1 / 29

NEMATOD OSIS

NEMATOD OSIS. ASCARIASIS PADA BABI. Penyebab : Ascaris suum Habitat dan hospes : usus halus babi (hospes utama), sapi, kambing, domba, anjing dan manusia Cara Penularan : 1. Per oral (tertelan telur infektif) 2. Pre natal (melalui plesenta ⇨ v. umbilicalis fetus)

Download Presentation

NEMATOD OSIS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. NEMATODOSIS

  2. ASCARIASIS PADA BABI Penyebab: Ascaris suum Habitat dan hospes : usus halus babi (hospes utama), sapi, kambing, domba, anjing dan manusia Cara Penularan : 1. Per oral (tertelan telur infektif) 2. Pre natal (melalui plesenta ⇨ v. umbilicalis fetus) 3. Puting susu yg terkontaminasi telur infektif

  3. Patogenesis dan PA/ : - Larva : migrasi larva ⇨ kerusakan jaringan organ-2 - Pada hati : Akut : 1. perdarahan sekitar v. intralobularis ⇨ infiltrasi eosinofil ⇨ absorbsi dan regenerasi 2. Perlekatan sel-sel hati : lobus-2 saling melekat dg. fibroblast berlebihan Kronis : 1. Hepatitis interstitial focal chronis 2. bila sembuh ⇨ fibrosis (bintik-2 putih) ⇨ Milk spot Liver

  4. Pada paru-paru : 1. Lesi jaringan akibat toksin 2. Perdarahan kecil di alveoli dan bronkhioli ⇨ penghancuran epitel alveoli, oedema, dan infiltrasi eosinofil di sekitar paru-paru 3. Infeksi berat ⇨ penyumbatan bronchioli - Cacing dewasa ⇒ pada usus halus : 1. Cacing dws. memakan isi usus dan merusak mukosa usus 2. Infeksi berat ⇨ obstruksi lumen usus ⇨ peristaltik usus terganggu & perforasi usus ⇨ peritonitis 3. Migrasi ke lambung ⇨ muntah 4. Migrasi ke sal. empedu ⇨ ikhterus

  5. Gejala Klinis : - Infeksi berat pada anak babi : 1. pneumonia ⇨ batuk + eksudat 2. mati mendadak Gejala umum lain : 1. Ekor dan telinga terkulai 2. Nafsu makan menurun 3. Kesulitan bernafas 4. Menggosokkan badan ke ddg. kandang 5. Kekurusan 6. Diare 7. Hewan sangat lemah ⇨ mati - Infeksi sedang ⇨ batuk dan pertumbuhan terhambat

  6. - Infeksi berat pada anak babi stl. disapih : 1. Pneumonia berat ⇨ batuk + eksudat 2. Cc. dewasa dpt. menyebabkan kematian 3. Kadang-2 kejang ⇨ lumpuh 4. Penyumbatan sal empedu ⇨ ggg. pencernaan 5. Sering disertai infeksi sekunder : pneumonia lobair dan influensa babi - Infeksi berat pada babi muda : 1. Sesak nafas 2. mati krn. gagal fungsi hati 3. Cc. dws migrasi ke lambung ⇨ muntah, kurus, perut buncit dan udema 4. Ikhterus dan anemia

  7. Diagnosis : 1. Gejala klinis 2. Pemeriksaan feses 3. Bedah pasca mati Pengendalian Penyakit : 1. Menjaga kebersihan kandang induk menyusui 2. Memandikan induk babi sbl partus 3. Pemberian anthelmintik pada hwn sakit, t.u sebelum dikawinkan dan pertengahan kebuntingan 4. Perbaikan manajemen peternakan 5. Pengobatan hewan sakit dengan : Piperazin : 120 mg/kg BB po ⇨ drug of choice Phenotiazin : 400 mg/kg BB po Thiabendazole : 0.1 – 0,4 % jumlah pakan Avermectin : 1 ml/50 kg BB, im / sc

  8. ASCARIASIS PADA ANJING PENYEBAB : Toxocara canis HABITAT CACING DEWASA : Usus halus CARA PENULARAN : - Per oral (tertelannya telur infektif ) - Prenatal infection (melalui plasenta) - Trans mammary infection = Lactogenic infection - Paratenic host → telur infektif tertelan i.s paratenic (tikus, mencit) → L3 dalam otot → dimakan hospes → L3 akan mjd. cacing dewasa dlm waktu 3 minggu tanpa migrasi lagi

