490 likes | 1.54k Views
PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH. - DR. JEMARI M. Mengapa harus berubah?. Dunia berubah dengan cepat Tuntutan masyarakat berubah Persaingan kemampuan sumber daya manusia Peningkatan kualitas pendidikan yang terus menerus dan berkelanjutan. Kultur sekolah.
E N D
PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH - DR. JEMARI M.
Mengapa harus berubah? • Dunia berubah dengan cepat • Tuntutan masyarakat berubah • Persaingan kemampuan sumber daya manusia • Peningkatan kualitas pendidikan yang terus menerus dan berkelanjutan
Kultur sekolah • Peningkatan kualitas yang terus menerus • Pimpinan sekolah yang sukses memahami lingkungan sekolah secara holistik, • Pandangan yang holistik ini merupakan konsep kultur sekolah • Melalui pemahaman kultur sekolah, pimpinan akan memiliki bekal untuk membentuk nilai, keyakinan, dan sikap yang diperlukan untuk membangun sekolah belajar yang kontinu
Apa yang harus berubah ? • Cara berpikir • Tindakan • Kebiasaan • Penampilan • Keberhasilan • Nilai dan Keyakinan • Norma • Interaksi & komunikasi
Strategi melakukan perubahan • Pendekatan struktural • Peraturan • Klasikal • Pendekatan kultural • Interaksi • Dari bawah • Lambat tapi terus menerus
Kualitas kultur • Struktur : Rantai pengguna • Fokus : Layanan yang memuaskan • Komunikasi: kualitas komunikasi dua arah • Gaya: Penekanan pada kualitas utama • Responsip: Penekanan pada kepuasan pemakai internal dan eksternal.
Sekolah menurut kultur sekolah • Sekolah tipe I • Memahami kultur sekolah • Ada tim pengembang • Delegasi tugas dan wewenang • Interaksi antar warga sekolah • Komitmen warga sekolah • Sosialisasi program perbaikan • Program perbaikan dirancang dari bawah
Sekolah tipe II • Interaksi antar warga sekolah kurang baik • Penentuan kebijakan terpusat • Harapan sangat rendah • Menyalahkan faktor luar • Tidak banyak yang bisa dilakukan dengan keadaan yang ada • Menunggu
3. Sekolah tipe III • Puas dengan yang dicapai • Bergerak lambat • Menunggu yang lain • Interaksi antar warga kurang baik • Komitmen kurang
Tipologi kultur sekolah • Formal – sekolah tradisional dengan penekanan pada disiplin. • Sekolah sejahtera– bahagia, berpusat pada siswa • Sekolah yang panas – harapan sangat tinggi. • Sekolah perjuangan – penekanan pada kontrol dasar, harapan kecil, moral rendah
PENINGKATAN MUTU SEKOLAH • DIMENSI STRUKTURAL: • PELATIHAN, PENATAAN ULANG BERBAGAI KOMPONEN, PENGATURAN, PERATURAN, ORIENTASI KURIKULER, DSB. • DIMENSI KULTURAL: • PERUBAHAN BERASAL DARI DALAM LEMBAGA • PERUBAHAN PRILAKU NYATA DALAM AKSI
Kultur sekolah • Deal & Peterson (1990): • Pola nilai, keyakinan, dan tradisi yang terbentuk melalui sejarah sekolah • Stolp & Smith (1994): • Pola makna yang dipancarkan secara historis yang mencakup norma, nilai, keyakinan, seremonial, ritual, tradisi, dan mitos dalam derajad yang bervariasi oleh warga sekolah
Beberapa pengertian • Norma: perilaku yang diterima oleh suatu kelompok masyarakat • Nilai: Sesuatu yang memiliki manfaat atau kepercayaan atas manfaat • Keyakinan: suatu yang dianggap benar dan salah • Seremonial: upacara yang selalu diadakan atas dasar keyakinan tertentu
Peran kultur • Memperbaiki kinerja sekolah • Membangun komitmen warga sekolah • Membuat suasana kekeluargaan, kolaborasi, ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan bekerja keras, tidak mudah mengeluh
Kultur sekolah • Positif: • Menghargai kesuksesan • Menekankan pencapaian dan kolaborasi • Mengikat suatu komitmen pada staf dan siswa untuk selalu belajar • Negatif: • Menyalahkan siswa atas prestasinya • Menghindari kolaborasi • Selalu ada pertentangan antar warga
Mengubah kultur sekolah • Kepala sekolah harus memahami kultur yang ada • Pengubahan kultur mengubah variasi hubungan antar warga sekolah • Perubahan dilakukan melalui dialog, perlahan-lahan dengan kesabaran, dan komitmen • Perubahan dimulai dari atas dengan contoh perbuatan
PRODUK KULTUR YANG BAIK • Peningkatan kinerja individu dan kelompok • Peningkatan kinerja sekolah atau institusi • Terjalin hubungan yang sinergi diantara ketiga tingkatan di atas. • Tugas dilaksanakan dengan perasaan senang • Timbul iklim akademik • Kompetisi dengan kolaborasi • Interaksi yang menyenangkan
Membangun sekolah belajar (Senge, 1990) • Masteri personal: berusaha meningkatkan diri • Model mental: Norma tak tertulis yang mengatur operasi sekolah • Tim belajar: kapasitas stakeholders untuk merefleksikan fungsi sekolah yang belajar • Sistem berpikir: melihat hubungan peran warga
Kultur Utama • Suka membaca • Jujur • Bersih • Disiplin dan efisien • Kolaborasi • Saling percaya • Berprestasi • Penghargaan dan Teguran
KEPALA SEKOLAH • MENSOSIALISASIKAN VISI SEKOLAH DAN RENCANA MENCAPAI VISI • MENJELASKAN HARAPAN THD GURU DAN SISWA • SELALU TAMPAK DI SEKOLAH • DIPERCAYA GURU DAN SISWA • MEMBANTU PENGEMBANGAN KEMAMPUAN GURU • MEMBERDAYAAN GURU DAN ORANG TUA • MEMBERI PUJIAN DAN PERINGATAN KEPADA GURU DAN SISWA • MEMILIKI RASA HUMOR • SEBAGAI MODEL BAGI GURU DAN SISWA
SEKIAN DAN TERIMAKASIH SELAMAT BEKERJA Yogyakarta Mei 2004 Djemari Mardapi