150 likes | 577 Views
DEKONSTRUKSI DALAM PENELITIAN CULTURAL STUDIES. Trisakti Handayani. Cultural Studies (Kajian Budaya).
E N D
DEKONSTRUKSI DALAM PENELITIAN CULTURAL STUDIES Trisakti Handayani
Cultural Studies(Kajian Budaya) Adalahpendekatan, kecenderungan cara berfikir, model analisis, atau model pemahaman secara kritis, yang berkembang dengan mengkombinasikan berbagai teori dan metode analisis spt: teori kritis,teori budaya, antropologi, etnometodologi, semiotika, analisis teks, analisis wacana, genealogi, strukturalisme, hegemoni, feminisme, poskolonial, dekonstruksi, dll.
Dekonstruksi (Deconstruction) • Adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan lembaran baru dalam filsafat, strategi intektual, atau model pemahaman yang dikembangkan oleh Jacques Derrida • Adalah suatu pembongkaran yang bertujuan menyusun kembali ke dalam tatanan dan tataran yang lebih signifikan, sehingga tujuan akhir dekonstruksi adalah konstruksi baru
Dekonstruksi Adalah model analisis yang berkaitan dengan ”pembongkaran” atau ”pencairan” terhadap berbagai struktur (bahasa, kekuasaan, institusi, objek sosial) untuk mengatasi berbagai bentuk ketidaksetaraan dan ketidakadilan, dalam rangka memulai sebuah permulaan baru, tanpa perlu melakukan penghancuran (destruction) dari elemen-elemen yang sudah ada.
Prinsip Dekonstruksi • Mendekonstruksi narasi besar dan berbagai istilah dengan implikasi adanya satu pusat • Menolak mitos oposisi biner (pertentangan antara dua kekuatan yang sama derajatnya) yang selama ini dianggap memiliki kompetensi yang relatif tetap spt: legitimasi jasmani atas rohani, fakta atas fiksi, ilmu eksakta atas ilmu-ilmu sosial dan humaniora • Dalam melakukan dekonstruksi, pembongkaran harus diikuti oleh pembangunan kembali, sekaligus menggantikannya dengan cara-cara yang baru, sehingga memperoleh temuan-temuan baru.
Dalam Mendekonstruksi • Kegiatan yang dilakukan secara terus menerus adalah mengurangi intensitas oposisi biner, sehingga unsur-unsur yang dominan tidak selalu mendominasi unsur-unsur yang lain, tetapi sebaliknya unsur-unsur yang semula terlupakan, terdegradasi dan termarginalisasi, seperti kelompok minoritas, kaum perempuan, kawasan kumuh, kelompok yang lemah, tokoh-tokoh komplementer, dan sebagainya, dapat diberikan perhatian yang memadai, bahkan secara seimbang dan proporsional.
Metode Cultural Studies(lebih bersandar pada pendekatan kualitatif) • Etnografi (memahami makna) • Epistemologi hermeneutik (mengungkap makna dr berbagai fenomena simbolik dlm masyarakat) • Studi resepsi/penerimaan • Epistemologi tafsiriah (menafsirkan peristiwa budaya) • Semiotika (memahami teks sebagai tanda) • Dekostruksi (ideologi perlawanan, resistensi dan subversi) • Genealogi (relasi pengetahuan dan kekuasaan)
Contoh Implementasi Teori Dekonstruksi • Paradigma kelembagaan PKK: sebagai mitra kerja pemerintah, bottom up, organisasi mandiri, anggota laki-laki dan perempuan, istri presiden dan wakil presiden sebagai pelindung utama dan pelindung, adanya dewan penyantun, Mendagri sebagai dewan penyantun pusat, kesetaraan dan keadilan gender, istri Gubernur, Bupati/walikota, Camat, Lurah otomatis menjadi ketua PKK, tidak ada kewajiban bagi suami untuk menjadi ketua PKK apabila istri menjadi pejabat pemerintahan, dll
Lanjutan • Handayani (2006) mendekonstruksi paradigma kelembagaan dengan menampilkan PKK paradigma baru (dengan menampilkan konsep-konsep baru), karena PKK diprediksi sebagai subordinasi kekuasaan, top down, anggotanya hanya perempuan, tanpa pelindung, tidak perlu dewan penyantun,belum terjadi kesetaraan dan keadilan gender, istri pejabat pemerintahan tidak otomatis menjadi ketua PKK, tidak ada kewajiban bagi suami dan istri untuk menjadi ketua PKK apabila suami dan istri menjadi pejabat pemerintahan, bersandar pada kekuasaan.
Contoh Implementasi Teori Dekonstruksi pada studi Geertz • Studi Geertz di Pare (Mojokuto) membagi masy. Menjadi priyayi, abangan, dan santri mendapat kritik para fungsionalis sbg. Sinkretis, dg kesimpulan mengarah ke marginalisasi peran Islam dan dimaknai Islam tidak berbahaya. • Kuntowijoyo, mendekonstruksi paradigma Geertz tentang priyayi, abangan, dan santri dengan menampilkan peran aktif dan signifikan Islam dalam buku “Paradigma Islam:Interpretasi Untuk Aksi”
Relasi Posmodern dengan Dekonstruksi • Berfikir posmodern pada hakekatnya adalah berfikir dekonstruksi dan sebaliknya, karena karakteristik metodologik paling dasar dan esensial dari posmedern, postruktural dan posparadigmatik adalah mendekonstruksi • Dekonstruksi mewarnai teori-teori kontemporer seperti: resepsi sastra, interteks, feminisme, poskolonialisme, naratologi postrukturalisme.
Teori Dekonstruksi • Telah menjadi salah satu teori utama untuk menganalisis gejala-gejala kebudayaan kontemporer, khususnya dalam kerangka studi kultural • Sebagai ciri khas postrukturalisme, dekonstruksi yang dikenal dengan “membongkar”, dianggap sebagai metode yang paling tepat untuk memamahi pluralisme budaya • Sebagaimana teknologi, teori dekonstruksi telah hadir dan kita tidak perlu menghindar atau menolak. Sikap yang paling bijaksana adalah berusaha memahaminya dan mencoba menemukan kekuatan dan kelemahannya.