1 / 51

Teknik Penerjemahan

Teknik Penerjemahan. Teori Penerjemahan Bagian III. PENDAHULUAN. Pendahuluan. Teknik? Hal yang bersifat praktis. Sesuai dengan sifatnya yang praktis, “teknik” secara langsung berkaitan dengan permasalahan praktis penerjemahan dan pemecahannya. Pendahuluan. Teknik penerjemahan :

raheem
Download Presentation

Teknik Penerjemahan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Teknik Penerjemahan Teori Penerjemahan Bagian III

  2. PENDAHULUAN

  3. Pendahuluan • Teknik? • Hal yang bersifat praktis. • Sesuai dengan sifatnya yang praktis, “teknik” secara langsung berkaitan dengan permasalahan praktis penerjemahan dan pemecahannya.

  4. Pendahuluan • Teknik penerjemahan: • Cara yang digunakan untuk menanggulangi kesulitan menerjemahkan pada tataran kata, kalimat, atau paragraf.

  5. Pendahuluan • One-to-one correspondence (padanan satu lawan satu)? • Upaya pencarian padanan dalam penerjemahan melalui cara satu lawan satu. • Misalnya: • 家 ⇒ ‘rumah’ 口 ⇒ ’mulut’ • 母 ⇒ ‘ibu’ パン ⇒ ‘roti’

  6. Pendahuluan • Namun, seringkali pencarian padanan harus melalui teknik penerjemahan tertentu, misalnya melalui pergeseran bentuk atau pergeseran makna.

  7. TEKNIK PENERJEMAHAN

  8. TEKNIK PENERJEMAHAN

  9. Pergeseran Bentuk Transposisi (Shift)

  10. Definisi dan Jenis • Suatu teknik penerjemahan yang meliputi perubahan bentuk gramatikal dari BSu ke BSa (Newmark, 1988:85). • MenurutCatford, transposisi dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu: 1) Pergeseran tataran (level shift) 2) Pergeseran kategori (category shift)

  11. 1. Pergeseran tataran: • Pergeseran tataran terjadi apabila transposisi menghasilkan unsur BSa yang berbeda dengan unsur BSu. • Pergeseran seperti ini, menurut Catford pada umumnya sering terjadi dari tataran gramatikal ke tataran leksikal atau sebaliknya.

  12. Contoh Pergeseran tataran: 私は今朝薬を飲ませられました。 Tadi pagi saya disuruh (secara paksa) minum obat.

  13. 2. Pergeseran kategori Pergeseran kategori terjadi apabila transposisi menghasilkan BSa yang berbeda dari segi struktur, kelas kata, unit, dan intrasistem, sehingga disebut dengan: a. Pergeseran struktur b. Pergeseran kelas kata c. Pergeseran unit d. Pergeseran intrasistem

  14. a. Pergeseran struktur Terjadi karena perbedaan struktur antara dua bahasa yang terlibat dalam penerjemahan, sehingga padanan struktur BSa berbeda dari struktur BSunya.

  15. Contoh pergeseran struktur 1 BSu: 私は  映画を 見ます。 Subjek Objek Predikat BSa: Saya menonton film. S P O

  16. Contoh pergeseran struktur 2 BSu: 新しい  かばん。 Menerangkan Diterangkan BSa: Tas Baru D M

  17. b. Pergeseran kelas kata* Terjadi apabila terjemahan menghasilkan padanan yang menyebabkan pergeseran kelas kata dalam BSu menjadi kelas kata yang berbeda dalam BSa. *Kelas kata: nomina, verba, ajektiva, adverbia, dll

  18. Contoh Pergeseran kelas kata BSu:この電子辞書は故障しています。 Kono denshi jisho wa koshoushiteimasu. BSa: Kamus elektronik ini rusak.

  19. c. Pergeseran unit Pergeseran yang menghasilkan padanan dalam BSa yang memiliki tingkat gramatikal* berbeda dari tingkat gramatikal BSu. *Tingkat gramatikal: kata, frase, klausa, kalimat

  20. Contoh Pergeseran unit BSu: 首相は先週辞任しました。 Shushou wa senshuu jinin shimashita. Bsa: Perdana menteri mengundurkan diri minggu lalu.

