600 likes | 1.46k Views
PLURALISME SISTEM HUKUM DI INDONESIA. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM.
E N D
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM • Pembahasan materi ini bertujuan agar mahasiswa memahami mengenai pluralisme hukum di Indonesia, sejarah pluralisme hukum, sistem hukum Indonesia dan gambaran sistematika pembagian hukum dan klasifikasi ketentuan-ketentuan hukum yang telah tersusun.
Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu menjelaskan : • Pengertian pluralisme hukum. • Latar belakang sejarah perkembangan pluralisme sistem hukum di Indonesia. • Berbagai sistem hukum di Indonesia, dan • Macam-macam pembagian hukum.
PengertianPluralismeHukum PluralismesistemhukumadalahBerlakunyabanyaksistemhukumbagisemuagolongandalamsatuwilayah, khususnyadi Indonesia yaitusecarabersamaanberlakubeberapasistemhukum, yaituhukumadat, hukum Islam danhukum Barat.
FAKTOR PENYEBAB BERBHINEKA HUKUM DI INDONESIA 1. Faktor Ethis yaitu : keanekaragaman Hukum adat kita karena kita terdiri dari bermacam- macam suku bangsa 2. Faktor Yuridis yaitu : terdiri dari penggolongan penduduk (Pasal 163 IS) dan pengelompokan hukum (Pasal 131 IS)
Untuk mengatasi kebhinekaragaman hukum dapat ditempuh dengan jalan: A. UNIFIKASI HUKUM, yaitu Memberlakukan satu jenis hukum untuk semua golongan penduduk dalam satu tempat/daerah. contohnya: - UUPA - Undang-Undang No. 1 Tahun 1974.
B. KODIFIKASI HUKUM, yaitu pengumpulan hukum-hukum yang sejenis ke dalam satu kitab yang disusun secara sistematis dan lengkap. contohnya : KUHPer, KUHP dan KUHD
Sejarah Pluralisme Sitem Hukum Indonesia Pedoman politik pemerintah Hindia Belanda terhadap hukum di Indonesia, dicantumkan dalam : A. Pasal 131 I.S. (Indische Staatregeling), yang menggantikan R.R. (Regerings Reglement) Pasal 75, yang pokok- pokoknya adalah :
Perintah KODIFIKASI Hukum Perdata dan Dagang begitu pula Hukum Pidana, Acara Perdata dan Acara Pidana harus dikodifikasikan atau diatur dalam Kitab Undang-Undang. • Asas CONCORDANTIE (Konkordansi) Hukum yang berlaku bagi golongan Eropa harus dipersamakan / dikonkordansi dengan hukum yang berlaku di Belanda.
3. Mengenai Ordonansi yang mengatur Hukum Perdata dan Hukum Dagang : • Bagi orang Eropa berlaku Hukum Eropa • Bagi orang Timur Asing berlaku hukum negara nya • Bagi Bumiputera berlaku Hukum Adat • Bagi yang mau menundukan diri terhadap Hukum Eropa berlaku Hukum Eropa, Penundukan diri :
a. seluruh Hukum Eropa; b. sebagian Hukum Eropa, misalnya hukum kekayaan saja; c. perbuatan-perbuatan hukum tertentu; d. secara diam-diam, jika pribumi melakukan perbuatan hukum yang tidak dikenal dalam hukum adat.
B. Pasal 163 I.S. (Indische Staatregeling) Pembagian Golongan Penduduk menentukan: 1. Penghuni-Penghuni Indonesia dibedakan dalam golongan Eropa, Bumiputera dan Timur Asing dengan hukum yang berbeda; • Golongan Eropa terdiri dari : a. Orang Belanda; b. Orang Eropa kecuali Belanda; c. org Jepang, Amerika & Australia. d. Anak yg lahir sbg anak yg diakui sah o/ org tsb diatas & keturunannya.
3. Golongan Timur Asing : Orang Asia yang lain seperti : Cina, Arab, India, dll serta keturunannya / yg diakui sah oleh mereka. • Golongan Bumi Putra : - Yang tunduk pada Hukum Adat. - semua orang bumiputra, kecuali sudah masuk golongan lain. - mereka yang masuk golongan hukum lain tapi sejak lama diterima sbg org bumiputra.
SISTEM HUKUM • Hukum positif dibuat dalam suatu sistem yang tersusun secara sistematik, yang selanjutnya disebut sebagai SISTEM HUKUM • Di dunia ada banyak sistem hukum, diantaranya yang terbesar adalah : • Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law) • Sistem Hukum Anglo-Amerika • Sistem Hukum Islam • Sistem Hukum Adat (Van Vollenhoven)
Asal-usul Eropa Continental : Dulu ahli hukum Yunani mengatakan bahwa yang disebut hukum adalah yang tertulis dalam kitab hukum. • Asal-usul Anglo Saxon : Dulu ahli hukum di Inggris mengatakan bahwa mustahil semua hukum dapat ditulis. Biarkan hukum berkembang sesuai dengan kebiasaan masyarakat karena tiap hari hukum bisa berubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Macam-Macam Pembagian Hukum. • Hk. menurut sumbernya : • Undang-undang. • Kebiasaan • Jurisprudensi • Traktat/treaty/perjanjian Internasional. • Doktrin/pendapat ahli hukum.
Hukum munurut bentuknya : 1. Hukum tertulis. 2. Hukum tidak tertulis. • Hukum dilihat dari waktu berlakunya : 1. Ius Constitutum. 2. Ius Constituendum.
Hukum dilihat dari fungsi-nya / cara mempertahankan hk : 1. Hk. Materiil. 2. Hk. formiil. • Hukum dilihat dari sifat/sanksi/daya kerjanya : 1. Memaksa (dwingen recht) 2. Melengkapi (aanvullend recht)
Hukum dilihat dari isinya : 1. Hukum. Publik. 2. Hukum Privat. • Hukum menurut tempat berlakunya : nasional, Internasional, asing, gereja. • Hukum menurut wujudnya : 1. Hk. Obyektif 2. Hk. subyektif.
Pembidangan Tata Hukum • Hukum Tantra atau Hukum Negara • Hukum Tantra/ Hukum Tata Negara • Materiil • Formil • Hukum Administrasi Tantra/ Hukum Administrasi Negara • Materiil • Formil
Hukum Perdata • Hukum Perdata Materiil • Hukum Pribadi • Hukum Harta Kekayaan • Hukum benda : hukum benda tetap, hukum benda lepas. • Hukum perikatan : hukum perjanjian, hukum penyelewengan perdata, hukum perikatan lainnya. • Hukum immaterial • Hukum Keluarga • Hukum Waris • Hukum perdata formil
Hukum Pidana • Hukum Pidana Materiil • Hukum Pidana Formil