600 likes | 1.39k Views
APLICASI ELEKTROFORESIS DALAM FARMASI. Sediaan Farmasi yang diproduksi dipabrik obat tidak saja obat yang bersifat mikromolekul, tetapi juga yang bersifat makromolekul. Senyawa makromolekul terutama yang merupakan senyawa bioaktif, (senyawa bio kimia) juga perlu diketahui cara analisisnya.
E N D
APLICASI ELEKTROFORESIS DALAM FARMASI • Sediaan Farmasi yang diproduksi dipabrik obat tidak saja obat yang bersifat mikromolekul, tetapi juga yang bersifat makromolekul. • Senyawa makromolekul terutama yang merupakan senyawa bioaktif, (senyawa bio kimia) juga perlu diketahui cara analisisnya. • Analisis paling umum dipakai adalah elektroforesis. Walaupun perkembangan teknologi senyawa tersebut dapat analisis dengan KCKT.
Principles of Electrophoresis • Faktor yang menyebabkan pemisahan • Muatan molekul • Bobot molekul • Bentuk molekul • Molekul dipengaruhi oleh medan listrik • V = (EQ)/f • V = molecule velocity • E = Eletric field strength • Q = molecular charge • F = friction coefficient of molecule • Hasil pemisahan yang tinggi sangat tergantung berbagai faktor seperti rumus tersebut
Analysis of carbohydrates Analysis of inorganic anions/metal ions DNA profiling Protein identification Advantages Fast Small Sample Relatively inexpensive Automated Disadvantages Cannot identify neutral species (Kecuali yang osmosis) Joule Heating Cannot discern shape I.Applications Elektroforesis Gel
Migrasi sampel Katode 45kD 10kD 25kD Anode
Electrophoresis Dan Buffer • Beberapa jenis larutan yang dianjurkan untuk electrophoresis DNA adalah;TAE (Tris-acetate-EDTA) and TBE (Tris-borate-EDTA). Fragmen DNA akan migrasi dengan kecepatan yang berbeda dalam kedua dapar tersebut dan sangat tergantung kekuatan ion. • Buffer tidak saja untuk mempertahankan pH,tetapi memberikan ion yang membantu sifat konduktivitas • Bila digunakan kadar dapar 10 x lebih kuat dari larutan stok, suhu dapat naik pada proses elektroforesis gel dapat memeleleh
Time minutes seconds 1 3 2 45 30 15 0 Molecular Weight Ladder Assessing DNA Quality Experiment: • 100 ng K562 DNA • Digest with DNAse ~23Kbp ~ 2kbp
Pengaruh Konsentrasi Agarose • Dalam praktek pemisah- an DNA dipengaruhi oleh ketebalan fase diam (media elektro foresis) maupun BM dari sampel. • Slide (6)mengalami per- uraian ternyata migrasi lebih cepat dibanding dengan sebelum perura- ian. • Slide (8), menunjukkan agrose(media elekt.) yang kadar tinggi memperlam bat migrasi
Agarose (%) Range of separation of linear DNA (in kilobases) 0.3 60 - 5 0.6 20 - 1 0.7 10 - 0.8 0.9 7 - 0.5 1.2 6 - 0.4 1.5 4 - 0.2 2.0 3 - 0.1
% acrylamide (w/v) with BIS at 1:20 separation - bp Effective range of 3.5 1 000 - 2 000 5.0 80 - 500 8.0 60 - 400 12.0 40 - 200 15.0 25 - 150 20.0 6 - 100 Acrylamide Gel Electrophoresis Effect of Gel Percentage and Size Separation
II. Protein staining 1. Pengecatan Coomasie blue 2. Pengecatan Dengan AgNO3 • Silver stain
c.Commonly used protein stains Stain Detection limit Comment Ponceau S 1-2 mg Reversible Amido Black 1-2 mg permanent; low background Coomassie Blue 1.5 mg permanent; high background India Ink 100 ng permanent Silver stain 10 ng permanent Colloidal gold 3 ng permanent
(2) DNA staining: Ethidium bromide • Ethidium bromide bergabung dengan DNA double helix and fluoresced bila disinari dengan UV
Laboratory work Electrophoresis of Nucleotides • DNA mempunyai mutan negatif ( karena kerangka phosphate ) • DNA akan tertarik pada muatan positif baik dari elektrode maupun dapar, sebaliknya akan ditolak oleh muatan negatif.