  21. d. Pergeseran Intrasistem Terjadi karena perbedaan sistem antara BSu dan Bsa. Contoh: Bsu:私は漫画を読みます。 Watashi wa manga o yomimasu. Bsa:Saya membaca komik.

  22. Bagan Transposisi/Formal Shifts Tataran - Gramatikal  Leksikal Pergeseran - Leksikal  Gramatikal Kategori - Struktur - Kelas Kata - Unit - Intrasistem

  23. Pergeseran Makna Modulasi

  24. Definisi • Adanya pergeseran struktur seperti yang terjadi pada teknik transposisi, melibatkan perubahan yang menyangkut pergeseran makna, karena terjadi juga perubahan perspektif, sudut pandang atau segi maknawi yang lain. • Pergeseran makna seperti ini disebut dengan modulasi.

  25. Jenis Menurut Hoed (1993), modulasi dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu: • pergeseran sudut pandang • pergeseran cakupan makna

  26. a. Pergeseran sudut pandang Terjadi apabila unsur bahasa sumber memperoleh padanan di dalam Bsa yang memiliki sudut pandang semantis yang berbeda.

  27. Contoh pergeseran sudut pandang BSu: 私は風を引く。 Watashi wa kaze wo hiku. BSa: Saya masuk angin. BSu: 私はおなかを壊した。 Watashi wa onaka wo kowashita. BSa: Saya sakit perut. BSu: 残業 (ざんぎょう) BSa: Kerja lembur

  28. b. Pergeseran cakupan makna Terjadi apabila unsur BSu memperoleh padanan BSa yang berbeda cakupan maknanya, yaitu cakupan makna luas ke cakupan makna sempit atau sebaliknya.

  29. Contoh pergeseran cakupan makna 1 BSu: 彼は大変喜んだ。 Kare wa taihen yorokonda. BSa: Ia sangat gembira.

  30. Contoh pergeseran cakupan makna 2 BSu: 先生は体の具合を調べてくれました。 Sensei wa karada no guai wo shirabete kuremashita. BSa: Dokter memeriksa kondisi tubuh saya.

  31. Bagan Modulasi/Semantic Shifts Sudut Pandang Teknik: Modulasi Pergeseran Wilayah Semantik (menyempit atau meluas)

  32. TEKNIK PENERJEMAHAN LAIN

  33. Teknik Penerjemahan Lain • Penerjemahan Deskriptif • Penjelasan Tambahan • Catatan Kaki • Penerjemahan Fonologis • Penerjemahan Resmi / Baku • Padanan Budaya • Omisi

  34. Penerjemahan deskriptif Memberikan “uraian” yang berisi makna kata yang bersangkutan karena penerjemah tidak dapat menemukan terjemahan/padanan kata BSu (baik karena tidak tahu/ belum ada dalam Bsa).

  35. Contoh penerjemahan deskriptif Bsu: 玄関 genkan Bsa: Ruangan kecil di tempat masuk rumah orang Jepang, tempat melepas sepatu. Dalam Bahasa Indonesia, istilah bermuatan budaya tidak terlihat. Tetapi suatu uraian yang berisi makna yang sama dengan istilah Jepang-nya.

  36. Penjelasan tambahan (contextual conditioning) Penerjemah memberikan kata-kata khusus untuk menjelaskan suatu kata yang dianggap asing (misalnya) oleh calon pembaca Bsa agar kata tersebut mudah dipahami.

  37. Contoh penjelasan tambahan BSu: 夏は冷や麦をつるつるやるっていうのが最高だね。 Natsu wa hiyamugi wo tsuru-tsuru yarutte iu no ga saikou da ne. BSa: Dalam musim panas, tidak ada yang lebih enak daripada menyeruput hiyamugi dingin yang lezat itu (mi tipis asli Jepang yang dihidangkan dengan air dan es).

  38. Perbedaan P. Deskriptif dan P. Tambahan Penerjemahan Deskriptif Penerjemahan Tambahan • Istilah bermuatan budaya dalam Bsa (Bhs Ind.) tidak terlihat, tetapi uraiannya berisi makna yang sama dengan istilah Jepang-nya. • Contohnya uraian Bsa kata genkan, tidak terlihat istilah bermuatan budaya. • Istilah bermuatan budaya dalam Bsa (Bhs Ind.)terlihat. • Contohnya hiyamugi diterjemahkan dalam Bsa menjadi ‘mi tipis asli Jepang yang dihidangkan dengan air dan es’, dimana di dalamnya ada uraian bermuatan budaya, yaitu ‘mi tipis asli Jepang’.

