fisika kimia lebih berpengaruh dibanding struktur kimianya
SPESIFIK • KEREAKTIFAN KIMIA • STEREOKIMIA • IKATAN KIMIA • INTRAKSI OBAT RESEPTOR • DISTRIBUSI GUGUS FUNGSI • EFEK INDUKSI & RESONANSI • DISTRIBUSI ELEKTRONIK
SPESIFIK – MEKANISME KERJA • BEKERJA PADA ENZIM • ANTAGONIS • MENEKAN FUNGSI GEN • BEKERJA PADA MEMBRAN • Contoh : SENYAWA KOLINERGIK • R = CH3 = Asetilkolin = kolinergik masa kerja pendek • R = NH2 = Karbamilkolin = kolinergik masa kerja panjang
TIDAK SPESIFIK • STRUKTUR KIMIA SIFAT KIMIA FISIKA AKTIVITAS BIOLOGIS • AKTIVITAS TERMODINAMIK • KELARUTAN • KOEFISIEN PARTISI LEMAK – AIR • DERAJAT IONISASI • PEMBENTUKAN KELAT • POTENSIAL REDOKS • TEGANGAN PERMUKAAN
TIDAK SPESIFIK - CONTOH • ANASTESI SISTEMIK • INSEKTISIDA • DIURETIK
KELARUTAN • MUDAH TIDAKNYA PENEMBUSAN MEMBRAN BIOLOGIS • LIPOFIL - HIROFOB • HIDROFIL – LIPOFOB
Contoh : KELARUTAN DALAM LEMAK – AKTIVITAS ANTIVIRUS ISTATIN--TIOSEMIKARBASON
KELARUTAN – MODIFIKASI MOLEKUL • SERI HOMOLOG • n-alkohol, alkilresorsinol, alkilfenol, alkilkresol antibakteri • Aktivitas antibakteri Bacillus typhosus • C1 – C7 • Aktivitas maksimum C8 • C > 8 tidak berefek • Ester asam para aminobenzoat anestesi lokal • Alkil 4.4’-stilbenediol hormon estrogen
KELARUTAN KOEF PART 100 Heksetal P CHCl3/ air Sekobarbital 50 Pentobarbital 10 Siklobarbital 5 Apobarbital Fenobarbital 1 Barbital 0 20 40 60 % Obat yg diabsorbsi • OVERTON
AKTIF – TIDAK TERIONISASI • Kerja didalam sel & membran sel • HANDERSON HASELBACH • Pka = pH + log[Cu/Ci] • Pkb = pH – log[Cu/Ci] • CONTOH : • Fenobarbital • Asam aromatik lemah asam benzoat, asam salisilat, asam mandelat antibakteri • pH = 3 100x netral
AKTIF - TERIONISASI • Kerja diluar sel • Sulfonamida • Bell & Robin maks saat Cu = Ci • Cowles Cu menembus membran Cu menjadi Ci Ci berinteraksi dengan reseptor • Amonium kuartener
Ar-NH2 Plasma pH 7.4 Ar-NH2 Ar-NH2 Lambung pH = 1 - 3 Ar-NH3+ Membran dinding saluran cerna Ar-NH3+ Ar-NH3+ Usus pH = 5 - 8 Ar-NH2 Ar-NH2
KELAT • Senyawa yang dihasilkan oleh kombinasi senyawa yang mengandung gugus elektron donor dengan ion logam membentuk suatu cincin • Logam dalam biologis : • Fe, Mg, Cu, Mn, Co, Zn.
KELAT DALAM SISTIM BIOLOGIS • Kelat yang mengandung logam Cu • Enzim oksidase • Kelat yang mengandung logam Fe • Enzim forfirin • Enzim non forfirin • Molekul transfer oksigen • Kelat yang mengandung logam Zn • Insulin
Kelat yang mengandung logam Co • Vitamin B12 • Kelat yang mengandung logam Mg • Enzim proteolitik, fosfatase, karboksilase. • Kelat yang mengandung logam Mn • Oksaloasetat dekarboksilase, arginase, prolidase
LIGAN • Senyawa yang dapat membentuk kelat dengan ion logam karena mempunyai gugus elektron donor • Ligan dalam sistem biologis : • Vitamin : Riboflavin, Asam folat • Basa purin : Hipoxantin, Guanosin • Asam trikarboksilat : Asam laktat, Asam sitrat • Asam amino protein : Glisin, Sistein, Histidin, Histamin, Asam glutamat.
PENGGUNAAN LIGAN • Membunuh mikroorganisme • Antidotum • Studi fungsi logam & metaloenzin dalam sistim biologis Dimerkaprol • Antidotum As organik, Sb, Au, Hg
Reaksi biologis potensial redoks optimum bervariasi • Nerst : Eh = Eo – 0.06/n x log [Oks/Red] Eh = pot redoks diukur Eo = pot redoks baku n = jumlah elektron
CONTOH • Turunan Kuinon antibakteri Staphylococcus aureus Eo -0.1V sampai 0.15V maks 0.03V • Sb & As anti Trypanosoma sp Eo -0.12V sampai 0.06V maks -0.01V
RIBOFLAVIN Koenzim faktor vitamin Eo -0.185V
SURFAKTAN FASE AIR COOH C18H36 FASE MINYAK Senyawa yang karena orientasi & pengaturan molekul pada permukaan larutan dapat menurunkan tegangan permukaan Aktivitas – HLB Amfifilik
JENIS SURFAKTAN • Anionik sabun • Kationik amonium kuartener • Non ionik polisorbat 80 • Amfoterik N-laurir--aminopropionat
SURFAKTAN • Encer monomer • > CMC koloid reversible • Polisorbat 80 – Absorbsi sekobarbital Na Polisorbat 80 – Sekobarbital Na • < CMC mempengaruhi permeabilitas membran biologis meningkatkan absorbsi • > CMC absorbsi menurun
SURFAKTAN – ANTISEPTIK • Denaturasi protein membran sel bakteri lisis • Sistemik hemolisis sel darah merah & ketidakteraturan membran sel tidak digunakan
ANESTESI SISTEMIK • CADANGAN OBAT DALAM CAIRAN TUBUH EFEK ANESTESI • OBAT HABIS EFEK HILANG • KESETIMBANGAN KADAR OBAT FASE EKSTERNAL – BIOFASE • KEADAAN SETIMBANG • AKTIVITAS TERMODINAMIK SAMA • DERAJAT KEJENUHAN MASING – MASING FASE
OBAT GAS a = Pt / Ps a = aktivitas termodinamik Pt = tekanan uap parsial senyawa dalam larutan yang diperlukan untuk menimbulkan efek biologis Ps = tekanan uap jenuh senyawa
OBAT LARUTAN a = St / So a = aktivitas termodinamik St = kadar molar senyawa yang diperlukan untuk menimbulkan efek biologis So = kelarutan senyawa
TERIMA KASIH ... Jangan lupa untuk membaca buku literatur yang relevan...