  9. PATOGENITAS & GEJALA KLINIS : Anak anjing lebih peka & menderita daripada dewasa Gejala klinis yang sering :  Diare, muntah  Material muntahan → msk paru-paru → aspiksia  Anak anjing : pertumbuhan terhambat, buncit, muntah & diare bahkan konstipasi, mati : 2-3 mg DIAGNOSIS : Gejala klinis → pemeriksaan feses → telur Albumin sheet

  10. albumin sheet PENGENDALIAN PENYAKIT : - Hindari induk & anak dari sumber penyakit - Pemberian pakan bergizi - Pembuangan tinja tempat ttt, bila perlu dibakar - Sanitasi kandang - Pengobatan dg Piperazin pd anak umur 2,3,4 & 8 minggu & obati induk pd 3 atau 4 mg post partus

  11. - Anjing yg tdk. tahu sejarahnya (baru beli) : 3 – 6 bln : obati 2 x , jarak 1 minggu > 6 bl : obati 1 x Anthelmintika : Piperazine adipate : 100 mg/kg BB/po Mebendazole 10 mg/kg BB/2 dd/ selama 2 hari

  12. ASCARIASIS PADA BANGSA SAPI PENYEBAB : Toxocara vitulorum CARA PENULARAN : ~Melalui air susu pd 3 minggu pertama laktasi → Milk born transmission ~Per oral (telur infektif termakan) ~Prenatal infection PATOGENESIS : Nyata terlihat pd anak sapi post natal infection & yg dilahirkan dari induk yg terinfeksi (prenatal infection)

  13. GEJALA KLINIS :  Diare, kekurusan  Nafas bau asam butirat, nafsu makan turun  Kelemahan & bisa tjd anemia DIAGNOSIS :  Pemeriksaan feses dari anak sapi (3-6 bl)  Pemeriksaan susu induk menyusui (3 mg pertama)  Bedah pasca mati pd anak sapi

  14. PENGENDALIAN : 1. Sapi bunting harus bebas cacing, Tx/ antelmintik sbl kawin → pertengahan bunting → post partus 2. Anak sapi umur 2 minggu yg positif terinfeksi → obati Pengobatan dan pencegahan : Piperazin (drug of choice) : 220 mg/kg BB/po Fenbendazole (Panacur) : 7.5 mg/kg BB Infeksi larva T.vitulorum dlm status dorman Mekanisme : • In aktivasi sistem endokrin parasit → m’hambat pelepasan produk cairan penetas pd periode ekdisis • Blocking transkripsi DNA perangkat gen template utk perkembangan berikutnya

  15. STATUS DORMAN → terhenti pd 8–14 hr prepartus ↓ Aktivasi penembusan jar. fibrosa oleh enzim larva untuk melunakkan jaringan → L3 FENOMENA ENZIM Akibat aktivitas hormon prolaktin → perlu Ca >> → imunosupresif Hormon prostaglandin → imunosupresif thd. respon imun → induk peka thd. infeksi

  16. Aspek Kesmavet  zoonosis

  17. ASCARIASIS PADA BANGSA KUDA PENYEBAB : Parascaris equorum = Ascaris megalocephala HABITAT & INDUK SEMANG : Usus halus kuda, zebra & sapi PENULARAN : Termakannya telur infektif PATOGENESIS,GEJALA KLINIS & PA/ : Terutama pd anak Kd berumur kurang 6 bulan

  18.  Infeksi berat → enteritis kataralis → GK/ : diare berbau busuk & feses pucat.  GK/ lainnya : Kelemahan, kekurusan → BB turun. infeksi berat : kolik hebat, takhikardi, nafas cepat, demam tinggi & kematian bbrp. hr. pasca infeksi  Cacing aktif → migrasi ke sal. empedu → obstruksi PA/: ruptur ileum & peritoneum mengandung cairan usus & cacing DIAGNOSIS : Selain Gejala klinis, pemeriksaan tinja → telur

  19. albumin sheet PENGENDALIAN : - Kebersihan kandang dijaga & pengobatan anak kuda umur 1 bl & seterusnya tiap 4 – 6 bl dengan piperazin 100 mg/kg BB - Pakan diletakkan pada palungan - Tempat pembuangan tinja → fermentasi → utk. pupuk → telur mati

  20. ASCARIDIASIS PADA AYAM PenyebabAscaridia galli = A. lineata = A. perspicillum Spesies lain: A. columbae menyerang burung merpati A. dissimilis menyerang kalkun A. compar menyerang burung piaraan A. numidae menyerang ayam hutan A. razia menyerang burung merpati domestik

  21. Habitat penyebab: Usus halus Cara penularan telur infektif (mengandung L2) tertelan IS Patogenesis - Penetrasi larva ke mukosa usus  enteritis hemorhagis dan kerusakan dinding usus. - Ayam muda lebih peka daripada ayam tua. - Pada ayam muda  anemia, diare, nafsu makan menurun dan haus berlebihan. - Jumlah cacing dewasa yang banyak  mengakibatkan obstruksi  perforasi usus  mati. Daya Tahan b’gantung umur, jenis kelamin, genetika & gizi ternak

  22. Geiala Klinis ▹ Enteritis hemorhagis, anemia, nafsu makan  ▹ Bulu rontok, kusam, sayap terkulai, ▹ Lemah dan emasiasi, ▹ Penurunan produksi telur sampai terhenti, ▹ Pada broiler  pertumbuhan terhambat  kurus. Diagnosis - Pemeriksaan feses untuk menemukan telur cacing (tidak bisa pada ayam umur 0-8 minggu). - Bedah bangkai  menemukan cacing.

  23. Pencegahan : ↬ Pemeliharaan ayam muda dan dewasa dipisah. ↬ Litter dan peralatan kandang dijaga kebersihannya. ↬ Lantai kandang jangan dari tanah. ↬ Pengobatan periodik, 1 x/bulan ↬ Pemberian pakan yang baik (kandungan vit A, B12, mineral dan protein yang cukup) Pengobatan ☂ Piperazin adipat 300‑400 mg/kg pakan ☂ Piperazin sitrat 400 mg/liter air untuk 24 jam. ☂ Phenotiazin 2200 mg/kg pakan. ☂ Hygromycin-B 8 gram/ton pakan diberikan selama 8 minggu efektif untuk kontrol.

  24. HETERAKIOSIS Penyebab : H. gallinarum

  25. Beberapa Spesies : 1. Heterakis gallinarum (Syn. = H. papillosa, H. vesicularis, H. gallinae) pada ayam, kalkun, itik, angsa, dan burung 2. H. brevispiculum pada ayam ras/kampung, ayam mutiara 3. H. isolonche pada ayam pegar, burung puyuh 4. H. dispar pada bebek, angsa 5. H. beramporia, H. indica pada ayam 6. H. spumosa pada Tikus

  26. Pathogenesis dan Gejala Klinis ↬ Padainfeksi yang berat ⇨ mukosa sekum menebal dan hemorhagis. ↬ Infeksi oleh H. isolonche,⇨ akibatnya lebih buruk d.p. infeksi H. gallinarum, lesi pada sekum lebih jelas terlihat dengan terbentuknya nodul yang menjadi penyebab diare, kekurusan dan akhirnya kematian. ↬ Berbagai stadium H. isolonche dapat dijumpai pada lesi-lesi di sekum. ↬ Kepentingan ekonomis infeksi H. gallinarum : perannya sbg. karier pada penularan Histomonas meleagridis yang menyebabkan “blackhead’/enterohepatitis ↬ Protozoa tersebut tetap hidup di dalam telur H. gallinarum dalam jangka waktu yang panjang bahkan ditengarai sepanjang telur tersebut masih viable (hidup).

  27. Diagnosis -Pemeriksaan feses untuk menemukan telur. Heterakis sp. A. galli - Perlu dicermati : telur H. gallinarum sangat mirip dg. telur A. galli (telur Heterakis sp. lebih kecil dan sedikit lebih terang sel-selnya, serta paralel side ).

  28. Pengendalian - Dilakukan pengawasan yang ketat terhadap sanitasi kandang, dan halaman sekitar kandang. - Diupayakan lantai kandang tidak dari tanah, untuk menghindari keberadaan cacing tanah (transport host). Pengobatan dapat dilakukan dengan : ∝ Phenothiazin, 1 gram/ekor atau 1 bagian phenothiazin dalam 60 bagian pakan diberikan 6 jam setelah dipuasakan semalam. ∝ Piperazin kurang efektif untuk Heterakis sp., namun bila piperazin dicampur dengan phenothiazin (1 : 7) efektif untuk mengeliminasi Heterakis sp dan A. galli hingga 90 % atau bahkan lebih. ∝ Mebendazole, 2 gram dalam 28 kg pakan. ∝ Tetramisole, kadar 10 % dalam air minum

More Related