1 / 45

UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

“Mata Kuliah STATISTIK SOSIAL & KEPENDUDUKAN ” SUBDIT STATISTIK KESEHATAN DAN PERUMAHAN DIREKTORAT STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT. UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK. REORGANISASI BPS. DIREKTORAT STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT. SUBDIT STATISTIK RUMAH TANGGA.

laddie
Download Presentation

UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. “Mata KuliahSTATISTIKSOSIAL & KEPENDUDUKAN”SUBDITSTATISTIKKESEHATAN DAN PERUMAHANDIREKTORATSTATISTIKKESEJAHTERAAN RAKYAT

  2. UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK REORGANISASI BPS DIREKTORAT STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT SUBDIT STATISTIK RUMAH TANGGA SUBDIT STATISTIK PENDIDIKAN DAN KESOS SUBDIT STATISTIK KESEHATAN DAN PERUMAHAN • Data: • Konsumsi/Pengeluaran • Rumah Tangga • Kesra lainnya • Bahan kemiskinan • Data: • Pendidikan • Sosial Budaya • Agama • Data: • Kesehatan • Perumahan

  3. SUSENAS (kuesioner KOR dan MODUL) Angka Nasional dan Provinsi (Kor) < 1992 Angka Nasional dan Provinsi (Kor + 3 Modul) 1992 • Kor dan Modul (setiap 3 tahun): • Konsumsi • Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) • Kesehatan dan Perumahan ≥ 1993 2008 - 2009 2010 2011 - ….. 1993 - 2007 KOR dan Modul (Konsumsi, MSBP): Estimasi level Nasional, Provinsi dan Kab/Kota KOR : Estimasi level Nasional, Provinsi dan Kab/Kota KOR (Triwulanan) + MODUL Konsumsi: Estimasi level Nasional, Provinsi dan Kab/Kota KOR: Estimasi level Nasional, Provinsi dan Kab/Kota MODUL: Estimasi level Nasional dan Provinsi MODUL MSBP (2012) & Kesrum (2013) (Triwulan 3): Estimasi level Nasional dan Provinsi

  4. . Susenas Panel Feb Tahun 2003-2005 : 10.000 RT Maret Tahun 2006 : 10.000 RT Maret Tahun 2007- 2010 : 68.800 RT Maret Tahun 20011-2013 : 75.800 RT . Susenas Besar 1992, Feb Kor&Modul : 65.500 RT, Modul Pendidikan, Kesehatan, dan Perumahan 1993, Feb Kor : 202.500 RT, Modul Konsumsi: 65.600 RT 1994, Feb Kor : 204.416 RT, Modul Sosial Budaya, Krim, dan Perjalanan: 65.664 1995, Feb Kor : 206.240 RT, Modul Perumahan dan Kesehatan: 65.664 1996, Feb Kor : 206.848 RT, Modul Konsumsi: 65.664 1997, Feb Kor : 207.456 RT, Modul Sosial Budaya, Krim, dan Perjalanan: 65.664 1998, Feb Kor : 208.064 RT, Modul Perumahan Dan Kesehatan: 65.664 1999, Feb Kor : 208.064 RT, Modul Konsumsi: 65.664 2000, Feb Kor : 208.672 RT, Modul MSBP:65.664 2001, Mar Kor : 220.896 RT, Modul Perumahan Dan Kesehatan: 65.280 2002, Mar Kor : 213.088 RT, Modul Konsumsi: 62.720 2003, Juli Kor : 202.000 RT, Modul MSBP: 65.600 2004, Juli Kor : 249.376 RT, Modul Perumahan dan Kesehatan: 67.072 2005, Juli Kor : 278.352 RT, Modul Konsumsi: 68.288 2006, Juli Kor : 277.648 RT, Modul MSBP: 68.256 2007, Juli Kor : 285.904 RT, Modul Perumahan dan Pemukinan: 68.800 2008, Juli Kor dan Modul Konsumsi : 285.904 RT 2009, Juli Kor dan Modul MSBP : 291.888 RT 2010, Juli Kor : 304.368 RT 2011, Maret, Juni,September, Desember (pencacahan triwulanan @ 75.000 RT ) Kor dan Modul Konsumsi : 300.000 RT 2012, Maret, Juni, Desember : @75.000 RT dan September Kor+ MSBP: 75.000 RT, Total: 300.000 RT 2013, Maret, Juni, Desember : @75.000 RT dan September Kor+ Modul Kesrum: 75.000 RT, Total: 300.000 RT

