690 likes | 1.43k Views
علم أصول الفقه. DRS. H. NUR SYAHID, MPdI. Materi Pertemuan 1 : محتوى محاضرة (1) . تعريف الفقه و أصول الفقه و الفروق بينهما أهمية أصول الفقه و حكم تعلمه ما يستند منه أصول الفقه موضوعات أصول الفقه مراجع المادة و مناهج الدراسة. Pengertian Fiqh dan Ushul Fiqh, Perbedaan antara keduanya
E N D
علم أصول الفقه DRS. H. NUR SYAHID, MPdI
Materi Pertemuan 1 :محتوى محاضرة (1) • تعريف الفقه و أصول الفقه و الفروق بينهما • أهمية أصول الفقه و حكم تعلمه • ما يستند منه أصول الفقه • موضوعات أصول الفقه • مراجع المادة و مناهج الدراسة • Pengertian Fiqh dan Ushul Fiqh, Perbedaan antara keduanya • Urgensi Ilmu Ushul Fiqh & Hukum Mempelajarinya • Sandaran Ilmu Ushul Fiqh • Objek Pembahasan Usul Fiqh • Referensi & Sistematika Perkuliahan
Kompetensi : • Memahami dan memiliki wawasan tentang ushul fiqh dan fiqh • Memahami dan membedakan ushul fiqh dengan fiqh • Memahami dan mampu menjelaskan kegunaan ushul fiqh dan objek-objeknya
Pengertian “Ushul” تعريف أصول • Al-ushuul adalah bentuk jamak dari al-ashl yang secara etimologis berarti ma yubna ‘alaihi ghairuhu (dasar segala sesuatu, pondasi, asas, atau akar). • Sedangkan menurut istilah, kata al-ashl berarti dalil, misalnya: para ulama mengatakan: “ Ashlu / Dalil tentang hukum masalah ini ialah ayat sekian dalam Al-Qur’an). • الأصول جمع الأصل , فهو لغة : ما يبنى عليه غيرُهُ • (أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (إبراهيم٢٤) • و الأصل اصطلاحا : الدليل , قيل : أصل هذا الحكم من الكتاب
Pengertian “Fiqh” تعريف الفقه • Al-fiqh menurut bahasa berarti pengetahuan dan pemahaman terhadap sesuatu. • Fiqh istilah : ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliah yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang terinci • الفقه في اللغة: العلم بالشيء والفهم له • ( يفقهوا قولي )طه 27 • الفقه اصطلاحا: العلم بالأحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية
Penjelasan Definisi Fiqhالعلم بالأحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية • Mengetahui adalah Ilmu dan persangkaan. Karena mengetahui hukum-hukum fiqih terkadang bersifat yakin dan terkadang bersifat persangkaan, sebagaimana banyak dalam masalah-masalah fiqih. • Hukum-hukum syari : adalah hukum-hukum yang diambil dari syariat, seperti wajib dan haram, maka tidak termasuk hukum-hukum akal, dan adat • Amaliah adalah apa-apa yang tidak berhubungan dengan aqidah, seperti sholat dan zakat. Maka tidak termasuk darinya (Amaliah) apa-apa yang berhubungan dengan aqidah; seperti mentauhidkan Allah, dan mengenal nama-nama dan sifat-Nya; • Dalil-dalilnya yang terperinci : adalah dalil-dalil fiqh yang berhubungan dengan masalah-masalah fiqh yang terperinci, maka tidak termasuk di dalamnya ilmu Ushul Fiqih karena pembahasan di dalamnya hanyalah mengenai dalil umum.
Pengertian Ushul Fiqh (Baidhowi) • معرفة دلائل الفقه إجمالا وكيفية الاستفادة منها وحال المستفيد • Memahami dalil-dalil fiqh secara global, bagaimana menggunakannya dalam menyimpulkan sebuah hukum fiqh (bagaimana berijtihad), serta kondisi (prasyarat)seorang mujtahid).
