690 likes | 964 Views
BAB 7. PENGEMBANGAN SISTEM. Nama Anggota Kelompok:. Tujuan Belajar :. PENDAHULUAN.
E N D
BAB 7 PENGEMBANGAN SISTEM
PENDAHULUAN Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja: Persiapan, definisi, dan solusi. Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle—SDLC). Pendekaan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi satu. Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional. Pendekatan ini menyadari adanya keuntungan dari meminta permohonan umpan balik dari pengguna berulang kali dan meresponnya dengan perbaikan sistem dan tetap meneruskan siklus sampai Sistem memenuhi kebutuhan para pengguna. Satu pendekatan filosofi prototyping bagi pengembangan sistem-sistem berskala besar adalah Rapid Application Development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat. Selain dari menerapkan prototyping, RAD juga mendorong penggunaan pendekatan-pendekatan lain, seperti penggunaan alat-alat pemodelan komputer dan tim-tim khusus, yang dimaksudkan untuk mempercepat proses pengembangan.
Satu pendekaan SDLC yang saat ini populer adalah pengembangan berfase (phase development). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul dan analisis, perancangan dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap modul. Modul-modul ini kemudian diintegrasikan dalam suatu pekerjaan konstruksi akhir. Ketika terdapat kebutuhan untuk mengambil pendekatan yang sama sekali baru untuk memperbaiki suatu sistem yang sudah ada, metodologi desain ulang proses bisnis (Business Process Redesign) sering kali dipergunakan. Istilah rekayasa ulang (reengineering) juga dipergunakan, meskipun itu hanyalah salah satu aspek dari desain ulang proses bisnis. Aspek yang lainnya adalah rekayasa terbalik (reverse engineering). Diagram arus data atau Data Flow Diagram (DFD), telah menjadi alat pemodelan yang paling populer selama kurang lebih 20 tahun terakhir. DFD adalah cara yang sangat alamiah untuk mendokumentasikan proses dan dapat dibuat dalam suatu hierarki untuk menyajikan berbagai rincian. Meskipun DFD adalah alat yang baik untuk menggambarkan tinjauan pemrosesan, DFD gagal memberikan hasil yang baik dalam menampilkan detail pemrosesan. Alat-alat lainnya, seperti kasus-kasus penggunaan (use case) dapat digunakan untuk menunjukan detail.
PENDEKATAN SISTEM Sepanjang akhir tahun 1960 an dan awal 1970 an, minat akan pemecahan masalah secara sistematis mulai menguat. Ilmuawan manajemen dan spesialis informasi mencari cara-cara yang efisien dan efektif untuk memecahkan masalah, dan kerangka kerja yang direkomendasikan menjadi apa yang dikenal sebagai Pendekatan (sistem approach)-serangkaianlangkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu masalah telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan, dan bahwa solusi yang dipiliah berhasil. Urut-urutan Langkah Meskipun banyak uraian mengenai pendekatan sistem mengikuti pola dasar yang sama, namun jumlah langkahnya dapat bervariasi. Kita menggunakan 10 langkah, yang dikelompokan menjadi tiga tahapan: upaya persiapan, upaya definisi, dan upaya solusi, seperti yang digambarkan pada figur 7.1
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metologi adalah suatu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle)—SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi. • SDLC TRADISIONAL • Jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan-tahapan yang perlu dilakukuan yaitu: • Perencanaan • Analisis • Desain • Implementasi • Penggunaan
Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaankemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsional dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang dan diimplementasikan. Setelah implementasi, sistem kemudian digunakan—idealnya untuk jangka waktu yang lama. Mudah bagi kita untuk melihat bagaimana SDLC tradisional dapat dikatakan sebagai suatu aplikasi dari pendekatan sistem. Masalah akan didefinisikan dalam tahap-tahap perencanaan dan analisis. Solusi-solusi alternatif diidentifikasi dan dievaluasi dalam tahap desain. Lalu, solusi yang terbaik diimplementasikandan digunakan. Selama tahap penggunaan, umpan balik dikumpulkan untuk melihat seberapa baik sistem mampu memecahkan masalah yang telah ditentukan.
