170 likes | 496 Views
HERBERT MARCUSE 1898 - 1979. PENGANTAR. Lahir di berlin. Mjd prajurit yg ikut Perang Dunia I. Sesudah perang, menjadi anggota Partai Sosialis Demokrat. Inilah awal Marcuse tertarik pada filsafat. Dan memutuskan melanjutkan kuliah dan keluar dari anggota partai. Lulus mjd Doktor Filsafat
E N D
PENGANTAR • Lahir di berlin. Mjd prajurit yg ikut Perang Dunia I. Sesudah perang, menjadi anggota Partai Sosialis Demokrat. Inilah awal Marcuse tertarik pada filsafat. Dan memutuskan melanjutkan kuliah dan keluar dari anggota partai. Lulus mjd Doktor Filsafat • Menjalani karir akademiknya dg mengikuti Sekolah Frankfurt. Pindah ke Amerika ketika ada pembantaian orang Yahudi. Dan tidak kembali pulang Jerman, mjd Dosen di Harvard. • Meskipun tinggal di Amerika, bnyk bukunya yg memusatkan diri pada konsep dan teori bukan penelitian empiris-praktis yg mrp corak pengetahuan akademis Amerika
Pemikiran Marcuse dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, kritikan Marcuse terhadap kondisi masyarakat modern. Kedua, jalan keluar yg ditawarkan untuk keluar dari kondisi masy tsb. • Bukunya yg terkenal adl One Dimensional-Man. Masyarakat modern adl masy yg tdk sehat, karena masy saat ini adl masy yg berdimensi satu. Mengapa? • Masy seharusnya lebih dari satu dimensi, kondisi ini terjadi karena perkembangan dimensi yg terjadi tidak seimbang. Satu dimensi sangat kuat berkembangnya, namun dimensi yg lainnya mengalami ketertinggalan. • Dimensi yg terdapat dlm masy ada dua, dimensi fisik (civilisation) dan dimensi sosial (etos atau budaya)
Dlm kehidupan saat ini hal2x yg berupa teknologi lebih dominan dan mendesak aspek kejiwaan, shg segala aktivitas dicurahkan hny demi peningkatan produktivitas kerja manusia. Bahkan aspek kejiwaan seperti seni terkontaminasi paham2x kebendaan • Masy saat ini sudah tdk punya konsep negasi dan tidak ada antitesis thd realitas yg terjadi. Sistem yg telah ada yaitu sistem kapitalisme dianggap sbg sistem yg terbaik. • Sistem ini telah membebaskan masyarakat dari kekurangan, kebutuhan hidup telah terpenuhi shg manusia mjd pasif dan tdk ingin merubah sistem. Pemikiran yg lahir hanyalah cara meningkatkan efisiensi kerja. Tetapi dibalik itu dlm berbagai sektor ada penindasan thd manusia yg tdk disadari,
Misalkan dlm bidang ekonomi. Tidak orang yg menyangsikan bahwa kehidupan ekonomi dlm masyarakat industri semakin bertambah kaya. Kemajuan teknologi membebaskan manusia dari kerja fisik yg susah payah, membanting tulang. Kesemuanya dipahami sbg keberuntungan manusia. • Pekerja pabrik utk menutupi kekurangan dlm pemenuhan kehidupan sehari-harinya dijanjikan kesempatan kerja lembur. Padahal dg kerja yang standar seharusnya pekerja sdh bisa hidup layak. Perjuangan buruh tdk ditujukan utk memperjuangkan kenaikan upah atau merombak struktur pabrik, namun cara bekerja yg lebih giat. Pekerja mengikuti apa saja yg dikatakan perusahaan asalkan kehidupannya mjd lebih baik dlm arti material.
Menurut Marcuse, kemajuan teknologi hny bermanfaat dlm bentuk luarnya saja, namun sejatinya kondisi tsb menimbulkan kesadaran palsu. Keadaan tsb tdk akan mampu mengantarkan manusia sampai pada hakikat kehidupan secara keseluruhan dan utuh yaitu pencapaian tingkat kemanusiaan • Kondisi ini membuat perbudakan baru. Manusia modern berada dlm kondisi yg gawat, seakan-akan dia sejahtera namun sebenarnya teralienasi sampai tidak disadari • Motif manusia yg berusaha mengejar keuntungan sebanyak mungkin, membuat waktu kerja mereka sangat panjang. Meskipun pekerjaan tidak memberatkan fisik, namun karena pekerjaan mereka monoton mengikuti alur kerja mesin hal ini sesunguhnya mengeksploitasi manusia. Manusia terbutakan oleh kebutuhan semu. • Kebutuhan semu adl kebutuhan yg diciptakan agar orang lain berusaha melakukan pekerjaan yg sebenarnya tidak perlu. Konsep ini mirip konsep hegemoni. Pekerja harus melakukan kerja lembur agar memperoleh untung yg banyak, padahal suasana tsb mrp siasat dari pemodal
Banyak orang yg berusaha memiliki suatu barang hny krn iklan di TV. Manusia hny akan dianggap memperoleh status sosial yg tinggi apabila mempunyai benda bermerk. Disinilah terjadi konsep pembedaan terhadap manusia, artinya nilai manusia ditentukan oleh barang yg dikonsumsi. • Gambaran ini mrp gambaran yg tdk rasional dan mrp kebutuhan yg diciptakan oleh produsen. Kebutuhan diciptakan dari luar dan manusia tdk memp kemampuan utk menguasai diri dari tekanan-tekanan dari luar. Disinilah konsep fakta sosial menentukan tindakan individu dg penciptaan simulakrum. Kebutuhan sekunder/tersier mjd kebutuhan sangat primer, shg manusia akan “sakit” apabila manusia tdk mampu memenuhinya. • Hukum penawaran dan permintaan membentuk keselarasan dimana produsen menjual barang sekaligus mampu menciptakan masyarakat yg haus akan barang-barang produksi. Manusia terjerumus ke dlm lingkaran setan yg tdk disadari, shg tdk punya arah gerak lain selain mengikuti arus lingkaran itu
Dlm bidang politik, jg terjadi hal yg sama. Terjadi totalitarian shg tdk menyediakan ruang bagi pemikiran kritis. Negara yg ada bersifat eksploitasi. Amerika misalnya, di satu sisi menjadi penjaga perdamaian, di sisi yg lain menjual senjata ke negara lain. Kebutuhan semu dimunculkan negara yg berkembang dibujuk utk membeli senjata terbaru guna mengamankan wilayahnya. • Marcuse jg mengkritik pemerintahan diktator proletariat Uni Soviet model Stalin. Pemerintahan Stalin dinilai totaliter yg membutakan kesadaran masy lewat doktrin. Dlm bidang senipun terjadi distorsi kesadaran, seni dijadikan ajang komoditi dg adanya pembakuan2x seni tanpa ada nilai kritis thd masy • Manusia modern seperti orang yg sedang naik bus besar dan bagus, fasilitas lengkap, berjalan dg lancar dan enak. Para penumpang merasa puas tetapi tidak tahu tujuan bus itu. Bus berjalan sesuai mekanisme gerak motor untuk terus maju padahal bus tsb menuju dlm jurang kebinasaan
Lantas, bagaimana membebaskan manusia dari arah irasionalan zaman modern? Jawabannya digolongkan mjd 2. • Pertama, Marcuse sangat pesimis akan pemecahan masalah yg terjadi. Masa yg akan datang ada 2 kecenderungan yg akan terjadi yaitu tidak akan terjadi perubahan sosial dan munculnya kekuatan sosial yg baru yg akan mematahkan kesadaran mayoritas masy. Namun Marcuse cenderung memilih opsi yg pertama yg akan terjadi • Marcuse mjd pesimis dg segala kemajuan. Orang dlm zaman ini tdk membutuhkan perubahan yg mendasar karena dijumpai kepentingan semu. Perubahan yg digagas hanya akan rusak dan menganggu ketertiban masyarakat. Kemampuan utk mengkonsumsi barang secara bebas sesuai dg ukuran kantong, dianggap suatu bentuk kemerdekaan.
Kedua, Marcuse optimis akan terjadi perubahan yg sejati. Melihat masyarakat sbg sesuatu yg dialektik, artinya di dalam diri masyarakat modern pasti mengandung faktor yg dpt membawa kebebasan sejati manusia. Shg Marcuse melihat dg optimis akan perkembangan teknologi. • Perkembangan teknologi akan mengakibatkan pembebasan manusia dari alam. Hanya saja perlu penghilangan sifat teknologi yg memperbudak manusia shg teknologi tsb harus direnggut dari kekuasaan penindas. Apabila tdk mampu melakukannya, yg harus ditempuh adl bagaimana melakukan pencerdasan kesadaran, dg tujuan memunculkan kesadaran dan kepekaan dari beberapa kelompok radikal.
Kelompok tsb mrp kelompok revolusioner, yg diharapkan mampu merubah tatanan yg ada, karena kaum proletar sdh tdk punya amunisi untuk melakukannya. Malahan kaum proletar sepertinya mjd agen status quo. • Menurut Marcuse, kelompok revolusioner ini adl golongan minoritas intelektual yg masih mau menyuarakan kebutuhan yg sebenarnya. Hal itu mengarahkan pada golongan mahasiswa, shg Marcuse dielu-elukan mahasiswa. Banyak kata-kata dari bukunya dijadikan mantra suci revolusi mahasiswa. • Masyarakat yg diinginkan Marcuse adl masy yg tdk seperti ini, pemikiran yg dia pakai adalah pemikiran negatif shg masy itu tdk bisa dirumuskan. Wujud masy yg baru tsb akan tampak dlm perkemb sejarah selanjutnya. Kondisi yg terjadi selalu dinegasikan agar arah masyarakat tidak terperosok ke dalam jurang terlalu parah.
Hakikat ilmu bukan sekedar omong kosong para intelektual tapi bagaimana kita mampu merubah dunia. Ilmu hanya akan menjadi candu dan penyakit ketika hanya di hafal tanpa kemampuan aksi