470 likes | 632 Views
Laporan Interim agriKnow: Sistem Informasi SME (Pertanian). Ismail Fahmi < ismail@itb.ac.id > Knowledge Management Research Group ITB Yayasan Sumber Daya Hayati / PPAU Ilmu Hayati ITB YLTI – 16 Nopember 2001. Acknowledgement. Funding: YLTI, Yayasan Litbang Telekomunikasi dan Informatika
E N D
Laporan InterimagriKnow: Sistem Informasi SME (Pertanian) Ismail Fahmi < ismail@itb.ac.id > Knowledge Management Research Group ITB Yayasan Sumber Daya Hayati / PPAU Ilmu Hayati ITB YLTI – 16 Nopember 2001
Acknowledgement Funding: • YLTI, Yayasan Litbang Telekomunikasi dan Informatika Support in-kind: • Perpustakaan Pusat ITB • AI3/ITB, Asian Internet Interconnection Initiatives • CNRG, Computer Network Research Group • KMRG, Knowledge Management Research Group
Agenda • Tentang Proyek • Kondisi Pertanian di Indonesia • Informasi Pertanian • Kendala dan Strategi Jaringan Informasi Pertanian • Peluang Pemanfaatan IndonesiaDLN • agri Know: Sistem Informasi Pertanian • Kesimpulan
Tujuan Proyek • Desain sistem informasi SME (Pertanian) • Membangun software (agriKnow) • Implementasi pada jaringan Simba Group • Evaluasi
Waktu Pelaksanaan • Seharusnya: Oktober 2000 s/d Maret 2001 Keterlambatan penyelesaian: • Karena ada perubahan strategi/desain, yaitu agriKnow menjadi sub-network IndonesiaDLN • Menunggu penyelesaian software Engine GDL, dan evaluasi implmentasi IndonesiaDLN.
Kondisi Pertanian di Indonesia • Permasalahan Kredit • Rentenir, Ijon, Makelar • Alat dan bahan produksi mahal • Kegagalan panen • Harga komoditas jatuh • Distribusi yang panjang
Sistem Informasi Pertanian • Di Indonesia, belum ada sistem informasi pertanian yang: • Menyeluruh • Terintegrasi • Mudah dan murah
Informasi Pertanian • Informasi tentang Pertanian dapat dilihat dari siklus pra-tanam hingga pasca-tanam. • Informasi dapat diektrak dari fase: • Pra-tanam • Masa Tanam • Panen • Pasca Panen • Bisnis
Model Siklus Aktifitas Pertanian Aktor Masa Tanam • Petani • Penyuluh • Manajemen • Ahli • Pemerintah • Masyarakat/ • Pasar Pra-Tanam Informasi Panen Bisnis Pasca Panen
Desain Informasi Pertanian bagi Petani/Produsen • Pembelian • Penjualan • Pasar • Tenaga Kerja • Kondisi Lahan • Teknologi • Keuangan • Bank dan Modal • Cuaca • Jadwal Pemanfaatan dan Pemeliharaan Lahan
Pembelian • Alat produksi pertanian • Bibit • Obat-obatan • Bangunan
Penjualan • Alat-alat pertanian • Hasil panen
Pasar • Harga komoditas di pasar • Permintaan • Eksportir
Kondisi Lahan • Kepemilikan • Kadar racun • Kadar air • Tingkat nutrisi tanah • Kerawanan terhadap hama, gulma, dan jamur
Teknologi • Teknologi tepat guna • Tips dan teknik • Pengalaman sukses dan gagal dari berbagai pihak • Dll..
