100 likes | 283 Views
PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG TAKTIK PEMASANG IKLAN, PENGHARGAAN DIRI, KERENTANAN KONSUMEN, DAN PENGETAHUAN PRODUK KONSUMEN PADA SKEPTISME REMAJA TERHADAP IKLAN TELEVISI. Oleh : Kurnia Dewi Magister Manajemen STIE YKPN Yogyakarta Jalan Seturan , Yogyakarta 55281
E N D
PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG TAKTIK PEMASANGIKLAN, PENGHARGAAN DIRI, KERENTANAN KONSUMEN,DAN PENGETAHUAN PRODUK KONSUMEN PADASKEPTISME REMAJA TERHADAP IKLAN TELEVISI Oleh : KurniaDewi Magister Manajemen STIE YKPN Yogyakarta JalanSeturan, Yogyakarta 55281 Abstract : Scepticism toward television advertising is defined as approach of somebody toward television advertising by using discerning mind and the tendency to refuse or believe whatever is shown on television ( Boush et al, 1994).Scepticismtoward television advertising represent negative attitude of consumer because it tends to disbeliefethe advertising claims and suspecting the advertiser motives.
Pendahuluan Berbagaicaradigunakanperusahaanuntukmelakukankomunikasipemasaran, salahsatunyaadalahpromosi. periklananmerupakanbentukpromosiyang paling banyakdigunakanprodusenkarenadianggaplebihefektifdalammenyampaikanpesankepadakonsumen. Konsumen (remajadananak-anak) akanlebihefektifdalammenerimainformasiapabila penyajiannyalengkapmeliputi audio dan visual (Macklin, 1994). Isutentangresponremajaterhadapiklanmasihjarangditelititerutamaterhadaptaktikpemasangiklan. Hal inilah yang kemudian menimbulkan keinginan untuk melakukan penelitian mengenai respon remaja terhadap iklankhususnya yang disampaikanmelaluimedia televisi. PenelitianBoush et al (1994) menghasilkansimpulanbahwaremajamemilikiskeptisme yang tinggi terhadapiklantelevisidanberhubunganpositifdengansemakintingginyapengetahuanmerekamengenaitaktikpemasangiklan. Semakintaktikpemasangiklandipahami maksud atau motifnya, maka remaja semakin meragukanatauskeptisterhadapiklantersebut.
MetodePenelitian Hipotesis 1 : Pengetahuantentangtaktikpemasangiklanberpengaruhpositifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Hipotesis 2 : Penghargaan diri berpengaruh positif dan signifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Hipotesis 3 : Kerentanankonsumenberpengaruhnegatifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Hipotesis 4 : Pengetahuanprodukkonsumenberpengaruhpositif dan signifikan pada skeptisme remaja terhadapiklantelevisi. Pengumpulan data dalampenelitianinidilakukandenganmetodesurvei, yaitudenganmenggunakankuesionerberisidaftarpernyataan yang dibagikansecaralangsungkepadarespondenuntukditanggapidandiisikemudiandikembalikansecaralangsung pula kepadapeneliti. Pengumpulan data dalampenelitianinihanyadilakukansekaliataudisebut pula sebagaicross-sectional study (Sekaran, 2000). Terdapat 11 butirpernyataan yang digunakan sebagaiindikatorskeptismeterhadapiklantelevisi, sepertidirekomendasipenelitisebelumnyayakniBoushet al (1994) yang terdiri dari lima butir pernyataan yang mencerminkan ketidakyakinan pada pesan iklan yaitu:
