E N D
CARUT-MARUT SISTEM PENDIDIKAN, DOKTRINASI TERHADAP POLA KEREATIFITAS ANAk
Disusun oleh Kelompok :IV • BUCHORI • OKY TRILUPITO • RUDI SAPUTRA • ELVIRA AGUSTIN • NOFRI HALIMANSYAH • AMBAR LARASATI • IKA ENDAH MAWARNI • ADAM HALIQ .P • ALFENKURNIAWAN • DEDI ISKANDAR • HERY BOY MENU
PENDAHULUAN Sistem pendidikan Indonesia yang telah di bagun dari dulusampai sekarang ini, teryata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang akan datang, Program pemerataan dan peningkatan kulitas pendidikan yang selama ini menjadi focus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia ini. Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh yang di harapkan. Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. NEXT
“Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak); dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya” (Ki Hajar Dewantara, 1977:14) MENU
SISTEM PENDIDIKAN Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Diantara komponen pendidikan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Peserta 2. Tenaga kependidikan 3. Pendidik 4. Kurikulum 5. Pembelajaran 6. Evaluasi 7. Sumber daya pendidikan 8. Dewan pendidikan 9. Komite sekolah/madrasah MENU
JALURPENDIDIKAN Jalur Pendidikanadalah Tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.Jalur pendidikan terdiri atas 3 komponen: MENU
DOKTRINASI TERHADAP POLA KEREATIFITAS ANAK • Doktrinasitidak lain merupakancarauntukmempengaruhi orang lain dengansebuahpemaksaanapa yang ada di pikirankitaharussesuaidenganapa yang ada di dalampikiran orang lain, baikdalambentuk dialog, debat, pertanyaanretoris, dan lain sebagainya.Memang kadangkala doktrinisasi perlu, namun para guru harus menghilangkan proses pengdoktrinasian ini dalam waktu-waktu tertentu. Jangan sampai para siswa menerima semua yang diajarkan guru tanpa mempunyai kesempatan berpikir hal yang diajarkan guru penting atau salah. MENU
PENYEBAB RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA Ada beberapa fator-faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas prndidikan di indonesia. • Kurangnya Kualita Guru • Di lihat dari Sumber daya manusianya sebagai pendidik masih banyak yang kurang profesional dalam melakukan pengajaran. terutama untuk di daerah pedalaman jumlah guru yang berkualitas itu sangat terbatas sekali. seorang guru yang berkualitas haruslah orang yang memiliki insting pendidik, paling tidak mengerti dan memahami peserta didik. Dan seorang guru memiliki syarat kualifikasi, salah satunya yaitu minimal lulusan S1 atau Diploma IV. Hal itu juga tidak cukup, tetapi guru itu memiliki loyalitas yang tinggi tehadap tugasnya sebagai seorang guru dan seorang pengabdi. NEXT
2. Kurangnya Kualita Pelajar Kualitas siswa tergantung dari kualitas pengajarnya, semakin baik kualitas pengajar semakin baik pula kualitas pelajar. Dan juga banyak faktor-faktor yang menyebabkan turunya kualitas pelajar yang di sebabkan dengan adanya media internet, televisi, gamedanhiburan2 lainya yang menyebabkan menurunya minat belajarnya seorang pelajar. 3. Minimnya Sarana dan Prasarana • Dulu sarana dan prasarana tidak berpengaruh besar untuk dapat menghasilkan pelajar yang berkualitas, dengan sarana yang sangat mini tetapi dapat menghasilkan kualitas pelajarnya baik. Tetapi sekarang banyak sekolah yang sarana dan prasarana lengkap tetapi kualitas pelajarnya masih kurang. Di sebabkan karana minat pelajar yang menurun. • Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. NEXT
4. Kurangnya Kesejahteraan GuruUntuk kesejahteraan guru saat sudah mulai di perbaiki, tetapi hanya guru-guru yang ada di kota-kota besar saja. Namu kesejahteraan guru di daerah-daerah maupun di pedalaman masih kurang di banding dengan guru di kota-kota besar. Apa lagi guru-guru yang sejahterapun hanyalah guru-guru yang hanya di bayar oleh pemerintah atau di sebut PNS. Guru honorer yang di daerah-daerah kesejahteraan masih sangat kurang. MENU
Mahalnya Pendidikan Berkualitas Untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas sudah pasti mahal. Seperti sekolah-sekolah swasta yang menerapkan MDS (Manajemen Berbasis Sekolah) sudah pasti mahal dan memberikan pendidikan yang terbaik untuk para peserta didik baik dari tenaga pengajar yang profesional dan fasilitas yang sangan lengkap untuk melakukan pengajaran. Tetapi tidak semua sekolang memiliki tenaga pengajar yang propesonal dan fisilitas yang lengkap. Banyak wali murid merasa tidak puas akan pendidikan yang di berikan oleh sekolah, agar anaknya lebih berperestasi wali murid menabahkan pendidikan nonformal seperti private atau menyewa guru bimbal agar murid dapat lebih menyerap pendidikan. Pendidikan berkualitas memang membutuhkan biaya tetapi tidak harus mahal tentunya. Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. MENU
Kebijakan Sekolah Gratis Alhasil kebijakan sekolah gratis mampu memberikan dampak yang positif demi tercapainya cita-cita nasional, yang mana kebijakan tersebut dapat memberikan sedikit titik terang bagi dunia pendidikan yang selama ini sangat kurang sekali perhatiannya oleh pemerintah. Adapun dampak yang mampu ditimbulkan dari sekolah gratis ini, diantaranya : • Mampu memberikan peluang dan kesempatan bagi anak-anak yang kurang mampu untuk dapat mengenyam bangku pendidikan yang selama ini hanya ada dalam bayangan dan angan-angan mereka saja, • Mampu meningkatkan mutu pendidikan kedepannya , • Mampu mengurangi tingkat kebodohan, pengangguran, dan kemiskinan, • Mampu menghasilkan SDM yang berkualitas, • Mampu mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia yaitu ikut mencerdaskan anak bangsa. NEXT
Dari sebuah keputusan yang besar seperti “Kebijakan Sekolah Gratis” tersebut selain mampu memberikan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia, juga dapat memberikan dampak negatif dari adanya penetapan kebijakan tersebut , diantaranya : • Dengan program sekolah gratis rakyat yang masih awam akan berfikiran bahwa mereka hanya cukup dengan menyekolahkan anak-anak mereka sampai tingkat SD atau SMP saja, • Biaya yang digratiskan hanyalah biaya administrasinya saja, sehingga menimbulkan peluang untuk terjadinya penyalahgunaan dari pihak-pihak sekolah yang tidak bertanggung jawab, misalnya mau tidak mau siswa dipaksa untuk membeli buku-buku pelajaran , LKS, dan biaya Bimbel yang akhirnya tetap tidak gratis juga,. • Menimbulkan sebagian Peserta didik berlaku seenaknya dalam hal belajar ataupun pembiayaan. • Apabila sekolah membutuhkan dana untuk keperluan pengadaan peralatan yang mendadak akan keteteran. MENU
SOLUSI Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa, serta tidak mensentralisasikan pendidkan agar menghasilkan peserta didik atau lulusan yang kompeten, mandiri, dan dapat mempraktekkan ilmu dan pengetahuannya dalam dunia yang nyata dan sarat akan perubahan. MENU
KESIMPULAN kami dapat menyimpulkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan, efektifitas, dan kurangnya perhatian dari pemerintah. VIDEO