140 likes | 524 Views
KEBIJAKAN DAN PROGRAM DINAS SOSIAL DKI JAKARTA TERKAIT PERLINDUNGAN ANAK MISKIN PERKOTAAN. Disajikan dalam rangka kegiatan Focused Group Mapping (FGM) Perlindungan Anak Miskin Perkotaan, Hotel Grand Ussu, 5 Oktober 2009. PEMERINTAH PROvINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
E N D
KEBIJAKAN DAN PROGRAM DINAS SOSIAL DKI JAKARTA TERKAIT PERLINDUNGAN ANAK MISKIN PERKOTAAN Disajikan dalam rangka kegiatan Focused Group Mapping (FGM) Perlindungan Anak Miskin Perkotaan, Hotel Grand Ussu, 5 Oktober 2009 PEMERINTAH PROvINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA J. Gunung Sahari II / 6 Jakarta Pusat
1. LATAR BELAKANG TIMBULNYA PMKS JALANAN (Gelandangan, Pengemis, Anak Jalanan, WTS dsb.) • DAYA TARIK KOTA • Peluang kerja lebih terbuka • Upah kerja lebih tinggi • Fasilitas kota lengkap • Persepsi tinggal di kota lebih baik • Potret kota yang gemerlap (serba ada) SDM BERKUALITAS Masuk sektor formal SDM Tuna Kualitas akan Gagal Terhempas dan Terdampar Menjadi Limbah Sosial Kota (PMKS) URBANISASI Konsentrasi (penduduk) di Ibukota untuk : SDM Terseleksi akibat kompetisi dan pertarungan hidup yang keras dan berat SDM TUNA KUALITAS • Mempertahankan hidup • Memperbaiki taraf kehidupan • Berjuang merubah nasib Menjadi residu sosial / PMKS • DAYA DORONG DESA • Peluang kerja sempit • Upah kerja rendah • Persepsi tinggal di desa ketinggalan zaman • Urbanisan yang berhasil di Jakarta • Mudahnya tranportasi • Relasi/keluarga di kota Jakarta • Gelandangan • Pengemis • WTS • Waria • Anjal • dsb JAKARTA PENERIMA LIMBAH SOSIAL DARI SELURUH PENJURU TANAH AIR SDM KURANG BERKUALITAS Masuk sektor informal 1
2. PROBLEM ANAK JALANAN Cenderung terus meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif Salah Satu problem sosial Ibukota yang sangat kompleks dan berat Insan muda, pewaris masa depan bangsa yang sedang bernasib kurang beruntung Ancaman keselamatan & resiko sosial yang tinggi (perilaku, keterlantaran, exploitasi dsb.) Berimplikasi sangat luas menyangkut diri sendiri maupun masyarakat Perlu perlindungan, penyelamatan dan pem- binaan agar tumbuh kembang secara wajar dan dapat mandiri Tampilan yang aktraktif, mengganggu keter- tiban umum dan kenyamanan Ibukota Menimbulkan citra buruk Ibukota dan issu politik yang merugikan hasil - hasil pembangunan 2
3. PROFIL ANAK JALANAN HIDUP SENDIRI Aktivitas kehidupan sehari-hari menjadi • Terpisah dengan orang tua • Menggelandang/ hidup tidak menentu Anak jalanan adalah anak yang kehidupannya tidak teratur dengan menghabiskan sebagian besar waktunya diluar rumah untuk mencari nafkah di jalanan atau di tempat-tempat umum lainnya • Kuli / buruh • Pengemis • Pengamen • Pak Ogah • Calo Penumpang • Joki Three In One • Preman / pemalak • Pengelap Mobil • Pemulung • Tidak menentu HIDUP BERSAMA KEL. • Keluarga miskin tinggal di pemukiman • Keluarga pemulung tinggal di gubug – gubug liar 3
4. DATA PMKS DAN ANAK JALANAN DATA PMKS DATA ANAK JALANAN JAKUT 652 JAKBAR 1.795 JAKPUS 1.883 JAKTIM 2.296 JAKSEL 1.532 JUMLAH 8.158 4
5. KEBIJAKAN PENANGANAN ANAK JALANAN ARAH KEBIJAKAN TERPADU BERTAHAP MENYELURUH TUNTAS 5
6. TUJUAN PEMBINAAN ANAK JALANAN Anak jalanan agar memperoleh Kesempatan pendidikan / sekolah (wajib belajar) • Anak tidak kembali ke jalan, menjadi insan yang mandiri • Jalanan bebas dari gangguan anjal, aman, tertib, bersih dan teratur Pembinaan mental sosial – keagamaan Ketrampilan kerja untuk dapat hidup secara mandiri Kesempatan dapat tumbuh kembang secara wajar menuju tahapan kedewasaan 6
7. SASARAN GARAPAN / PENANGANAN ANAK JALANAN OBYEK Fokus Penanganan PEMBINAAN ANJAL Fokus Penanganan PEMBERDAYAAN ORTU ANJAL 7
8. FUNGSI PANTI SOSIAL ANAK JALANAN Sebagai Pengganti orang tua yang menjalankan fungsi keluarga, (sosialisasi, agama, ekonomi, pendidikan, budi pekerti, disiplin dsb.) Lembaga Pelayanan Sosial Anak Jalanan Panti Sosial sebagai lembaga yang menyiapkan anak tumbuh kembang secara wajar dan siap mandiri Tempat pembinaan mental sosial keagamaan, pendidikan dan pelatihan ketrampilan Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Pengabdian untuk masyarakat, kalangan akademisi dan pengembangan kebijakan dan program pelayanan anak jalanan Lembaga Pengabdian dan Pengembangan 8
9. PENDEKATAN PEMBINAAN ANAK JALANAN BERBASIS Menempatkan wali/pengasuh sebagai pengganti keluarga Panti / asrama • Komprehenship, • menyeluruh terpadu : • Pendidikan • Pekerjaan sosial • Kesehatan • Psikologi • Agama • Olahraga, seni • Ketenaga ker- • jaan Menempatkan sekolah sebagai pendukung utama Sekolah Menempatkan pelatihan ketrampilan sebagai pendukung utama untuk mempersipakan kemandirin Pelatihan ketrampilan 9
10. TAHAPAN PEMBINAAN ANAK JALANAN Tahap V Tahap IV Bina lanjut Tahap III • Bina lanjut • Terminasi Penyaluran Tahap II • Kembali kepada keluarga • Penyaluran kerja • Usaha mandiri • Rujukan kelembaga lain Pembinaan Tahap I • Pembinaan fisik, mental - • sosial dan keagamaan • Pendidikan • Pelatihan ketrampilan • Olah raga, seni budaya • Magang kerja Penerimaan • Identifikasi, seleksi • dan motivasi • Penerimaan / • pengasramaan Penjangkauan • Rujukan • Pendekatan • - Penjemputan • - UPSK • - Penyuluhan Sosial • Rujukan dari PS/ • Rumah Singgah 10
11. PANTI SOSIAL UNTUK PEMBINAAN ANAK JALANAN Khusus laki-laki Khusus perempuan 420 jiwa PANTI SOSIAL Khusus laki-laki 11