Ethidium Bromide • Senyawa mempunyai gugus planar yang dapat ber intercalatesdiantara base DNA. • Sifat tersebut menyebabkan kenaikan sifat flouresensinya dibanding senyawa dalam keadaan bebas (dalam larutan) • RadiationU.V. pada 254 nm diabsorbed oleh DNA dan ditransmisikan kepada zat warna yang terikat, dan dapat mengemisikan warna pada 590 nm (orenye kemerahan)
Ethidium Bromide • Ethidium bromide biasanya dibuat dengan larutan 10 mg/ml. Disimpan dan terlindung (kedap cahaya). • Zat warna kurang berinteraksi atau incorporated kedalam gel dan dapar yang digunakan. Tetapi gel dapat berwarna setelah dikocok dengan ethidium bromide (0.5 ug/ml selama 30 min). dan dielusi dengan larutan. • Warna akan tampak bila disinari dengan UV dan dapat dipotret dengan film polaroid. • Kepekaan DNA terhadap zat warna ini bila kadar DNA minimal 0.1 ug of DNA.
An ethidium-stained gel photographed under UV light **Each band that you see is a collection of millions of DNA molecules, all of the same length!!
Movement of DNA fragments in agarose gels (Mobilitas fragmen DNA dalam agorose sel) • Ada hubungan yang linier antara kecepatan migration setiap fragmen DNA dan logaritmadari ukuran molekul (in basepairs). • Molekul yang besar bergerak lambat karena pengaruh friksi yang lebih besar Bila digambarkan dengan kurva sebagai berikut:
x bp base pairs Distance migrated
Types of Polyacrylamide gels • Denaturing gels : Gel ini mengalami polimeri sasi dengan denaturant, terutama yang bersifat dapat berpasangan dengan asam nucleat seperti urea, atau formaid.. • Denatured DNA Yang telah terdenaturasi akan migrasi melewati gel poliakrilamid tak terjadi reaksi (independen) atau dapat bergantian, hasil migrasi sebagai berikut:
Methods for Fluorescently Labeling DNA • Intercalating Dyes (post-PCR =polimeric chain reaction)) • Dye-labeled nucleotide insertion during PCR • Dye-labeled primer insertion during PCR 3’TGCATCTACGATGTAATCG5’ CGTAGCTG3’ Linkers, dyes, etc. can be added to the 5’ end of the primer without disturbing the reaction. Individual bases can also be tagged ENZYME Intercalation process Covalent labeling process
Amine Reactive Dyes used in LabelingDNA TAMRA (Yellow) ROX (Red) FAM (Blue) JOE (Green) Emission 580 Emission 605 Emission 520 Emission 548 + NH2 + NH O N O - O N O Pewarna Pewarna
% Polyacrylamide gel Bromophenol blue Xylene cyanol (41) 5 35 130 6 26 106 8 19 76 10 12 55 12 8 28 Dye Migration in Different % Polyacrylamide Gels
III.CAPILLARY ISOELECTRIC FOCUSING Sebelum terjadi pemisahan analit dikumpulkan dulu , kemudian dengan membe rikan arus listrik terjadilah perbedaan potensial, sehingga terjadi pengelompokan iom positif dan negatif. Dengan demikian pemberian potensial dapat diatur agar pemisahan dapat mencapai optimal. 1.TEKNIK INJEKSI: 1). Hidrostatik, dengan tekanan cairan Besarnya tekanan tergantung volume cairan dirumuskan: g htINJ =BOBOT JENISV= volume VINJ =—————— h= SELISIH TINGGI LAR. 8L g = GAYA GARVITASI =VISKOSITAS, t= LAMANYA PENYUNTIKAN.
