100 likes | 282 Views
LANDASAN POKOK MELAKUKAN DIALOG DENGAN UMAT LAIN. Oleh P. Matheus Yatnoyuwono, MSC. 1. PENDAHULUAN / REALITA. Peralihan : ORBA – REFORMASI – ANARKI Kerusuhan : - menyebar ke mana-mana – seperti orang menunggu giliran – seperti ada yang mengatur.
E N D
LANDASAN POKOK MELAKUKAN DIALOG DENGAN UMAT LAIN Oleh P. Matheus Yatnoyuwono, MSC
1. PENDAHULUAN / REALITA • Peralihan : ORBA – REFORMASI – ANARKI • Kerusuhan : - menyebar ke mana-mana – seperti orang menunggu giliran – seperti ada yang mengatur. • Bangsa yg RAMAH, - menjadi rajin menjamah : barang dan orangnya, misalnya dengan perkosaan. • Apa artinya KETUHANAN YANG MAHAESA? Katanya Ber-Tuhan, tetapi nyata ber-Hantu. • Yang mewarnai Bangsa kita ialah Budaya : kekerasan, kematian, kleptomania, budaya tidak mau mengalah, budaya tidak tahu malu, budaya demo, agama seperti diadu, dan sebagainya. • Ancamam bom terjadi di mana-mana, siapa yang menjadi dalang di belakangnya? Suatu misteri yang tak terjawabkan????
Manusia tidak punya arti : bayi dijual dan ditukar dengan becak. Pacar gelap dibunuh dan dikubur di depan teras rumah. • Oh........Sangat menyedihkan, sangat memprihatinkan Indonesiaku...........? • Garuda Pancasila, aku lelah mendukungmu................ • Pribadi bangsaku, tidak maju-maju, tidak maju-maju. • Kekerasan dan kematian mewarnai hidup bangsa kita. • Bdk. Film/sinetron juga yang banyak digemari yang berbau kekerasan : Wiro Sableng, Kabut Cinta, Cewek Jutek, Meteor GArden, Santie dan sebagainya.
2. PANDANGAN POKOK MENURUKKONSILI VATIKAN II • PRINSIP EKUMENIS Dasarnya : Allah menciptakan semua manusia. Allah menyatukan dan menebus-Nya, Ia rela mempersembahkan diri. Harapan bersatu : “Semoga mereka semua bersatu, seperti Engkau ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, supaya mereka bersatu dalam Kita : supaya dunia percaya bahwa Engkau telah mengutus Aku”, (Yoh. 17.21) Kita dipanggl dalam “Satu Tubuh dan satu Roh, satu Tuhan, satu iman dan satu Baptis,” Ef. 4 : 4; Gal 3 : 27 – 28. Hakekat Gereja ialah satu dan dan tunggal. Sikap Gereja ialah bersaudara, penuh hormat dan cinta kasih. Ada Upaya Bersama : * Doa bersama : kantor, Natal * Membangun kepedulian bersama * Membangun suatu dialog * Forum bersama yang diselenggarakan pemerintahan, eg. FKKUB Kodya JKT Barat
2. DIALOG DENGAN AGAMA BUKA KRISTEN • Harus dengan sikap bijaksana dan penuh cinta kasih • Sambil memberi kesaksian tentang perihidup Kristiani : Cinta kasih, solider dan ramah • Dengan Islam : menyembah satu Allah, menjunjung tinggi kesusilaan – menjadi sarana dialog yang terbuka dari hari ke hati. • Hilangkan apriori negatif, lepaskan atribut-atribut agama/iman • Biar secara praktek : adanya diskriminasi perlahan, misalnya, ijin buat greja, kepangkatan, WNA-WNI, ABRI dsb. Ini merupakan perjuangan yang panjang.
3. MAKNA DIALOG • ARTI DIALOG : • Dialog manusia sehari-hari : tukar informasi, untuk meraih kesepakataan. Menjalin persekutuan • Dialog penuh persaudaraan, persahabatan, terbuka untuk saling mendengarkan. • Komunikasi antaragama secara positif dan konstruktif 2. PERKEMBANGAN DIALOG • SEMULA POSITIF • Dengan pengejaran dan penganiayaan – terlambat/ ada gangguan. • Semula ada pandangan yang sempit : extra nulla Eklesiam, yang kemudian dikoreksi “ : extra salis eccelsiam
4. BEBERAPA SYARAT / PRINSIP DIALOG • Butuh pembekalan, jangan ASBUN = asal bunyi • Harus jujur, terbuka, mau mendengarkan orang lain, tidak egois, tidak berprasangka buruk, harus dipupuk persahabatan dan persaudaraan • Menolak indiferentisme, tidak melemahkan iman, tetapi justru saling menguatkan. • Kesatuan umat tidak poleh dikorbankan demi alasan kepentingan agama
4. BEBERAPA KESULITAN DIALOG • Tidak cukup memiliki pengetahuan dan pemahaman agama lain secara benar dan seimbang • Kurangnya penghargaan atas agama lain dan mudah meunculkan sikap curiga yang berlebihan • Pemahaman yang salah mengenai beberapa istilah, misalnya, pertobatan, permandian, puasa dan sembah patung. • Anggap diri agamanya yang paling benar • Kurang dihindari polemik keagamaan • Akibat modernisasi • Agama di Mall. Mall, yang menimbulkan orang yang sudah beragama. • Sikap tidak toleran, diskriminasi, adanya aneka kesenjangan dan ketidakadilan • Ragu-ragu, tidak berani mengambil inisiatif untuk berdialog dan saling menunggu. • Kurang solider • Yang mayoritas “mau menangnya sendiri”.
6. PENUTUP • DIALOG SANGAT DIBUTUHKAN • Bukan hanya demi aman, tetapi visi ke depan : yaitu kehidupan yang penuh damai dan persaudaraan, yang didambakan bagi semua manusia. • Kita yang harus memulai pro-aktif • Budaya cinta harus menjadi gerak bersama • Mulai dari akar rumput dan melepaskan atribut.