260 likes | 601 Views
Dampak Fta Asean-china Terhadap Ekonomi Makro Dan Ekonomi Sektoral Indonesia. Rina Oktaviani, Ph.D Widyastutik, M.Si Syarifah Amaliah, SE. Latar Belakang. Kepala negara menyepakati pembentukan suatu kerangka kerja kerjasama ekonomi dan pendirian suatu kawasan perdagangan bebas
E N D
Dampak Fta Asean-china Terhadap Ekonomi Makro Dan Ekonomi Sektoral Indonesia Rina Oktaviani, Ph.D Widyastutik, M.Si Syarifah Amaliah, SE
Latar Belakang • Kepala negara menyepakati pembentukan suatu kerangka kerja kerjasama ekonomi dan pendirian suatu kawasan perdagangan bebas • Indonesia mengimplementasikan 2 skema FTA: ASEAN Free Trade Area (skema Common Effective Preferential Tariff for AFTA /CEPT-AFTA) dan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) • Ruang lingkup kerja sama dalam FTA : (1) liberalisasi perdagangan barang, (2) liberalisasi perdagangan jasa, (3) liberalisasi investasi, dan (4) kerja sama dibidang ekonomi lainnya sektor pertanian, teknologi informasi dan komunikasi dan pengembangan sumber daya manusia. • Kerjasama-kerjasama tersebut liberalisasi perdagangan barang mengurangi /menghilangkan tarif bea masuk
Tujuan Skema perdagangan FTA mempengaruhi makroekonomi dan sektoral ekonomi Indonesia tujuan: • Menganalisis dampak pelaksanaan FTA yang terkait keragaan makroekonomi dan sektoral • Rekomendasi kebijakan dalam skema FTA untuk peningkatan ekspor dan investasi .
Kerangka Penelitian Ekonomi Indonesia FTA ASEAN - CINA Dampak Ekonom (Data dan Model GTAP) • Makro Ekonomi • Kesejahteraan • GDP Riil dan Deflator • TOT • Volume dan Harga Investasi Sektoral Ekonomi - Harga - Output - Kesempatan Kerja REKOMENDASI KEBIJAKAN
Metodologi 2. GTAP Analisis Dampak FTA model CGE dengan multi region dan multi komoditas. Keterkaitan antar negara ditunjukkan oleh aliran perdagangan dan modal antar negara • Data GTAPversi (Global Trade Analysis Project) Purdue University 113 negara dan 57 sektor • Agregasi 7 negara/regional dan 57komoditas
Simulasi Untuk melihat dampak diberlakukannya FTA ASEAN-Cina, maka dalam kajian ini digunakan simulasi kebijakan, yaitu: • Skenario : Tarif impor ASEAN dan Cina menjadi 0% untuk semua komoditi perdagangan ASEAN-Cina
Free Trade Area dalam Skema ASEAN-China Dampak terhadap beberapa Peubah Ekonomi Makro • Penghapusan tarif tingkat kesejahteraan ASEAN 5 • FTA ASEAN-China berpengaruh positif bagi ASEAN 5 (trade • creation effect) • China tingkat kesejahteraan MENINGKAT LEBIH BESAR • GDP riil Indonesia meningkat karena terjadi peningkatan investasi dan • konsumsi namun peningkatan karena kenaikan investasi lebih besar • daripada karena konsumsi
Dampak terhadap Peubah Ekonomi Makro • FTA ASEAN-China tidak serta merta menyebabkan produktivitas meningkat → biaya produksi turun → ditunjukkan oleh GDP Deflator yang meningkat, dan GDP deflator Indonesia meningkat > Cina • Neraca perdagangan Indonesia negatif. Peningkatan TOT yang yang disebabkan perubahan harga ekspor lebih tinggi dibandingkan dengan harga impor → menyebabkan impor Indonesia lebih besar dibandingkan ekspor • Implikasinya Indonesia harus meningkatkan daya saing melalui perbaikan iklim investasi yang kondusif (infrastruktur, energi/listrik, menghilangkan high cost economy di jalur distribusi dan biaya pelabuhan dan masalah kelembagaan/birokrasi)
FTA ASEAN-China mendorong dunia usaha menyesuaikan dengan lingkungan bisnis bilateral yang tanpa hambatan → daya tarik investasi semakin tinggi (investasi ↑) karena: a. Reformasi regulasi b. Minimisasi resiko ketidakpastian usaha c. Perbaikan iklim investasi Indonesia secara keseluruhan Jika iklim investasi tidak kondusif, tidak terjadi peningkatan investasi dan peningkatan GDP riil tidak seperti yang diharapkan • Namun demikian manfaat kenaikan investasi yang dialami Indonesia relatif rendah, hal ini menandakan perbaikan iklim investasi harus terus ditingkatkan.
