340 likes | 545 Views
R iset Kesehatan Dasar 2010. Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Tujuan pembelajaran. Umum Peserta mampu memahami konsep dasar dan metode Riskesdas 2010 Khusus Peserta mampu memahami : Latar belakang dan tujuan Riskesdas 2010 Metode Riskesdas 2010
E N D
Riset Kesehatan Dasar 2010 Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Tujuan pembelajaran • Umum • Peserta mampu memahami konsep dasar dan metode Riskesdas 2010 • Khusus Peserta mampu memahami : • Latar belakang dan tujuan Riskesdas 2010 • Metode Riskesdas 2010 • Pengorganisasian dan agenda Riskesdas 2010 • Indikator Riskesdas 2010
Outline Latar belakang Pertanyaan penelitian Tujuan Metoda (desain, lokasi, populasi, sampel, data yang dikumpulkan) Pengorganisasian Agenda pelaksanaan
Latar Belakang Hasil Riskesdas 2007 telah dimanfaatkan dengan baik untuk perumusan kebijakan kesehatan baik di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota (contoh hasil riskesdas 2007) Presiden RI akan menyajikan hasil pencapaian target MDGs pada KTT MDGs di New York bulan September 2010 (contoh status indikator MDGs Indonesia 2006 dan 2009/10)
Latar Belakang Belum tersedianya seluruh data yang dibutuhkan untuk mengukur kemajuan pencapaian target MDGs Kesehatan Perlu disediakan informasi yang berbasis masyarakat untuk mengakselerasi pencapaian target MDGs Kesehatan
Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah status pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia pada tahun 2010 di tingkat nasional dan provinsi? Bagaimana perkembangan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia di tingkat Nasional dan Provinsi?
Tujuan Riskesdas 2010 Tujuan Umum: Memperoleh gambaran pencapaian target indikator MDG kesehatan pada tahun 2010 Tujuan Khusus: Menilai pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia pada tahun 2010 di tingkat nasional dan provinsi. Memperoleh gambaran faktor-faktor yang berpengaruh pada pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia.
Desain dan Lokasi Potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok Sensus (BS) yaitukumpulan rumah tangga (ruta) 80- 120 ruta per BS Populasi sampel adalah rumah tangga di Indonesia Seluruh Provinsi tercakup (33 Provinsi) 56 kabupaten/kota tidak terkena sampel(441 kab terkena sampel)
TeknikPemilihanSampel • Probability Sampling: two-stage sampling • Tahap 1: • Blok Sensusdipilih dg caraprobability proportional to size (PPS), dg size banyaknyarumahtanggadalambloksensus • Tahap 2: • Di setiapbloksensusdipilih 25 rumahtanggasecarasystematic sampling
RANCANGAN SAMPEL WILAYAH (INDONESIA, 33 PROVINSI) STRATIFIKASI KOTA/DESA PPS SAMPLING2800 BS (Primary Sampling Unit/PSU) SYSTEMATIC SAMPLING25 Ruta/BS (Secondary Sampling Unit/SSU) RESPONDEN (SAMPEL KESMAS) 2800BS (70.000 Ruta, 315.000 individu) (Representasi propinsi) (representasi nasional) SUB-SAMPLE (MALARIA+TB) 823 BS 20.575 Ruta; 61.725 individu TB, 93.000 individu MALARIA
Tatacara pengambilan sampel Rumah tangga (Ruta) BPS melakukan pemilihan sampel BS Petugas BPS melakukan listing rumah tangga (Nama kepala ruta dan jumlah ART) pada BS terpilih PJT kabupaten memilih 30 ruta secara sistematik random ( 25 ruta sbg sampel dan 5 ruta utk cadangan)