Penjelasan Pengertian Ushul Fiqhمعرفة دلائل الفقه إجمالا وكيفية الاستفادة منها وحال المستفيد • Contoh dalil yang bersifat global: dalil tentang sunnah sebagai hujjah (sumber hukum), dalil bahwa setiap perintah pada dasarnya menunjukkan sebuah kewajiban, setiap larangan berarti haram, bahwa sebuah ayat dengan lafazh umum berlaku untuk semua meskipun turunnya berkaitan dengan seseorang atau kasus tertentu, dan lain-lain. • Yang dimaksud dengan menggunakan dalil dengan benar misalnya: mengetahui mana hadits yang shahih mana yang tidak, mana dalil yang berbicara secara umum tentang suatu masalah dan mana yang menjelaskan maksudnya lebih rinci, mana ayat/hadits yang mengandung makna hakiki dan mana yang bermakna kiasan, bagaimana cara menganalogikan (mengkiaskan) suatu masalah yang belum diketahui hukumnya dengan masalah lain yang sudah ada dalil dan hukumnya, dan seterusnya. • Kondisi mujtahid : syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang mujtahid untuk dapat mengambil kesimpulan sebuah hukum dengan benar dari dalil-dalil Al-Qur’an maupun sunnah Rasulullah saw.
Perbedaan Fiqh dan Ushul Fiqh • Pembahasan ilmu fiqh berkisar: perbuatan mukallaf dari sisi konsekuensi hukumnya secara syar’I ( jual beli, sholat, dst) • ushul fiqh berkisar tentang : dalil syar’I global dan apa yang diambil darinya hukum-hukum global ( qiyas, aam, mutlaq dst) • موضوع الفقه : فعل المكلف من حيث ما يثاب له من الأحكام الشرعية مثل : البيع , الرهن, الصلاة • أما موضوع أصول الفقه : فهو الدليل الشرعي الكلي من حيث ما يثبت به من الأحكام الكلية مثل : القياس و حجيته, العام وما يقيده
Urgensi / Tujuan Ushul Fiqhغاية أو ثمرة علم الأصول: الوصول إلى معرفة الأحكام الشرعية بالاستنباط • UTAMA : Melakukan istinbath hukum-hukum syar’i dari dalil-dalil syar’i secara langsung. • Mengetahui apa dan bagaimana manhaj (metode) yang ditempuh oleh seorang mujtahid dalam beristinbath. • Mengetahui sebab-sebab ikhtilaf di antara para ulama, agar tumbuh rasa hormat dan adab terhadap para ulama. • Membentuk dan mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kemampuan di bidang fiqh secara benar, khususnya dalam menghadapi masalah ijtihadiyah kontemporer
Objek Pembahasanموضوعات : • مقدمات في أصول الفقه: • المبادئ الفقهية والأحكام الشرعية. • أحوال الأدلة الشرعية • كيفية استثمار الأحكام الشرعية من أدلتها، مثل المبادئ اللغوية، وشروط الاستدلال. كاقديم النص على الظاهر. • المسائل المتعلقة بالمجتهد. • المقاصد الشرعيى. • المكلف والعوارض الأهلية. • Mukaddimah ( Pengertian,Tujuan dll) • Prinsip dasar Fikh dan Hukum2 Syar’I • Dalil-dalil Syar’I • Metodologi Istinbath Hukum • Ijtihad dan Mujtahid • Maqoshid Syariah • Mukallaf dan Sebab terhalangnya Pembebanan
ما يستمد منه أصول الفقهSandaran Ilmu Ushul Fiqh. • Aqidah / Tauhid • Ilmu Fiqh • Ilmu Bahasa Arab • Maqoshid Syariah • Akal / Logika • 1- علم التوحيد • 2- (تصور الأحكام) علم الفقه • 3- علم اللغة العربية. • 4- قصد الشارع • 5- العقل
Syariah • شريعة: شرع يشرع : موردالماء الذي يقصد للشرب : الطريقة المستقيمة • Sumber air yang dituju (didatangi) untuk minum • Jalan yang lurus. • ما شرعه الله لعباده في العقائد والعبادات والاخلاق والمعاملات ونظم الحياة في شعبها المختلفة لتحقيق سعادتهم في الدنيا والاخرة(مناع خليل القطان) • Apa-apa yang ditetapkan oleh Allah bagi hambanya baik mengenai `aqidah, ibadat, akhlak mua`malat maupun tatanan kehidupan lainnya dengan segala cabangnya yang bermacam-macam guna merealisasikan kebahagiaan mereka baik di dunia maupun di akhirat.