Keuangan • Aset • Pengeluaran • Penghasilan/pemasukan
Bank dan Modal • Ketersediaan modal • Pinjaman • Bunga • Pengembalian
Cuaca • Waktu/tanggal • Musim • Temperatur • Cuaca (hujan, berawan, cerah) • Kelembaban • Curah hujan • Kecepatan angin • Penguapan • Ramalan cuaca
Jadwal Pemanfaatan & Pemeliharaan Lahan • Jadwal • Tanam • Pupuk, pestisida, herbisida, fungisida • Panen • Kondisi • Nilai produk, kualitas • Kematangan • Gangguan: hama, penyakit, gulma • Kontrol • Kadar air/Pengairan • Nutrisi tanah
Akses Informasi • Informasi dibagi dua (berdasarkan sifat aksesnya): • Publik (dapat dishare ke jaringan nasional) • Confidential (hanya untuk konsumsi kelompok)
Elemen Terkecil SI Pertanian • Sistem informasi tersebut diterapkan pada elemen terkecil: • Kelompok tani • Koperasi • LSM • Dll • Rencana ujicoba: Simba Group
Use Case pada Elemen Terkecil Petani Petani Penyuluh/ Agen Jaringan Koperasi Agribisnis Kota X Penyuluh/ Agen Manajemen Sistem Informasi
Strategi Sistem Informasi Pertanian Nasional • Sudut pandang pada kebutuhan petani (elemen terkecil) • Bersifat jaringan, elemen-elemen terkecil saling terhubung • Kolaborasi: petani, ahli, pemerintah, dll • Teknologi: dial-up, warnet, web-based, free-software, standard, network • Organisasi: kelompok tani, koperasi, JPPN, KTNA, LSM, dll
Keuntungan (1) • Bagi petani (elemen terkecil): • Informasi yang dikelola langsung berhubungan dengan kebutuhan dan aktifitas sehari-hari • Informasi bersifat lokal, dapat langsung dimanfaatkan • Dapat langsung berhubungan dengan pasar • Dapat mengetahui informasi global dari jaringan nasional untuk mendukung kelompoknya
Keuntungan (2) • Bagi Ahli/Peneliti: • Mendapatkan informasi detail dan akurat langsung dari lapangan • Tidak perlu menyiapkan perangkat (agen) khusus untuk mendapatkan informasi dari lapangan • Dapat menyebarkan informasi TTG, penerangan, dll ke petani dengan mudah dan cepat
Keuntungan (3) • Bagi Pemerintah: • Informasi akurat dari lapangan untuk pengambilan keputusan • Penyebaran informasi kebijakan, peluang modal, dll lebih mudah
Keuntungan (4) • Bagi Pasar: • Informasi komoditas langsung dari produsennya • Pasar menjadi terbuka, mendorong pemutusan rantai distribusi • Peluang bisnis semakin terbuka
Kunci sukses • Yang menjadi kunci sukses: • Budaya • Pembiasaan pemanfaatan teknologi informasi untuk pertanian • Melek teknologi di level manajemen dan agen/penyuluh • Kemauan untuk sharing informasi • Teknologi • Memanfaatkan warnet dan dial-up • Open-sources dan free-software • Standard metadata • Perlu ada motor penggerak inisiatif (JPPN/Simba Group)
GDL- Network Distance Learning- Network Agriculture Network GDL-Engine GDL-Engine GDL-Engine Human Rights- Network Heritage- Network Biblio- Network GDL-Engine GDL-Engine GDL-Engine Agriculture Network (agriKnow) bagian dari IndonesiaDLN New Spektra IndonesiaDLN GDL-Engine
Aktifitas (1) • November 2000 s/d Maret 2001; Diskusi dengan manajemen Simba Group tentang model jaringan yang mereka miliki, cara kerja jaringan, informasi yang dihasilkan dan dibutuhkan, dan model dukungan informasi yang diharapkan. Kode software yang dibangun adalah agriKnow. • Maret 2001; Memutuskan untuk menggabungkan desain main engine software dengan software digital library. Diputuskan untuk menyelesaikan pembuatan software setelah software Ganesha Digital Library (GDL) versi 3.1.
Aktifitas (2) • April 2001; Perubahan anggota tim. Arif Rifai Dwiyanto ditugaskan untuk pengembangan Otomasi Perpustakaan, dan posisinya diganti oleh Donny Fauzan (mahasiswa EL ITB). • April 2001; Presentasi sistem agriKnow ke Bapeda Yogyakarta, atas undangan Sultan Yogyakarta untuk membantu DIY mengembangkan sistem informasi pertanian. Presentasi diberikan oleh Dr. Noorsalam Nganro (PPAU Ilmu Hayati ITB), dan bahan presentasi dibuat oleh Ir. Ismail Fahmi (KMRG ITB).
