661 likes | 1.85k Views
Agribisnis Karet. Yuliana Sabarina Lewar Elisabeth Ricca Jhon Basker Purba. Pendahuluan. Karet merupakan komoditi perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta tenaga kerja ,
E N D
AgribisnisKaret YulianaSabarinaLewar Elisabeth Ricca JhonBaskerPurba
Pendahuluan Karetmerupakankomoditiperkebunan yang sangatpentingperanannya di Indonesia. • sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar1,4 jutatenagakerja, • sebagaisalahsatusumberdevisa non-migas, • Pemasokbahanbakukaret • berperanpentingdalammendorong • pertumbuhansentra-sentraekonomibaru di wilayah-wilayahpengembangankaret. Sampaidengantahun 1998 komoditikaretmasihmerupakanpenghasildevisaterbesardarisubsektorperkebunandengannilai US$ 1.106 juta, namunpadatahun2003 turunmenjadinomorduasetelahkelapasawitdengannilai US$ 1.494 juta(nilaieksporminyaksawitmencapai US$ 2.417 juta).
Lanjutan • Di sampingituperusahaanbesar yang bergerak di bidangkarettelahmemberikansumbanganpendapatankepadanegaradalambentukberbagaijenispajakdanpungutanperusahaan. • Perkebunan karet di Indonesia jugatelahdiakuimenjadisumberkeragamanhayati yang bermanfaatdalampelestarianlingkungan, sumberpenyerapan CO danpenghasilbagiwilayah di sekitarnya. • Selainitutanamankaretkedepanakanmerupakansumberkayupotensial yang dapatmensubsitusikebutuhan kayu yang selama ini mengandalkan hutan alam.
Kondisi Agribisnis Karet Saat Ini Agribisnis Primer danHuluAgribisnisHilir
Agribisnis Primer danHulu Secaraumum,pengusahaanperkebunakaret di Indonesia dibagidalambeberapakelompokyaitusebagaiberikut. • Perkebunan Negara atau yang diusahakanolehnegara • Perkebunan yang diusahakanolehswasta • Perkebunan yang diusahakanolehrakyat
Luas Areal Perkebunan Karet di Indonesia Sumber: BukuPanduanKaretlengkap(2008) ,PenerbitPenebarSwadaya Hal.73
Dari tabel di atas,terlihatbahwaperkebunankaretrakyatmemilikiluas areal yang terbesar,hampir 10 kali lipatluasanperkebunannegara.jadiperkebunanrakyatmemilikiperanan yang sangatbesardalamduniaperkaretan di Indonesia.
Permasalahanutama yang dihadapiperkebunankaretnasional • rendahnya produktivitas karet rakyat (+ 600 kg/ha/th), antara lain karenasebagianbesartanamanmasihmenggunakanbahantanamasalbiji (seedling) tanpapemeliharaan yang baik • tingginyaproporsi areal tanamankaret yang telahtua, rusakatautidakproduktif(+ 13% dari total areal). Padasaatinisekitar 400 ribu ha areal karetberada dalam kondisi tua dan rusak dan sekitar 2-3% dari areal tanamanmenghasilkan (TM) yang adasetiaptahunakanmemerlukanperemajaan. Dengankondisidemikian, sebagianbesarkebunkaretrakyatmenyerupaihutankaret. • Masalahusahatanikaret yang dihadapipetanisecaraumumadalahketerbatasan modal baikuntukmembelibibitunggulmaupunsarana produksi lain seperti herbisida dan pupuk. • Selain itu ketersediaansaranaproduksipertaniantersebut di tingkatpetanijugamasihterbatas. • Bahantanamkaretunggul yang terjaminmutunyahanyatersedia di BalaiPenelitianatauparapenangkarbenihbinaan
Permasalahanutamalainnya di perkebunankaretrakyatadalahbahwabahanbaku yang dihasilkanumumnyabermuturendah, dan • padasebagianlokasiharga yang diterima di tingkatpetanimasihrelatifrendah (60-75% dariharga FOB) karenabelumefisiennyasistempemasaranbahanolahkaretrakyat. • Padasisi lain, kayukaret yang adasaatinibarusebagiankecildimanfaatkan untuk kayu olahan, papan partikel dan papan serat. Hal initerjadikarenalokasipabrikpengolahkayujauhdarisumberbahanbaku sehingga proporsi biaya transportasi menjadi tinggi (> 50% dari harga jual petani). Oleh karena itu, harga kayu karet di tingkat petani masihrendahdantidakmenarikbagipetani. Denganpenataankelembagaan yang lebihbaik, kayukaretrakyatmerupakanpotensiyang sangat besar dalam agribisnis karet.
Agribisnis Hilir • Bahanolahkaretberupalateksdapatdiolahmenjadiberbagaijenisprodukbarangjadilateks (latex goods) dankaretpadat (RSS, SIR) dijadikanbahanbakuuntukmenghasilkanberbagaijenisbarangkaret. • Barangjadidarikaretterdiriatasribuanjenisdandapatdiklasifikasikanatasdasarpenggunaanakhir (end use) ataumenurutsaluranpemasaran (market channel). • Pengelompokan yang umumdilakukanadalahmenurutpenggunaanakhiryakni: • ban danprodukterkait serta ban dalam • barang jadi karet untuk industri, • kemiliteran, • alas kaki dan komponennya, • barang jadi karet untukpenggunaanumum • kesehatandanfarmasi.
Ragamprodukkaret yang dihasilkandandieksporolehIndonesia masihterbatas, padaumumnyamasihdidominasiolehprodukprimer (raw material) danproduksetengahjadi. Jikadibandingkandengannegara-negaraprodusenutamakaretalamlainnya, sepertiThailand danMalaysia, ragamprodukkaret Indonesia tersebutlebihsedikit. Sebagianbesarprodukkaret Indonesia diolahmenjadikaretremah(crumb rubber) dengankodifikasi “Standard Indonesian Rubber” (SIR), sedangkanlainnyadiolahdalambentuk RSS danlatekspekat.
Prospekbisnispengolahancrumb rubber kedepandiperkirakantetapmenarik, karenamarjinkeuntungan yang diperolehpabrikrelatifpasti. Marjin pemasaran, antara tahun 2000-2002, sebagaimanadisajikan pada Tabel 2 berkisar antara 3,7%-32,5% dari harga FOB,tergantungpadatingkatharga yang berlaku
Permasalahanumumyang terjadipadaagribisnishilir • Pemanfaatankaretalam di luarindustri ban kendaraanmasihrelatifkecil.Kendalautamaadalahrendahnyadayasaingproduk-produkindustrilateks Indonesia biladibandingkandenganprodusen lain terutamaMalaysia • Industrikecilmenengahbarangjadikaretsecaraumummasihmemerlukanpembinaan di dalampengembanganusahanya.Seringkaliindustrikeciliniberoperasidenganmengandalkanpesanan (captive market • Industrikecilbarangjadikaretpadaumumnyadikeloladalambentukindustrirumahtanggasecara informal. Pengrajinbarangjadikaret, dalamoperasionalusahanyaberjalansecarasoliter, dalamartihampirtidakterjadiinteraksiantarpengrajin. Pengrajinpadaumumnyatidakberminatdanmenganggaptidakadamanfaatnyatergabungdalamasosiasiataukoperasi. • Pengrajinbarangjadikaretmenggunakanteknologi yang sangatsederhana, yaknitertumpupada proses pencetakandanvulkanisasi(pemasakan) pada kompon yang dibeli dari perusahaan pembuat kompon.
Tabel 3. Volume eksporkaretalamindonesiaberdasarkantipeproduk, tahun 1969-2002 PerdagangandanHarga
Tabel 4. Volume dannilaiekspor-imporkaretalamindonesia, tahun 1969-2005
Sebagai salah satu komoditi ekspor, harga karet alam Indonesia sangattergantungpadahargakaretalam di pasarinternasionalyang sangatberfluktuasi. • Volume imporkaretalamke Indonesia relatifsangatkecil, danterbatasdalambentuklatekspekat yang dibutuhkanolehindustribarangjadilateksdalamnegeri. • Rendahnya konsumsi karet alam domestik mencerminkanbelumberkembangnyaindustrihilir yang berbasiskaretalam. Hal inimengakibatkanperolehannilaitambahkomoditikaretmasihrelatifrendah. Padakenyataannyakoordinasivertikaldarihulu(on farm) kehilir (pengolahandanpemasaran) dalamsistemagribisniskaret di Indonesia belum optimal.
PotensiPengembanganAgribisnisKaret • Produksilateks,Dari uraian di atas tergambar bahwa peluang untuk pengembanganusahaagribisniskaretcukupterbukapadahampirsemua subsistem, baik pada subsistem agribisnis hulu (on farm),maupunsubsistemhilir. • Produksikayu,Potensihasilagribisniskaret yang perlusegeradieksplorasisaatinidankedepanadalahkayukaret, untukmengantisipasipermintaankayu di tingkat domestik dan dunia yang terus meningkat. • Inovasiteknologi,Sebagai salah satu komoditi pertanian, produksi karet sangat tergantungpadateknologidanmanajemen yang diterapkandalamsistemdan proses produksinya. Produkindustriperkebunankaretperludisesuaikan dengan kebutuhan pasar yang senantiasa berubah. Status industriperkebunan Indonesia akanberubahdaripemasokbahanmentahmenjadipemasokbarangjadiatausetengahjadi yang bernilaitambahlebihtinggi yang berartikandunganilmupengetahuandanteknologi(IPTEK) dariprodukakanmeningkat
Strategi • On-farm • Penggunaanklonunggulpenghasillateksdankayuyang mempunyaiproduktivitaslatekspotensial, danmenghasilkanproduktivitaskayukaret • Percepatanperemajaankarettuadantidakproduktifterutamapadaperkebunankaret), yang terutamadirealisasikan melalui gerakan peremajaan tanaman karet rakyat • Diversifikasiusahatanikaretmelaluiintegrasidengantanamanpangandanternakuntukpeningkatanpendapatankeluargatani. • Peningkatanefisiensiusahapadasetiaptahap proses produksiuntukmenjaminmarjinkeuntungandandayasaing yang tinggi.
2. Off-farm a. Peningkatan kualitas bahan olah karet (bokar) yang dihasilkan petanisesuaidengan SNI bokar yang disyaratkanolehindustripengolahan. b. Peningkatanefisiensipemasaranbokardanpenguatankelembagaanpetaniuntukmencapaibagianharga yang diterimapetani. c. PenyediaanKredit Usaha Mikro Kecil danMenengah (UMKM) yang terkaitdenganperemajaankaretdanpengembanganusahabersamadalamkegiatanpengolahandanpemasaran. d. Pengembangan infrastruktur yang menunjang pengembangan produksi dan pengolahan barang jadi karet. e.Peningkatan pendapatan petani melaluiberbagaiupayapeningkatanhasilusahatani(perbaikansistemproduksi,pengolahandanpemasaran), danpenciptaanusahaindustrikecildanmenengahpedesaan.