Terusane…. Syari`ah • الاحكام التي سنها الله لعباده ليكونوا مؤمنين عاملين صالحين في الحياة سواء كانت متعلقة بالافعال ام بالعقائد ام بالاخلاق(محمد سلام مذكور) • Hukum-hukum yang ditetapkan oleh allah bagi hambanya agar mereka menjadi orang yang beriman, beramal saleh dalam kehidupannya, baik yang berkaitan dengan perbuatan, aqidah maupun akhlaq.
Fungsi : • Pedoman dan petunjuk bagi manusia di dalam mengatur diri dan masyarakat. • Alat penyeimbang di antara unsur yang baik dan yang tidak baik yang terdapat di dalam diri manusia. • Alat untuk mendidik manusia menjadi suci lahir dan batin.
Asas syari`ah • Meniadakan kepicikan/kesempitan. نفي الحرج meniadakan hal-hal yang menyulitkan masyarakat, yang dapat menghabiskan daya kekuatan manusia dalam melaksanakannya. • Menyedikitkan beban. قلة التكليف tidak membanyakkan beban sehingga beban yang diperintahkan dapat dijalankan tanpa menimbulkan kepayahan. • Berangsur-angsur dalam menetapkan Hukum. • Sejalan dengan kemaslahatan manusia. • Mewujudkan keadilan yang merata.
Perbuatan, perkataan dan tindakan mukallaf yang berkaitan dengan Allah. Perbuatan, perkataan dan tindakan mukallaf yang berkaitan dengan sesamanya. Ibadah Al-ahwal asy-syahsiyyah, hukum kekeluargaan. Al- Mu`amalat al-Maliyyah, hukum kebendaan, hak milik. Al-Jinayat al-`uqubah, hukum pidana. Al-ahkam al-Murafa`at, hukum acara peradilan. Membicarakan dan menyelidiki tentang keadaan dalil-dalil syar`i serta menyelidiki pula bagaimana caranya dalil-dalil tersebut menunjukkan hukum-hukum yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf. Hukum,hakim, al-mahkum `alaih (mukallaf, subyek), al-mahkum fih (perbuatan mukallaf, obyek). Sumber-sumber hukum Metode istinbat hukum/mengeluarkan Ijtihad, syarat-syarat, metode, dll. Obyek ilmu fiqh-u fiqh
Fiqh adalah persoalan ijtihadi • Ijtihadi mengindikasikan mungkin salah tapi mungkin juga benar. • Ijtihadi mengindikasikan adanya proses mencari kebenaran dengan bingkai syari`ah (aqidah dan akhlaq) • Adanya jaminan perolehan point bagi yang melakukannya.(lihat hadis) • Hasil ijtihad bukan kitab suci.