PROTOTYPING Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan juga calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping. Dasarpemikirannyaadalah membuat prototipe secepat mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan cepat. Jenis-jenis Prototipe Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionary prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki selurunh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dati sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan ke produksi. Jadi, satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, Suatu prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual.
Mengidentifikasi Kebutuhan pengguna Figur 7.5Pembuatanprototipeevolusioner 1. 2. T 3. Y 4. Membuat Sebuah prototipe Apakah Prototipe dpt di terima ? Menggunakan Prototipe
1 Figur 7.6Pembuatanprototipepersyaratan 2 T Y T Y 3 4 5 6 7
Daya Tarik Prototyping • Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di bawah ini: • Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna. • Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna. • Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem. • Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem. • Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya. • Keuntungan di atas memungkinkan prototyping memangkas biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan pengguna atas sistem yang diserahkan.
Potensi Kesulitan dari Prototyping • Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain: • Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dari definisi masalah, evaluasi alternatif, dan dokumentasi. • Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realitas sehubungan dengan sistem produksi nantinya. • Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien. • Antarmuka komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.
PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT Istilah RAD, dari Rapid application Developmentatau pengembangan aplikasi capat diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin, dan istilah ini mengacu pada suatu pengembangan siklus hidup yang dimaksudakan untuk memproduksi sistem dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya. RAD adalaj kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintegerasi yang terdapat di dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi (Information Engineering—IE) adalah nama yang diberikan martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Figur 7.7Pengembangan aplikasi cepatmerupakan bagian integraldari rekayasa informasi Konstruksi Desain pengguna Perencanaan persyaratan Serah terima Komunitas Departemen pengguna Sistem informasi Waktu
Unsur-unsur Penting RAD Manajemen. Manajemen, Khususnya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru. Orang. Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus. Anggota dari tim ini adalah para ahli dalam metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka masing-masing. Martin menggunakan istilah tim SWAT, di mana SWAT merupakan singkatan dari “skilled with advances tools” (ahli dengan alat-alat canggih). Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD. Alat-alat. Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dari alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software engineering—CASE) yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode. Alat-alat CASE menggunakan komputer untuk membuat dokumentasi yang dapat diubah menjadi peranti lunak dan basis data operasional.
PENGEMBANGAN BERFASE Pengembangan berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap—investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi akhir, serta pengujian dan pemasangan sistem. Tahap-tahap analisis, desain, dan konstruksi awal dilaksanakan untuk setiap modul sistem • Tahap-tahap Pengembangan berfase • Investigasi awal • Analisis • Desain • Konstruksi awal • Konstruksi akhir • Pengujian dan pemasangan sistem
Investigasi awal Figur 7.8Tahapan metodologipengembanganberfase Analisis Modul sistem Meminta revisi Diterima Desain Konstruksi awal tinjauan Konstruksi akhir Pengujian & Pemasangan sistem
Fase-fase Modul Jika prototyping paling sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana sistem dibagi menjadi modul-modul yang masing-masing akan dianalisis, dirancang, dan dibuat secara terpisah.
Investigasi awal Figur 7.9Analisis, desain, dankonstruksi awal dilaksanakan pada masing-masing modul sistem Analisis Analisis Analisis Pembuat Basis data Antarmuka web Laporan Meminta revisi Meminta revisi Meminta revisi Desain Desain Desain Konstruksi awal Konstruksi awal Konstruksi awal Tinjauan Tinjauan Tinjauan Konstruksi akhir Pengujian & Pemasangan sistem
DESAIN ULANG PROSES BISNIS Rekayasa ulang (reengineering) yaitu proses pengerjaan ulang sistem atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business process redesign—BPR). BPR mempengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal. Pertama, TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem-sistem informasi yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. Sistem-sistem seperti ini disebut sistem warisan (legacy systems), karena mereka terlalu berharga untuk dihapuskan namun menghisap sumber-sumber daya yang dimiliki oleh IS. Kedua, ketika sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi-operasi utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek gelombang yang menyebabkan perancangan ulang sistem informasi.
