5.31k likes | 22.37k Views
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN. TUJUAN PEMBELAJARAN :. Mendeskripsiskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia-Belanda. Mendeskripsiskan peran dunia internasional dalam konflik Indonesia-Belanda.
E N D
TUJUAN PEMBELAJARAN : • Mendeskripsiskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia-Belanda. • Mendeskripsiskan peran dunia internasional dalam konflik Indonesia-Belanda. • Mendeskripsiskan pengaruh konflik Indonesia-Belanda terhadap keberadaan NKRI. • Menbuat ikhtisar tentang aktivitas diplomasi Indonesia di dunia Internasional untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. • Mendeskripsiskan perjuangan rakyat dan pemerintah di berbagai daerah dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu tanggal 14 Agustus 1945 ,wilayah jajahan Jepang (termasuk Indonesia ) diserahkan kepada sekutu.. Kedatangan Sekutu membawa orang NICA yang akan menegakkan kembali kolonialisme di Indonesia.. Tujuan kedatangan Belanda untukmenjajah kembali Indonesia membuat rakyat Indonesia menentang dengan perjuangan senjata dan dengan diplomasiyang melibatkan dunia internasional
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN PERTEMPURAN SURABAYA 10 NOPEMBER 1945. - Kedatangansekutu di Surabaya tanggal 25 Oktober 1945 dipimpinolehBrigjend. Mallaby. - DalampertempuranJendralMallabytewas. - SekutuMengultimatumrakyat Surabaya untukmenterahkan senjatasampaipukul 06.00 tanggal 10 Nopembertapiditolak danmelawan, denganpembakarsemangat Bung Tomo. - Di hotel Yamato terjadiinsedenbendera:BenderaBelanda menjadimerahputih. - Pertempuran yang memakankorbancukupbanyakitu diperingatisebagaiharipahlawan.
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN • PERTEMPURAN AMBARAWA 12 Desember 1945. - Kedatangan sekutu di Semarang tanggal 20 Oktober 1945 dipimpin oleh Brigjend. Bethel. - TKR tidak bisa menerima sekutu yang mempersenjatai para bekas tawanan perang di Ambarawa. - Dalam Pertempuran ini Letkol Isdiman Gugur tanggal 21 Nopember 1945. - Pada tanggal 12 Desember Kolonel Soedirman dan TKR mengepung sekutu di Benteng Willem selama 4 hari, sehingga sekutu meninggalkan Ambarawa menuju Semarang.
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN • BANDUNG LAUTAN API 23 Maret 1946. - Kedatangansekutu di Bandung tanggal 17 Oktober 1945 - Saat TKR sedanggencarmelucutisenjataJepang, Sekutu meminta agar senjataitudiserahkanpadaSekutu, tetapiditolak. - Sekutumengultimatum paling lambattanggal 29 Nopember 1945 agar Kota Bandung dikosongkan, tapiditolaksehingga Sukutumengulangiultimatumnyatanggal 23 Maret 1946. - Pemerintahmenginstruksikan agar Kota Bandung dikosongkan, tetapiditolakolehmarkas TKR. - Akhirnyadenganberathati TKR meninggalkan Kota Bandung, tetapiterlebihdahulumembuminaguskan Kota Bandung Bagian Selatan yang terkenaldenganperistiwa Bandung LautanApi.
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN • PUPUTAN MARGARANA 12 Desember 1945. - Kedatangansekutu di Bali tanggal 2-3 Maret 1945 - Belandamembujuk I GustiNgurahRaiuntukmembentuk Negara Indonesia Timur, tapiditolak. - Belandamenyerang Bali tanggal 29 Nopember 1946 di Margarana. - I GustiNgurahRaimengobarkansemangatperangPuputan yang berartihabis-habisan demi membelanusadanbangsa. - Akhirnya I GustiNgurahRaibersamaanakbuahnyaGugursebagaikusumabangsa.
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN • PERTEMPURAN MEDAN AREA 10 Desember 1945. - Kedatangan sekutu di medan tanggal 9 Oktober 1945 dipimpin oleh Brigjend. T.E.D. Kelly. - Tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu Mengultimatum pemuda medan untuk menyerahkan senjatanya. - Tanggal 10 Desember 1945 Sekutu menyerang TKR sehingga walikota pindah ke Pematang Siantar, tetapi rakyat terus melakukan perlawanan dengan membentuk Lasykar Rakyat Medan Area.
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN • Serangan Umum 1 Maret 1949 Dalam agresi militer II, Belanda berhasil menangkap para pemimpin politik dan menduduki ibukota RI di Yogyakarta • Belanda ingin menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintahan RI telah dihancurkan dan TNI tidak memiliki kekuatan lagi • Menghadapi tindakan Belanda tersebut, TNI menyusun kekuatan untuk melawan Belanda. • Puncak serangan TNI adalah serangan umum terhadap kota Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949, yang dipimpin oleh Letkol Soeharto.
Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949 a. Ke dalam 1) Mendukung perjuangan yang dilakukan secara diplomasi. 2) Meninggikan moral rakyat dan TNI yang sedang bergerilya. b. Ke luar 1) Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk mengadakan ofensif. 2) Mematahkan moral pasukan Belanda.
PERUNDINGAN HOOGE VELUWE • Belanda diwakili Dr. Van Mook, Prof Van Arbeck, Dr. Van Royen, Prof. Logeman, Sultan Hamid II dan Soejo Santoso. • Indonesia diwakili Mr. Soewandi, dr. Soedarsono dan Mr. Abdoel Karim Pringgodigdo • Dilaksanakan tanggal 14-25 April 1946 • Dalam Perundingan ini Indonesia Menuntut Wilayah Sumatra, Jawa dan Madura sebagai wilayahnya sedangkan Belanda hanya mengakui Jawa dan madura saja, sehingga perundingan ini mengalami kegagalan.
PERUNDINGAN LINGGAJATI • BelandadipimpinSchermerhom, Indonesia dipimpinSutanSyahrir • Dilaksanakantanggal 11-15 Nopember 1946 danditandatanganitanggal 25 Maret 1947. • ISI PERJANJIAN : • Belandamengakuikedaulatan RI secara de facto atasJawa, Madura dan Sumatera. • RI danBelandaakankerjasamadalammembentuk RIS, RI bagiandari RIS ( Republik Indonesia Serikat ) • RIS danBelandabersatumenjadi UNI Indonesia BelandadgnratuBelandasebagaiketuanya.
PERUNDINGAN RENVILLE • Dilakukan di kapal milik A S yang berlabuh di Teluk Jakarta. • Perundingan dilakukan karena perbedaan penafsiran isi Perjanjian Linggarjati, dimana Belanda menganggap Indonesia sebagai persemakmuran dari Belanda sedangkan Indonesia menganggap bahwa Indonesia adalah Negara Merdeka, Sehingga terjadilah Agresi Militer Belanda I Tanggal 21 Juli 1947
PERUNDINGAN RENVILLE • PerundingandilakukanTanggal 8 Desember 1947sesuai seruan PBB dengan KTN (KomisiTiga Negara) sebagaipenengahnya yang meliputi: 1. Australia diwakilioleh Richard Kirby 2. Belgiadiwakilioleh Paul Van Zeeland 3. AmerikaSerikatsebagai mediator diwakilioleh Frank Graham.
PERUNDINGAN RENVILLE • Delegasi Indonesia diwakili oleh Amir Syarifudin, Ali Sastroamidjoyo, H. Agus Salim, J. Leimena, Coa Tik Ien dan Nasrun, SH. • Delegasi Belanda Diwakili oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo, Van Vredenburgh, P.J. Koets dan Dr. Soumokil.
Perjanjian Renville di tanda tangani tanggal 17 Januari 1948 Isi perjanjian Renville : • Diadakanpersetujuangencatansenjata. • TNI ditarikdarikantongpertahananJawabaratdanJawatimurkeYogya. • Belandabebasmembentuknegara federal didaerah yang pernahdidudukinyamelaluijajakpendapatlebihdulu. • Negara Indonesia SerikatsederajatdenganBelanda.
PERUNDINGAN ROEM – ROEYEN(7 Mei 1949) Indonesia dipimpin oleh Moh. Roem dan Belanda dipimpin oleh Van Roeyen ISI PERJANJIAN: • Pemerintah RI menghentikan perang gerilya. • Bekerjasama memulihkan perdamaian dan ketertiban umum • Belanda-Indonesia akan mengadakan KMB di Den Haag. • Pembebasan pemimpin Indonesia yang ditawan Belanda
PERUNDINGAN ROEM – ROEYEN • TerjadikarenaadanyaAgresiMiliterBelanda II tanggal 19 Desember 1948 yang mengakibatkanPresidenIrSoekarno, WapresMoh. Hatta, SutanSyahrirdan AK PringgodigdoditawanBelandadanDiasingkan, sehingga di bentukPemerintahanDaruratRepublik Indonesia (PDRI) di Sumatra Barat olehSyafrudinPrawiranegaraatasperintahPresiden Ir. Soekarnosampai RI kembali normal.
KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) • KMB dilaksanakantanggal 23 Agustussampai 2 Nopember 1949 danditandatanganipada 2 Nopember 1949. • Indonesia diwakili Drs. Moh. Hatta • Belandadiwakili Van Maarseven • BFO (Negara Federal) diwakili Sultan Hamid II • UNCI (KomisiPerserikatanBangsa-Bangsa) diwakili Merle Cochran
KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) ISI PERJANJIAN • Penyerahan kedaulatan kepada RIS paling lambat akhir tahun 1949. • Antara RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda yang diketuai Ratu Belanda. • Segera dilakukan penarikan mundur seluruh Tentara Belanda. • TNI menjadi inti tentara RIS. • Kedudukan Irian Barat akan ditentukan satu tahun setelah penyerahan kedaulatan.