Kenapa terjadi perbedaan hasil ijtihad (fiqh) • Faktor Internal: • Kondisi obyektif teks al-Qur`an yang memungkinkan dibaca beragam. • Kondisi obyektif dari kata-kata dalam al-Qur`an yang memungkinkan ditafsirkan beragam. • Adanya ambiguitas/musytarak makana dalam al-Qur`an. • Faktor Eksternal: • Kondisi subyektif mufassir. • Kondisi sosiokultural yang melingkupinya. • Kondisi politik. • Pra konsepsi. • Siapa, Kapan, dimana
Terusane…… • يا ايها الذين امنوا اذا قمتم الى الصلاة فاغسلوا وجوهكم وايديكم الى المرافق وامسحوا برؤسكم وارجلكم الى الكعبين (المائده 6) • الم. ذلك الكتب لا ريب فيه هدا للمتقين • والمطلقت يتربصن بانقسهن ثلثة قرىء • Harimau Makan Sapi Mati • Pak, permisi mau ke belakang. • Bagaimana sikap kita menghadapi perbedaan yang ada ?
Menghadapi perbedaan yang ada ? • Harus menentukan pilihan yang anda yakini kebenarannya. • Agar yakin, maka perlu terus belajar, supaya mengetahui dg pasti. • Kebenaran fiqh: ijtihadi: mungkin benar-mungkin salah. • Menyisakan ruang bagi menghormati keputusan orang lain dalam menentukan pilihan kebenaran versi mereka.
Arti penting sikap • Mempunyai wawasan dan menumbuhkan sikap toleran terhadap berbagai perbedaan pendapat. • Untuk mengembangkan dan menyadarkan adanya pluralitas dalam pendapat/ijtihad. • Untuk menghindarkan adanya taqdisul afkar/pensakralan pemikiran.
Fase Perkembangannya terbagi menjadi lima, yaitu • Fase Pertumbuhan (610-632M) • Fase Perkembangan (11H-akhir abad I H) • Fase Formulasi dan Sistematisasi (abad I sampai abad IIH) • Fase Kemunduran atau Stagnasi (Abad ketiga sampai akhir abad 19 M) • Masa Kebangkitan (akhir abd ke 19 sampai sekarang)
Fase Pertumbuhan (610-632M) • Dimulai sejak masa nabi yang terbagi dalam dua periode, yaitu periode Mekkah dan periode Medinah. • Pada periode Mekkah belum nampak embrio usul fiqh, karena ayat-ayat yang turun berkisar masalah akidah, baru pada periode Medinah sudah mulai nampak, karena ayat yang turun mengatur tentang hukum dan pranata social. • Ciri yang nampak a.l.: Rasul memberi peluang sahabat untuk berijtihad ketika menghadapi masalah, mengajarkan prinsip musyawarah (ijmak), muncul pengunaan ra’y. • Sumber hukum pada masa ini hanya wahyu , Rasul juga melakukan ijtihad ketika muncul persoalan dan wahyu belum turun.
Fase Perkembangan (11H-akhir abad I H) • Terjadi pada masa sahabat dan disebut juga dengan masa persiapan pembentukan fiqh • Muncul kreativitas dalam berijtihad, dimana penggunaan r’y lebih terarah. Sahabat mulai mengimplementasikan metode isitimbath hukum, seperti Umar menerapkan maslahah dalam kasus pencurian dan Ali menerapkan qiyas dalam masalah hukuman bagi pelaku minuman keras. • Muncul fatwa-fatwa bagi peristiwa-peristiwa yang tidak ada nashnya. Para sahabat menjadi pemegang otoritas fiqh di daerah masing-masing (Mekkah, Medinah, Kufah, Basrah, Syam, dan Mesir) • Sumber Hukum Islam: al-Qur’an, Sunnah, ijtihad sahabat.
