670 likes | 1.51k Views
Latar Belakang. AKI yaitu sekitar 325 per 100.000, dan beragamnya AKI menurut daerah AKB masih tinggi pada level di atas 45 per 1000, Fenomena 2/3 yaitu : -Kematian neonatal (bayi umur 0-28 hari) merupakan 2/3 dari kematian bayi , -Kematian perinatal (bayi umur 0-7 hari) merupakan 2/3 da
E N D
2. Latar Belakang AKI yaitu sekitar 325 per 100.000, dan beragamnya AKI menurut daerah
AKB masih tinggi pada level di atas 45 per 1000,
Fenomena 2/3 yaitu :
-Kematian neonatal (bayi umur 0-28 hari) merupakan 2/3 dari kematian bayi ,
-Kematian perinatal (bayi umur 0-7 hari) merupakan 2/3 dari kematian neonatal,
-Kematian bayi baru lahir pada hari pertama merupakan 2/3 dari kematian perinatal (bayi umur 0-7 hari).
3. Tiga faktor utama penyebab kematian ibu dan bayi 1). Faktor medik (langsung dan tidak langsung),
2).Faktor sistem pelayanan (sistem pelayanan antenatal, sistem pelayanan persalinan dan sistem pelayanan pasca persalinan dan pelayanan kesehatan anak),
3). Faktor ekonomi, sosial budaya dan peran serta masyarakat (kurangnya pengenalan masalah, terlambatnya proses pengambilan keputusan, kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan, pengarusutamaan gender, dan peran masyarakat dalam kesehatan ibu dan anak)
4. Menurut WHO (2004), upaya intervensi yang efektif untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi diperlukan :I.INTERVENSI DI SEKTOR KESEHATANII.INTERVENSI DI SEKTOR NON KESEHATAN
5. I. INTERVENSI DI SEKTOR KESEHATAN
1).Upaya peningkatan akses terhadap informasi dan kualitas pelayanan keluarga berencana, termasuk penanggulangan aborsi. Upaya ini memberikan kontribusi 13% untuk penurunan AKI,
2).Perbaikan kualitas pelayanan antenatal termasuk deteksi dan manajemen anemia, pencegahan malaria, pengobatan infeksi cacing, penanganan hipertensi, skrining infeksi menular seksual dan HIV/AIDS serta pemberian imunisasi tetanus toxoid. Upaya ini dapat memberikan kontribusi penurunan AKI dan AKB lebih kurang 10%.
6. 3). Perbaikan management persalinan, pasca persalinan, pelayanan obsterik emergensi dasar dan komprehensif akan memberikan kontribusi penurunan AKI dan AKB sebanyak 30-40%.
4) Promosi petolongan persalinan oleh tenaga profesiona di rumah dan di fasilitas pelayanan kesehatan
7. 5).Perbaikan pertolongan persalinan
di rumah oleh tenaga non profesional
6). Perbaikan sistem rujukan dan
7). Peningkatan koordinasi pelayanan kesehatan reproduksi dan manajemen infeksi menular seksual, HIV/AIDS.
8. II.INTERVENSI DI SEKTOR NON KESEHATAN 1).Peningkatan kemitmen politik dan
kebijakan,
2).Peningkatan peran serta masyarakat,
3).Peningkatan kerjasama lintas sektor dalam penyediaan air bersih, perbaikan status wanita termasuk peningkatan pendidikan.
9. Intervensi efektif untuk mempercepat penurunan angka kematian neonatus dan bayi (Depkes dan Perinasia, 2005) adalah 1) Pelayanan esensial neonatal yaitu: pemberian ASI dini dan ekskusif, menjaga suhu tubuh neonatus tetap hangat, mencegah infeksi,
2) Pemberian imunisasi dan manajemen neonatus yang sakit.
3) Manajemen terpadu balita muda (MTBM)
Upaya tersebut dapat menurunkan angka kematian neonatal sampai 50%.
Untuk Anak Balita intervensi yang efektif adalah Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
10. Beberapa Program Inovatif untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB yang pernah dilaksanakan pada daerah tertentu adalah: Tahun 1994 sd sekarang:Gerakan Sayang Ibu /GSI (Depkes-Depdagri)
Tahun 1994 sd sekarang: Buku KIA (JICA)
Tahun 1996 sd sekarang: Kangoro Mother Care /KMC (PERINASIA)
Tahun 1998-2004: Safe Motherhood:Partnership Family Approach (World Bank)
Tahun 2000-2003: Awal Sehat untuk Hidup Sehat /ASUH (PATH-USAID)
Tahun 2002-Juni 2006:Women Health and Family Welfare (AusAid)
Tahun 2004 sd sekarang :Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja /PIK-KRR (BKKBN)
11. Intervensi yang telah dilakukan dilaporkan telah memberikan kontribusi positif untuk peningkatan kesehatan ibu, anak dan remaja.