Inisisasi Strategis Proyek-proyek BPR BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat manajemen strategis. Manajemen strategis memutuskan bahwa BPR layak untuk dilakukan dan menyetujui proses-proses fisik didesain ulang. Manajemen strategis juga dapat mengijinkan sistem informasi dirancang ulang guna mengambil manfaat dari teknologi modern. Ketika proses-proses fisik dirancang ulang, sering kali akan terjadi efek domino yang akhirnya menyebabkan terjadinya perancangan ulang sistem informasi yang terkait. Karena alasan ini, BPR biasanya akan melibatkan layanan informasi. IS menciptakan dua teknik dalam menerapkan BPR—rekayasa terbalik dan rekayasa ulang. Komponen-komponen ini dapat diterapkan secara terpisah atau secara tergabung.
Masalah Atau peluang Figur 7.10Inisiasi dari atas ke bawahproyek-proyek BPR 1 2 Manajemen strategis Proses-proses fisik Proses-proses konseptual Logistik masuk 3 Aktivitas- Aktivitas pendukung Operasi Sistem informasi Logistik keluar
Rekayasa Terbalik Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi daripada yang telah ada saat ini. Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah ke dalam uraian-uraian yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus penggunaan, dan diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan peranti lunak BPR. Rekayasa Ulang Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya. Akan tetapi, ini bukanlah pendekatan yang “bersih,” karena pengetahuan dari sistem yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan. Pengetahuan tersebut diperoleh pertama kali dengan melakukan rekayasa terbalik. Lalu sistem yang baru kemudian dikembangkan dengan cara yang normal. Nama rekayasa ke depan (forward engineering) diberikan untuk proses mengikuti SDLC dengan crara yang normalsambil sekaligus menjalankan BPR.
Pemilihan Komponen-komponen BPR Komponen-komponen BPR dapat diterapkan secara terpisah atau digabung, tergantung pada tingkat kemungkinan yang dicari. Kombinasi yang tepat akan tergantung pada kondisi sistem yang ada saat inijika dilihat dari segi fungsionalitas dan sifat teknisnya. Mutu fungsionalitas adalah ukuran dari apa yang dikerjakan oleh sistem. Mutu teknis adalah ukuran dari seberapa baik sistem tersebut melaksanakannya.
Figur 7.11 Pemeriksaan komponen BPR didasarkan pada sifat funsionalmaupun teknis yang dimilikinya Baik Mutu Fungsionalitas (apa ?) Buruk Buruk Baik Mutu teknis (bagaimana ?) Rekayasa terbalik Tidak melakukan Apa-ap Rekayasa Ke depan Rekayasa ulang
MENEMPATKAN SDLC TRADISIONAL, PROTOTYPING, RAD, PENGEMBANGAN BERFASE, DAN BPR DALAM PERSPEKTIF SDLC Tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah metodologi. Semuanya adalah car-cara yang direkomendasikan dalam mengembangkan sistem informasi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan sistem. Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan pemenuhan kebutuhan pengguna. Prototyping dapat berada dalam SDLC. RAD merupakan suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan implementasi SDLC. Kontribusi utama yang diberikan adalah kecepatan untuk menggunakan sistem, yang tercapai terutama melalui penggunaan alat-alat berbasis komputer dan tim-tim proyek khusus.
ALAT-ALAT PENGEMBANGAN SISTEM Di BAB 6, telah di uraikan dua alat pemodelan data-diagram relasi entitas dan diagram kelas. Kedua alat ini telah bertahun-tahun populer dan banyak digunakan, tetapi masih dilakukan untuk memerbaiki penggunaannya. Sebagai contoh, penelitian dan pemodelan proses dan data model-model objek dapat ditingkatkan dengan menggunakan pola-pola yang pada umumnya terjadi diantara objek.
Pendekatan yang Dipicu oleh Data dan Dipicu oleh Proses Selama tahun-tahun awal pengembangan sistem komputer, praktis hampir seluruh perhatian diberikan ke proses-proses yang akan dikerjakan oleh komputer, sebagai kebalikan dari data yang akan dipergunakan. Munculnya sistem manajemen basis data di tahun 1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data. Alat-alat pemodelan data seperti diagram relasi entitas dan diagran kelas adalah bukti dari perhatian ini. Kini kita mengembalikan prhatian kita pada pemodelan proses-proses yang dilakukan oleh sistem.