  39. Catatan Kaki Penerjemah memberikan keterangan dalam bentuk catatan kaki untuk memperjelas makna kata terjemahan yang dimaksud karena tanpa penjelasan tambahan itu kata terjemahan diperkirakan tidak akan dipahami secara baik oleh pembaca.

  40. Contoh Catatan Kaki BSa: Pada keesokan harinya wanita itu datang bermain ke kamarnya sesudah meletakkan perlengkapan mandi di gang. Begitu ia duduk, Shimamura meminta agar ia memperkenalkan seorang geisha*kepadanya. ----------------------------------- *geisha: pelayan wanita yang khas Jepang, yang menghibur tamu-tamu dengan menari, menyanyi dan sebagainya di tempat perjamuan.

  41. Penerjemahan fonologis Dilakukan ketika penerjemah tidak dapat menemukan padanan yang sesuai di dalam BSa, sehingga ia memutuskan untuk membuat kata baru yang diambil dari bunyi kata itu di dalam BSu untuk disesuaikan dengan sistem bunyi (fonologi) dan ejaan (grafologi) BSa.

  42. Contoh penerjemahan fonologis BSu (Inggris): self-service BSa (Jepang) : セルフサービス (seruufu saabisu)

  43. Penerjemahan resmi/baku Penggunaan secara langsung sejumlah istilah, nama, dan ungkapan yang sudah baku atau resmi dalam BSa. Biasanya istilah sudah ada di dalam undang-undang, glosari tertentu, atau berupa nama orang, kota, atau wilayah.

  44. Contoh penerjemahan resmi/baku 1 BSu (Inggris) : Japan BSa (Indonesia) : Jepang BSa (Jepang) : Sumo BSu (Indonesia) : Gulat tradisional Jepang

  45. Contoh penerjemahan resmi/baku 2 BSa (Jepang) : Kimono BSu (Indonesia) : • Baju panjang berlengan lebar dengan selempang besar di pinggang, khas tradisional Jepang, dan dipakai oleh perempuan. • Baju panjang berlengan lebar, dipakai untuk tidur atau sebelum dan sesudah mandi.

  46. Padanan Budaya Menerjemahkan dengan memberikan padanan berupa unsur kebudayaan yang ada dalam BSa.

  47. Contoh padanan budaya BSu: 小さくて、まんまるのヒヨコは小さい箱の中に、いっぱいいて、みんなピイピイ鳴いていった。 Chiisakute, manmaru no hiyoko wa chiisai hako no naka ni, ippaiite, minna piipii naiteitta. BSa: Anak-anak ayam yang mungil bulat penuh sesak di dalam kotak kecil dan semuanya berbunyi cit, cit, cit. (hal.115)

  48. Omisi • Omisi= dihilangkan / tidakditerjemahkan • Cara ini dapat ditempuh jika makna telah disampaikan oleh unsur tertentu atau jika suatu kata/ekspresi tidak begitu penting dalam pengembangan teks dan hanya akan membantu pembaca dengan penjelasan yang panjang.

  49. Contoh Omisi BSu: だから、駅の階段をトントンと降りながら真剣に考えて、こういうことにすることに決めた。 Dakara, eki no kaidan wo tonton to orinagara shinken ni kangaete, kouiu koto ni suru koto ni kimeta. (hal. 152) BSa: Karena itu, sambil menurunitangga stasiun Totto berpikir seriusdan memutuskan,… (hal.102)

  50. Referensi • Catford, J.C. (1965). A Linguistic Theory of Translation. London: Oxford University Press. • Hoed, Benny Hoedoro. (2006). Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya. • Newmark, Peter. (1988). A Textbook of Translation. Hertfordshire: Prentice Hall International English Language Teaching. • Abbas, Melliani Yachya. (2002). “Penerjemahan Kata Bermuatan Budaya Bahasa Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia”. Depok: Universitas Indonesia.

More Related