Berbagai intervensi tersebut dilakukan dengan menggunakan berbagai teknologi yang beragam, sumberdana dan lokasi yang berbeda.
Kelangsungan program setelah bantuan donor berakhir menjadi masalah demikian pula untuk mengembangkannya ke daerah lain
12. 1.Tujuan Penelitian: a. Tujuan umum: Melakukan sintesis berbagai intervensi efektif untuk akselerasi penuruan AKI dan AKB
b.Tujuan khusus:
Kajian terhadap berbagai hasil intervensi untuk kesehatan reproduksi (ibu, neonatus, bayi,dan remaja ) .
Kelangsungan kegiatan program intervensi kesehatan reproduksi
Mengkaji teknologi kesehatan yang digunakan untuk pelayanan kesehatan reproduksi (ibu, neonatus, bayi, dan remaja )
Melakukan sintesis berbagai intervensi efektif untuk akselerasi penuruan AKI dan AKB
14. Lokasi penelitian program Safe Motherhood:Parthnership Family Approach (SMPFA)
15. Lokasi penelitian program Awal Sehat untuk Hidup Sehat (ASUH)
16. Lokasi penelitian program Gerakan Sayang Ibu (GSI)
17. Lokasi penelitian Program Mother Care
18. Lokasi penelitian program Women Health and Family Welfare (WHFW)
19. Lokasi penelitian Kangoro Mother Care (KMC)
20. Lokasi penelitian BUKU KIA
21. 2. VARIABLE HASIL PELATIHAN KLINIS ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) PELATIHAN LIVE SAVING SKILLS DAN NEONATAL ESSENTIAL BAGI BIDAN DAN DOKTER
PROGRAM PELAYANAN BAYI BARU LAHIR DAN PELAKSANAAN KANGORO MOTHER CARE
PELAKSANAAN DAN TINDAKLANJUT AUDIT MATERNAL DAN PERINATAL
PELAKSANAAN MTBM DAN MTBS
HASIL PELATIHAN CITRA DIRI
22. 2. VARIABLE PELATIHAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING (KIP/K) BAGI PETUGAS KESEHATAN
PEMBINAAN DAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
PEMBINAAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
PENGGUNAAN BUKU KIA
TRAINING FASILITATOR DARI MASYARAKAT DAN PENGGERAKAN ORGANISASI MASYARAKAT SETEMPAT
DISEMINASI INFORMASI MELALUI MEDIA
23. 3.INDIKATOR: PELAYANAN IBU
24. INDIKATOR: PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL
25. CARA PENGUKURAN:
FGD DENGAN INSTRUMEN S.W.O.T
ANALISA AKAR MASALAH
DATA SEKUNDER CAKUPAN PELAYANAN
PENGUMPULAN DATA: OLEH TIM PENELITI PSKK DAN SEKSI LITBANG PROPINSI DAN KABUPATEN
26.
CARA MEMILIH SAMPEL: DARI TIAP KABUPATEN DIPILIH 1 PUSKESMAS DENGAN HASIL INTERVENSI PROGRAM YANG BERHASIL BAIK DAN 1 PUSKESMAS YANG KURANG BAIK
RESPONDEN:
SEMUA LINTAS PROGRAM DI DINKES DAN PUSKESMAS YG TERKAIT DENGAN PROGRAM
SEMUA LINTAS SEKTOR DAN LSM YG TERKAIT DENGAN PROGRAM
27. PENGOLAHAN DATA
ANALISA SWOT
ANALISA AKAR MASALAH
UJIBEDA DENGAN t test HASIL CAKUPAN PELAYANAN
28. HASIL PENELITIAN
29. PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN PETUGAS PUSKESMAS DIBIDANG APN, LSS DAN PONED
PENINGKATAN CAKUPAN PERSALINAN NAKES DAN RUJUKAN DINI KASUS DARI PUSKESMAS KE RUMAH SAKIT, BERHASIL MENGURANGI JUMLAH KEMATIAN IBU DAN NEONATAL
DI BEBERAPA PUSKESMAS, JUMLAH KUNJUNGAN IBU HAMIL DAN PERSALINAN NAKES MENINGKAT 1. HASIL PELATIHAN KLINIS ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) BAGI BIDAN, PELATIHAN LIVE SAVING SKILLS (LSS), DAN NEONATAL ESENSIAL BAGI BIDAN DAN DOKTER (SMPFA, ASUH, Mother Care, WHFW)
30.