  5. Beberapa Indikator Kesehatanyang Dapat Dihasilkan dari SUSENASBlok V.A. Keterangan Kesehatan (Untuk Semua Umur)

  6. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan atau Keluhan Kesehatan Tertentu Presentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan diantaranya panas, batuk, pilek, asma/sesak nafas, diare, sakit kepala berulang, sakit gigi atau keluhan lainnya juga termasuk orang yang memiliki penyakit akut atau penyakit kronis (meskipun selama sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan). Rumus penghitungan: PKK = (JPKK/JP) x 100% PKK : Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan atau keluhan kesehatan tertentu. JPKK : Jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan atau keluhan kesehatan tertentu. JP : Jumlah penduduk.

  7. Persentase Penduduk yang Menderita Sakit (Angka Morbiditas/Kesakitan). Merupakan presentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari (sakit). Rumus penghitungan: AM = (JPS/JP) x 100% AM : Angka morbiditas/kesakitan. JPS : Jumlah penduduk sakit. JP : Jumlah penduduk.

  8. Rata-Rata Lama Sakit. Menunjukkan rata-rata lama hari sakit yang dialami penduduk. Rata-rata lama sakit dimaksud selama satu bulan terakhir (maksimal per individu 30 hari). Rumus penghitungan: RRLS = THLS / JPS RRLS :Rata-rata lama sakit. THLS : Total hari lama sakit. JPS : Jumlah penduduk yang sakit.

  9. Persentase Penduduk DenganKeluhanKesehatanatauSakit yang Mengobati Sendiri. Menunjukkan persentase penduduk dengankeluhankesehatanatausakit yangmengobati sendiri. Rumus penghitungan: PPSO = (PSO/JPS) x 100% PPSO : Persentase pendudukdengankeluhankesehatanatausakit yang mengobati sendiri. PSO : Jumlah penduduk dengankeluhankesehatanatausakit yang mengobati sendiri. JPS : Jumlah penduduk dengankeluhankesehatanatausakit .

  10. Persentase Penduduk DenganKeluhanKesehatanatauSakit yang Mengobati SendiriDengan Jenis Obat/Cara Pengobatan Tertentu. Indikator ini menggambarkan jenis obat/cara pengobatan yang digunakan oleh penduduk untuk mengobati sendiri keluhankesehatanatausakit yang dialami. Rumus penghitungan: PPSOX = (PSOX/JPS) x 100% PPSOX : Persentase pendudukdengankeluhankesehatanatausakit yang mengobati sendirimenggunakanjenis obat/cara pengobatan tertentu. PSOX : Jumlah penduduk dengankeluhankesehatanatausakit yang mengobati sendirimenggunakanjenis obat/cara pengobatan tertentu. JPS : Jumlah penduduk dengankeluhankesehatanatausakit .

  11. Persentase Penduduk DenganKeluhanKesehatanatauSakit yang Berobat Jalan. Menunjukkan banyaknya penduduk dengankeluhankesehatanatausakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan. Rumus penghitungan: PPSJ = (PSJ/JPS) x 100% PPSJ : Persentase penduduk dengankeluhankesehatanatausakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan. PSJ : Jumlah pendudukdengankeluhankesehatanatau sakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan. JPS : Jumlah penduduk dengankeluhankesehatanatausakit.