Dampak Free Trade Area dalam Skema ASEAN-China terhadap Ekspor (qxw), Impor (qiw),Output (qo), Harga Domestik (ppd) dan Kesempatan Kerja (persen)
Dampak FTA ASEAN-China terhadap Output • FTA ASEAN-China menimbulkan konsekuensi tidak adanya hambatan tarif sehingga mendorong produsen meningkatkan output, kenaikan output terjadi pada beberapa komoditi, terbesar pada electronic equipment (sebesar 3.552 persen) kedua, motor vehicles and parts (sebesar 2.115 persen), ketiga, machinery equipment (1.711 persen). Selain itu komoditas lain yang mengalami peningkatan output adalah: crops nec; wool silkworm cocoons; beverage and tobacco product; paper product, publishing, chemical, rubber, and plastic product; mineral product; machinery and equipment; electricity; construction; trade; transport nec; sea transport; air transport; Financial service nec.
Peningkatan output akan menyebabkan kelebihan penawaran domestik yang selanjutnya mendorong peningkatan ekspor dan sekaligus peningkatan kesempatan kerja (lihat Tabel). Hasil ini konsisten juga bagi komoditas yang mengalami penurunan output maka ekspor maupun kesempatan kerjanya juga mengalami penurunan • Peningkatan ekspor dan KK tertinggi sejalan dengan peningkatan output yaitu ketiga tertinggi pada electronic equipment, motor vehicles and part dan machinery and equipment. • Peningkatan impor yang terjadi dimungkinkan karena bahan baku yang digunakan untuk memproduksi komoditas tersebut berasal dari impor
Dampak FTA ASEAN-China terhadap beberapa industri tidak hanya berhenti sampai pada industri itu sendiri, namun akan berdampak pada industri lain yang terkait baik industri di depannya (forward lingkage) maupun industri di belakangnya (backward lingkage) -----Lihat Keterkaitan ke depan dan belakang serta multiplier output • Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa selama ini tidak terdapat perubahan struktural yang cukup berarti pada industri di Indonesia dari tahun 1995 -2005. Adanya FTA dapat memacu indutri meningkatkan penerapan teknologi baru dan meningkatkan produktivitas sehingga dapat bersaing di pasar internasional.
Pemetaan Industri berdasarkan Analisis Input-Output Analisis Keterkaitan ke Belakang • Industri mesin, alat2 dan perlengkapan listrik memiliki indeks IKKB terbesar • Industri pengilangan minyak memiliki indeks IKKB terkecil • 15 dari 24 sektor mengalami penurunan IKKB
Pemetaan Industri Berdasarkan Analisis Input-Output Analisis Keterkaitan ke Depan • Industri kimia memiliki indeks IKKD terbesar • Industri pengolahan dan pengawetan makanan memiliki indeks IKKD terkecil • 11 dari 24 sektor mengalami penurunan IKKD.
PemetaanIndustriBerdasarkanAnalisis Input-Output Tabel 12. Multiplier Output 1995-2005
KESIMPULAN • Secara makro, dampak FTA ASEAN-China meningkatkan • kesejahteraan, GDP riil, GDP deflator, konsumsi (pemerintah dan • swasta), investasi, TOT, volume dan harga investasi namun • menyebabkan neraca perdagangan yang negatif. • Secara sektoral, dampak FTA ASEAN-China meningkatkan beberapa • output dari komoditas tertentu yang hal ini sejalan dengan • peningkatan ekspor dan kesempatan kerja. Komoditas yang • mengalami penurunan output, kecenderungannya ekspor maupun • kesempatan kerjanya juga mengalami penurunan.
SARAN KEBIJAKAN • Berdasarkan analisis IO, tidak terjadi perubahan struktural yang • cukup berarti pada Industri Indonesia yang menunjukkan stagnasi • penguasaan dan penerapan teknologi • Dalam menghadapi FTA ASEAN-China Indonesia menghadapi • tantangan untuk meningkatkan daya saing. Peningkatan daya • saing mutlak diperlukan untuk memperoleh manfaat dari • perdagangan. Tidak cukup hanya mengandalkan keunggulan • komparatif • FTA ASEAN-China merupakanpeluangbagi Indonesia untuk • memperluaspasarekspordaninvestasidi China jikaIndustri Indonesia • mampumeningkatkandayasaing. • Strateginyaadalahperbaikanikliminvestasididalamnegeridan • memperkuatkemampuanintelejenpasardipasarinternasionaluntuk • menganalisiskomoditas yang diminatikonsumenluarnegeri. • Diperlukanresponpenawaran yang cepatdenganmanajemen • rantaipasokan yang efisienuntukmemenuhikeinginankonsumen • dengan kwalitas, waktu, hargadanjumlah yang tepat.
SARAN DAN KEBIJAKAN • Menarikdiridariperjanjian FTA yang telahdisepakatiatau menerapkanhambatan non tarifkecilsekalikemungkinannya karenaakanterjadiretaliasi (pembalikan) darinegara lain, kecuali Indonesia dapatmemberikanargumenilmiah yang dapatditerima. Contohnya, Negara majuseperti Australia menerapkan Bio-security Act untukmenghambatmasuknya produkpertaniandankebijakantersebutmemerlukanbiaya yang besartapiberhasilmenghambatmasuknyaproduk pertanianke Australia.