120 likes | 394 Views
PRODUKSI ANTIMIKROBA HERBAL : KONTROL MASTITIS DAN KESEHATAN PUTING SAPI PERAH. Oleh Drh. Imbang Dwi Rahayu, MKes. Staf Pengajar Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. LATAR BELAKANG.
E N D
PRODUKSI ANTIMIKROBA HERBAL : KONTROL MASTITIS DAN KESEHATAN PUTING SAPI PERAH Oleh Drh. Imbang Dwi Rahayu, MKes. Staf Pengajar Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
LATAR BELAKANG • Radang ambing (mastitis) pada sapi perah disebabkan terutama oleh : Staphylococcus aureus : produksi susu • Infeksi lewat spincter • Tingkat pertahanan kelenjar mammae mencapai titik terendah : post pemerahan sphincter masih terbuka, jumlah sel darah putih dan antibodi minim.
LATAR BELAKANG • S. aureus telah resisten terhadap antibiotik : oksasilin, eritromisin , tetrasiklin, ampisillin dan gentamisin (Salasia dkk, 2005). • Sudarwanto (1999): residu antibiotik pada susu segar yang beredar di daerah Bogor, Jakarta dan Bandung mencapai 31,10 %, pada susu pasteurisasi sebesar 32,52%. • Antiseptika sebagai pencelup puting post pemerahan telah dipraktekkan resistensi bakteri, seperti antibiotik.
LATAR BELAKANG • Perlu pengganti antibiotik dan antiseptika : antimikroba alami hasil ekstrak herbal, ”Aloe barbadensis Miller”. • Astati (2006) : ekstrak Aloe barbadensis Miller konsentrasi 7,7% mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus aureus. Ekstraksi dilakukan secara maserasi, perkolasi dengan metanol dan evaporasi dengan menggunakan evaporator vacuum putar.
TUJUAN KHUSUS • Memperoleh produk antimikroba alami (antrakuinon dan saponin) hasil ekstrak Aloe barbadensis Miller untuk kontrol mastitis dan kesehatan puting sapi perah secara aman, tanpa resistensi bakteri dan residu antibiotik dalam susu. • Anmikroba alami hasil ekstraksi diharapkan bisa digunakan sebagai salep pengoles puting post pemerahan dan sebagai cairan infus intramammae
DESAIN DAN METODE PENELITIAN Tahun I Tahap 1 : Isolasi dan identifikasi antrakuinon • Metode : eksperimen • Ekstraksi : maserasi, perkolasi dengan metanol dan evaporasi dengan menggunakan evaporator vacuum putar. • Identifikasi antrakuinon dan saponin menggunakan spektrofotometri (kuantitatif) dan HPLC (kualitatif). • Analisis Data : deskriptif
Ekstraksi (Maserasi Perkolasi) Aloe vera Vakum Evaporasi centrifugal ISOLASI DAN DENTIFIKASI ANTRAKUINON Ekstrak kasar Kromatografi lapis tipis (antrakuinon) Pengembang BEA (Benzena, Etil Asetat, Asam asetat) = 75 : 24 : 1 Antimikroba : Antrakuinon Uji Identifikasi dengan spektrofotometri UV, Analisis kuantitatif dan kualitatif dg KLT keluaran
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji kualitatif (KLT) • Pengembang BEA Ekstrak AD : 10.8 dan L : 18,2 Rf : 0,593 x 100 = 59,3 Ekstrak BD : 11,4 dan L : 18,1 Rf : 0,629 x 100 = 62,9 Ekstrak C D : 11 dan L : 18,1 Rf : 0,607 x 100 = 60,7 Violet
HASIL DAN PEMBAHASAN • Pengembang Forestal Ekstrak AD : 7,5 dan L : 13 Rf : 0,57 x 100 = 57 Ekstrak BD : 6,8 dan L : 13,1 Rf : 0,52 x 100 = 52 Ekstrak C D : 7,2 dan L : 13 Rf : 0,55 x 100 = 55 Violet
HASIL DAN PEMBAHASAN Literatur : Emodin (Rf x 100) = 52 Krisofanol = 76 Fision = 75 Ubikuinon = 65 -71 Jenis kuinon yg terkandung dalam ekstrak Aloe barbadensis Miller : Emodin
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji kuantitatif (spektrofotometer) • Ekstrak A : 3,922 µg/g Emodin • Ekstrak B : 11,248 µg/g Emodin • Ekstrak C : 13,788 µg/g Emodin
KESIMPULAN • Kuinon yang terkandung dalam ekstrak Aloe barbadensis Miller berupa Emodin. • Kandungan Emodin dalam Aloe barbadensis Miller : • Ekstrak A : 3,922 µg/g • Ekstrak B : 11,248 µg/g • Ekstrak C : 13,788 µg/g