  12. Persentase Penduduk DenganKeluhanKesehatanatauSakit yang Berobat JalankeFasilitasKesehatanTertentu. Menunjukkan banyaknya penduduk dengankeluhankesehatanatausakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatantertentu. Rumus penghitungan: PPSJX = (PSJX/JPS) x 100% PPSJX : Persentase penduduk dengankeluhankesehatanatausakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatantertentu. PSJX : Jumlah pendudukdengankeluhankesehatanatau sakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatantertentu. JPS : Jumlah penduduk dengankeluhankesehatanatausakit.

  13. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Dalam 6 (enam) Bulan Terakhir. Menunjukkan banyaknya penduduk yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan dalam 6 (enam) bulan terakhir. Rumus penghitungan: PPBJ6 = (PBJ6/JP) x 100% PPBJ6 : Persentase penduduk yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan, dalam 6 (enam) bulan terakhir. PBJ6 : Jumlah penduduk yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan, dalam 6 (enam) bulan terakhir. JP : Jumlah penduduk.

  14. Persentase Penduduk yang Rawat Inap Dalam 1 (satu) Tahun Terakhir. Menunjukkan banyaknya penduduk yang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir. Rumus penghitungan: PPRI = (PRI/JP) x 100% PPRI : Persentase penduduk yang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir. PRI : Jumlah penduduk yang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir. JP : Jumlah penduduk.

  15. Persentase Penduduk yang Rawat Inap Dalam 1 (satu) Tahun Terakhir ke Fasilitas Kesehatan Tertentu. Indikator ini menggambarkan jenis fasilitas kesehatan yang digunakan oleh penduduk untuk rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir. Rumus penghitungan: PPRIX = (PRIX/PRI) x 100% PPRIX : Persentase penduduk yang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir ke fasilitas kesehatan tertentu. PRIX : Jumlah penduduk yang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir ke fasilitas kesehatan tertentu. PRI : Jumlah pendudukyang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir.

  16. Beberapa Indikator Kesehatanyang Dapat Dihasilkan dari SUSENASBlok V.B. Kesehatan BALITA(Untuk Angota Rumah Tangga Umur 0-59 Bulan)

  17. Persentase Balita. Menunjukkan banyaknya jumlah penduduk usia 0 – 4 tahun atau dibawah lima tahun (balita) dibandingkan dengan jumlah penduduk seluruhnya. Rumus penghitungan: PPB = (PB/JP) x 100% PPB : Persentase penduduk balita. PB : Jumlah penduduk balita. JP : Jumlah penduduk.

  18. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama. Menunjukkan banyaknya jumlah balita menurut siapa yang menolong proses kelahiran pertama. Rumus penghitungan: PBPX = (BPX/JB) x 100% PBPX : Persentase balita dengan penolong kelahiran pertama tertentu. BPX : Jumlah balita dengan penolong kelahiran pertama tertentu. JB : Jumlah balita.

  19. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama Tenaga Kesehatan. Menunjukkan banyaknya jumlah balita dengan proses kelahiran pertama ditolong oleh dokter atau bidan atau tenaga paramedis lain (tenaga kesehatan). Rumus penghitungan: PBPNakes = (BPNakes/JB) x 100% PBPNakes : Persentase balita dengan proses kelahiran pertama ditolong oleh tenaga kesehatan. BPNakes : Jumlah balita dengan proses kelahiran pertama ditolong oleh tenaga kesehatan. JB : Jumlah balita.

  20. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir. Menunjukkan banyaknya jumlah balita menurut siapa yang menolong proses kelahiran terakhir. Rumus penghitungan: PBTX = (BTX/JB) x 100% PBTX : Persentase balita dengan penolong kelahiran terakhirtertentu. BTX : Jumlah balita dengan penolong kelahiran terakhirtertentu. JB : Jumlah balita.

