620 likes | 1.54k Views
DRAINASE JALAN RAYA. Jenis Drainase Jalan. Drainase permukaan : ditujukan untuk menghilangkan air hujan dari permukaan jalan sehingga lalu lintas dapat melaju dengan aman dan efisien serta untuk meminimalkan penetrasi air hujan ke dalam struktur jalan.
E N D
Jenis Drainase Jalan • Drainase permukaan : ditujukan untuk menghilangkan air hujan dari permukaan jalan sehingga lalu lintas dapat melaju dengan aman dan efisien serta untuk meminimalkan penetrasi air hujan ke dalam struktur jalan. • Drainase bawah permukaan : berfungsi untuk mencegah masuknya air dalam struktur jalan dan/atau menangkap dan mengeluarkan air dari struktur jalan.
DRAINASE PERMUKAAN • Fungsi utama: • Membawa air hujan dari permukaan jalan ke pembuangan air • Menampung air tanah (dari subdrain) dan air permukaan yang mengalir menuju jalan • Membawa air menyeberang alinemen jalan secara terkendali • Fungsi 1 & 2 dikendalikan oleh komponen drainase MEMANJANG, fungsi 3 memerlukan bangunan drainase MELINTANG.
Drainase Memanjang • Permukaan jalan harus dibuat dengan kemiringan melintang yang cukup untuk membuang air hujan secepatnya, dan permukaan jalan harus berada di atas permukaan air tanah setempat. • Bangunan drainase memanjang : • Parit/selokan (ditch) • Talang (gutters) • Saluran menikung keluar (turnouts) • Saluran curam (chutes) • Parit intersepsi (intercepting ditch)
Drainase Melintang • Tipe drainase melintang : • Fords • Drifts • Gorong-gorong (culvert) • Jembatan
Fords Fords
Drainase Bawah Permukaan Jalan Raya • Drainase bawah permukaan jalan raya terutama berfungsi untuk menampung dan membuang air yang masuk ke dalam struktur jalan sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada jalan.
Cara Air Masuk • Air masuk ke dalam struktur perkerasan berupa penetrasi air hujan melalui retak-retak, sambungan, permukaan perkerasan, bahu jalan, hasil infiltrasi air tanah dari muka air tanah yang tinggi, akuifer yang terpotong, dan sumber air lokal.
Pengaruh Air pada Perkerasan Jalan • Air menurunkan kekuatan material butiran lepas dan tanah subgrade. • Air menyebabkan penyedotan (pumping) pada perkerasan beton yang dapat menyebabkan retakan dan kerusakan bahu jalan. • Tekanan hidrodinamik yang tinggi akibat pergerakan kendaraan menyebabkan penyedotan material halus pada lapisan dasar perkerasan fleksibel yang mengakibatkan hilangnya daya dukung. • Kontak dengan air yang menerus dapat menyebabkan penelanjangan campuran aspal dan daya tahan keretakan beton. • Air menyebabkan perbedaan tekanan pada tanah yang bergelombang.
Metode Pengendalian Air Pada Perkerasan • Mencegah air masuk ke dalam perkerasan • Menyediakan sistem drainase yang dapat membuang air secepatnya • Membangun perkerasan yang cukup kuat untuk bertahan terhadap kombinasi pengaruh beban dan air.
1. Pencegahan • Memerlukan penangkap air tanah (interceptor). • Memerlukan penutup permukaan perkerasan Untuk meminimalkan infiltrasi air permukaan ke dalam perkerasan, diperlukan sistem drainase permukaan yang bagus. Untuk melayani drainase permukaan, permukaan jalan ke arah melintang pada semua penampang dibuat miring ke arah luar, kecuali superelevasi pada tikungan yang mengarahkan semua air ke arah dalam.
2. Pembuangan Air Pada peristiwa masuknya air ke dalam struktur perkerasan melalui infiltrasi atau air tanah, air tersebut harus dibuang secepatnya sebelum menyebabkan kerusakan. Ada 3 jenis yang dapat diterapkan, secara individu atau kombinasi, yaitu : • Lapisan drainase atau blanket • Drainase memanjang • Drainase melintang
Bahu Base course sbg drainage blanket Subbase sbg filter • Drainase memanjang dg pipa pengumpul (b) Drainage Blanket diperpanjang sampai sisi
Lapisan drainase yang berfungsi menangkal infiltrasi permukaan dapat dikombinasikan dengan drainase memanjang dan pipa outlet (Gambar a). • Lapisan drainase dapat diperpanjang sampai ke sisi paling luar dari jalan (Gambar b). • Untuk mengurangi intrusi material lembut, semua material di sekeliling lapisan drainase dan drainase memanjang dilapisi filter.
Perkerasan yang Kuat • Penggunaan HMA dan PCC yang tebal dapat mengurangi tekanan hidrodinamis dan pengaruh perusaknya secara signifikan. • Sangat dianjurkan untuk membuat perkerasan aspal untuk keseluruhan ketebalan. • Pergerakan uap dapat menjadi penyebab utama masuknya kelengasan dan menjenuhkan butiran dasar. • Jika tak dilengkapi lapisan drainase, perencanaan ketebalan harus berdasarkan tanah dasar jenuh. • HMA : Hot Mixed Asphalt PCC : Portland Cement Concrete
Muka air tanah asli Tanah Asli Pemotongan lereng rencana Lengkung drawdown Lengkung drawdown dg 3 drainase Lengkung drawdown dg hanya 2 drainase tepi (bagian putus-putus memperlihatkan lokasi teoritis garis preatik) Batuan dasar
Prosedur Perencanaan • Dua langkah utama : 1. Memperkirakan inflow 2. Menentukan kapasitas drainase
1. Memperkirakan Inflow • Sumber utama inflow adalah 1. Infiltrasi 2. Rembesan air tanah.
Infiltrasi • Laju infiltrasi : Ic : laju infiltrasi retakan Nc : jumlah retak memanjang Wp : lebar perkerasan yang menyumbang infiltrasi Wc : panjang retakan atau sambungan (joint) Cs : jarak antar retakan atau sambungan Kp : laju infiltrasi melalui permukaan perkerasan yang tidak mengalami retak-retak yang besarnya sama dengan koefisien permeabilitas HMA atau PCC
Asumsi (menurut Ridgeway, 1982) • Nc = N + 1 • Wc = Wp • Kp = 0 • Laju infiltrasi = 0,01 • q : debit (m3/jam/m) • Cs : jarak sambungan perkerasan beton, untuk perkerasan aspal Cs = 12,2 m.
Contoh hitungan • Perkerasan jalan dua jalur mempunyai lebar 7,5 m dan jarak antar sambungan 5,0 m. Hitung infiltrasi permukaan q. • Penyelesaian : N = 2 Wp = 7,5 m Cs = 5,0 m = 0,006 m3/jam/m2 ≈ 6 mm/jam
Rembesan Air Tanah • Dibedakan menjadi 2 : 1. aliran di atas dasar lapisan drainase, q1 2. aliran di bawah lapisan drainase, q2 q2 dicari dari grafik.
Drainase merupakan salah satu faktor terpenting dalam perencanaan jalan raya • Faktor drainase jalan belum mendapatkan perhatian yang cukup dari para ahli jalan.