200 likes | 618 Views
APRESIASI NOVEL. Disusun Oleh :. Nama : Ani Minarti NIM : 0803227 No. Absen : 02 Kelas : 3 Bahasa. APRESIASI. NOVEL.
E N D
Disusun Oleh : Nama : Ani Minarti NIM : 0803227 No. Absen : 02 Kelas : 3 Bahasa
APRESIASI NOVEL
Judul : AtheisPengarang : Achdiat K. MihardjaPenerbit : PT. Percetakan dan Penerbitan Balai PustakaTebal Buku : 250 Halaman Tema : “ Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”
Sinopsis :Dalam novel ‘Atheis’ menceritakan tentang perjalanan hidup seseorang bernama Hasan yang lahir dari sebuah keluarga yang sangat taat kepada agamanya yaitu Islam. Hasan adalah anak tunggal dari pensiunan manteri guru yang tinggal di lereng gunung Telaga Bodas ditengah-tengah pegunungan priangan yang indah bernama kampung panyeredan di wilayah Bandung yang pada waktu itu masih dalam keadaan dijajah pemerintahan Jepang. Kedua orang tua Hasan bangga melihat Hasan tumbuh dewasa dengan kadar keimanan yang cukup tinggi. Kini Hasan harus terpisah dengan kedua orang tuanya, karena pekerjaannya berada didaerah yang jauh dari desa tempat kelahirannya dulu. Walaupun Hasan jauh dari kedua orang tuanya dan bekerja pada orang-orang Jepang tetapi Hasan masih memegang teguh agamanya dan masih menjadi pribadi dengan keimanan yang kuat.
Suatuketika,HasanbertemusahabatlamanyabernamaRusli. Dalamwaktu yang bersamaan,RuslimengenalkanseorangperempuanbernamaKartini yang bersamanyapadawaktuitukepadaHasan. Akhirnya, Hasan pun seringdatangkerumahRusli, Kartini pun selaluadadisana. Hasansangatsenangbertemudengansahabatlamanyaitu, ditambahlagidenganadanyaKartini yang menurutHasanadalahsesosokperempuan yang sangatmiripdenganRukmini, kekasihnyadulupadawaktudikampung.KeduasahabatHasanberanggapanbahwasebenarnyaTuhanitutidakada. Hal itulah yang membuatHasanberniatuntukmengIslamkankeduatemannyaitu, tapiniatbaiknyaitusemakinterkikisolehkebaikanRuslidanKartini. HasansedikitmelalaikanniatawalnyaitukarenaseringberdiskusitentangberbagaihaldenganRusliataupunKartini. WalaupunniatHasanmulailunturtapidiamasihtaatpadaajaranAgamanya. Perasaan lain pun datangkepadaHasanuntukKartini,dia pun menerimaperasaanHasan.
Sejak saat itu mereka semakin dekat dan akrab,tapi sering pula Hasan berfikir, mengeluh, hatinya bimbang, terombang-ambing antara dua pilihan. Tetap berada di jalan yang telah diajarkan oleh orang tuanya sejak kecil yaitu jalan agama atau memasuki dunia yang baru saja ia kenal dari sahabatnya Rusli dan Kartini namun telah menariknya dengan kuat menjadi seorang Atheis.Kehadiran Kartini memaksa Hasan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan pergaulan Kartini dan paham yang diyakininya. Hasan mengalami berbagai konflik yang menyebabkan pertentangan hebat didalam batinnya. Hingga akhirnya ia berani untuk melawan orang tuanya. Masalah meruncing ketika muncul Anwar,seorang seniman dan sekaligus teman Rusli, Anwar dikenalkan Rusli kepada Hasan dan Kartini ketika mereka berada disebuah Restoran. Sejak saat itu Hasan telah mengetahui bahwa Anwar menaruh hati kepada Kartini. Mengetahui keadaan seperti itu, akhirnya Hasan menikahi Kartini yang sudah menjadi cita-citanya dari sejak ia mengenalnya. Padahal orang tuanya menginginkan ia menikah dengan Fatimah.