  21. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran TerakhirTenaga Kesehatan. Menunjukkan banyaknya jumlah balita dengan proses kelahiran terakhirditolong oleh dokter atau bidan atau tenaga paramedis lain (tenaga kesehatan). Rumus penghitungan: PBTNakes = (BTNakes/JB) x 100% PBTNakes : Persentase balita dengan proses kelahiran terakhirditolong oleh tenaga kesehatan. BTNakes : Jumlah balita dengan proses kelahiran terakhirditolong oleh tenaga kesehatan. JB : Jumlah balita.

  22. Persentase Balita Pernah Imunisasi Tertentu. Menunjukkan banyaknya jumlah balita yang pernah mendapatkan imunisasi tertentu. Rumus penghitungan: PBIX = (BIX/JB) x 100% PBIX : Persentase balita yang pernah mendapatkan imunisasi tertentu. BIX : Jumlah balita yang pernah mendapatkan imunisasi tertentu. JB : Jumlah balita.

  23. Persentase Balita Imunisasi Lengkap. Menunjukkan banyaknya jumlah balita yang mendapatkan imunisasi lengkap (lebih dari 1 (satu) kali imunisasi BCG dan lebih dari 3 (tiga) kali imunisasi DPT dan lebih dari 3 (tiga) kali imunisasi Polio dan lebih dari 1 (satu) imunisasi campak dan lebih dari 3 (tiga) kali imunisasi Hepatitis B) dibandingkan jumlah balita keseluruhan. Usia balita yang diperhitungkan pada imunisasi lengkap ini adalah 1-4 tahun, Hal ini mempertimbangkan bahwa usia pemberian imunisasi campak pada balita adalah usia 9 (sembilan) bulan. Sehingga untuk balita usia dibawah 1 (satu) tahun memiliki kemungkinan belum diberikan imunisasi lengkap, karena sedang dalam proses pemberian imunisasi lengkap. Rumus penghitungan: PBIL = (BIL/JB(1-4)) x 100% PBIL : Persentase balita (usia 1-4 tahun) yang mendapatkan imunisasi lengkap. BIL : Jumlah balita (usia 1-4 tahun) yang mendapatkan imunisasi lengkap. JB(1-4) : Jumlah balita usia 1-4 tahun.

  24. Rata-Rata Lama Pemberian ASI Pada Balita (2-4 Tahun). Menunjukkan rata-rata lama pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan ASI didampingi makanan pendamping ASI (MP ASI), dalam bulan, pada balita usia 2-4 tahun. Usia balita yang diperhitungkan pada rata-rata lama pemberian ASI adalah 2-4 tahun. Hal ini mempertimbangkan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan harus diteruskan dengan ASI ditambah MP ASI sampai usia 2 (dua) tahun. Jika balita usia kurang dari 2 (dua) tahun disertakan dalam perhitungan ini maka akan mengakibatkan estimasi rata-rata lama pemberian ASI yang diperoleh menjadi lebih rendah, padahal terdapat kemungkinan bahwa balita tersebut akan diberikan ASI sampai usianya mencapai 2 (dua) tahun. Rumus penghitungan: RL_ASI+MP ASI(2-4) = TL_ ASI+MP ASI(2-4) / JB(2-4) RL_ ASI+MP ASI: Rata-rata lama pemberian ASI saja dan ASI+MP ASI (dalam bulan)pada balita usia 2-4 tahun. TL_ ASI+MP ASI : Total lama pemberian ASI saja dan ASI+MP ASI (dalam bulan)pada balita usia 2-4 tahun. JB(2-4) : Jumlah balita usia 2-4 tahun.

  25. Rata-Rata Lama Pemberian ASI Saja Pada Balita (2-4 Tahun). Menunjukkan rata-rata lama pemberian ASI saja (tanpa susu formula maupun makanan atau minuman pendamping ASI ataupun makanan tambahan lainnya) pada balita usia 2-4 tahun. Rumus penghitungan: RL_ASI(2-4) = TL_ASI(2-4) / JB(2-4) RL_ASI(2-4) : Rata-rata lama pemberian ASI saja pada balita usia 2-4 tahun (dalam bulan). TL_ASI : Total lama pemberian ASI saja pada balita usia 2-4 tahun (dalam bulan). JB(2-4) : Jumlah balita usia 2-4 tahun.

  26. Rata-Rata Lama Pemberian ASI Didampingi MP ASI Pada Balita (2-4 Tahun). Menunjukkan rata-rata lama pemberian ASI yang didampingi dengan MP ASI pada balita usia 2-4 tahun. Rumus penghitungan: RL_MP ASI (2-4) = TL_+MP ASI / JB(2-4) RL_MP ASI :Rata-rata lama pemberian ASI didampingi MP ASI pada balita usia 2-4 tahun (dalam bulan). TL_MP ASI : Total lama pemberian ASI didampingi MP ASI pada balita usia 2-4 tahun(dalam bulan). JB(2-4) : Jumlah balita usia 2-4 tahun.

  27. Persentase Balita yang Pernah Diberi ASI. Menunjukkan banyaknya jumlah balita yang pernah mendapatkan ASI. Rumus penghitungan: PB_ASI = (B_ASI/JB) x 100% PB_ASI : Persentase balita yang pernah mendapatkan ASI. B_ASI : Jumlah balita yang pernah mendapatkan ASI. JB : Jumlah balita.

  28. Persentase Balita yang Pernah Mendapat ASI Eksklusif. Menunjukkan banyaknya jumlah balita yang mendapatkan ASI eksklusif/ ASI saja selama 6 (enam) bulan. Usia balita yang diperhitungkan pada ASI eksklusif ini adalah 1-4 tahun, Hal ini mempertimbangkan bahwa untuk balita usia dibawah 1 (satu) tahun, khususnya 0-6 bulan belum dapat diketahui status pemberian ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan. Terdapat kemungkinan bahwa balita tersebut sedang dalam proses pemberian ASI eksklusif sampai 6 (enam) bulan, atau ada juga kemungkinan nantinya balita tersebut tidak mendapat ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan. Rumus penghitungan: PB_ASI_ex = (B_ASI_ex/JB(1-4)) x 100%  PB_ASI_ex : Persentase balita (usia 1-4 tahun) yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan. PB_ASI_ex : Jumlah balita (usia 1-4 tahun) yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan. JB(1-4) : Jumlah balita usia 1-4 tahun.

  29. Beberapa Indikator Kesehatanyang Dapat Dihasilkan dari SUSENASBlok V.E. Fertilitas dan Keluarga Berencana(Untuk Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas Berstatus Kawin, Cerai Hidup atau Cerai Mati)

  30. Singulate Mean Age at Marriage (SMAM). Singulate Mean Age at Marriage (SMAM) adalahperkiraan (estimasi) rata-rata umurkawinpertamaberdasarkanjumlahpenduduk yang tetaplajang (belumkawin) Kegunaan: Tersedianyaindikator rata-rata umurkawinpertamadenganmetodeSMAMakanmemudahkanparapenentukebijakandanperencanapembangunanuntukmengembangkan program pemberdayaanorangmuda agar meneruskansekolah, danbagi yang terpaksaputussekolahdiberikanpendidikanketrampilan agar tidaksegeramemasukijenjangpernikahan. Program untukpendewasaanusiaperkawinanbagiperempuanjugadapatdikembangkansesuaidengankeadaandaerah. Bagipelaksanaan program KB diketahuinya rata rataSMAMakanmemudahkanparaperencana program untukmengembangkankegiatanpenyuluhanpenundaankehamilananakpertamadanpersiapanmenjadiorangtua yang bertanggungjawab. Bagiperencana program peningkatankesehatanreproduksi (kespro), rata-rata SMAMakanmemberikangambaranmengenaiberapabesarpermintaanakanpelayanankesprodisuatudaerahpadasuatuwaktutertentu. IndikatorSMAMjugabergunauntukpengembangankesprountukremaja.