(1) iklan di televisi menyampaikan suatu kejujuran; (2) sayadapatmempercayaihal-hal yang dikatakanataudilakukanseorang model dalamiklan; (3) produkyang diiklankan di televisi selalu merupakan produk yang terbaikuntukdibeli; (4) sayadapatmemperolehkejujuran melalui iklan di televisi; dan (5) Jika iklan televisitidakjujur, tentutidakditayangkan di televisi. Butir-butirpernyataantersebutdiukurmenggunakanskala Likert 5 poin dengan skor 1-5 (1= sangat setuju dan5= sangattidaksetuju). Enambutirpernyataan yang lain mengenaikecurigaanpada motif pemasangiklan, yaitu: (1) pemasangiklanlebihpeduliagar sayamembeliprodukyang diiklankan daripada menyarankan yang terbaik bagisaya; (2) sayaseringmemperhatikanadatipudayapemasangiklan di televisiuntukmendorongsayamembeliproduk yang diiklankan; (3) iklantelevisiberusahamembuatseseorangmembelibarangyang sesungguhnyatidakdibutuhkan; (4) adaperbedaanantaraiklantelevisidengan program televisidalammempengaruhisaya; (5) iklantelevisihanyamenyampaikanhal-hal yang baikdantidakmenyampaikanhal-halyang burukdarisuatuproduk; dan(6) semuaiklan di televisipadadasarnyatidakjujur. EnambutirpernyataantersebutdiukurmenggunakanskalaLikert, denganskor1-5
HasildanPembahasan Penelitian ini dilakukan menggunakan 351 respondenremaja yang terdiridaripelajardanmahasiswadi Yogyakarta yang berusia 17 sampaidengan21 tahun. Persentaseresponden yang berstatuspelajarsebesar 48,7 % danrespondenmahasiswasebesar 51,3 %. Berdasarkan jenis kelamin, 44,7 % responden berjenis kelamin pria dan 55,3 % wanita. Dari segi usia, sebesar 26,8 % responden berusia 17 tahun; 31,1 % berusia 18 tahundan 15,1 % berusia19 tahun. Sedangkanresponden yang berusia 20 dan21 tahunmasing-masingsebesar 13,7 % dan 13,4 %. Karakteristikresponden yang lain adalahrataratawaktu menonton televisi per hari. 21,1 % responden menonton televisi kurang dari 2 jam per hari; 30,5 % responden menonton televisi 2-3 jam per hari; 29,1 % responden menonton televisi 3-4 jam per hari dan 19,4 % responden menonton televisi lebih dari 4 jam per hari.
Penelitian ini menggunakan skala Likert 5 poin untukmenghitungskorjawabanrespondendenganskor3 sebagainilaitengahpengukuran. Setelahdilakukan penghitungan, rata-rata skor skeptisme terhadap iklan televisi sebesar 3,6; pengetahuan tentangtaktikpemasangiklansebesar3,3; penghargaandirisebesar 4,1; kerentanankonsumensebesar2,8 danpengetahuanproduksebesar3,3. Berdasarkan rata-rata skor di atas, dapat dikatakan bahwarespondenmemilikiskeptismeterhadapiklantelevisi, pengetahuantentangtaktikpemasangiklan, penghargaandiri, danpengetahuantentangprodukyang diiklankan karena memiliki rata-rata skor lebih dari 3. Sedangkan rata-rata skor kerentanan konsumen nilainya kurang dari 3 yakni sebesar 2,8. Hal ini menunjukkanbahwarespondentidakmemilikikerentanan.
Berdasarkanhasilanalisisregresiberganda, pengaruhpengetahuantentangtaktikiklanpemasangiklan, penghargaan diri, kerentanan konsumen, dan pengetahuanprodukkonsumendapatdirumuskankedalampersamaanberikut: Skp = 0,077PT + 0.276PD – 0,148KK + 0,049PPK Persamaantersebutmenunjukkanbahwavariabelpenghargaandiri (PD) memberikanpengaruh yang lebihbesardengannilai beta 0,276 dibandingkandengantigavariabel yang lain yaitupengetahuantaktik (PT), kerentanankonsumen (KK), danpengetahuanprodukkonsumen (PPK) dengannilai beta masingmasing0,077; -0,148; dan 0,049. Variabel pengetahuan tentangtaktikpemasangiklan, penghargaandiri, danpengetahuanprodukkonsumenmempunyaiarahhubunganpositifdenganskeptismeremajaterhadapiklan televisi, artinya semakin tinggi pengetahuan tentangtaktikpemasangiklan, penghargaandiri, danpengetahuan produk konsumen semakin tinggi pula skeptisme remaja terhadap iklan televisi. Sedangkan variabelkerentanankonsumenmempunyaiarahhubungannegatifdenganskeptismeremajaterhadapiklan televisi, artinya semakin tinggi kerentanan konsumensemakinrendahskeptismeremajaterhadapiklantelevisi.
