50 likes | 462 Views
Jurusan Teknik Spil. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana. 14. MODUL 14 STRUKTUR BAJA I (2 SKS) 14.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL 14.1.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU) Memahami jenis-jenis tumpuan/landasan dan cara kerja pemikulan beban pada konstruksi
E N D
Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 14 MODUL 14 STRUKTUR BAJA I (2 SKS) 14.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL 14.1.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU) Memahami jenis-jenis tumpuan/landasan dan cara kerja pemikulan beban pada konstruksi landasan / tumpuan. 14.1.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Perhitungan kekuatan kontruksi landasan / tumpuan sendi, rol dan jepit pada struktur baja. Gaya pada tumpuan/landasan, Tumpuan dan pelat landas sendi, rol dan jepit, Tegangan pada pelat landasan/ tumpuan 14.2 MATERI KULIAH Tipe landasan sendi pada konstruksi baja Tipe landasan jepit pada konstruksi baja 14.3 POKOK BAHASAN Pada umumnya struktur atas dari konstruksi portal rangka baja dapat ditumpu dengan tumpuan sendi dan tumpuan jepit. Gambar 1. Portal Rangka Baja yang ditumpu pada fundasi bangunan Penumpuan struktur atas pada struktur bawah harus direncanakan sesuai dengan idealisasi pada analisa struktur yang dilakukan. Pada dasarnya ada 3 tipe tumpuan ideal, yaitu: http://www.mercubuana.ac.id
(a) Gaya Rekasi Horizontal (b) Gaya Reaksi Vertikal (c) Momen Reaksi Gambar 3. Tumpuan Jepit Tipikal pada Struktur Rangka Baja 14.3.3 Perletakan pada Konstruksi Jembatan Rangka Baja Pada kontruksi jembatan rangka naja yang relat kecil, yaitu dengan bentang yang kurang dari 15 meter, gelegar utama dapat langsung diletakkan diatas bearing plate atau pelat tumpu. Cara perletakan ini sudah dapat dianggap cukup untuk menyebarkan tekanan reaksi pada luas tertentu dari fundasi jembatan (pier atau abutment). Sedangkan untuk jembatañ yang lebih pahjang, cara ini tidak dapat lagi digunakan, karena: 1. Lendutari dari struktur jembatan akibat beban yang bekerja dapat rnengakibatkan pelat tumpu atau bearing plate yang sebelah luar terangkat keatas, sehingga tidak dapat diberoleh tekanan yang terbagi rata. 2. Meskipun lubang yg berberituk ellips (slotted hole) pada perletakan yang berfungsl sebagal tumpuan rol dapat menyesuaikan dlri dengan perubahari temperatur atau perpanjangan/perpendekan dari gelegar utama, tapi pergerakannya sedikit banyaknya selalu terhalang oleh adanya geseran. Oleh kareria itu, untuk struktur jembatan yang mempunyai bentang lebih panjang, selalu digunakan rocker antara gelegar dan pelat tumpu atau bearing plate. http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5. Tumpuan Rol Tipikal Meskipun bidang kontak antara rocker dan bearing plate hanya merupakan satu garis lurus, tapi oleh karena adanya perubahan bentuk, maka beban itu akan terbagi rata pada suatu luas tertentu. Luas ini akan bertambah besar dengan bertambahnya radius dari rocker Dari percobaan-percobaan, telah didapatkan rumus empiris: p = 40 d dimana: p = tegangan yang dizinkan antara rocker dan bearing plate dalam kg per lineal crn. d = diameter rocker dalam crn. Pada reaksi yang lebih besar, maka kita harus mempunyai radius yang lebih besar pula, atau rockerriya panjang sekali. Kalau dapat lagi mempergunakan rocker dengari radius dan panjang yang wajar berhubung dengan besarnya reaksi, maka penyelesaiannya dapat dilakukari dg mernakai beberapa rollers, seperti gambar dibawah ini. Gambar 6. Konstruksi tumpuan dengan beberapa roller http://www.mercubuana.ac.id