Fase Formulasi dan Sistematisasi (abad I sampai abad IIH) • Terjadi pada masa dinasti-dinasti Islam (Umayyah dan Abbasiyah) • Muncul pusat-pusat intelektual, yaitu Hijaz (Mekkah dan Medinah), Iraq (Kufah dan Basrah), dan Syria atau Syam. • Muncul aliran Ahlul Hadis dan Ahl Ra’y • Gerakan ijtihad sangat pesat, hal ini karena: wilayah Islam mulai meluas dimana ajaran islam bertemu dengan adapt local masyarakat di luar Arab, Qur’an sudah dikodifikasikan dan banyak fatwa sahabat yang dijadikan sebagai sandaran. • Muncul Imam-imam Mazhab dalam fiqh dan karya-karya besarnya, Imam Abu Hanifah menyusun kitab al-Fiqh al-Akbar (kitab Fiqh), Imam Malik menulis kitab al-Muwatta’ (kitab Hadis dengan sistematika Fiqh), Imam Syafi’i menulis ar-Risalah (usul fiqh) dan Kitab al-Umm (fiqh), Imam Ahmad Ibn Hanbal menyusun Musnad Ahmad (kitab Hadis). • Sumber Hukum Islam pada masa ini adalah: al-Qur’an, sunnah, ijmak, qiyas.
Fase Kemunduran atau Stagnasi (Abad ketiga sampai akhir abad 19 M) • Tidak ada ulama yang mampu menjadi mujtahid mutlak • Mereka taqlid pada ulama mazhab sebelumnya • Terjadi pergolakan politik, dimana umat Islam terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil, sehingga perhatian terhadap ilmu kurang. • Muncul fanatisme mazhab, dimana usaha para ulama hanya memperkuat dasar-dasar dan pendapat mazhab sebelumnya. Karya yang muncul berupa syarah da mukhtasar.
Masa Kebangkitan (akhir abd ke 19 sampai sekarang) • Berkaitan dengan kebangkitan di bidang politik, dimana umat Islam mulai berusaha melepaskan diri dari olonialisme • Muncul gerakan-gerakan pemabaruan dalam islm, seperti gerakan Wahabiyah di Saudi Arabia • Muncul tokoh-tokoh pembaharu seperti Jamaluddin al-Afghani di Mesir, Muhammad bin Sanusi di Libia. • Ulama mulai mempelajari karya ulama sebelumnya untuk dipilih mana yang paling valid dan membandingkannya dengan hukum positif.
Dalil • Dalil: petunjuk terhadap sesuatu, baik konkrit maupun abstrak, petunjuk itu kepada kebaikan maupun kejelekan. • Asal dalil: • Naqli: Dalil yang berasal dari teks secara langsung. • `aqli: Dalil yang berasal dari pikiran manusia. • Cakupan dalil: • Kulli: dalil yang isinya mencakup banyak satuan hukum. • هو الدي خلق لكم ما في الارض جميعا (البقرة 29) • Juz`i/tafsili: dalil yang hanya menunjuk pada satuan hukum saja. • واقيموا الصلاة واتوا الزكاة (البقرة 43)
Terusane dalil…. • Kekuatan dalil: • Qat`i: dalil yang mendatangkan kepastian/keyakinan. • Qat`i wurud/subut: dalil yang diyakini datangnya dari pembuat syara`. (Al-Qur`an, hadis mutawatir, hadis masyhur.) • Qat`i dalalah: dalil yang lafaz dan susunan katanya tegas dan jelas menunjuk arti/maksud tertentu. • االزانية والزاني فاجلدوا كل واحد منهما مائة جلدة (النور 2) • Zanni: dalil yang mendatangkan dugaan kuat. • Zanni wurud/subut: dalil yang diduga keras datangnya dari pembuat syara`.(hadis ahad) • Zanni dalalah: dalil yang lafaz atau susunan katanya tidak jelas dan tidak tegas menunjukkan pada arti/maksud tertentu. • والمطلقت يتربصن بانفسهن ثلاثة قروء (البقرة 228)