TIDAK BANYAK PUSKESMAS PONED YANG BERFUNGSI SECARA OPTIMAL (HANYA 2 DARI 6 PUSKESMAS YANG DITELITI, (PAYUNG HUKUM BAGI PELAKSANA PONED BELUM JELAS, SEDIKIT KASUS, PEMELIHARAAN PERALATAN, PERGANTIAN PETUGAS)
KURANGNYA KERJASAMA LINTAS PROGRAM (EGO PROGRAM) SEHINGGA DUKUNGAN LINTAS PROGRAM SANGAT TERBATAS
PETUGAS YANG MENERIMA RUJUKAN DI RS, KADANG TIDAK BERADA DI TEMPAT, SEHINGGA KASUS TERLAMBAT DITANGANI
BELUM ADA SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN YANG BAKU UNTUK KEGIATAN PONED.
31.
REFRESHING PASCA PELATIHAN BELUM ADA
SURVEI TENTANG KEPUASAN PASIEN TERHADAP PONED BELUM PERNAH DILAKSANAKAN, SEHINGGA EVALUASI DARI MASYARAKAT SELAMA INI HANYA SECARA SUBYEKTIF SAJA.
PENDANAAN UNTUK KELANGSUNGAN PROGRAM BELUM TERJAMIN DARI PEMDA SETEMPAT.
32. 2.PROGRAM PELAYANAN BAYI BARU LAHIR DAN PELAKSANAAN KANGORO MOTHER CARE (ASUH,SMPFA, KMC) PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN BIDAN MENINGKAT DALAM MANAJEMEN NEONATAL
CAKUPAN KN1 DAN IMUNISASI HEPATITIS B1 MENINGKAT
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL KARENA ASFIXIA, HIPOTERMI DAN BBLR MENURUN
33. PEMBERIAN ASI DINI DAN ASI EKSLUSIF MASIH BELUM MENCAPAI TARGET, WALAUPUN IBU MENGERTI PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF ( PRODUKSI ASI TERLAMBAT, IBU BEKERJA DAN BAYI SEBELUM USIA 40 HARI TIDAK DIBAWA KELUAR RUMAH/POSYANDU), DEMIKIAN PULA CAKUPAN HEPATITIS B3
PELAKSANAAN KMC TIDAK BERLANJUT OLEH KARENA KURANGNYA TENAGA TERLATIH DAN PERALATAN
MASIH KURANGNYA KERJASAMA LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR
DUKUNGAN PEMBIAYAAN DARI PEMDA UNTUK KELANGSUNGAN PROGRAM MASIH SANGAT TERBATAS
34. 3.PELAKSANAAN DAN TINDAKLANJUT AUDIT MATERNAL DAN PERINATAL (Mother Care, WHFA, GSI) PENGETAHUAN BIDAN DAN RUJUKAN DINI KASUS RISIKO TINGGI/GAWAT DARURAT IBU DAN NEONATAL MENINGKAT
MASIH TERDAPAT PERSEPSI BAHWA FORUM AMP, SEBAGAI FORUM UNTUK MENGADILI BIDAN, HAL INI TERJADI KARENA BERBAGAI KASUS KEMATIAN DI RS, TIDAK DIBAHAS SECARA TRANSPARAN
FREKUENSI AMP MASIH SANGAT JARANG (2-4 KALI SETAHUN) DAN WAKTUNYA SERING TERLAMBAT
HASIL AMP BELUM BANYAK DITINDAKLANJUTI
LINTAS PROGRAM TERKAIT JARANG DIIKUT SERTAKAN SECARA AKTIF
35. 4.MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PETUGAS DALAM MENDETEKSI, MENGOBATI DAN MERUJUK KASUS DIARE, PNEUMONIA DAN GIZI BURUK MENINGKAT SEHINGGA DAPAT MENGURANGI JUMLAH KEMATIAN ANAK KARENA PENYAKIT TSB.
WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGIKUTI PROSEDUR TERLALU LAMA DAN FASILITAS RUANGAN DI PUSKESMAS TERBATAS SEHINGGA TERJADI ANTRIAN YANG CUKUP PANJANG, ( BALITA MAUPUN IBUNYA JADI REWEL)
36. BIDAN KURANG MEMILIKI PERALATAN YANG DIPERLUKAN (MIS: TIMER UNTUK MENGHITUNG PERNAFASAN )
BELUM SEMUA BIDAN DAN PERAWAT DILATIH MTBS
PENYEDIAAN BLANKO PASCA PROGRAM SUDAH TIDAK ADA LAGI SEHINGGA PUSKESMAS/BIDAN HARUS MENGADAKAN SENDIRI.
37. 6. HASIL PELATIHAN CITRA DIRI DAN PELATIHAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING (KIP/K) BAGI BIDAN BIDAN MENJADI LEBIH PERCAYA DIRI DAN TERAMPIL, SABAR, RAMAH DAN TERBUKA DALAM BERKOMUNIKASI /KONSELING DENGAN IBU
KUNJUNGAN PASIEN KE POLINDES MENINGKAT
WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK KONSELING LAMA,
JUMLAH PETUGAS KESEHATAN YANG TERLATIH SEDIKIT DAN MEDIA UNTUK KONSELING TERBATAS, PADAHAL PASIEN YANG MEMBUTUHKAN KONSELING BANYAK
LINTAS PROGRAM BELUM DILIBATKAN DALAM PROGRAM INI.
KESINAMBUNGAN PELATIHAN/PENYEGARAN KURANG TERJAMIN /BELUM MENJADI PRIORITAS
38. 7. Pembinaan dan Pelayanan Keluarga Bencana(SMPFA) Di sebagian tempat telah terjadi Peningkatan mutu pelayanan KB. Sedang di tempat lain, Tim peningkatan Mutu ini belum berfungsi secara optimal (ada anggota Tim sering tidak hadir )
Peningkatan cakupan akseptor KB kurang bermakna. Dibeberapa tempat bahkan terjadi penurunan intensitas program
Kegiatan Smart client, memungkinkan calon akseptor memilih Alkon sendiri,sehingga dapat mengurangi resiko kegagalan KB
39. WAKTU TUNGGU PELAYANAN KB DI RS- LAMA, SEHINGGA KURANG MEMUASKAN BAGI UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN KB YANG BERKUALITAS
PERALATAN IUD KITS BELUM DIMILIKI OLEH SEMUA BIDAN
DISTRIBUSI ALAT KONTRASEPSI LANGSUNG DARI PUSAT, MENGHAMBAT TERSEDIANNYA ALAT KONTRASEPSI SESUAI KEBUTUHAN
40. 8. PEMBINAAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR) PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KRR, DAPAT MENGURANGI KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN
ADANYA JEJARING LINTAS SEKTOR DENGAN DIKNAS/SLTP/SLTA, DEPAG, BKKBN, TP-PKK, LSM DAN PRAMUKA
PROGRAM TABLET DARAH MANDIRI (TTD) PADA AWALNYA BANYAK DIMINATI OLEH REMAJA, NAMUN KEMUDIAN PENYEDIAANNYA TERHENTI DAN REMAJA TERPAKSA HARUS MEMBELI DENGAN HARGA LEBIH MAHAL
(PROGRAM INI KINI TIDAK ADA LAGI)
41. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (FATAYAT DAN AISYIAH) MEMBERIKAN PERHATIAN BESAR DAN BERPERAN AKTIF DALAM PROGRAM KRR
PEMBINAAN KRR MASIH BELUM MENJADI PRIORITAS DI SEKOLAH, KARENA WAKTU YANG DISEDIAKAN UNTUK KONSULTASI HANYA WAKTU ISTIRAHAT
PUSKESMAS PEDULI REMAJA BELUM BERFUNGSI SECARA OPTIMAL
42. PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA LEBIH SESUAI DENGAN KEBUTUHAN REMAJA DI SEKOLAH, MEREKA LEBIH MUDAH DIJANGKAU MELALAU PROGRAM KONSELOR SEBAYA (REMAJA LUAR SEKOLAH BELUM TERJANGKAU)
MEDIA KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN UNTUK KONSELING KURANG BERAGAM