Aktifitas (3) • Januari s/d Juni 2001; Membangun software GDL versi 3.1, dengan engine utama yang dapat digunakan untuk keperluan software lain misalnya untuk jaringan informasi SME. • Juni s/d September 2001 (3 bulan); Ujicoba perdana jaringan digital library menggunakan software GDL, yang diikuti oleh lebih dari 15 institusi dari seluruh Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya).
Aktifitas (4) • Agustus 2001; Presentasi hasil pengembangan jaringan digital library ke forum APAN, Asia Pasific Advanced Network, di Penang Malaysia. Event penting: (i) bertukar pikiran dengan Profesor ZuoRui Shen dari China Agricultural University, yang telah mengembangkan BJ-FarmKnow yaitu sistem informasi pertanian untuk komoditas sayur-mayur di China, http://www.cau.edu.cn/ipmist/. (ii) bertemu dengan dua pengelola JPPN, Jaringan Penelitian Pertanian Nasional Indonesia (Dr Cepi dan Dr Rony) dan sepakat untuk bekerjasama dalam pengembangan agriKnow, untuk implementasi di Indonesia.
Aktifitas (5) • September 2001; Mengevaluasi hasil pengumpulan dan penyebaran data dari/ke partner IndonesiaDLN sebagai model transaksi data bagi jaringan agriKnow. • Oktober 2001; Mendetailkan informasi yang akan dikelola menggunakan sistem agriKnow, dan mendokumentasikannya menggunakan diagram-diagram Rational Rose.
Aktifitas (6) • 31 Oktober 2001; Presentasi jaringan IndonesiaDLN dan rencana pengembangan agriKnow di depan workshop JPPN di Lembang, Bandung. Dicapai kesepakatan lebih mendalam antara KMRG dengan JPPN untuk mengembangkan agriKnow secara lebih luas di Indonesia. • 7 November 2001; Presentasi IndonesiaDLN dan konsep agriKnow di meeting ASIST, American Society for Information Science and Technology, Washington DC, USA.
Aktifitas (7) • 8 November 2001; Presentasi di WorldBank, Washington DC, dan diskusi dengan manajemen InfoDev WorldBank, untuk mendapatkan akses bagi penelitian dan pengembangan sistem informasi pertanian yang telah didanai InfoDev di negara lain, untuk diterapkan dalam agriKnow di Indonesia.
Hasil yang dicapai • Desain agriKnow • Informasi-2 yang penting dikelola agriKnow • Metadata standard untuk koleksi elektronik (menggunakan standard FAO) • Evaluasi implementasi jaringan dalam IndonesiaDLN • Rencana integrasi dengan IndonesiaDLN • Kolaborasi dengan JPPN (Jaringan Penelitian Pertanian Nasional) dan InfoDev.
Things to do • Standarisasi metadata untuk informasi selain koleksi elektronik (misal monitoring). • Integrasi desain dengan main Engine GDL, menjadi software agriKnow. • Implementasi sistem dalam Simba Group • Evaluasi
Agenda selanjutnya • November s/d Desember 2001; Penyusunan Metadata Standard untuk informasi yang akan dikelola menggunakan agriKnow • Januari s/d Februari 2002; Implementasi metadata standard ke dalam GDL Engine khusus untuk sistem agriKnow. • Maret s/d April 2002; Ujicoba sistem agriKnow dalam Simba Group dan JPPN. • Mei 2002; Evaluasi sistem.
Kesimpulan • Proyek mengalami keterlambatan, karena perubahan strategi. • agriKnow akan menjadi sub-network IndonesiaDLN. • IndonesiaDLN yang sudah diimplementasikan memberi pelajaran berharga bagi agriKnow. • Standard metadata dan protokol sangat penting.