PEMODELAN PROSES Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program.Internasional Organization for Standardization (ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk simbol flowchart, memastikan seluruh penggunaannya di seluruh dunia. Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan. Akan tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail-detail pemerosesan. Karena alasan ini, diagram arus data pada umumnya dilengkapi oleh alat-alat lain yang lebih berorientasi pada detail, seperti menggunakan diagram kasus penggunaan (use case diagram).
Diagram Arus Data Diagram arus data (flowchart) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang mempergunakan empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung. Simbol-simbol tersebut mencerminkan (1) unsur-unsur lingkungan dengan mana sistem berinteraksi, (2) proses, (3) arus data, (4) penyimpana data. (1). Unsur-unsur lingkungan, berada di luar batas sistem. Unsur-unsur ini memberikan input data kepada sistem dan menerima output data dari sistem. Istilah terminator sering kali dipergunakan untuk menyatakan unsur-unsur lingkungan dan bentuknya persegi panjang, karena menunjukkan titik-titik di mana sistem berakhir. Terminator dapat berupa : Orang, seperti seorang manajer, yang menerima laporan dari sitem. Organisasi, seperti departemen lain dalam perusahaan atau perusahaan lain. Sistem lain yang mengalami antarmuka dengan sistem. Terminator juga melakukan pekerjaan yang penting yaitu dalam analisis dan desain sistem.
(2). Proses, adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Bentuknya lingkaran, persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar. Ini harus menggunakan teknik pemberian label, dan yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan kata kerja dan objek, tetapi dapat juga menggunakan nama dari suatu sistem atau program komputer. (3). Arus data, terdiri dari sekumpulan unsur –unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari satu unsur data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atua proses ke titik atau proses yang lain. Simbol panah digunakan untuk menggambarkan arus ini dan dapat digambar dengan menggunaka garis lurus maupun melingkar. (4). Penyimpanan Data Ketika kita perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu, maka kita akan menggunakan pnyimpanan data. Penyimpanan data adalah suatu gudang data. Bayangkanlah penyimpanan data sebagai “data yang beristirahat”. Peyimpanan data dapat ditunjukkan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah kotak dengan ujung terbuka atau bentuk oval.
DIAGRAM ARUS DATA BERTINGKAT (LEVELED DATA FLOW DIAGRAM) Figur 7.12 mengidentifikasiproses-prosesutama system. Prosesutama system inidisebut diagram nomor 0 (figure 0 diagram). Kita akanmenjelaskanbagaimananamatersebutdiperolehnanti. Tambahan DFD dapatdigunakanuntukmenghasilkandokumentasidengantingkat yang lebihringkasdanlebihterinci. Sebuah diagram yang mendokumentasi system padatingkat yang lebihringkasdisebutdiagram konteks (context program); sebuah diagram yang memberikanlebihbanyak detail disebutdiagram nomor n (figure n diagram).
pelanggan Figur 7.12Diagram arusdata sistem komisi penjualan 1 Membuka surat Mengirimkan surat Pesanan penjualan Pesanan penjualan yang dimasukan Data pesanan Penjualan yang Telah dimasukan Catatan Penjualan yang Telah disortir Laporan komisi penjualan 2 Memasukan Data Pesanan penjualan File formulir Pesanan penjualan 3 Menyortir Pesanan- Pesanan penjualan 4 Menhitung Komisi penualan Manajer penjualan
DIAGRAM KONTEKS (CONTEXT DIAGRAM) Diagram konteksmenempatkan system dalamsuatukontekslingkungan. Diagram initerdiriatassatu symbol prosestunggal yang melambangkankeseluruhan system. Figur 7.13 adalahsebuah diagram konteksdari system komisipenjualan. Ketikamenggambarkansebuah diagram konteks, Anda : • Hanyamenggunakansatu symbol prosessaja. • Memberikan label pada symbol prosesuntukmencerminkankeseluruhan system. • Janganmemberikannomorpada symbol prosestunggal. • Memasukkanseluruhterminatordan system. • Menunjukkanseluruharus data yang terjadiantaraterminatordan system. Meskipun diagram konteksmendokumentasikansebuah system padatingkat yang tertinggi, biasanyaakanlebihmudahuntukmemulaidokumentasipadatingkat yang lebihrendah – misalnya, tingkatNomor 0.