DUKUNGAN PEMDA TERHADAP PROGRAM INI MASIH SANGAT TERBATAS
43. 9. PENGGUNAAN BUKU KIA PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMELIHARAAN KEHAMILAN
MEMUDAHKAN BIDAN UNTUK MEMBERIKAN PENYULUHAN BAGI IBU
BERMANFAAT JUGA SEBAGAI STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL
BAGIAN ANAK BELUM DIGUNAKAN
KUALITAS PENGGUNAAN BUKU KIA MASIH RENDAH
BELUM SEMUA PROVIDER/UNIT PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN BUKU KIA
KESINAMBUNGAN PENGADAAN, DISTRIBUSI DAN PELATIHAN PETUGAS BELUM TERJAMIN
44. 10.TRAINING FASILITATOR DARI MASYARAKAT DAN PENGGERAKAN ORGANISASI MASYARAKAT SETEMPAT (ASUH-GSI-SMPFA) FASILITATOR TERLATIH MAMPU MENGERAKAN MASYARAKAT UNTUK MEMANFAATKAN PELAYANAN KESEHATAN DAN MENGGERAKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DI BIDANG KIA
KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN TELAH MENINGKATKAN KERJASAMA DAN RUJUKAN DUKUN (ADA PEMBAGIAN PERAN DUKUN-BIDAN)
KURANGNYA KERJASAMA LINTAS SEKTOR
45. SUAMI SIAGA-BIDAN SIAGA MASIH BERLANGSUNG DI DAERAH TERTENTU
TABULIN DAN DONOR DARAH HANYA TERBATAS PADA BEBERAPA DAERAH (BERKURANGNYA PESERTA)
PEMBERIAN INSENTIF UNTUK FASILITATOR MASYARAKAT TIDAK TERJAMIN KESINAMBUNGANNYA (TIDAK ADA DANA PASCA BANTUAN DONOR)
TIDAK TERSEDIA DANA DARI PEMDA UNTUK KELANGSUNGAN PROGRAM GERAKAN SAYANG IBU
46. 11.DISEMINASI INFORMASI MELALUI MEDIA INFORMASI MELALUI MEDIA (RADIO DAN TV, LEAFLET, BUKU KIA ) TELAH MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT
INFORMASI MELALUI TOKOH AGAMA DAN TOKOH MASYARAKAT LEBIH MUDAH DITERIMA OLEH MAYARAKAT
DI BEBERAPA DAERAH DISEMINASI INFORMASI JUGA MELALUI PERTEMUAN INFORMAL MASYARAKAT (PENGAJIAN, ARISAN DLL)
KESINAMBUNGAN DISEMINASI TERHAMBAT OLEH KARENA KURANGNYA TERSEDIA DANA DARI PEMDA DAN KURANG BERAGAMNYA BAHAN INFORMASI YANG TERSEDIA
47. HASIL ANALISA STATISTIK
48. HASIL ANALISA STATISTIK BERBAGAI INDIKATOR CAKUPAN DAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU
49. HASIL ANALISA STATISTIK BERBAGAI INDIKATOR CAKUPAN DAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL DAN BALITA
50. HASIL ANALISA STATISTIK BERBAGAI INDIKATOR CAKUPAN DAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA BERENCANA
51. Hasil analisa MENUNJUKAN TERDAPAT PERBEDAAN YANG BESAR (20-50%) ANTARA CAKUPAN K4 MENURUT PWS YANG DILAPORKAN DENGAN CAKUPAN K4 (1,1,2) MENURUT KOHORT
LAPORAN PWS LEBIH BESAR HAL INI TERJADI KARENA ADA KECENDRUNGAN UNTUK MELAPORKAN HASIL YANG DICAPAI MENDEKATI TARGET YANG DITENTUKAN
58. 10 MASALAH PRIORITAS BAGI KELANGSUNGAN PROGRAM KURANGNYA KERJASAMA LINTAS PROGRAM (EGO PROGRAM)
BELUM ADA KOMITMEN ALOKASI DANA PASCA PROYEK
TERLAMBAT PENANGANAN RUJUKAN DI RS
BELUM ADA PAYUNG HUKUM UNTUK PELAKSAAN PONED
ASI EKSKLUSIF 6 BULAN SULIT DILAKUKAN
59. KURANGNYA KERJASAMA LINTAS SEKTOR DAN LSM
FASILITATOR MASYARAKAT BELUM OPTIMAL
KELUARGA TERLAMBAT MEMUTUSKAN UNTUK MERUJUK IBU HAMIL RESIKO TINGGI