Contoh gambar penyuntikan Penyuntikan (+) (-) Pemusatan Ke kapiler + (+) + (-) Di buang + + Pengelompokkan (-) Pemisahan (+) (-)
air pendingin KOLOM Injeksi • SUSUNAN ALAT Manual Labu pendingin Detektor Larutan dapar Injeksi Otomatik Penampung Larutan dapar Sampel otomatik Bagan alat elektroforesis kapiler
Isoelectric focusing(IEF) Perpindahan(pergerakan) cairan pada pipa kapiler akan terus berlangsung sepanjang larutan memiliki muatan atau diberi muatan, apabila kondisi sudah menjadi netral maka cairan akan berhenti bergerak pada pH tti. (PI)
2. Aplikasi IEF (Isoelectric focusing)berguna untuk menentukan pI dari protein, terutama dalam memisahkan immunoglobulin , variasi hemoglobin dan menentukan posisi translational modifikasi dari protein rekombinan, separasi campuran protein dapat dilihat pada gambar dibawah:
Aplikasi • DNA Pemisahan oligonucleotida dan sekuen produk DNA melibatkan agar polyacrylamide, gambar dibawah menunjukkan hasil separasi
Sample Injection in CE Hydrodynamic injection uses a pressure difference between the two ends of the capillary Vc = Vc, calculated volume of injection P, pressure difference d, diameter of the column t, injection time , viscosity Electrokinetic injection uses a voltage difference between the two ends of the capillary Qi = Vapp( kb/ka)tr2Ci Q, moles of analyte vapp, velocityt, injection time kb/ka ratio of conductivities (separation buffer and sample) r , capillary radiusCi molar concentration of analyte Pd4 t 128Lt
Capillary Isoelectric Focusing (CIEF) • Capillary Isoelectric Focusing (CIEF) allows amphoteric molecules, such as proteins, to be separated by electrophoresis in a pH gradient generated between the cathode and anode. • A solute will migrate to a point where its net charge is zero. At the solute’s isoelectric point (pI), migration stops and the sample is focused into a tight zone. • In CIEF, once a solute has focused at its pI, the zone is mobilized past the detector by either pressure or chemical means. This technique is commonly employed in protein characterization as a mechanism to determine a protein's isoelectric point.
IV.Capillary Isotachophoresis (CITP) • Capillary Isotachophoresis (CITP)adalah bedasar perbedaan sampel mana yang leading (pendahulu) dan mana yang termiting (yang akir) dari suatu elektrolit.. • Analit yang intermediata akan terletak diantara pendahulu dan yang akir dari analit, dengan bentuk tajam dan terfocus.(focused Zone). • Walaupun ini digunakan untuk model pemisahan tetapi sebelumnnya merupakan pemusatan dari sampel lebih dulu.
Analisis Metadon dan isomernya • Metadon (MTD), sebagai analgesi yang sintetik, biasnaya digunakan untuk obat pengganti opiat yang tidak adiktif. Obat ini mempunyai atom karbon asimitris sehingga terdapat beberapa isomer seperti: • R)-MTD., (S)-MTD, (S)-MTD [2,3]. Dan hasil metabolisme menjadi 2- ethylidene-1,5-dimethyl-3,3-diphenylpyrrolidine (EDDP), and to 2-ethyl-5-methyl-3,3-diphenylpyrrolidine (EMDP). • Untuk pemisahan yang optimum , dengan elektroforesis kapiler (EK) digunakan fase diam highly sulphated gammacyclodextrin (HS--CD) (Rudaz et al, 2003). • Sebagai baku internal (standard internal), R)-(+)-1-phenylethylamine ((R)-PEA, yang dalam EK, senyawa ini kecepatan migrasinya tidak sama dengan sampel uji;
(R)-PEA, (phenyl ethylamine) Peak area (milli volt) • Electropherogram of an oral fluid sample spiked with 10 ng/mL (R)-PEA,used as internal standard (IS), obtained under optimized conditions: fused-silicacapillary 375mo.d., mi.d., 40.2 cm total length (effective length 32.8 cm); • 50mM phosphate buffer, pH 4.5, 0.2% HS--CD (w/v); applied voltage, 20 kV; temperature: 20 ◦C, UV detection at 200 nm. 0,0 1 2 3 4 0.0 1 2 3 4 5 6 Migration time in minutes
Electropherogram of an oral fluid sample spiked with 50 ng/mL of (R,S)-MTD, (R,S)-EDDP and (R)-PEA (IS) using the same optimized conditions as in
Analysis of Hair Electrophoresis 1998, 19, 42-50
Separation of natural isotopes of 0.56 mM Cl- by capillary electrophoresis with indirect spectrophotometric detection at 254 nm. (from C.A.Lucy and T.L.Mcdold,Anal.Chem.1995,67,1074.)