Figur 7.13Diagram konteksdari sebuah sistem komisi penjualan Mengirimkan surat Laporan Komisi penjualan Pelanggan Sistem Komisi penjualan Manajer penjualan
Figur 7.14Diagram nomor4 dari sistemkomisi penjualan 3 Catatan Penjualan Yang telah disortir Laporan Komisi Penjualan Jumlah komisi 4.1 Menghitung Jumlah komisi 4..2 Mengakum-ulasi total Manajer penjualan
DIAGRAM NOMOR. N Ketikakitaperlumendokumentasikan system dengan detail yang lebihbesardaripada diagram diagramnomor 0, Andaakanmenggunakansatuataulebih diagram nomor n. Diagram nomor n (figure n diagram) mendokumentasikansatuprosesdarisebuah DFD dengantingkat detail yang lebihbesar. n melambangkannomorprosespadatingkat yang lebihtinggidari yang sesuatusedangdidokumentasikan. Istilah DFD bertingkat(leveled DFD)digunakanuntukmenguraikanhierarkidari diagram, dimulaidari diagram kontekshingga diagram Nomor n dengantingkat yang paling rendah, yang digunakanuntukmendokumentasikansebuah system.
BERAPA BANYAK DETAIL YANG HARUS DITAMPILKAN Terdapatduaaturanumum yang memanduparapengembangdalammemutuskanberpabanyaktingkat DFD yang akandigunakan. Pertamaadalahmembatasisatu DFD menjaditidaklebihdarienamhinggadelapanproses. Keduaadalahmenggunakanalat lain untukmendokumentasikantingkat detail yang paling rendah, tetapidenganmenggunakantidak lain lebihdarisatuhalaman. JikaAndamembutuhkanlebihbanyaktempat, makaAndaterlaluberhentimenggunakanpendiagramanarus data. Alatpemodelanproses yang cocokuntukdigunakanbagijumlah detail yang lebihbanyakadalahkasuspenggunaan(use case).
KASUS PENGGUNAAN KasusPenggunaan(use case) adalahsuatuuraiannaratifdalambentukkerangkadari dialog yang terjadiantara system primer dengan system sekunder. Dalamkebanyakankasus, system primer adalahsebuah program computer dan system sekunderadalahorang yang berinteraksidengan program computer. Dialog biasanyaterdiriatastindakan-tindakan yang diambilolehseorang operator entri data dan system komputer. Seorang operator entri data melakukanlog ondenganmenggunakankatasandi . System memverikasikatasandiataumenolakentri. Operator entri data memasukan data pesananpenjualankedalamstasiunkerja. Data pesananmeliputi : • Nomorpelanggan • Nomorbarang • Jumlahbarang
Program entripesananmengakses file indukuntukmemverifikasikeakuratan : • Nomorpelanggan • Nomorbarang Ketikanomortidakdapatdiverifikasidenganbenar, program akanmenampilkansatupesankesalahandanmeminta operator memasukkanulanginformasi. Ketika operator inginmengakhiriprosesentripesanan, iaakanmelakukanlog off.