PERAN SUAMI DALAM MENJAMIN KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN KURANG
EVALUASI TERHADAP MANFAAT PROGRAM DAN KEPUASAN BAGI MASYARAKAT BELUM DILAKUKAN
60. HASIL ANALISA AKAR MASALAH
61. KESIMPULAN DAN SARAN A.KESIMPULAN
BERBAGAI PROGRAM INOVATIF (APN, LSS, NEONATAL ESSENTIAL, MTBS, KLINIS KB) MEMBERI DAMPAK POSITIF TERHADAP PENGURANGAN KEMATIAN IBU DAN NEONATAL
PELATIHAN CITRA DIRI DAN KIP/K MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI BIDAN
PEMBINAAN KRR MELALUI PUSAT INFORMASI KONSELING KRR BANYAK DIMINATI REMAJA
62. KESIMPULAN DAN SARAN A.KESIMPULAN
PENGGERAKAN MASYARAKAT MELALUI GERAKAN SAYANG IBU DAN FASILITATOR MASYARAKAT MENINGKATKAN PERAN MASYARAKAT DALAM KESEHATAN IBU DAN ANAK
KURANGNYA KOORDINASI LINTAS PROGRAM (EGO PROGRAM/TERKOTAK-KOTAK)
KURANGNYA KERJASAMA LINTAS SEKTOR DAN LSM
MASIH RENDAHNYA KUALITAS PENGGUNAAN BUKU KIA SEBAGAI STANDAR MINIMAL PELAYANAN DAN MEDIA K.I.E
63. KESIMPULAN DAN SARAN A.KESIMPULAN
FOKUS INTERVENSI MENITIKBERATKAN PADA CAPACITY BUILDING PETUGAS KESEHATAN, KURANG FOKUS PADA PENGGERAKAN MASYARAKAT UNTUK MENGATASI 3 TERLAMBAT DAN 4 TERLALU
KURANGNYA KEAHLIAN PRIBADI, VISI BERSAMA DAN KERJASAMA TIM
KESINAMBUNAGN DESIMINASI INFORMASI MELALUI MEDIA KURANG
BELUM ADA DUKUNGAN DANA SECARA OPTIMAL DARI PEMDA UNTUK KELANGSUNGAN PROGRAM
64. 2. SARAN
INTERVENSI YANG TERBUKTI BERMANFAAT PERLU TERUS DILANJUTKAN DAN DIKEMBANGKAN KE DAERAH YANG LEBIH LUAS
INTERVENSI PROGRAM SEBAIKNYA DIFOKUSKAN PADA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK 2 TERLAMBAT DAN 4 TERLALU
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN DAPAT MENGGUNAKAN METODE CLIENT ORIENTED-PROVIDER EFFICIENT/COPE
Program mendatang perlu lebih memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat, seperti revitalisasi Gerakan Sayang Ibu melalui pengembangan program Desa Siaga, secara bertahap sesuai dengan kondisi setempat. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Integreted Communication for Social Change
65. 2. SARAN
SEBAIKNYA PELATIHAN TEKNIS DILAKUKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PELATIHAN KEPEMIMPINAN STRATEGIK DAN ORGANISASI PEMBELAJARAN, UNTUK MEMBERIKAN WAWASAN TENTANG KEAHLIAN PRIBADI, VISI BERSAMA, BERFIKIR SISTEM, PERUBAHAN MENTAL MODELS DAN PEMBELAJARAN TIM, AGAR DAPAT MENGANTISIPASI PERUBAHAN YANG TERJADI
MATERI APN,LSS, PONED, CITRA DIRI DAN KIP/K PERLU DIINTEGRASIKAN DALAM MATERI PENDIDIKAN BIDAN, PERAWAT DAN DOKTER (LATIHAN PRA JABATAN)
66. 2. SARAN
PERLU DIKEMBANGKAN PEDOMAN DAN PENYEGARAN PENGGUNAAN BUKU KIA SECARA LEBIH BERKUALITAS
PUSKESMAS PEDULI REMAJA SEBAIKNYA DIKEMBANGKAN MENJADI PUSAT INFORMASI KONSELING KRR
PERLU ADA KOMITMEN TERTULIS SECARA JELAS KESEDIAAN PEMDA UNTUK PENYEDIAAN DANA DAN PENTAHAPANNYA BAGI KELANGSUNGAN PROGRAM
SEYOGYANYA SETIAP PROGRAM PERLU DIIKUTI DENGAN PENELITIAN TENTANG MANFAAT, KEPUASAN PROVIDER DAN MASYARARAKAT, AGAR BERBAGAI KEKURANGN DAPAT SEGERA DI PEBAIKI