Separation of alkaline, alkaline earths, and Lanthanides Capillary: 36.5 cm 75 µm fused silica, 30 kV . Detection: indirect UV, 214 nm. (D.A.Skoog,F.J.Holler,T.A.Nieman,Principles Of Instrumental Analysis,Fifth Edition,Sanders Coliege Publishing,1998,778)
Pemisahan kat ion S: system peak; 1: ammonium; 2: potassium; 3: calcium; 4: sodium; 5: magnesium; 6: zinc (Y. Fung, K. Lau, H. Tung, Talanta, 45, 1998, 619.)
Model Proteins separated Model Proteins separated at pH= 2.7 Peak No. Proteins mol. Wt. Isolelectric Point, PI 1 Cytochrome c 12,400 10.7 2 Lysozyme 14,000 10.1 3 Trypsin 24,000 10.1 4 Trypsinogen 23,700 8.7 5 Trypsin inhibitor 20,100 4.5
R=CH2OH R=NHCH3 Chemical structures of tetracycline(A) and streptomycine(B). (H.B.Wan,J.Liu,Talanta,45,1998,663)
Conclusion The capillary electrophoretic methods have been recognized: 1.Lower equipment costs, smaller sample size requirements, much greater speed, high resolution, precision, accuracy and sensitivity. Compared to conventional HPLC methods, 2.The capillary electrophoresis methods have better resolution, less consumption of buffer solution and the absent organic solvents in the analysis. 3. Many types or method can be apllied. (H.B.Wan,J.Liu,Talanta,45,1998,663)
(misel dari sufaktan) • Kemampuan senyawa berpartisipasi kedalam misel sangat tergantung sifat hidofobiknya a.) Micell Electroforesis Senyawa yang dapat dianalisis dengan cara ini antara lain:morfin, kanabinol, barbi turat. Benzodiazepin, antibiotika dan vitamin • Waktu retensi dirumuskan: • k’ =PmwV[(S)-CMC) • k’= waktu retensi, Pmw= koefisien partisi, • S= kadar surfaktan, CMC = medium bermuatan + Sampel
b). OPEN TUBELAR CAPILARY ELECTROPHORESIS • ATAU CAPILARY ZONE ELECTROPHORESIS (CZE) • Gerakan analitnya berupa pita, terbuka karena bagian tengah kapiler hanya ada cairan netral, sedangkan didinding bagian tepi terdapat fase medium elektroforesis , hasilnya kurang bagus karena penghantaran listrik kurang sempurna.
c). CAPILLARY ISOTACKHOPHORETIK • Dalam kapiler disuntikkan back ground elec trophoresis (bge),dengan keceapatanbge yang jauh lebih besar dari kecepatan migrasi sampel yang ionik. (S).Setelah sampel disun tikkan, dan diberi arus listrik maka akan terjadi migrasi bersama. Capillary isotackhophoretik • d). CIF Sebelum terjadi pemisahan analit dikumpulkan dulu , kemudian dengan membe rikan arus listrik terjadilah perbedaan potensial, sehingga terjadi pengelompokan iom positif dan negatif