Abu Hanifah Kitabullah/al-Qur`an As-Sunnah Al-Ijma` Al-Qiyas Istihsan `Urf Asy-Syafi`I Al-Qur`an As-sunnah Al-Ijma` Qiyas Penggunaan dalil oleh imam mazhab
Imam Malik Kitabullah/al-Qur`an Saunnah rasul yang sahih Amal penduduk madinah Al-Qiyas Maslahah mursalah Ahmad Ibn Hanbal Nas Al-Qur`an Hadis marfu` Fatwa sahabat/ijma` sahabat Hadis mursal dan hadis hasan Al-Qiyas Terusane……
Terusane…… • يا ايها الذين امنوا اطيعوا الله واطيعوا الرسول واولى الامر منكم فان تنزعتم في شيئ فردوه الى الله والرسول ان كنتم تؤمنون بالله واليوم الاخر ذلك خير واحسن تاويلا (النساء 54) • Taat kepada Allah • Taat kepada rasul • Taat kepada ulil amri • Apabila beda pendapat: • Kembalikan kepada Allah • Kembalikan kepada rasul
Terusane….. Dialog antara Nabi dengan Mu`az Ibn Jabal • كيف تقضي اذا عرض لك قضاء ؟ قال: اقضي بكتاب الله. قال: فان لم تجد في كتاب الله ؟ قال: فبسنة رسول الله صلعم. قال: فان لم تجد في سنة رسول الله ولا في كتاب الله ؟ اجتهد برايى ولا الو. قال معاذ: فضرب رسول الله صلعم صدره وقال: الحمد لله الذي وفق رسول رسول الله لما يرضى رسول الله • Kitabullah • Sunnah rasul • Ra`yu
Fiqih Bersuci/taharah • Bersuci dari : Najis: Mukhaffafah, mutawassitah, dan mugalladah. : Hadas: kecil dan besar. • Alat-alat bersuci: air, debu, dan batu. • Bersuci dari najis : dengan air-debu : dengan batu • Bersuci dari hadas : dengan air (wudu,mandi) : dengan debu (tayamum)
Terusane…. • Cara bersuci: • Wudu : dengan air • Mandi : dengan air • Tayamum : dengan debu • Istinja` : dengan air/batu • Mengilangkan najis: dengan air/air dan debu
Terusane… Salat • Salat : fardu : `ain : kewajiban individu : kifayah: kewajiban sosial. : Sunnah : Rawatib/ mengiringi salat fardu : mutlaq : hajah : tahjjud : witir : tarawih : kusuf/ gerhana matahari : khusuf/ gerhana bulan : Istisqa`/ minta hujan : hari raya : idul fitri dan adha.
Terusane…. • Syarat : ما لا يصح الا به وهو ليس منه Sesuatu perbuatan tidak sah/lengkap kecuali ada (syarat itu), tetapi ia bukan bagian dari perbuatan itu. • Rukun : ما لا يصح الا به وهو منه Sesuatu perbuatan tidak sah/lengkap kecuali ada (rukun itu), dan ia bagian dari perbuatan itu.
Sumber Hukum dalam Islam (Pengertian Sumber dan dalil) • Sumber atau masadir adalah wadah yang darinya digali norma-norma hukum. • Dalil adalah petunjuk yang membawa kita menemukan hukum tertentu. • Sumber hukum dapat diklasifikasikan dengan: • Dalil munsyi’: atau dalil pokok yang keberadaannya tidak memerlukan dalil lain. Termasuk dalam kategori ini adalah Al-Qur’an dan Hadis. • Dalil muzhir: yaitu dalil yang menyingkap, diakui keberadaannya karena ada isyarat dari dalil munsyi’ tentang penggunaannya. Termasuk dalam kelompok ini adalah metode-metode ijtihad seperti: ijmak, qiyas, istihsan, istislah, istishab dan sebagainya.
