E N D
Sketsa Mr. Ali Juni 1947. Dengan kapal terbang KTN, bersama-sama Bung Hatta, (juga dr. Soekiman, Mr. Ali Sastroamidjojo, M. Natsir, dr. Halim, Nazir Pamontjak, Loekman Hakim, Mr. Gafar Pringgodigdo, Baharuddin, dan Suryadarma), saya berangkat ke Aceh. Tujuan kami adalah menemui Sjafruddin Prawiranegara yang tengah memimpin Pemerintah Darurat Republik Indonesia, sehubungan dengan hasil perundingan Roem-Royen yang tidak diketahui PDRI. Di kabin yang tempat duduknya memanjang, segera saja orang menjadi ngantuk. Bung Hatta kebetulan duduk di depan saya bersebelahan dengan Mr. Ali Sastroamidjojo. Tak lama kemudian terlihat Saudara Ali mulai terangguk-angguk tertidur. Sifat nakal saya muncul waktu itu, dan dengan beberapa goresan pulpen di bloknote, saya buat sketsa Saudara Ali yang sedang tidur. Bung Hatta melihat hal ini, dan dia senyum-senyum kecil dengan caranya yang khas. Setelah selesai, sketsa itu diminta Bung Hatta, dan sesudah Mr. Ali bangun maka ditunjukkannya sketsa itu. Saudara Ali agak kesal rupanya karena dia bilang bahwa sketsa wajahnya kok jadi begitu jelek ketika tidur. Melihat adegan itu Bung Hatta pun tertawa terbahak-bahak, sambil melemparkan beberapa komentar humoris kepada Mr. Ali Sastroamidjojo. Akrab sekali. Memang keduanya sudah menjadi kawan seperjuangan sejak di Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda. A.R. Baswedan, Pribadi Manusia Hatta, Seri 8, Yayasan Hatta, Juli 2002