Tenaga pengumpul data Kualifikasi : Minimal tamat D3 kesehatan (perawat/bidan, kesling, gizi, analis kesehatan) Mahir mengoperasikan komputer Berasal dari daerah setempat Bersedia menandatangani kontrak kerja
Perkiraan jumlah tenaga puldata tingkat nasional Kondisi sbg dasar perhitungan 1 tim terdiri 4 orang (2 laki 2 perempuan) 1 tim menyelesaikan 3 BS (rerata) Perkiraan kebutuhan tenaga tingkat nasional jumlah tim 2800 BS : 3 = 935 tim Jumlah tenaga 935 x 4 = + 3740 orang (1870 laki +1870 perempuan)
Lama hari kerja pengumpulan data Kondisi sbg dasar perhitungan 1 tim menyelesaikan 3 rumah tangga (ruta) per hari 1 tim bertanggung jawab sekitar 3 BS Perpindahan antar BS 1hari /BS 3 hr untuk 3 BS Jumlah hari kerja = (3 BSX25 ruta) : 3 = 25 hari 25 + 3 = 28 hari 1 bulan untuk 3 Blok sensus
Pengorganisasian Tingkat Pusat • Tim pengarah • Tim pakar • Tim teknis • Tim manajemen • Tim korwil Tingkat provinsi • Kadinkes • Ka BPS • PJT (Pj Tehnis)/wkl • PJO (Pj Operasional) • PJ Admn & Log (PJAL) Tingkat kabupaten • Kadinkes • KaBPS • Penanggung jawab tehnis (PJT) • Penanggung operasional (PJO) • Pj Adm & Log (PJAL) • Tim surveyor/data entry : D3/S1 (poltekes/univ) 1 tim @ 4 orang (ketua, 3 org anggota)
PENASEHAT • PENGARAH • TIM PAKAR KETUA/PJ Kepala Badan Litbang • TIM TEKNIS • TIM MANAJEMEN • KORDINATOR • WA.KORDINATOR • Pj Administrasi KORWIL IV KORWIL I KORWIL III KORWIL II PROPINSI PROPINSI PROPINSI PROPINSI • KA.DINKES • KA.BPS • PJ Tehnis • PJ Operasional • PJ Admin & Log Kab/kota Kab/kota Kab/kota Kab/kota TIM RISET KESEHATAN DASAR
KORDINATOR KEPALA PUSLITBANG WAKIL KORDINATOR PENELITI SEKRETARIAT PJ Administrasi dan Logistik Provinsi 1 Provinsi 2 Provinsi 3 Provinsi 4 Provinsi 5 Provinsi 8 Provinsi 6 Provinsi 7 Kab/kt Kab/kt Kab/kt Kab/kt Kab/kt Kab/kt Kab/kt Kab/kt KORDINASI WILAYAH
KADINKES KAB/KOTA Ka BPS Kab/Kota PJ TEKNIS: PENELITI BALITBANGKES/POLTEKES/DINKES/PT SEKRETARIAT: Penanggungjawab Operasional (PJO) Penanggungjawab Admnistrasi & Logistik (PJAL) TIM SURVEYOR TIM SURVEYOR TIM SURVEYOR TIM SURVEYOR 1 Ketua 1 Ketua 1 Ketua 1 Ketua 3 Anggota 3 Anggota 3 Anggota 3 Anggota Tingkat Kabupaten dan Kota
Gambar 1. Prevalensi Balita menurut Status Gizi BB/U, TB/U dan BB/TB, RISKESDAS 2007 Target prevalensiGizi Buruk+Kurang, 2015 (20%)
Gambar 1. Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BB/TB dan Provinsi, RISKESDAS 2007
Laporan “The MDGs Progress in Asia-Pasific 2006” Negara-negara yg masuk dalam kategori sangat buruk : • Indonesia • Bangladesh • Laos • Mongolia • Mianmar • Pakistan • Papua New Guinea • Philipine
Laporan “The MDGs Progress in Asia-Pasific 2006” Pencapaian indikator yg memburuk di Indonesia Kurang gizi Pendidikan Gender Hutan Emisi Co2, Air (urban),
Laporan “The MDGs Progress in Asia-Pasific 2009/10”Kompas sabtu 27 Februari 2010 Sasaran “Off the Track “ MDGs atau kegagalan mencapai indikator MDGs pd sasaran berikut: • Sasaran 2 penyelesaian pendidikan dasar pd anak-anak • Sasaran 4 angka kematian bayi • Sasaran 5*) angka kematian ibu (AKI) • Sasaran 7 laju deforestasi dan penyediaan sanitasi sehat *) Komisi sosial PBB (2009) menyatakan AKI meningkat dari 307 420/100.000 kelahiran hidup Indonesia menyatakan turun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup