290 likes | 820 Views
NORMA STANDAR PEDOMAN MANUAL. KAWASAN TERMINAL (JUKNIS LLAJ, 1995). DEFINISI TERMINAL. Berdasarkan , Juknis LLAJ , 1995, Terminal Transportasi merupakan :. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum .
E N D
NORMA STANDAR PEDOMAN MANUAL KAWASAN TERMINAL (JUKNIS LLAJ, 1995)
DEFINISI TERMINAL Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal Transportasimerupakan: Titiksimpuldalamjaringantransportasijalan yang berfungsisebagaipelayananumum. Tempatpengendalian, pengawasan, pengaturandanpengoperasianlalulintas. Prasaranaangkutan yang merupakanbagiandarisistemtransportasiuntukmelancarkanaruspenumpangdanbarang. Unsurtataruang yang mempunyaiperananpentingbagiefisiensikehidupankota.
FUNGSI TERMINAL Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995. Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur: Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalulintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan umum. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha adalah pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan.
JENIS TERMINAL Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal dibedakan berdasarkan jenis angkutan, menjadi: • Terminal Penumpang, adalahprasaranatransportasijalanuntukkeperluanmenaikkandanmenurunkanpenumpang, perpindahan intra dan/atauantarmodatransportasisertapengaturankedatangandanpemberangkatankendaraanumum. • Terminal Barang, adalahprasaranatransportasijalanuntukkeperluanmembongkardanmemuatbarangsertaperpindahan intra dan/atauantarmodatransportasi.
KETENTUAN MENGENAI TERMINAL ANGKUTAN PENUMPANG Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 31/1995, Terminal penumpang berdasarkan fungsi pelayanannya dibagi menjadi: • Terminal PenumpangTipe A, berfungsimelayanikendaraanumumuntukangkutanantarkotadalampropinsi, angkutankotadanangkutanpedesaan. • Terminal PenumpangTipe B, berfungsimelayanikendaraanumumuntukangkutanantarkotadalampropinsi, angkutankotadan/atauangkutanpedesaan. • Terminal PenumpangTipe C, berfungsimelayanikendaraanumumuntukangkutanpedesaan.
PERSYARATAN LOKASI TERMINAL Penentuanlokasi terminal penumpangharusmemperhatikan: • rencanakebutuhanlokasisimpul yang merupakanbagiandarirencanaumumjaringantransportasijalan. • rencanaumumtataruang • kepadatanlalulintasdankapasitasjalandisekitar terminal • keterpaduanmodatransportasibaik intra maupunantarmoda. • kondisitopografi, lokasi terminal. • kelestarianlingkungan.
PERSYARATAN LOKASI TERMINAL TIPE A • TerletakdiIbukotaPropinsi, KotamadyaatauKabupatendalamjaringantrayekantarkotaantarpropinsidan/atauangkutanlintasbatasnegara. • Terletakdijalanarteridengankelasjalansekurang-kurangnyakelas IIIA. • Jarakantaradua terminal penumpangTipe A sekurang-kurangnya 20 km diPulauJawa, 30 km diPulau Sumatera dan 50 km dipulaulainnya. Luaslahan yang tersediasekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal diPulauJawadan Sumatera, dan 3 ha dipulaulainnya. • Mempunyaijalanaksesmasukataujalankeluarkedandari terminal, sekurang-kurangnyaberjarak 100 meter diPulauJawadan 50 meter dipulaulainnya.
PERSYARATAN LOKASI TERMINAL TIPE B • TerletakdiKotamadyaatauKabupatendandalamjaringantrayekangkutankotadalampropinsi. • Terletakdijalanarteriataukolektordengankelasjalansekurang-kurangnyakelas IIIB. • Jarakantaradua terminal penumpangTipe B ataudengan terminal tipe A sekurang-kurangnya 15 km diPulauJawa, 30 km diPulaulainnya. • Tersedialuaslahansekuarng-kurangnya 3 ha untuk terminal diPulauJawadan Sumatera, dan 2 ha dipulaulainnya. • Mempunyaijalanaksesmasukataujalankeluarkedandari terminal, sekurang-kurangnyaberjarak 50 meter diPulauJawadan 30 meter dipulaulainnya.
PERSYARATAN LOKASI TERMINAL TIPE C • Terletak di dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II dan dalam jaringan trayek angkutan pedesaan.. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi IIIA. Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan. Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
KRITERIA PEMBANGUNAN TERMINAL Pembangunan terminal dilengkapi dengan: • Rancang bangun terminal • Analisis dampak lalu lintas • Analisis mengenai dampak lingkungan
KRITERIA PEMBANGUNAN TERMINAL (LANJUTAN….) Dalamrancangbangun terminal penumpangharusmemperhatikan: • Fasilitaspenumpang yang disyaratkan. • Pembatasan yang jelasantaralingkungankerja terminal denganlokasiperuntukkanlainnya, misalnyapertokoan, perkantoran, sekolahdansebagainya. • Pemisahanantaralalulintaskendaraandanpergerakanorangdidalam terminal. • Pemisahan yang jelasantarajalurangkutanantarkotaantarpropinsi, angkutanantarkotadalampropinsi, angkutankotadanangkutanpedesaan. Manajemenlalulintasdidalam terminal dandidaerahpengawasan terminal.
KRITERIA PERENCANAAN TERMINAL Sirkulasilalulintas jalanmasukdankeluarkendaraanharuslancar, dandapatbergerakdenganmudah. Jalanmasukdankeluarcalonpenumpangkendaraanumumharusterpisahdengankeluarmasukkendaraan. Kendaraandidalam terminal harusdapatbergeraktanpahalangan yang tidakperlu. Sistemsirkulasikendaraandidalam terminal ditentukanberdasarkan: • Jumlaharahperjalanan • Frekuensiperjalanan • Waktu yang diperlukanuntukturun/naikpenumpang Sistemsirkulasiinijugaharusditatadenganmemisahkanjalur bus/kendaraandalamkotadenganjalur bus angkutanantarkota.
FASILITAS UTAMA TERMINAL YANG TERDIRI DARI: • jalurpemberangkatankendaraanumum • jalurkedatangankendaraanumum • tempattunggukendaraanumum • tempatistirahatsementarakendaraanumum • bangunankantor terminal • tempattunggupenumpangdan/ataupengantar, menarapengawas, loketpenjualankarcis, rambu-rambudanpapaninformasi, yang memuatpetunjukjurusan, tarif, danjadwalperjalanan, pelataranparkirkendaraanpengantardantaksi. • kamarkecil/toilet • musholla • kios/kantin • ruangpengobatan • ruanginfromasidanpengaduanteleponumum • tempatpenitipanbarang • Taman. • Kegiatansirkulasipenumpang, pengantar, penjemput, sirkulasibarangdanpengelola terminal. • Macamtujuandanjumlahtrayek, motivasiperjalanan, kebiasaanpenumpangdanfasilitaspenunjang
FASILITAS PENUNJANG SEBAGAI FASILITAS PELENGKAP DALAM PENGOPERASIAN TERMINAL ANTARA LAIN: • Turunnaikpenumpangdanparkir bus harustidakmengganggukelancaransirkulasi bus dandenganmemperhatikankeamananpenumpang. • Luasbangunanditentukanmenurutkebutuhanpada jam puncakberdasarkankegiatanadalah: • Tata ruangdalamdanluarbangunan terminal harusmemberikankesan yang nyamandanakrab.
Luaspelataranparkir terminal tersebutdiatasditentukanberdasarkankebutuhanpada jam puncakberdasarkan: • Frekuensikeluarmasukkendaraan • Kecepatanwaktunaik/turunpenumpang • Kecepatanwaktubongkar/muatbarang • Banyaknyajurusan yang perluditampungdalamsistemjalur
Sistem parkir kendaraan di dalam terminal harus ditata sedemikian rupa sehingga rasa aman, mudah dicapai, lancar dan tertib. Ada beberapa jenis sistem tipe dasar pengaturan platform, teluk dan parkir adalah: • Membujur, denganplatform yang membujur bus memasukitelukpadaujung yang satudanberangkatpadaujung yang lain. Adatigajenis yang dapatdigunakandalampengaturanmembujuryaitusatujalur, duajalur, danshallow saw tooth. • Tegaklurus, teluktegaklurus bus-bus diparkirdenganmukamenghadapkeplatform, majumemasukitelukdanberbalikkeluar. Adabeberapajenisteluktegaklurusiniyaitutegaklurusterhadapplatformdanmembentuksudutdenganplatform.
ALTERNATIF STANDAR TERMINAL Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan yang dinyatakan dengan jumlah arus minimum kendaraan per satu satuan waktu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: • Terminal tipe A 50 -100 kendaraan/jam • Terminal tipe B 25 – 50 kendaraan /jam • Terminal tipe C 25 kendaraan/jam
PERSYARATAN TEKNIS, LUAS, DAN AKSES LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL
LUAS TERMINAL PENUMPANG Untukmasing-masingtipe terminal memilikiluasberbeda, tergantungwilayah dan tipenya, denganketentuanukuranminimal: • Untuk terminal tipe A di pulauJawa dan Sumatra seluas 5 Ha, dan di pulaulainnyaseluas 3 Ha. • Untuk terminal penumpangtipe B di pulauJawa dan Sumatra seluas 3 Ha, dan dipulaulainnyaseluas 2 Ha. • Untuk terminal tipe C tergantungkebutuhan.
AKSES • Aksesjalanmasukdarijalanumumke terminal, berjarak minimal: • Untuk terminal tipe A dipulauJawa 100 m dandipulaulainnya 50 m, • Untuk terminal penumpangtipe B dipulauJawa 50 m dandipulaulainnya 30 m, • Untuk terminal penumpangtipe C sesuaidengankebutuhan.
PENENTUAN LOKASI Penentuanlokasidanletak terminal penumpangdilaksanakanoleh: • DirekturJenderalsetelahmendengarpendapatGubernurKepala Daerah Tingkat I, untuk Terminal penumpangTipe A, • GubernurKepala Daerah Tingkat I setelahmendapatpersetujuanDirekturJenderal, untuk terminal penumpangtipe B, • BupatiKepala Daerah/Walikotamadyadaerah Tingkat II setelahmendapatpersetujuandariGubernurKepala Daerah Tingkat I terminal penumpangtipe C.
PERENCANAAN Kegiatanperencanaan terminal meliputi: • penataanpelataran terminal menurutruteataujurusan, • penataanfasilitaspenumpang, • penataanfasilitaspenunjang terminal, • penataanaruslalulintasdidaerahpengawasan terminal, • penyajiandaftarruteperjalanandantarifangkutan, • penyusunanjadwalperjalananberdasarknkartupengawasan, • pengaturanjadwalpetugasdi terminal, • evaluasisistempengoperasian terminal.