Rumahtangga yang semuladiselimutikabahagiaanharusberakhirdenganperceraian, Hasan pun menceraikanKartinikarenadiaberanggapanbahwaKartinitelahberselingkuhdengan Anwar karenaKartiniselalupergidengan Anwar ketikameninggalkanrumah. BegitulahpemikiranHasan yang padasaatitukeadaannya yang sedangsakit TBC, diasangatsedihdanmenyesalkarenadiasudahmelukaihatikeduaorangtuannyadenganmenjadiAtheisdanmenikahiKartini. Akhirnya Ayah Hasanharusmeninggalduniadenganmembawapenyesalan yang mendalamkarenaperbuatananaknya. Hasansangatmenyesaldenganapa yang telahdipilihdalamhidupnya. Denganpenyakit TBC yang dideritanyaditambahdenganpenyesalan yang sangatdalammakaHasan pun semakinlemahdanharapannyatelahkosong. HidupnyaberakhirolehpelurutentaraJepang yang ditujukkankepadanyaketikadiaberjalansempoyongandijalan yang padawaktuitusedangmambabibutadijalanansekitarperumahannyakarenamendengarkabarmengenaiKartinidanAnear yang pernahberadadalamsatukamar hotel. Hasan pun tersungkurbermandikandarahdanmeninggaldenganmengucapkankatatakbir.
Alur : Campuran , yaknidalam novel inimenceritakankehidupandirinyasendiripadajamansekarangkemudianmundurdenganmenceritakankehidupanpadamasalalu. Hinggaakhirnyamenceritakankembaliperistiwa yang dialaminyasekarang.Tokoh : a. Aku j. Fatimah b. Hasan k. Rukminic. Kartini l. Minahd. Rusli m. Bung partae. Anwar n. Pak Artasanf. RadenWiradikarta o. Pak Ahimg. IbuHasani. Kiyai. Mahmud
WatakTokoh : 1. Aku baik hati, pandai memahami perasaan orang lain, ramah dan pandai mengarang 2. Hasan rendah hati, tidak punya pendirian, penuh kecurigaan, memaksakan kehendak, mudah dipengaruhi orang lain, ringan tangan, cepat marah dan pencemburu 3. Kartini memiliki pola fakir modern, bersahabat, pandai memikat hati pria, mudah tersinggung serta tidak tegas dalam mengambil keputusan. 4. Rusli tidak percaya akan adanya Tuhan, pandai berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain, baik hati serta menghormati persahabatan.
5. Anwar tidakpercayaTuhan, periang, pemberani, rendahhati, namuntidakmenghormatiwanita 6. R. Wiradikarta teguhpendirianterhadap agama yang dianutnyasertamenjungjungtinggiadat. 7. IbuHasan taatkepada agama yang dianutnyasertapenyayangkepadaanaknya. 8. Kiyai Mahmud sangattaatdanpatuhterhadapagamanyasehinggamenjadipanutanatau guru bagiorang-orang. 9. Fatimah pemalu, taatkepadaagamanyasertahormatkepadaorangtua. 10. Minah penurutkepadamajikannya. 11. Bung Parta pandaiberceritadanbersemangattinggidalamberjuangmembela Negara. 12. Pak Artasan taatkepadaadat yang berlakudidaerahnya.
Setting : • Lereng Gunung Telaga Bodas bernama Kampung Panyeredan, Bandung. • Rumah Rusli ( Kebon Manggu 11 ) • Rumah Hasan ( Sasak Gantung 18 ) • Rumah Kartni ( Lengkong Besar 27 ) • Kerata Api • Restoran • Bioskop • Wilayah Bandung
Sudut Pandang : Novel “Atheis” ini menggunakan sudut pandang orang pertama, yakni pengarang terlibat dalam cerita. Dalam hal ini pengenalan tokoh utama diperkenalkan oleh tokoh Aku ( Pengarang ). Gaya Penulisan : Masih tercampur oleh bahasa asing ( Jepang – Belanda ).
Amanat : Sebagai umat beragama janganlah mudah terpengaruh oleh pandangan orang lain yang belum sepenuhnya kita pahami, tetapi berpegang teguhlah pada iman dan ajaran yang kita anut. Komentar : Novel atheis ini sangat menarik. Terlebih bentuk novel ini menggunakan tekhnik berlapis, yakni pengenalan tokohnya dilakukan lewat tokoh lain. Namun pada novel ini terdapapat beberapa kalimat dalam bahasa asing ( Jepang-Belanda ) yang sulit dimengerti.