Al-Qur’an sebagai sumber hukum • Definisi: al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad dalam bahasa Arab yang berisi khitab Allah dan berfungsi sebagai pedoman bagi umat Islam. • Fungsi: sebagai petunjuk bagi umat manusia, yang berupa: • doktrin atau pengetahuan tentang struktur kenyataan dan posisi manusia di dalamnya, seperti: petunjuk moral dan hukum yang menjadi dasar syari’at, metafisika tentang Tuhan dan kosmologi alam, dan penjelasan tentang sejarah dan eksistensi manusia. • ringkasan sejarah manusia baik para raja, orang-orang suci, nabi, kaum dsb. • mukjizat, yaitu kekuatan yang berbeda dengan apa yang dipelajari. • Kandungan: (1) I’tiqadiyah (2) Khuluqiyah (3) Ahkam ‘amaliyah.
Penjelasan al-Qur’an: • Ijmali (global): yaitu penjelasan yang masih memerlukan penjelasan lebih lanjut dalam pelaksanaannya. Contoh: masalah shalat, zakat dan kaifiyahnya. • Tafshili (rinci): yaitu keterangannya jelas dan sempurna, seperti masalah akidah, hukum waris dan sebagainya. • Kategori Ayat Hukum dan Ayat Non-hukum: berdasarkan kandungan ayat, jika mengandung ketetapan hukum maka disebut dengan ayat hukum dan dapat menjadi dalil fiqh.
Dalalah atau petunjuk al-Qur’an dibagi dua: • Qat’y (definitive text): lafal yang mengandung pengertian tunggal dan tidak bisa dipahami dengan makna lainnya. Lafal ini tidak membutuhkan ijtihad dan takwil. • Zanny (speculative text): lafal yang mengandung pengertian lebih dari satu dan memungkinkan untuk ditakwil, dan dapat menerima ijtihad.
Hadis sebagai sumber Hukum: • Definisi: Hadis adalah penuturan sahabat tentang Rasulullah baik mengenai perkataan, perbuatan, dan taqrirnya. • Keshahihan Hadis: Hadis yang dapat digunakan sebagai sumber adalah hadis yang sahih dan hasan. Hadis dha’if tidak dapat dipakai sebagai sumber hukum. Sebagian ulama membolehkan menggunakan hadis dha’if sebagai dalil dengan syarat: • Kedha’ifanya tidak terlalu lemah • Memiliki beberapa jalur sanad • Tidak mengatur masalah yang pokok, hanya sampai hukum sunnah atau makruh. • Penentuan kesahihan hadis dibuat oleh ulama sehingga terjadi perbedaan pendapat.
Fungsi Hadis terhadap al-Qur’an: (1) Bayan tafsir (2) Bayan ta’kid, dan (3) Bayan tasyri’. • Ulama cenderung menganggap al-Qur’an sebagai satu kesatuan dan hadis sebagai satu kesatuan. Ayat mana saja boleh ditafsir dengan hadis mana saja tanpa memperhatikan unsure waktu dan keterkaitan antara keduanya. Disamping itu terdapat ulama yang memandang kedudukan hadis lebih rendah dari al-Qur’an. • Hadis Ahkam, yaitu hadis-hadis yang disusun dengan menggunakan sistematika fiqh. Contohnya: • - Subulus Salam karangan as-Shan’ani • - Naylul Authar karangan as-Syaukani • - Lu’lu’ wal marjan karangan Fuad Abdul Baqi • - Koleksi Hadis Hukum karangan Hasbi as-Shiddieqy.
Ijtihad dan Mujtahid • Ijtihad adalah pengerahan segenap kemampuan untuk menemukan hukum syara’ melalui dalil-dalil yang rinci dengan metode tertentu. • Fungsi ijtihad adalah: mengistimbathkan (mencari, menggali, dan menemukan) hukum syara’. • Dasar Hukum Ijtihad: 1. Al-Qur’an (an-Nisa: 59) 2. Hadis Muadz bin Jabal 3. Logika (jumlah ayat dan hadis terbatas sedang masaah-masalah baru muncul) • Kedudukan ijtihad: sebagai sumber hukum yang ketiga • Ruang lingkup ijtihad: • Peristiwa yang ketetapan hukumnya masih zanny (reformulasi) • Peristiwa yang belum ada nashnya sama sekali (formulasi)
Macam-Macam Ijtihad: • Dari segi pelaku: a. Ijtihad fardi b. Ijtihad jamai • Dari segi pelaksanaan: • Ijtihad Intiqai: yaitu ijtihad untuk memilih salah satu pendapat terkuat diantara beberapa pendapat yang ada. Bentuknya adalah studi komparatif dengan meneliti dalil-dalil yang dijadikan sebagai rujukan. Disebut juga ijtihad selektif. • Ijtihad Insyai: yaitu mengambi konklusi hukum baru terhadap suatu permasalahan yang belum ada ketetapan hukumnya. Disebut juga ijtihad kreatif.
