1 / 1

Telanjang Bulat, Hanya Kalah dengan Luna Maya

Telanjang Bulat, Hanya Kalah dengan Luna Maya

lluvia
Download Presentation

Telanjang Bulat, Hanya Kalah dengan Luna Maya

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Telanjang Bulat, Hanya Kalah dengan Luna Maya Mantan bos jaringan media terbesar di tanah air, Jawa Pos Group ini tidak bisa meninggalkan gaya wartawannya. Meskipun Dahlan Iskan sudah menjadi Direktur Utama PLN (Persero). Cara bicaranya masih ceplas-ceplos, to the point. Gaya berpakaian juga tetap casual. Sepatu kets. Dan, kebiasaan menulisnya masih tetap membuat pembaca enggan meninggalkan paragraf demi paragraf hingga titik terakhir. Wapimred detik..com Arifin Asydhad berkali-kali mengungkapkan kekagumannya, saat Dahlan Iskan menjawab pertanyaan-pertanyaan pedas, ketus dan nyinyir dari pelanggan PLN melalui chatting. Melalui program Live Chat di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta itu semua bisa dijelaskan dengan gamblang, tuntas, edukatif dan penuh jenaka. “Beliau mengetik sendiri, menjawab langsung pertanyaan detikers di detikForum. Tidak seperti tokoh-tokoh lain yang kami siapkan tim empat orang untuk mentranskrip jawaban,” kata Arifin, kemarin. Jawabannya juga lucu-lucu, khas jurnalis. Misalnya, ditanya bagaimana jika rumahnya terjadi pemadaman listrik? Apa yang dia rasakan? Apa yang dilakukan? Dahlan menjawab, “Saya tidak punya rumah ha.. ha.. yang punya isteri! Saya hanya nunut di situ!” tirunya. Lalu, apa yang dilakukan istri bapak? Masak ngomelin dirut PLN? Dahlanpun menjawab, “Isteri saya paling tidak suka saya jadi dirut PLN. Dia sering mengejek saya kalau lagi nonton TV dengan berita pejabat jadi tersangka di KPK. Kamu nanti juga seperti itu? Karena itu isteri saya tidak mau diajak tinggal di rumah dinas. Dia juga tidak mau saya pakai mobil dinas. Bahkan bensin pun dia minta kita beli sendiri saja….huh!” Dia juga ditanya soal dugaan korupsi dan pengawasan. Apa jawabnya? “Setuju pengawasan di perketat. KPK saya minta mengawasi langsung pengadaan di PLN. Untuk transaksi yang sensitif saya minta BPKP turun tangan. Untuk mengawasi agar dokumen tender tidak mengarah ke memenangkan satu pihak, saya LKPP untuk memeriksanya. Bahkan sejak bulan lalu BPK sudah bisa masuk ke sistem keuangan PLN secara on line dan real time. Pokoknya PLN ini sekarang sudah telanjang bulat. Hanya kalah dengan Luna Maya… atau yang mirip itu,” jelasnya. Memang, sejak dilantik enam bulan silam pria yang sudah berganti hati itu tetap menggunakan mobil L-1-JP. Mobil yang dibawa dari Surabaya. Sopir pribadinya pun bukan pegawai PLN. Sampai-sampai saat wayangan “Menuju Indonesia Menyala” di Gedung PLN Trunojoyo oleh tiga dalang, Ki Manteb Sudarsono, Ki Margiono dan Ki Suparno Wonokromo, punokawan menjelaskan bahwa biaya pertunjukan rakyat itu dikeluarkan dari kocek pribadi. “Jadi bukan dari duit kenaikan TDL!” kelakar Petruk yang diwayangkan Ki Suparno. Beberapa pejabat di perusahaan setrom ini memanggil beliau dengan sebutan Pak Dis. Dis adalah kode wartawan, yang merupakan kependekan dari Dahlan Iskan, sejak menjadi reporter Majalah Tempo. Tidak berlebihan, jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi apresiasi dan acungan jempol kepada Dahlan saat pencanangan deklarasi Indonesia Bebas Pemadaman Listrik Bergilir di Mataram, 27 Juli 2010. Dalam enam bulan Dahlan berhasil mengatasi krisis listrik di tanah air. “Kata Pak Dahlan, serahkan soal listrik ke saya dan prajurit-prajurit saya,” ucap SBY memutar kembali “tantangan” Dahlan Iskan sebelum menangani PLN. Saat informal meeting dengan Forum Pemred di Hotel Ciputra, Jakarta, 20 Juli lalu, dia seperti diuji oleh sekitar 70 pemimpin redaksi Group Jawa Pos dari Aceh sampai Papua. Segala problematika listrik lokal diungkap dalam pertemuan itu. Dari soal kritik pelanggan, kinerja staf di daerahnya, kualitas layanan, kecurigaan dan dugaan-dugaan penyimpangan, PLTA, PLTG, dampak lingkungan dari pembangkit berbahan bakar batubara, sampai soal janji 30 Juni 2010 sudah bebas pemadaman bergilir. Semua dijawab dengan tuntas, jelas, dan kaya akan trik manajemen yang menarik untuk diketahui publik. Khas sekali, gaya manajemen dan kepemimpinan Dahlan. Seperti memimpin koran saja. Detail, mendasar, dan tetap menegakkan akal sehat. Gaya hidupnya tidak berubah. Olahraganya juga tetap jalan kaki, bukan golf seperti yang selama ini menjadi hobi direksi PLN. Forum pemred pun menyebut model leadership mantan wartawan ini kaya akan sentuhan jurnalistik. Setiap sisi selalu ada unsur unik, inovasi, faktual, menarik, dan kaya ide-ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan. Misalnya, di Sulawesi Utara sudah bebas pemadaman bergilir. Dan, Agustus 2010 sudah menerima sambungan baru, setelah terhenti selama 5 tahun. Proposal perbaikan PLTA Tanggari I dan II di Minahasa, dulu mencapai Rp 14 M. Begitu ditangani Dahlan Iskan, perbaikan hanya cukup dengan Rp 1,4 M saja. PLTA Mobuya Kotamobagu hanya berfungsi di bawah 50 persen, dengan kerugian miliaran rupiah gara-gara sampah menutup hulu PLTA. Oleh Dahlan penyelesaiannya sangat sederhana, merekrut tenaga untuk membersihkan sampah dari hulu! Kini PLTA Mobuya berfungsi 100 persen. Miliaran rupiah diselamatkan dengan biaya tak lebih dari Rp 10 juta.

More Related