Hasilanalisisregresimenunjukkanangkasignifikansivariabelpengetahuantentangtaktikpemasangiklansebesar 0,122 > 0,05. Artinyavariabelpengetahuantentangtaktikpemasangiklantidakberpengaruhpositifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Pembuktianhipotesiskeduamengenaipengaruhpenghargaandiripadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisimenunjukkanangkasignifikansivariabelpenghargaandirisebesar 0,000 < 0,05. Artinyavariabelpenghargaandiriberpengaruhpositifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Kerentanankonsumenterbuktiberpengaruhnegatifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Hal iniditunjukkandenganangkasignifikansipadavariabelkerentanankonsumensebesar 0,005 < 0,05. Angkasignifikansipadavariabelpengetahuanprodukkonsumensebesar 0,358 > 0,05. Artinyavariabelpengetahuanprodukkonsumentidakberpengaruhpositifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Dengandemikian, dapatdikatakanbahwarespondentidakmengetahuibanyakhalmengenaiproduk yang diiklankansehinggatidakdapatmenunjukkansikapataukecenderungantertentuterhadapiklan yang ditayangkan di televisi.
Kesimpulan Kesimpulan : semakintinggipengetahuanremajatentangtaktikpemasangiklanmakatidakbisadipastikanbahwadiaakanmemilikikecenderungan yang tinggi pula untuktidakmeyakinipesaniklandanmencurigaimaksudpemasangiklan. Semakintinggipenghargaanremajaterhadapdirinyamakasemakintinggi pula skeptismeataukecenderungannyauntuktidakmeyakinipesaniklandanmencurigai motif pemasangiklan. Semakintinggikerentananremajaterhadaplingkungansosialnya, semakinrendahskeptismenyaterhadapiklantelevisi. Dengan kata lain, semakinmudahdipengaruhiolehlingkungan di luardirinyadalammengambilkeputusanmakasemakinrendahkecenderunganremajauntuktidakmeyakinipesaniklandanmencurigai motif pemasangiklan. Sebanyakapapunpengetahuan yang dimilikiremajatentangproduk yang diiklankan, tidakdapatdipastikanbahwadiaakansemakinskeptisatausemakincenderunguntuktidakmeyakinipesaniklandanmencurigai motif pemasangiklan.
Saran dandaftarpustaka Pemahamanmengenaikonsumenberkaitandengansikapdanperilakunyadiharapkanakanmemberikansejumlahmanfaatbagiberbagaipihak. Manfaattersebut di antaranyaadalahmemberikanpengetahuandasarbagiparapenelitipemasaranketikamelakukananalisiskonsumen, membantumanajerpemasarandalampengambilankeputusan, membantuparapembuatkebijakanuntukmembuatperaturandanlandasanhukum yang lebihbaikmengenaikegiatanpenawarandanpertukaranbarangataujasa, sertamembantukonsumenuntukdapatmengambilkeputusan yang lebihbaik. DaftarPustaka : Asri, M. (1986), Marketing, ed 1 Yogyakarta: Penerbit BPFE dan LMP2M. Astuti, Widhy T. (2002), HubunganSkeptismeRemajaterhadapIklanTelevisidenganPengetahuanRemajatentangTaktikPemasangIklan, Tesistidakdipublikasikan, Program PascaSarjanaUniversitas Gajah Mada, Yogyakarta. Bearden, William O., Richard G. Netemeyer, and Jesse E. Teel (1989), “Measurement of Consumer Susceptibility to Interpersonal Influence,” Journal of Consumer Research, Vol 15 (March): 473-481. Boush, David M., Marian Friestad, and Gregory M.