Mujtahid • Syarat Mujtahid: • Umum: Islam, balligh dan berakal • Pokok: mengetahui al-Qur’an, sunnah, maqasid syar’iyah dan qawaid al-fiqhiyah • Penting: menguasai bahasa Arab, ushul fiqh dan logika, mengetahui khilafiyah dan masalah-masalah yang sudah diijmakkan. • Tingkatan Ijtihad: • Mujtahid Mutlak: yaitu mujtahid yang mampu mengistimbathkan hukum dengan menggunakan metode yang disusun sendiri. Contohnya adalah para Imam mazhab. • Mujtahd Muntasib: mengistimbatkan hukum dengan mengikuti metode imamnya tetapi tidak bertaklid. Contoh Abu Yusuf (muridnya Hanafi), Al-Muzani (Syafi’i), Ibnu Abdil Hakam (Maliki), dan Abu Hamid (Hanbali). • Mujtahid Mazhab: yaitu mujtahid yang mengikuti imamnya baik dalam usul maupun furu’. • Mujtahid Murajjih: yaitu mujtahid yang membandingkan beberapa pendapat imam dan memilih salah satu yang dipandang kuat
Ijmak dan Qiyas sebagai Metode Ijtihad • Pengertian Ijmak: • Imam Ghazali: Kesepakatan umat Muhamad terhadap suatu masalah • Jumhur: Kesepakatan mujtahid pada suatu masa terhadap suatu hukum syara’ setelah wafatnya Rasulullah. • Secara Historis : • Ijmak merupakan suatu proses alamiah bagi penyelesaian persoalan melalui pembentukan pendapat mayoritas ummat secara bertahap. • Ijmak bermula dari pendapat pribadi dan berpuncak pada peneriamaan universal oleh ummat dalam jangka panjang. • Ijmak adalah aktifitas informal murni dari para ulama dalam kedudukan pribadi mereka tanpa ada organisasi yang pasti dan prosedur yang spesifik. • Dalil Ijmak: An-Nisa’ 59, 115, dan al-Maidah 103
Fungsi Ijmak: • Mengeliminir kesalahan-kesalahan dalam berijtihad • Menyatukan pendapat-pendapat yang berbeda • Menjamin penafsiran yang tepat atas Qur’an dan keotentikan hadis • Rukun Ijmak: • Mujtahid: seluruh mujtahid hadir dan seluruh yang hadir menyetujui • Kesepakatan: dilakukan secara tegas dan bulat • Macam Ijmak: sharih (kesepakatannya tegas) dan sukuti (kesepakatannya tidak tegas).
pendapat Ulama tentang Ijmak: • Syafi’I, Hambali, Zahiri: Ijmak hanya terjadi pada masa sahabat • Malik: praktek orang Madinah dianggap Ijmak • Syiah: Ijmak adalah kesepakatan para anggota keluarga Rasul • Abduh: Ijmak adalah mufakat orang yang berwenang (ulul amri), dan dapat dibatalkan oleh generasi berikutnya. Tidak ada ketentuan teknis tentang ijmak dalam al-Qur’an. • Iqbal: Bentuk ijmak yang mungkin adalah pengalihan kekuasaan ijtihad kepada lembaga legislative.