30 likes | 318 Views
Jurusan Teknik Spil. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana. 2. MODUL 2 STRUKTUR BAJA II (2 SKS) 2.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL 2.1.2 Tujuan Instruksional Umum (TIU) Memahami perlunya standard perencanaan dalam proses desain struktur / kontruksi baja.
E N D
Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 2 MODUL 2 STRUKTUR BAJA II (2 SKS) 2.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL 2.1.2 Tujuan Instruksional Umum (TIU) Memahami perlunya standard perencanaan dalam proses desain struktur / kontruksi baja. 2.1.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Memahami konsep perencanaan Allowable Stress Design (ASD) Memahami konsep perencanaan Load and Resistance Factor Design (LRFD) 2.2 MATERI KULIAH Standar Perencanaan Konstruksi Baja : Metoda ASD dan Metoda LRFD Konsep Perencanaan ASD : tegangan leleh, faktor keamanan, tegangan izin Konsep Perencanaan LRFD : kondisi batas struktur, Faktor Reduksi, Faktor Beban 2.3 POKOK BAHASAN 2.3.1 Metodologi Desain Struktur Baja: (a) Allowable Stress Design (ASD) - Dikenal juga dengan metoda desain elastic -Tegangan pada elemen struktur baja akibat beban luar yang bekerja lebih kecil atau sama dengan tegangan izin material baja. - Telah digunakan 90 - 100 tahunan terakhir. (b) Plastic Design Memperhitungkan karakteristik leleh (yield characteristics) dari profil baja yang digunakan. Dapat diperoleh elemen struktur yang lebih ekonomis dan langsing karena terjadinya redistribusi momen pada rangka baja setelah tercapainya kondisi leleh. http://www.mercubuana.ac.id
yield FK Tegangan normal dimana 0,6 Tegangan geser FK = Faktor Keamanan (menurut PBBI 1984 FK = 1,5) Nilai tegangan leleh dan tegangan izin dasar untuk berbagai mutu baja (PPBBI 1984- halaman 5) 2.3.2 Metode Desain Plastis: Akibat beban yang bekerja, balok masih dalam keadaan elastik. Beban meningkat, maka akan terjadi zona plastis pada tumpuan A dan B dan akhirnya menjadi sendi plastis. Balok menjadi diatas tumpuan sendi plastis dengan momen plastis yang konstan. Sendi plastis terbentuk di C seiring dg. peningkatan beban menjadi λwL sampai terjadi mekanisma runtuh balok akibat terbentuknya sendi plastis. 2.3.3 Metode Desain LRFD: Perencanaan struktur dan komponen komponennya dilakukan dengan memenuhi persyaratan kekuatan melalui persamaan: dimana : Φ Kekuatan = “faktor keamanan” untuk sisi kekuatan http://www.mercubuana.ac.id atau sering disebut factor reduksi
FAKTOR BEBAN (OVERLOAD FACTORS) - γ Faktor (pengali) beban, γ , diadakan untuk memperhitungkan kemungkinan meningkatnya beban dari nilai beban minimum yang disyaratkan. Nilai umumnya lebih besar dari 1.0 sehingga beban rencana yang akan dipikul struktur ditingkatkan menjadi γiQi. Nilai faktor beban yang digunakan akan bergantung pada kombinasi beban yang diperhitungkan. Nilai faktor beban untuk berbagal kombinasi beban yang dipenhitungkan adalah sebagai berikut : 1,4 D 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H) 1,2 D + 1,6 (La atau H) + (γL L atau 0,8 W) 1,2 D + 1,3 W + γL L + 0,5 (La atau H) 1,2 D + γL L ± 1,0 E 0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E) dimana D = beban mati yang diakibatkan berat struktur permanen, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga dan peralatan menetap lainnya. L = beban hidup, yang ditimbulkan pengguna gedung termasuk beban kejut La = beban hidup atap H = beban hujan W = beban angin E = beban gempa γL= reduksi beban hidup, bila L <5 kPa diambil 0.5 dan bila L > 5 kPa diambil 1.0 http://www.mercubuana.ac.id