  31. Indikator yang dapat diestimasi secara tidak langsung menggunakan software Mortpack(The United Nations Software Package for Mortality Measurement): • JumlahKelahiran. • Banyaknyakelahiranhidup yang terjadipadawaktutertentudiwilayahtertentu.  • AngkaKelahiranKasar (Crude Birth Rate/CBR). • Banyaknyakelahiranpadatahuntertentu per 1000 pendudukpadapertengahantahun yang sama.  • AngkaKelahiranMenurutUmur (Age Specific Fertility Rate/ASFR). • Banyaknyakelahiran per 1000 perempuanpadakelompokumurtertentuantara 15-49 tahun.Untukmemperoleh data ASFRdanjumlahkelahiran yang akurat, diperlukanpenggabunganinformasidari beberapa Susenas yang digabungdanhasilnyadirata-ratakan. • AngkaFertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR). • Rata-rata anak yang dilahirkanseorangwanitaselamamasausiasuburnya.

  32. AnakLahirHidup (ALH). Menunjukkan banyaknyakelahiranhidupdarisekelompokatau beberapa kelompokwanitasesuaikelompokumurselamamasareproduksinyaatausuburnya (15-49 tahun). Rumus penghitungan: R_ALHi  =ALHi /JPi R_ALHi : Rata-rata anaklahirhiduppadakelompokumurwanita (i). ALHi : Jumlah anaklahirhiduppadakelompokumurwanita (i). JPi : Jumlah wanitapadakelompokumur (i).

  33. AnakMasihHidup (AMH). Menunjukkan banyaknyaJumlahanak yang masihhidup yang dimilikiseorangwanitasampaisaatwawancaradilakukan, sesuaikelompokumur (15-49 tahun). Rumus penghitungan: R_AMHi  =AMHi/Jpi R_AMHi : Rata-rata anakmasihhiduppadakelompokumurwanita (i). AMHi : Jumlah anakmasihhiduppadakelompokumurwanita (i). JPi : Jumlah wanitapadakelompokumur (i).

  34. RasioAnak – Wanita / Children -Woman Ratio (CWR). Menunjukkan perbandinganjumlahanakusiadibawah lima tahun (0-4 tahun) ataudibawah 10 tahun (0-9) dibagidenganjumlahwanitausiasubur (yang termasukkelompokumur 15-49 tahun). Rumus penghitungan: CWR  =JA(0-4)/JP(15-49) x 100 AMHi : Jumlah anakUSIA 0-4 tahun. JPi : Jumlah wanitapadakelompokumur (i).

  35. AngkaPrevalensiPemakaianKontrasepsi/ Contraceptive Prevalence Rate(CPR). Menunjukkan perbandinganbanyaknyaPasangan (wanitaberstatuskawin) padaUsiaSubur 15-49 tahun (PUS) yang sedangmemakaikontrasepsipadasaatpencacahandibandingkandenganjumlahseluruh PUS, dalampersen. Rumus penghitungan: CPR  =JPUS_SKB/JPUS x 100% JPUS_KB : Jumlah PUS yang sedangmenggunakanalat/cara KB. JPUS: Jumlah PUS.

  36. Presentase PUS Pernah KB/ Ever User. Menunjukkan perbandinganbanyaknya PUS yang pernahmemakaikontrasepsipadasaatpencacahandibandingkandenganjumlahseluruh PUS, dalampersen. Rumus penghitungan: PersentasePernah KB  =JPUS_PKB/JPUS x 100% JPUS_PKB :Jumlah PUS yang pernahmenggunakanalat/cara KB. JPUS: Jumlah PUS.

  37. Presentase PUS Pemakai KB Tertentu/Contraceptive Mix. Menunjukkan perbandinganbanyaknya PUS yang sedangmemakaialat/cara KB tertentupadasaatpencacahandibandingkandenganjumlahseluruh PUS yang sedangmemakaialat/cara KB, dalampersen. Rumus penghitungan: Persentase PUS KB Tertentu  =(JPUS_SKBX/JPUS_SKB) x 100% JPUS_SKBX :Jumlah PUS yang sedangmenggunakanalat/cara KB tertentu. JPUS_SKB: Jumlah PUS yang sedangmenggunakanalat/cara KB.

  38. Presentase PUS Pemakai KB Tertentu/Contraceptive Mix. Menunjukkan perbandinganbanyaknya PUS yang sedangmemakaialat/cara KB tertentupadasaatpencacahandibandingkandenganjumlahseluruh PUS yang sedangmemakaialat/cara KB, dalampersen. Rumus penghitungan: Persentase PUS KB Tertentu  =(JPUS_SKBX/JPUS_SKB) x 100% JPUS_SKBX :Jumlah PUS yang sedangmenggunakanalat/cara KB tertentu. JPUS_SKB: Jumlah PUS yang sedangmenggunakanalat/cara KB.

  39. UNMET NEED atau 2 indikator (baikperumahandanataukesehatan) Selain yang adapada slide ini. Konsepdandefinisi: Kegunaan: Data yang dibutuhkan: TugasKelompokBuat ADEK2 YA……. SatuKelasBuat 4 Kelompok Dikumpulkan via email ke: din_nurika@bps.go.id

  40. Beberapa Indikator Komposit Perumahanyang Dapat Dihasilkan dari SUSENASBlok VI. Keterangan Perumahan

  41. 1. Proporsi penduduk terhadap sumber air minum yang terlindungi (air bersih) • Sumber air minum yang terlindungi (air bersih) adalah berasal dari air kemasan, leding, pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung • Khusus pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung harus berjarak 10 meter atau lebih dari penampungan tinja/kotoran Banyaknya rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum terlindung Air Minum Bersih = X 100 % Jumlah rumah tangga

  42. 2. Persentase rumah tangga yang menggunakan biomassa untuk memasak Banyaknya rumah tangga yg menggunakan biomassa untuk memasak Ruta pengguna Biomassa = X 100 % Jumlah rumah tangga Rumah tangga yang menggunakan biomassa untuk memasak adalah rumah tangga yang menggunakan kayu bakar, briket, arang, batubara dan lainnya

  43. 3. Persentase rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak Banyaknya rumah tangga yang menggunakan sanitasi layak X 100 % Sanitasi Layak = Jumlah rumah tangga • Fasilitas sanitasi layak menurut indikator MDGs adalah rumah tangga yang menggunakan jamban sendiri/bersama, kloset leher angsa dan tempat pembuangan akhir tinja menggunakan tangki septik

  44. Banyaknya rumah tangga dengan status tempat tinggal tetap & terjamin Tmpt tinggal tetap dan terjamin X 100 % = Jumlah rumah tangga 4. Persentase rumah tangga dengan status tempat tinggal tetap dan terjamin • Gambaran mengenai masyarakat yang mempunyai tempat tinggal tetap dan terjamin. • Rumah tinggal tetap dan terjamin adalah rumah dengan status milik sendiri, sewa dan kontrak.

  45. Banyaknya rumah tangga dengan luas lantai per kapita  7,2 m2 Kepadatan luas lantai ruta = X 100 % Jumlah rumah tangga 6. Persentase rumah tangga dengan luas lantai per kapita kurang dari 7,2 m2 • Gambaran mengenai masyarakat yang mempunyai tempat tinggal dengan lantai hunian yg sempit atau padat. • Luas lantai per kapita adalah perbandingan total luas lantai dengan jumlah ART.

More Related