Figur 7.16Panduan kasus penggunaan Panduan kasus penggunaan 1. Mulai penomoran dengan 1.0 di sisi sebelah kiri untuk mewakili tindakan pertama pengguna. Contoh : 1.0 karyawan melakukan log on dengan melakukan kata sandi. 2. Entri pertama di sebelah kanan seharusnya adalah 2.0, untuk tindakan sistem yang pertama. 3. Gunakan angak-angka desimal untuk menunjukan langkah-langlah yang diambil dalam suatu urutan-urutan yangsemuanya merupakan bagian dari suatu tindakan tertentu, Jika tidak, gunakan angka bulat yang menurun (3,4,5, dan sterusnya). Contoh : 2.0 Sistem memverifikasi pengguna 1.1 Sistem meminta pengguan untuk memasukan informasi tambahan 4. Menambahkan abjad pada satu urutan nomor untuk suatu peristiwa alternatif. Contoh : 2.0-A Sistem tidak memverifikasi pengguna 2.1-A Sistem meminta pengguna untuk memasukan kata sandi kembali 5. Ketika terdapat peristiwa-peristiwa alternatifyang saling ekslusif, gunakan beberapa abjad. 6. Untuk tindakan turunan, gunakan satu angka bulat untuk tindakan dasar, diikuti dengan angka desimal untuk tindakan-tindakn turunan. Contoh : 3.0 Pengguna membuat laporan 3.1 Pengguna menentuka tanggal awal dan tanggal akhir 3.2 Pengguna menentukan jenis laporan 7. Untuk tindakan-tindakan opsional, gunakan angak bulat untuk tindakna dasar, diikuti dengan angka desimal dan abjad untuk tindakan-tindakan opsional. Contoh : 3.2 Pengguna menentukan jenis laporan 3.2-A Pengguna menentukan laporan tabel ringkasan 3.2-B Pengguna menentukan laporan tabel detail 3.2-C Pengguna menentukan laporan grafik 8. Pada akhir proses, pengguna hendaknya memilih untuk mengulang proses atau melakukan log off. Contoh : 10.0 Pengguna kembali ke menu utama 10.0-A Pengguna log off 9. Ketika pengguna melakukan log off, sistem seharusnya merespon dengan mengeluarkan pengguna. Contoh : 11.0-A Sistem mengeluarkan pengguna.
MANAJEMEN PROYEK Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit TI, dengan dibantu oleh manajer dari analisis sitem, pemrograman, dan operasi. Melalui percobaan, tanggung jawab manaemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi—yaitu tingkat strategis dalam kebanyakan kasus. Ketika sistem memiliki nilai strategis atau pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi, direktur utama atau komite eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi sendiri proyek pengembangan tersebut. Banyak perusahaan membentuk komite khusus di bawah tingkat komite eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi seluruh proyek sistem. Ketika tujuan dari dibentuknya sebuah komite adalah untuk memberikan panduan, arah, dan kendali secara terus-menerus, maka ia disebut sebagai streering committee (komite pengarah).
Eksekutif Figur 7.17Para manajer dari suatu SistemSiklus Hidup disusun dalam suatuhierarki Steering Committee SIM Pemasaran Produksi Keuangan Sumber Daya Manusia Pimpinan Proyek tim Model Lokasi gudang Pimpinan Proyek Tim MRP II Pimpinan Proyek Tim ISDN Pimpinan proyek Tim sistem Persetujuan kredit Pimpinan Proyek Tim HRIS
Steering Committee SIM • Steering committee menjalankan tiga fungsi utama yaitu: • Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai sasaran strategis perusahaan. • Melakukan pengendalian fiskal dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan komputer. • Menyelesaikan perselisihan yang terjasi sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer. • Jika secara tidak langsung, tugas steering committee SIM adalah melaksanakan seluruh strategi yang dibuat oleh komite eksekutif maupun rencana strategis untuk sumber daya informasi. • Dengan memusatakan manajemen siklus hidup sistem dalam steering committee, maka akan didapatkan dua keuntungan utama yaitu: • Komputer akan digunakan untuk mendukung pengguna di seluruh perusahaan. • Proyek-proyek komputer akan memiliki ciri-ciri perencanaan dan pengendalian yang baik.
Kepemimpinan Proyek Steering committee SIM jarang ikut terlibat langsung dengan detail pekerjaan. Tanggung jawab itu jatuh ke tangan tim proyek. Tim proyek meliputi semua orang yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi. Satu tim dapat terdiri dari beberapa orang yang terdiri dari pengguna, spesialis informasi, dan mungkin auditor internal. Aktivitas tim akan diarahkan oleh seorang ketua tim atau pimpinan proyek yang memberikan arahan di sepanjang masa proyek.