470 likes | 1.21k Views
PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA. INSTRUMENTASI ANALISIS KECERNAAN. IN-VITRO, IN-SACCO DAN IN-VIVO. KECERNAAN Nilai kecernaan atau daya cerna menunjukkan tingkat penggunaan nutrien pakan oleh ternak
E N D
PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA INSTRUMENTASI ANALISIS KECERNAAN IN-VITRO, IN-SACCO DAN IN-VIVO
KECERNAAN Nilai kecernaan atau daya cerna menunjukkan tingkat penggunaan nutrien pakan oleh ternak Jumlah nutrien pakan yg tdk tdp dalam feses Asumsi : jumlah nutrien yg tdk tdp dlm feses habis dicerna dan diserap PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
Faktor yang mempengaruhi kecernaan adalah : Pakan (Komposisi, bentuk fisik, kualitas pakan) Faktor ternak (spesies, umur, keragaman individu) Dapat ditentukan melalui metode : in-vitro, in-sacco dan in-vivo PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Konsumsi Feses Pemberian - Sisa Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
KECERNAAN IN-VIVO Tdk semua yg dicerna diserap ternak, sebagian energi yg dicerna dibuang dlm bentuk panas dan gas fermentasi (CH4) Tdk semua yg di feses tdk tercerna, sebagian berupa sisa pakan yg terdahulu, mukosa alat pencernaan yg aus, mikroba dan enzim pencernaan (MFN : Metabolic Fecal Nutrient) PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO HOME
PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Pemasukan – Penyerapan - Pengeluaran HCl - pepsin konsumsi saliva Feses Anaerob 39o C pH6,9-7,0 Cairan rumen-mikroba Gerakan rumen Gelap HOME
Dikenal : Kecernaan semu (Apparent digestion coefficient) Kecernaan sejati (True digestion coefficient) → memperhitungkan MFN Bila tdk disebut : ADC konsumsi BK – BK Feses KCBK semu = x 100% Konsumsi BK PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
Kons PK –(Feses–MFN x 6,25) KCPK sejati = x100% Konsumsi PK Teknik in-vivo Metode langsung (direct method) : pakan dan feses dikumpulkan, ditimbang, dan dianalisis kimia (BK, PK) Metode tidak langsung (indirect method) : sampel pakan dan feses ditimbang dan dianalisis kimia (BK, PK) PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
Pengukuran konsumsi dan kecernaan tdp dlm 2 periode : Periode pendahuluan (preliminary period) : agar terjadi penyesuaian thd pakan yg akan diuji dan meniadakan efek lanjutan pakan yg diberikan sebelumnya → 1 – 2 minggu Periode pengumpulan data (collecting period) → data konsumsi dan feses dikumpulkan selama 1 – 2 minggu PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO HOME
KECERNAAN IN-VITRO Dilakukan scr kimiawi di lab dg meniru proses pencernaan di dalam tubuh ternak Kelebihan : Jumlah sampel sedikit Dpt mengevaluasi banyak sampel dlm waktu singkat Biaya lebih murah Terkontrol Hasilnya berkorelasi + dg kecernaan in-vivo PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
Hasil dipengaruhi oleh : ukuran partikel jumlah sampel penanganan cairan rumen Kondisi lingk saat inkubasi Larutan buffer Mikroba dipisahkan scr total dr kontrol induk semang PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
3 macam sistem evaluasi scr in-vitro : Sistem aliran kontinyu : dilengkapi alat pemberi pakan dan pengeluaran produk akhir harus ada kontrol thd pasokan pakan, pembuangan produk akhir, pH, [garam], potensial redoks, laju agitasi, dsb segi (-) : kurang dpt diektrapolasi thd keadaan rumen terut dr segi absorpsi dan sistesis, sulit utk jumlah sampel banyak PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
Sistem tertutup Tabung fermentor tanpa pengeluaran produk akhir kecuali gas (CO2) Alat sederhana dan dpt menentukan sejumlah besar sampel Tdd 2 fase (Tilley and Terry, 1963) : Pencernaan mikrobial/fermentatif : cairan rumen, saliva buatan, anaerob, pH 6,9-7,0, gelap, 48 jam. Pencernaan enzimatis/hidrolisis : HCl + pepsin PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO sampel + saliva + CO2 + cairan rumen Inkubasi 2 x 24 jam Mikroba matikan Oven supernatan + HCl + pepsin saring Residu + HCl + pepsin Inkubasi 2 x 24 jam centrifus timbang tanur Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
Tabung yang berisi sampel+cairan rumen+saliva buatan diinkubasi (anaerob) 2x24 jam
Penyaringan dg kertas saring bebas abu dimasukkan oven/tanur
PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO filter Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
KECERNAAN IN-SACCO Prinsip : Pakan dimasukkan ke dalam kantong → diinkubasikan di dalam rumen ternak yg berfistula → larut dan terdegradasi. Sisa/residu → pakan yg tidak terdegradasi. Teknik in-sacco utk mengukur : - kecernaan BK, SK - tingkat degradasi PK di dlm rumen PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
Sapi Berfistula Rumen PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Fistula rumen Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
Faktor yg mempengaruhi ketepatan : Porositas kantong nilon Ukuran partikel sampel Pencucian Berat sampel di dlm kantong tgt bahan : jerami padi (2 g), hay (3 g), konsentrat (5 g), rumput segar (10-15 g) Lama inkubasi : konsentrat (15-36 jam), hijauan kualitas baik (24-60 jam), hijauan serat kasar tinggi (48-72 jam) PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
Orskov (1980) : P = a + b (1 – ect) P = kecernaan bahan pakan stl waktu inkubasi a = jml bahan pakan yg hilang saat 0 jam b = jml bahan pakan yg hilang selama inkubasi t jam c = konstanta laju kecernaan/koefisien regresi b e = natural logaritma PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
Waktu paruh : lama waktu dimana setengah bagian bahan pakan yg diuji tlh terdegradasi ln 2 t ½ = jam b 0,6931 = jam b t ½ = waktu paruh b = slope komponen eksponensial berupa nilai kofisien regresi PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME
PERALATAN DAN TEKNIK ANALISIS LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA IN-VITRO IN-SACCO IN-VIVO SELAMAT BELAJAR Jangan pernah! Jangan pernah! Jangan pernah MENYERAH HOME